Love From Arrogant CEO - Bab 56 Cinta Tumbuh Seiring Berjalannya Waktu

Setelah berpikir sejenak, berucap dengan suara yang berat: “Menurutku sikap Nona Lavenia padamu sudah ada perubahan yang besar, hanya saja tidak begitu mencolok.”

Setidaknya, Lavenia Luo tidak lagi membencinya.

“Benarkah?” iris matanya sedikit berkilau, Charlie Xi menatapnya berbinar, jika dipikir-pikir lagi, selain tamparan hari ini, jika sikapnya beberapa hari ini dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, memang jauh lebih baik.

“Tentu saja, tapi?? Direktur Charlie, apakah kamu menyukai Nona Lavenia?” ini adalah pertama kali untuknya melihatnya begitu perduli pada seorang wanita, bahkan Sekretaris Yin pun merasa sedikit penasaran.

“Entahlah. Tapi aku tidak menyukai jika dia bersama dengan orang lain.” Charlie Xi menjawab tanpa ragu.

Seumur hidupnya dia tidak pernah menyukai wanita, tidak tahu apa itu suka, hanya tahu apa itu benci!

Menghela nafas, Sekretaris Yin hanya dapat berucap mendukung: “Kalau begitu Tuan. Semoga Nona Lavenia menyukaimu.”

Setelah sedikit berpikir, Charlie Xi memutar kedua bola matanya sekilas: “Wanita menyukaiku, bukankah itu sebuah keharusan?”

Hanya Lavenia Luo lah, yang selalu tidak menganggapnya seperti ini. Jadi dia merasa wanita ini sangat kejam.

Sekretaris Yin yang melihat raut wajah Charlie Xi, sudah mengetahui jawabannya, namun hanya tersenyum kecil membalas: “Nona Lavenia bukanlah wanita yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama, dia mungkin lebih ke arah cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu, jika kalian sudah berhubungan cukup lama, hati Nona Lavenia pasti akan tergerak untukmu.”

“Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu??” Charlie Xi sedikit menyipitkan kedua matanya, seketika dia mengingat hal itu di dalam kepalanya.

“Aku mengerti, kamu pergilah dulu.” dia butuh untuk berpikir dengan benar, bagaimana caranya untuk membuat hatinya tergerak??

“Baik.” setelah menjawab, Sekretaris Yin tersenyum dan tanpa mengatakan apapun lagi, segera membalikkan tubuhnya meninggalkan kamar rawat.

Seketika di kamar rawat hanya menyisakan Charlie Xi seorang, dia bersandar di atas sofa dengan malas, sedikit menyipitkan matanya, tatapannya terlihat sedang berpikir dengan keras??

Keesokan harinya, angin berhembus dengan kencang, langit yang terlihat mendung, terlihat seperti siap menurunkan hujan badai kapan saja.

Apartemen Lavenia Luo.

Dikamar hangat yang dipenuhi dengan warna biru, terlihat sedikit gelap.

Membuka matanya perlahan-lahan, Lavenia Luo seketika merasa matanya sedikit sakit, mengedipkan matanya beberapa kali dengan perlahan, dia menyadari jika kamarnya terlihat sangat gelap, bahkan dia mengira langit masih belum pagi.

Klek!

Tiba-tiba terdengar suara seseorang menutup pintu, Lavenia Luo baru menyadari, jika Laura Luo telah pergi.

Mengambil handphonenya, menatap sekilas pada waktu yang tertera, ternyata sudah pukul setengah sembilan.

Dia sekali lagi menutup matanya, meletakkan sebelah tangannya di atas keningnya, kejadian kemarin malam masih terbayang-bayang di benaknya. Bahkan sekarang dia dapat merasakan hatinya yang tiba-tiba terasa nyeri, hingga membuatnya meringkuk, untuk meringankan perasaan sedih di hatinya??

Beberapa saat kemudian, Lavenia Luo bangkit meninggalkan kamarnya. Ketika sedang mandi, matanya melihat dirinya yang ada di pantulan cermin, mata yang merah dan bengkak, terlihat seperti dua buah kacang kenari.

Alisnya mengkerut, tidak disangka tangisannya kemarin malam akan menjadi separah ini.

Menghela nafas pelan, dia membalikkan tubuhnya mengambil kantung es yang dibungkus dengan handuk dari dalam kulkas, bersandar di atas sofa, kemudian menempelkan kantung es itu ke matanya, dan berpikir dalam diam apa yang harus dia lakukan selanjutnya??

Tiba-tiba, terdengar alunan musik, yang memotong pemikirannya.

Lavenia Luo memejamkan matanya menerima telepon, terdengar suara Emilyn yang terdengar khawatir dari seberang telepon: “Lavenia, bagaimana kabarmu?”

“Sangat baik, jangan khawatir.” Lavenia Luo sedikit mengangkat sudut bibirnya, hatinya terasa menghangat, beruntung disisinya masih ada orang yang memperhatikannya.

“Kemarin malam kamu menangis begitu hebat. Bagaimana bisa aku tidak khawatir.” Emilyn menghela nafas perlahan, berucap dengan pasrah.

“Tenang saja, aku sudah merasa jauh lebih baik.” Lavenia Luo berucap dengan lembut, tidak ingin sahabatnya mengkhawatirkan dirinya.

“Kamu?? Apa kamu mau berbicara dengan Justin Ma.” Emilyn bertanya dengan hati-hati. Masalah ini lebih baik jika segera diselesaikan.

Mendengar hal ini, kedua mata Lavenia Luo sedikit menajam: “Aku tidak tahu??”

Emilyn menghela nafas sejenak dengan pasrah, dia tahu, masalah yang berhubungan dengan perasaan. Dia selalu takut untuk maju, dan mundur tanpa henti.

“Lavenia, maaf jika aku terlalu ikut campur, tapi menurutku masalah ini harus segera diselesaikan.” jika dibiarkan semakin lama, maka masalahnya akan semakin besar.

Seketika Lavenia Luo terdiam, bagaimana bisa dia tidak tahu, jika tidak seharusnya dia berdiam diri di rumah, tapi dia benar-benar tidak memiliki keberanian untuk berhadapan dengan Justin??

Beberapa saat kemudian, dia membuka mulut perlahan: “Aku mengerti, aku akan mencari waktu untuk menemuinya.”

“Jika kamu tidak ingin sendirian berhadapan dengannya, kamu bisa menghubungiku, aku akan menemanimu.” Emilyn menyarankan dengan khawatir, jika ada dia sebagai penengah, mungkin mereka akan sedikit lebih lembut.

“Baiklah?? Terima kasih, Emilyn.” tatapan Lavenia Luo sarat akan rasa terima kasih, jika tidak ada dia disisinya yang menghiburnya. Dia pasti akan semakin sedih.

“Jangan mengucapkan hal itu padaku, hubungi aku kapanpun jika ada masalah.” Emilyn berucap dengan suara beratnya, mereka adalah sahabat, masalah sahabatnya maka akan menjadi masalahnya juga.

“Baik.” Lavenia Luo tersenyum kecil menjawab, wajahnya yang halus terlihat melembut.

Setelah menutup telepon, dia mengangkat tangan yang memegang kantung es, dan meletakkannya di atas meja, kemudian kembali ke kamar untuk berganti pakaian.

Walaupun perasaannya sedang tidak baik, tapi dia tetap harus pergi ke perusahaan.

Dan juga?? benar apa yang dikatakan Emilyn, masalah ini sebaiknya segera diselesaikan??

Setengah jam kemudian.

Di bawah Perusahaan HuaYue, terlihat sebuah mobil sport merah yang mencolok, berhenti di pinggir jalan perlahan. Pintu mobil itu terbuka, terlihat sebuah siluet yang turun, dengan langkah yang anggun, berjalan ke arah Perusahaan HuaYue.

Ketika memasuki perusahaan, Lavenia Luo menurunkan kacamata hitamnya, dan langsung berjalan ke arah receptionist.

“Aku adalah Lavenia Luo, apakah Direktur Justin ada di perusahaan?”

Nona receptionist itu tersenyum kecil dengan sopan, dengan tatapan permintaan maaf dia berucap: “Maaf Direktur Lavenia, kemarin malam Direktur langsung pergi ke negara F, sekarang tidak ada di perusahaan.”

Alisnya sedikit mengkerut, Lavenia Luo menipiskan bibirnya, terlihat setitik kesedihan dalam tatapannya??

Tidak disangka, demi menghindarinya, dia pergi keluar negeri.

Setelah kesadarannya kembali, Lavenia Luo kembali bertanya dengan suara beratnya: “Kira-kira kapan dia kembali?”

Jika sekarang dia tidak ingin menemuinya, maka dia hanya dapat menunggu hingga pria itu kembali, semoga nanti, mereka tidak lagi saling menghindar??

“Sekitar satu minggu lagi.” Nona receptionist itu memeriksa sejenak, kemudian menjawab dengan sopan.

“Baiklah, terima kasih, nanti ketika dia kembali, tolong hubungi langsung ke Perusahaan Luo.” Lavenia Luo kembali memakai kacamata hitamnya, berucap dengan suara yang berat.

“Baiklah.”

Menghela nafas pelan, Lavenia Luo mmebalikkan tubuhnya meninggalkan Perusahaan HuaYue, bayangan tubuhnya yang langsing entah kenapa terlihat sedikit suram??

Kembali ke Perusahaan Luo, dia langsung pergi ke arah ruangannya.

Baru saja dia duduk di kursi yang ada di ruangannya, handphonenya seketika berdering, melihat sekilas siapa yang menelepon, tanpa ragu dia langsung mematikan telepon itu.

Sekarang dia tidak ingin menerima kabar apapun yang berhubungan dengan Charlie Xi, dan lebih tidak ingin mendengar suaraya??

Tidak sampai satu menit, handphonenya kembali berdering.

Tatapannya sarat akan kekesalan, dengan kesal Lavenia Luo menekan tombol merah.

Saat ini perasaannya sangat tidak baik, bisakah Charlie Xi tidak mengganggunya?

Ketika handphonenya berdering untuk ketiga kalinya, Lavenia Luo rasanya ingin menghancurkan handphonenya, hatinya penuh dengan kekesalan, sebenarnya apa yang dia inginkan?

Baru saja jarinya ingin menekan tombol merah, dia kembali berpikir, dan akhirnya memutuskan untuk menerima telepon itu, dengan alis yang menyatu, dan suara yang dingin: “Ada apa?”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu