Love From Arrogant CEO - Bab 252 Kejutan Yang Terbocorkan

Robin Xi bersandar di atas sofa dengan malas. Melihat sekilas foto itu, tak kuasa mengerutkan alisnya: "Tidak mau."

Sekilas melihatnya tampak semuanya adalah wanita yang melodrama. Dia sama sekali tak tertarik.

Rainie Yu seketika gelisah: "Kenapa tidak mau. Charlie besok sudah mau tunangan, kamu harus cepat cari calon yang disukai nenekmu."

Sekarang sepertinya Lavenia Luo telah menarik perhatian Dewi Lu. Kalau setelah menikah nanti dan hamil, bukankah semua keuntungan menempel pada Charlie Xi?"

"Wanita-wanita ini tak ada yang kusukai. Satu pun tidak ada." Robin Xi berkata dengan santai. Lagipula Charlie Xi hanya bertunangan, tak ada yang perlu dikhawatirkannya.

"Jadi kamu suka yang bagaimana? Ibu akan mencarikannya untukmu." Rainie Yu bergegas berkata, menatapnya dengan penuh pengharapan.

Matanya tak kuasa terlintas sedikit ketidak-berdayaan. Robin Xi mendesah: "Ibu, menikah itu bukan asal mencari wanita begitu saja dan langsung bisa dihargai nenek."

"Omong kosong. Kulihat nenekmu itu sangat menyukai si Lavenia itu, benar-benar memperlakukannya dengan baik." Rainie Yu melototinya dengan geram, kalau tidak apakah dia akan segelisah ini untuk menyuruhnya cepat pergi mencari pasangan.

Terpikir akan Lavenia Luo, ujung bibir Robin Xi sedikit terangkat: "Dia memang sangat atraktif, aku juga sangat tertarik padanya."

"Dia sudah menjadi wanitanya Charlie Xi. Kamu carilah pasanganmu untuk menikah." Rainie Yu mengira dia sedang bergurau, tidak begitu memperdulikannya.

Cahaya redup terlintas di mata Robin Xi, menatap ke arahnya: "Aku tidak suka wanita yang melodrama, beberapa ini aku tidak mau."

"Kalau begitu ibu akan ganti beberapa, besok akan kuberikan padamu." Rainie Yu sudah membulatkan tekadnya untuk mencarikannya wanita untuk dinikahinya.

Robin Xi menyipitkan sepasang matanya, pikirannya mendadak muncul wajah yang kecil mungil: "Hal ini tak usah kamu perdulikan, aku sudah punya pilihan sendiri."

Melihat ekspresinya, mata Rainie Yu berbinar, dalam hatinya muncul suatu dugaan: "Apakah kamu sudah memilihnya?"

"Kemungkinan besar, namun belum terlalu pasti." Robin Xi berkata dengan ambigu. Kalau dia orangnya, seharusnya Dewi Lu akan menyukainya, kan??

"Karena kamu sudah memiliki orang yang kamu pilih, kenapa tidak dari awal memberitahu ibu, kapan mau bawa orang itu datang menemuiku?" Rainie Yu menatapnya dengan mata yang berbinar-binar, penuh akan pengharapan.

"Nanti baru dibahas." Robin Xi mengangkat-angkat bahunya, mengeluarkan mancis dan menyalakan rokoknya. Menghembuskan asap itu keluar dan berkata: "Oh ya, pernikahan abang nanti kamu bantu dia, jangan buat nenek khawatir."

Robin tahu dia sama sekali tidak menyukai Charlie Xi. Namun di hari yang besar itu tentu tak boleh menunjukkan ketidak-sukaannya.

Rainie Yu mengerutkan alisnya dengan tidak puas, sedikit tak rela dan berkata: "Aku tahu, kamu tenanglah."

Dia masih sedikit paham akan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan.

"Kalau begitu aku pergi dulu, aku masih ada sedikit urusan." Robin Xi berkata, langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Dalam kamar seketika menjadi sunyi. Rainie Yu menatap foto-foto yang ada di atas meja, mendadak melemparkannya semua ke dalam tong sampah. Dia sama sekali tak berminat untuk menghadiri acara pertunangan Charlie Xi??

Mentari di siang hari sangat terang. Dalam tempat makan yang begitu sederhana, Lavenia Luo melihat jam sambil menunggu Emilyn dan sambil menundukkan kepalanya dan melihat dokumen yang mendesak.

Ingin memakai waktu dengan maksimal saat makan bersama Emilyn. Maka mau membaca dokumen ini terlebih dahulu sampai selesai.

Saat ini ada satu sosok yang diam-diam mendekat, detik kemudian, mendadak merentangkan tangan dan menutupi mata Lavenia, dengan suara rendah dan berkata: "Tebak aku siapa??"

Mendengar suara, Lavenia Luo melepaskan tangannya dengan tak berdaya: "Hentikan itu, Emilyn."

Setelah ditebaknya, tak kuasa mengerutkan mulutnya: "Membosankan, tanpa diduga kamu bisa menebaknya dengan begitu mudah."

Lavenia Luo menatapnya dengan senyuman: "Hanya kamu seorang yang suka bergurau seperti ini."

Mengangkat-angkat bahunya, Emilyn membalikkan tubuhnya dan duduk di hadapan Lavenia: "Baiklah, jangan bahas ini lagi, aku pesan dulu."

Berkata demikian, Emilyn memanggil pelayan, memesan dua makanan.

Lalu mendadak meraih dokumen yang ada di tangan Lavenia Luo, dengan misterius berkata kepadanya: "Ayuuh, jangan dilihat lagi. Mari katakan hal utama, siapa yang telah kamu undang ke acara pertunanganmu?"

Saat berkata, Emilyn mengeluarkan kartu undangan berwarna emas dari dalam tasnya ke atas meja.

Melihat kartu undangan itu, mata Lavenia Luo terlintas sedikit keterkejutan: "Kapan kamu mendapatkan kartu undangannya?"

Dia sendiri bahkan tak tahu kapan mengirim kartu undangan, kelihatannya nenek sudah menyiapkannya dengan sempurna.

"Dua hari yang lalu. Berencana untuk menanyaimu, namun kemudian sangat sibuk." Emilyn mengangkat alisnya dan melihat ke arahnya, matanya terlintas sedikit ketidak-percayaan: "Memangnya kamu tidak mengetahui hal ini?"

"Akhir-akhir ini perusahaan cukup sibuk, aku sama sekali tak ada waktu untuk menyiapkan pernikahan. Hal ini semuanya disiapkan oleh orang tua Xi."

"Ck..ck.. orang yang punya keluarga dari pihak laki-laki memang beda, apapun tak perlu diurus." Emilyn menatapnya sambil menggodanya, sengaja mengejeknya.

"Jangan menertawakanku." Lavenia Luo menatapnya dengan sedikit malu: "Kamu sebenarnya ngapain mengajakku makan?"

"Bukankah sudah kubilang tadi di telepon, memangnya kamu tidak memberitakan pertunanganmu?" Emilyn bertanya sambil mengangkat alisnya.

"Aku juga tidak tahu, mungkin besok." Lavenia Luo menggelengkan kepalanya. Semenjak menyerahkan semuanya kepada orang tua, dia sama sekali tidak pernah menanyainya.

"Kamu ini, sudah mau menikah, kenapa masih begitu kebingungan." Emilyn menatapnya dengan terbungkam.

"Ini kan hanya pertunangan, bukan pernikahan." Lavenia Luo merasa tak ada masalah.

"Pertunangan juga sangat penting. Suatu upacara sekali seumur hidup. Tuan Muda Xi sangat mementikan acara pertunangan kalian." Emilyn menatapnya sekilas.

Sedikit terkejut, Lavenia Luo menatapnya dengan tercengang: "Kamu kok bisa tahu?"

Merasa bersalah, Emilyn mengerutkan lehernya, matanya berkelip: "Aku tak mengatakan apapun.."

Gawat! Kebocoran!

Seketika menyipitkan sepasang matanya, Emilyn sama sekali tak pandai dalam berbohong dan langsung ketahuan.

"Katakan, apa yang sudah Charlie lakukan?" Lavenia Luo berkata dengan sangat tegas, menatapnya dengan mengerikan.

Dengan berhati-hati menelan airnya, Emilyn menggertakkan giginya. Memutuskan untuk mengatakan sejujurnya, lagipula cepat atau lambat Lavenia akan tahu: "Tidak apa, hanya saja dia sebelumnya bertanya pada teman yang akrab denganmu, berencana untuk mengundangnya dan memberikanmu suatu kejutan??"

Sedikit terbengong, hati Lavenia Luo, mendadak melembut??

"Makanya aku memberikannya list nama, besok kamu akan bertemu dengan banyak teman lamamu." Emilyn membocorkan semuanya.

"Si bodoh itu, aku sama sekali tidak memperdulikan hal ini." mata Lavenia Luo penuh akan emosi, dia hanya ingin bersama dengan Charlie dan merasa sudah cukup.

"Tuan Muda Xi benar-benar memperlakukanmu dengan baik, makanya kita sebagai pihak perempuan juga tak boleh tak berbuat apa-apa, kamu ada ide sesuatu tidak?" Emilyn menatapnya sambil mengerutkan keningnya, bertanya sambil tersenyum.

Dia awalnya khawatir bahwa Lavenia Luo akan dibuli oleh keluarga Xi. Namun sekarang dia sudah tidak mengkhawatirkan Charlie Xi lagi, dia tentu akan melindungi Lavenia dengan baik.

Mendengar itu, pikiran yang muncul pertama kali dalam benak pikiran Lavenia Luo, tanpa diduga adalah ide yang diberikan Adeline. Mendadak pipinya berubah memerah??

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu