Love From Arrogant CEO - Bab 125 Undangan dari Robin Xi

Jika rantai pendanaan terputus, Perusahaan Luo pasti akan jatuh dalam krisis besar, Ferdian Luo sudah gila? ia sengaja ingin membuat perusahaan Luo dalam keadaan krisis, tetapi ia tidak ingin dirinya menjadi Direktur.

"Kalau tidak kamu pergi lagi menghadap Tuan dan berbicara baik-baik dengannya?" Felicia bertanya dengan hati-hati, bagaimanapun mereka adalah orang dalam, masalah kali ini ia mengetahuinya, tapi masalah lain kali bagaimana jika ia tidak mengetahuinya?

"Ya, aku tahu, aku akan mencari kesempatan untuk berbincang dengannya." Mata Lavenia Luo murung seketika, ia tidak mengharapkan Ferdian Luo untuk memahaminya, selama ia tidak buat masalah semuanya akan baik-baik saja.

"Selama Tuan membuka mulut, orang-orang itu tidak akan menimbulkan masalah."

"Jangan biarkan Manager Gao bergerak untuk saat ini, tetap awasi dia." Lavenia Luo memerintah, karena Monica Li telah ditangkap, ia pasti tertekan sekarang, akan sangat mudah untuknya membocorkan sesuatu.

"Saya mengerti, apa lagi yang bisa saya lakukan untukmu?" Felicia mengangguk setuju, ia akan mengatur beberapa orang untuk mengawasinya.

"Saya akan mengurusi urusan saya, perjalanan bisnis serahkan pada orang lain." Lavenia Luo dengan suara tenang memerintah lagi.

“Baik.” Sebagai tanggapan, Felicia berbalik dan meninggalkan ruangan.

Lavenia Luo bersandar di kursinya dan berpikir sedikit. Tampaknya dia perlu mencari waktu untuk berbicara dengan Ferdian Luo.

Tidak mudah bagi Perusahaan Luo untuk kembali dari suntikan modal Perusahaan Aokang, ia sekarang memerintahkan karyawannya untuk menggelapkan dana perusahaan, bukankah ia malah ingin mendorong Perusahaan Luo ke gol bunuh diri?

Tetapi jika dia pergi untuk melihatnya sendiri, bukankah sama saja akan berpisah dengan tidak bahagia?

Berpikir sejenak, Lavenia Luo mengambil ponselnya dan menghubungi Laura Luo.

Ferdian Luo mencintainya, jika ada dia, ia pasti akan lebih mengendalikan dirinya.

Telepon berdering beberapa kali, lalu tiba-tiba terdengar suara lembut: "Halo? Kak."

“Kamu sedang bekerja?” Samar-samar terdengar suara mesin printer.

“Um, aku di kantor.” Laura Luo tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik.

"Laura, aku punya sesuatu untuk dibicarakan dengan Kakek, kapan kamu punya waktu? aku ingin kamu pergi bersamaku." Lavenia Luo tanpa basa-basi.

Setelah memikirkannya, Laura Luo berkata dengan acuh tak acuh, "kapan saja boleh."

Lagi pula, setelah jam kerja ia punya banyak waktu akhir-akhir ini.

"Setelah jam pulang kerja, aku akan pergi ke Aokang untuk menjemputmu." malam ini ia akan kembali memasak, sekaligus membicarakannya dengan Charlie Xi.

"Ok, tapi kak... mengapa kamu harus memanggilku untuk menemanimu berbicara dengan kakek?" Laura Luo bertanya dengan keraguan.

Matanya terbesit ketidak berdayaan, Lavenia Luo berkata tanpa menyembunyikan apapun : "Kamu tahu kan sikap kakek terhadapku, jadi aku ingin membawamu padanya membuatnya senang."

Mendengar itu, Laura Luo tidak bisa menahan senyum : "Aku mengerti, sepertinya masalah ini sangat serius, tapi kak, kamu tenang saja, aku akan menjadi perisaimu."

Cintanya pada Ferdian Luo masih agak percaya diri.

“Baiklah, kalau begitu hari ini bergantung padamu." Lavenia Luo berkata sambil tersenyum ringan, ada Laura Luo disisinya, Ferdian Luo akan lebih berhati-hati bersikap, jika ia menunjukkan sifat kerasnya, Laura Luo mungkin tidak akan mau untuk berbicara dengannya lagi.

"Ok!"

Menutup telepon, Lavenia Luo segera merapikan bukti-bukti yang perlu dibawa besok.

Karena orang keras kepala seperti Ferdian Luo, harus ada bukti kuat yang meyakinkan.

Baru saja merapikan dokumen, teleponnya berdering lagi, melirikan ke layar ponselnya, nomor tak dikenal?

Ia dengan bingung mengangkat telepon, Lavenia Luo dengan sopan : "Halo."

Dari ujung telepon terdengar suara sinis : "Lama tak bertemu, kakak ipar."

Wajah Lavenia Luo langsung murung, matanya terbesit ketidak senangan, mau apa dia telepon?

"Ada apa?" Dengan nada suara yang kurang baik, setiap kali ia mencarinya tidak ada maksud baik.

"Kakak ipar, tidak perlu sedingin itu denganku? aku sudah sangat ramah denganmu." Robin Xi tersenyum dan mengangkat alisnya.

"Jika tidak ada yang penting, aku akan tutup teleponnya." Setelah mengatakan itu, Lavenia Luo bersiap mematikan teleponnya.

"Tunggu tunggu, kalau tidak ada yang penting, tidak mungkin aku meneleponmu." Robin Xi segera menghentikannya.

"Cepat katakan." Lavenia Luo dengan tatapan dingin, matanya seperti tidak sabar.

"Benar-benar dingin, membuatku sedih." Robin Xi berpura-pura sedih.

"Bye." Lavenia Luo memutar mata dan tanpa berpikir menutup telepon.

Baru saja mematikan telepon, ponselnya berbunyi lagi, Lavenia Luo dengan suara rendah : "Apa lagi?"

Jika dia mengatakan omong kosong lagi, maka tidak perlu ada pembicaraan lagi.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Ia menghela nafas tak berdaya, Robin Xi berkata pelan: "Tadinya aku ingin memintamu datang ke perusahaan Kao, membicarakan tentang kelanjutan projek baru, tetapi kamu telah mengirim asistenmu untuk datang kesini, atau kamu mau makan bersama membahas projek baru?

"Tidak perlu, jika memang ingin bekerja sama, kamu bisa mengirimkanku email untukku lihat."mata Lavenia Luo sekerjap ragu, walaupun ia tidak ingin lagi bekerja sama dengannya, tetapi... untuk saat ini Perusahaan Luo kekurangan perusahaan untuk bekerja sama.

"Apa lewat email saja sudah jelas? lebih baik kita makan malam bersama sekaligus membahas projek itu, bagaimana?" Robin Xi mengundangnya dengan cukup tulus.

"Maafkan aku, nanti malam aku harus kembali ke istana Malige, sepertinya aku tidak punya waktu." Lavenia Luo tidak segan untuk menolaknya, ia tidak tertarik untuk makan malam dengannya.

Terlebih lagi, jika Charlie Xi sampai tahu tentang hal ini, ia pasti akan membuat masalah lagi ??

Ia tertegun sebentar, mata Lavenia Luo menunjukkan kerumitan, tidak disangka ternyata ia memikirkan Charlie Xi terlebih dahulu??

"Kakak ipar? Benar-benar tidak ada sedikit pun waktu untuk pergi makan malam?"

Suara keraguan Robin Xi terdengar dari ujung telepon yang segera menarik kembali pikiran Lavenia Luo.

“Tentu saja.” Lavenia Luo tidak menyangkal hal itu.

“Apa sangat sibuk?” Robin Xi bertanya dengan sedikit tidak senang.

Dia tidak pernah diabaikan oleh seorang wanita, tetapi seorang wanita seperti dia telah mengabaikan dan juga menolaknya.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. " Lavenia Luo berkata pelan : "Jika benar-benar ingin bekerja sama, kamu bisa mengirimkanku email, tidak perlu lagi makan malam."

“Baiklah, pokoknya setelah kamu selesai melihatnya, ingat untuk memberi tahuku hasilnya." Robin Xi dengan suasana hati yang menjadi tidak enak dan berpura-pura santai.

“Oke.” Sebagai tanggapan, Lavenia Luo menutup telepon, dan dia merasa lega.

Mengetahui hubungan antara Charlie Xi dan Robin Xi, jadi ia tidak ingin memiliki hubungan terlalu dekat dengan Robin Xi.

Mematikan telepon sesuka hati, Lavenia Luo mulai fokus merapikan dokumen.

Waktu berlalu dengan cepat, seperti mengerjapkan mata dan sudah sore hari, sinar matahari yang menyilaukan menjadi lembut.

Lavenia Luo meletakkan pena yang di tangannya dan mengangkat tangannya dengan lembut di pangkal hidungnya untuk menghilangkan kelelahannya.

Melirik waktu, tiba-tiba sudah jam tiga, mengapa waktu berlalu sangat cepat??

Dokumen hari ini telah selesai dirapikan, bisa pulang lebih awal hari ini, merapikan barang-barang dan bersiap untuk bangkit, tiba-tiba ada bunyi dering telepon terdengar.

Lavenia Luo mengangkat telepon, dan tiba-tiba sebuah suara yang jernih datang dari sebrang sana: "Lavenia, sedang apa kamu?"

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu