Love From Arrogant CEO - Bab 329 Mengejarnya Dengan Agresif

Melihat kekhawatiran di matanya, Lavenia Luo tersenyum dan berkata: "Jangan khawatir, aku tidak apa-apa, hanya mengalami sedikit syok."

"Baguslah kalau kamu tidak apa-apa, kamu tidak tahu, kalau saja aku melihatmu terluka, aku akan teramat khawatir." Adeline Xi menghela nafas lega, baik tubuh dan pikirannya menjadi lega.

Melihat kedua orang itu yang melakukan percakapan hebat, Charlie Xi yang merasa kosong dan tak senang, menatap Adeline Xi dengan diam: "Akhir-akhir ini kamu tinggal dimana?"

Seingatnya Lavenia Luo pernah bilang bahwa dia pergi menjaga Justin Ma di rumah sakit?

"Tentu di rumah sakit. Justin Ma terluka, aku yang menjaganya." Adeline mengangkat-angkat bahunya. Sedikit kegembiraan terpancar dari mata Adeline mengingat bahwa tubuh Justin yang sudah semakin membaik.

Memperhatikan emosi yang ada di matanya, alis Lavenia Luo seketika terangkat. Kelihatannya hubungan antara mereka cukup baik.

Ekspresinya seketika muram, Charlie Xi meliriknya dengan tatapan gelap. Dengan intonasi yang sedikit tegas dan memperingatinya: "Atas dasar apa kamu pergi menjaganya? Cepat pulang ke rumah, kamu tak diizinkan untuk tinggal di rumah sakit lagi, tak boleh berurusan lagi dengannya."

Ketidak-nyamanan dalam hatinya hampir mencapai puncaknya. Gadis ini sama siapa? Justin Ma?

Melihat ketidak-senangan di matanya, Lavenia Luo mendorong lengannya dengan sedikit tak berdaya, dengan lembut membujuknya: "Aku percaya Adeline bisa mengurus hal ini dengan baik, kamu jangan khawatir."

Urusan perasaan tidak bisa dikontrol, lagian membiarkan mereka mengikuti arus juga baik, kalau tidak cocok tentu akan berpisah.

"Tidak boleh." Charlie Xi mengerutkan alisnya, menyangkal dengan tegas.

Adeline Xi menatapnya dengan bengong, mengedip-ngedipkan matanya dan balik bertanya: "Kenapa? Aku menyadari bahwa kakak memiliki opini yang sangat besar mengenai Justin Ma."

Dia sebelumnya sudah tahu bahwa Charlie sepertinya sangat tidak bersahabat dengan Justin Ma, namun dia masih belum mengetahui penyebabnya.

Melototinya dengan tatapan gelap, amarah dalam hati Charlie Xi mendadak mencuat. Justin Ma? Baru tak berapa lama sudah bisa begitu dekat?

"Pokoknya kamu boleh bersama dengan siapapun kecuali dia!" hal ini tidak bisa dinegosiasikan.

Sedikit mengerutkan alisnya, muncul pemberontakan dalam hati Adeline Xi. Kenapa Charlie bisa begitu memaksakan kehendaknya? Adeline benar-benar sangat menyukai Justin Ma. Charlie tak pernah bertanya akan pendapatnya dan langsung tak memperbolehkan mereka bersama.

Mengerutkan bibirnya, Adeline Xi mendengus kesal dan dengan sengaja berkata: "Nanti setelah Justin Ma keluar dari rumah sakit, aku akan mengajaknya pergi nonton, kemudian aku akan mengejarnya secara agresif."

Dia belum mendapatkannya. Masih perlu berusaha.

"Apa katamu?" seketika ekspresi Charlie Xi muram, dia ini mau melawannya?

"Aku bilang aku mau kejar Justin Ma." Adeline Xi menyeringai padanya dengan sengaja, berkata dengan berani.

"Kamu!" amarah Charlie Xi sudah tak tertahankan, malah tak bisa melakukan apa-apa kepadanya.

Melihat itu, Lavenia Luo tak kuasa tersenyum diam-diam, ini jarang ditemui.

Mengangkat-angkat alisnya dengan bangga, Adeline Xi tersenyum dan berkata: "Kakak ipar, karena kamu tidak apa-apa aku pun sudah tenang, kalau begitu aku kembali untuk menjaga Justin Ma dulu."

"Hm, pergi lah." Lavenia Luo terkekeh, dia yang fasih bicara seperti itu sangat menggemaskan.

"Stop! Tidak boleh!" Charlie Xi membentaknya, dia ini benar-benar sudah tidak bisa diurus!

Adeline Xi melirik abangnya itu dengan santai. Menyelinap keluar seperti kelinci.

Melihat itu, wajah Charlie Xi semakin muram, dengan marah berteriak: "Sekertaris Yin!"

Harus menangkap brandalan kecil itu kembali dan mengurungnya. Kurung satu bulan.

Lavenia Luo menggenggam tangannya dengan tak berdaya, reaksi pria ini juga terlalu berlebihan?

Merasakan sentuhan hangat dari tangannya, amarah dalam hatinya perlahan berkurang.

"Tuan Muda, ada apa?" Sekertaris Yin terburu-buru masuk ke dalam, mengira telah terjadi sesuatu.

Lavenia Luo menyengir, melambaikan tangan kepadanya dan berkata: "Tidak ada, kamu keluarlah."

Sekertaris Yin melihat Charlie Xi sekilas, melihat dia yang tak menghentikannya, lalu dia mengangguk dan keluar dari kamar rawat, kemudian menutup pintu dengan rapat.

"Ngapain kamu menghentikanku?" Charlie Xi bertanya dengan muram dan ekspresi yang tak senang.

Mendesah ringan, Lavenia Luo membujuk dengan tatapan hangat: "Karena Adeline menyukainya, biarkanlah dia."

"Tapi??" Charlie Xi mengerutkan alisnya dan berusaha menyangkalnya.

Mencubit-cubit jarinya, mata Lavenia Luo terlintas senyuman tipis: "Usia Adeline masih muda, semakin kamu menahannya, dia akan semakin memberontak. Biarkanlah dia mengikuti arus, kalau tidak cocok pasti akan pisah."

Merenungkannya, Charli eXi merasa apa yang dikatakannya juga masuk akal. Meski hatinya kesal namun juga hanya bisa berusaha berkompromi.

"Lihat situasinya." ada secercah cahaya dingin terlintas di matanya, kalau saja Justin berani mengusik Adeline, jangan salahkan dia apabila dia bertindak kasar.

Tak kuasa menggenggam erat tangannya, Lavenia Luo mengelus-elus perutnya, tersenyum dan berkata: "Aku ingin pulang. Karena sudah dicek semuanya, kita pulang lah."

"Tinggal satu malam lagi, aku tak tenang, khawatir kalau nantinya ada efek samping." Charlie Xi merangkul bahunya dan berkata dengan tatapan hangat.

Lavenia Luo baru mau mengatakan sesuatu, namun seketika saat mengangkat matanya dan melihat kekhawatiran yang tampak di matanya, hatinya sedikit menghangat.

Sudahlah, lagian hanya tinggal satu malam lagi. Agar dia tenang, juga tak masalah.

"Iya." meresponnya dengan patuh.

Ujung bibirnya terangkat dengan puas, Charlie Xi memproses dokumen satu hari di rumah sakit, mendekap erat dan menemani Lavenia Luo.

Dua orang itu manis dan hangat bersama-sama, malah tak merasa bosan sedikitpun??

Langit biru, cerah dan hangat.

Pemulihan selama dua hari ini di ruah sakit, dengan Charlie Xi yang menemani, hati Lavenia Luo terasa nyaman. Keletihan sebelumnya akibat masalah perusahaan, kini sepertinya sudah menghilang.

Lavenia Luo dan Charlie Xi menyelesaikan sarapan mereka. Melihat berkas perusahaan di atas sofa dengan malas, menunggu Felicia yang datang memberikannya laporan.

Charlie Xi memproses dokumen dengan komputernya, mengalihkan pandangannya ke arah Lavenia Luo, melihat dia yang bergerak dengan tak nyaman, mengambilkan bantal yang ada di samping untuknya dan meletakkannya di belakangnya: "Begini baru nyaman."

Bersandar ke belakang, terasa lembut, nyatanya jauh lebih nyaman, dia malah tak memperhatikannya tadi.

Tersenyum, Lavenia Luo menggenggam tangannya: "Dokumenmu sudah selesai diurus?"

"Masih ada satu bagian, sudah bosan?" Charlie Xi meraba-raba kepalanya dan bertanya dengan lembut.

"Sedikit, rumah sakit sangat membosankan." Lavenia Luo menurunkan ujung bibirnya, terlebih ini tak senyaman berdiam di rumah.

Menatapnya dengan penuh kasih sayang, Charlie Xi mengelus-elus rambutnya: "Tahan sebentar, besok kita sudah pulang, pakai waktu ini untuk beristirahat dengan baik, sebelumnya kamu sudah terlalu kelelahan."

"Baik." Lavenia Luo mengangguk dengan patuh, tanpa sadar meraba perutnya. Sekarang dia telah mempunyai bayi, memang tidak boleh kelelahan seperti sebelumnya.

Meski Perusahaan Luo sangat penting, namun anak juga tak kalah pentingnya.

"Kamu rencananya kapan untuk fokus mengasuh bayi di rumah?" Charlie Xi mengangkat alisnya dan bertanya, janinnya sekarang sudah memasuki bulan ke lima, beberapa waktu lagi tentu dia sudah tak bisa pergi ke perusahaan.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu