Love From Arrogant CEO - Bab 364 Kecewa

Dia diam-diam menunggu begitu lama, akhirnya hari ini tiba.

Sedikit duduk tegak, mata Lavenia Luo berbinar, "Karena begitu, segera diam-diam membeli semua saham yang dijual secara anonim."

Selama dia memiliki semua saham Perusahaan Luo, bahkan kontrak yang ditanda tangani Ferdian Luo di awal pembentukan Perusahaan Luo tidak akan memiliki pengaruh.

“Anda tenang saja, aku sudah menyiapkan urusan ini sejak awal, sekarang aku sudah membeli setengah dari sahamnya.” kata Felicia dengan gembira.

"Masih ada berapa banyak uang yang ditanganmu? Jika tidak cukup, aku akan menambahkan." Lavenia Luo bertanya dengan penuh perhatian, semua ini diautorisasi oleh Felicia. Setelah beberapa waktu ini, takutnya tidak banyak uang yang tersisa.

"Masih ada sedikit, mungkin masih bisa untuk membeli seperempat lagi." Felicia dengan cepat menghitung dan berkata dengan nada serius.

"Aku mengerti. Aku akan mentransfer sebagian uang lagi sekarang, beli sesegera mungkin."

"Baik."

Menutup telepon, Felicia lanjut membeli saham secara anonim sepanjang waktu, selama semua saham ada ditangannya, Lavenia Luo bisa kembali ke Perusahaan Luo lagi.

Lavenia Luo segera mentransfer sejumlah besar uang kepada Felicia, dan sisa seperempat dari akuisisi itu juga pasti lebih dari cukup.

Menaruh ponsel di samping, senyum di matanya berangsur-angsur semakin dalam. Berpikir berikutnya akan bertemu di Perusahaan Luo, ekspresi mereka pasti akan sangat cemerlang.

Mempercayakan masalah saham pada Felicia, dia bisa mengurus masalah ini dengan baik, jadi dia juga tidak perlu khawatir, sekarang dia hanya perlu khawatir tentang membesarkan bayinya.

Dengan lembut membelai perutnya yang membesar, wajah Lavenia Luo yang halus itu melembut.

PANG!

Tiba-tiba, pintu kamar dibuka orang, sosok seseorang yang tinggi menerobos masuk, wajah tampannya penuh amarah.

Hatinya terkejut, Lavenia Luo menoleh untuk melihat, ketika dia melihat orang yang datang itu, matanya menjadi gelap, "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Apa dia gila? Membuatnya kaget.

Robin Xi berjalan ke arahnya dengan langkah kaki yang besar, matanya gelap, dengan suara tegas bertanya, "Apa kamu memberi tahu Charlie Xi tentang pertemuan antara aku dan Manajer Mirmar?"

Awalnya, dia sudah merencanakan untuk bergerak dalam dua hari ini, siapa tahu dia malah sudah mulai mengambil tindakan pencegahan, hampir membuatnya menyerah pada usahanya, dan orang pertama yang dia pikir membocorkan rahasi adalah Lavenia Luo.

Sambil mengerutkan kening, Lavenia Luo berpikir dan berhasil menebak sesuatu, pasti dia hampir jatuh.

Ada senyum sinis di bibirnya, Lavenia Luo berkata tanpa perasaan, "Itu kamu, orang yang melakukan banyak kejahatan yang pasti akan hacur."

Melihatnya sangat tenang, hatinya menjadi lebih yakin bahwa dia yang melapor, tiba-tiba ada rasa muak di hatinya.

Kenapa Lavenia Luo selalu melawannya? Dia jelas ingin memperlakukannya dengan baik, tapi dia tidak tahu berterimakasih.

Mata Robin Xi penuh amarah, menggretakkan giginya sambil mengatakan, "Lavenia Luo! Aku tidak akan pernah melepaskanmu!"

Mata Lavenia Luo dengan tenangnya bertemu dengan matanya yang marah, mengangkat alisnya sedikit, "Selalu menunggu."

Meliriknya dalam-dalam, Robin Xi berbalik dan berjalan pergi, pintu terbanting dengan keras.

Dia benar-benar kecewa padanya, jika dia sedikit lebih menurut, dia awalnya ingin menikahinya di masa depan, tapi melihat situasinya sekarang. Malah membuatnya benar-benar melupakan itu sepenuhnya.

Dia tidak membutuhkan seorang wanita yang selalu menentangnya di belakangnya.

Melihat pintu yang terbanting, mata Lavenia Luo sedikit menyipit, Robin Xi tadi memberikan perasaan yang tidak enak untuknya, karena dia gagal sekali. Dia mungkin akan mencari cara lain.

Dia mengingatkan Charlie Xi untuk lebih berhati-hati, berjaga-jaga darinya, bagaimanapun binatang yang tersudutkan juga akan tetap melawan.

Berpikir, Lavenia Luo mengeluarkan ponselnya dan menelepon nomornya.

Baru saja berdering dua kali, ada suara yang sangat dikenalnya datang dari sisi lain telepon, dengan nada tertawa yang lembut berkata, "Merindukanku?"

Pipinya agak memerah, Lavenia Luo batuk karena sedikit malu, setiap kali dia menelepon. Dia pasti akan memberikan beberapa kata manis padanya, tapi ketika dia bangun di pagi hari. Dia sudah pergi.

Belum melihatnya selama berjam-jam sekarang, memang benar-benar merindukannya, setelah beberapa saat, mengucapkan satu kata ini, "Rindu."

“Aku juga tidak tahu kapan kamu akan tidak malu.” Kekehan Charlie Xi terdengar, dia berkata dengan santai. Tapi dia yang pemalu juga sangat imut, dia sangat menyukainya.

“Okelah, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu,” Lavenia Luo menelan air liur, mencoba menurunkan suhu di wajahnya.

"Katakan."

"Robin Xi tiba-tiba kembali tadi. Berlari kesini dan bertanya apa aku mau memberitahumu rahasia itu." Lavenia Luo berkata dengan agak sedikit bodoh, "Apa dia sudah mulai bergerak?"

"Hm, aku memiliki beberapa tindakan pencegahan, dia tidak berhasil, tapi rahasia apa yang kamu katakan?" Charlie Xi bertanya dengan curiga.

"Karena masalah Manajer Mirmar. Bukankah aku menabrak mereka ketika aku mengantarkan makanan terakhir kali?" kata Lavenia Luo dengan tenang, tapi dia juga berpikir, hal yang begitu penting, dia secara alami akan memberitahunya.

"Kamu tidak perlu mempedulikannya. Tidak peduli apa yang ingin dia lakukan, dia juga tidak akan berhasil dengan mudah." kata Charlie Xi dengan suara yang rendah.

"Aku mengerti, tapi kamu masih harus berhati-hati, dia sekarang mengambil risiko, aku khawatir dia akan berjuang mati-matian pada titik terakhir." Mata Lavenia Luo berkedip khawatir.

"Tenang, karena ini perjuang terakhir, maka aku tidak bisa membiarkannya berjuang lagi." kata Charlie Xi dengan nada dingin.

Jika dia mau mengubah dirinya sendiri, dia akan memberinya satu kesempatan.

Jika dia terobsesi, dia tidak boleh menyalahkannya karena tidak berperasaan.

“Oke, kamu harus hati-hati, kerja sana.” Lavenia Luo berkata dengan perhatian.

“Hm, tapi apa kamu ingin menciumku sebentar, supaya ada semangat sore ini?” Suara rendah Charlie Xi ada sedikit tawanya, dia dengan sengaja menggodanya.

Jantungnya tiba-tiba melompat, meskipun dipisahkan oleh ponsel, tapi pipinya masih memanas tanpa disadari.

Menggigit bibir bawahnya dengan ringan, dia tersenyum dan malu-malu memarahinya, "Nakal."

"Aku hanya menggoda kamu seorang." kata Charlie Xi sambil menyeringai, "Ayolah, kalau tidak aku tidak akan memiliki motivasi untuk bekerja di sore hari."

Mendengar kata-katanya yang tidak tahu malu, mata Lavenia Luo menunjukkan sedikit rasa tidak berdaya, "Mwah!"

Setelah mengatakan itu, dia segera menutup telepon, dan mengetuk dahinya dengan jengkel, karena hal yang tidak terguga dia berjanji kepadanya, benar-benar membuat orang malu.

Dia sudah sedewasa ini, dan itu adalah pertama kalinya dia mencium di telepon, benar-benar memalukan.

Tapi Charlie Xi, di sisi lain telepon, wajahnya malah dipenuhi senyuman, bahkan tidak sabar untuk kembali untuk melihat istri kecilnya yang imut, kemudian melihat dokumen-dokumen yang hampir menumpuk di depannya. Hanya bisa menerima nasib dan bekerja dengan cepat, efisiensi kerjanya tidak pernah lebih tinggi dari sekarang??

Seiring berjalannya waktu, matahari juga berangsur-angsur terbenam seiring berlalunya waktu.

Wajah Lavenia Luo yang terbakar sudah lama menjadi normal kembali, melihat jam dan menebak Dewi Lu sudah bangun dari tidur siang, dia bersiap pergi ke ruang tamu untuk menemaninya.

Selama waktu singkat ini, dia suka perasaan saat bersama nenek, membuatnya merasa bahwa dia dirawat dan itu menghangatkan hatinya.

Dia bangkit dan meninggalkan ruangan perlahan-lahan pergi ke lantai bawah, bahkan jika dia menemani Dewi Lu untuk menonton TV, itu pun merasa cukup menarik, lagi pula, kedua orang itu bisa sedikit berdiskusi.

Tidak disangka, begitu tiba di ruang tamu, malah melihat Laura Luo sedang bermalas-malasan bersandar di sofa, makan makanan ringan sambil menonton TV.

Ada keraguan di matanya, bukankah dia seharusnya pergi ke perusahaan? Kenapa kamu masih di rumah?

Alisnya sedikit mengernyit, tapi Lavenia Luo terlalu malas untuk mempedulikannya, dan berjalan ke bawah dengan tenang, sama sekali tidak melihatnya.

Mendengar suara langkah kaki, Laura Luo segera berbalik untuk melihat, ketika dia melihatnya, wajahnya tiba-tiba menjadi suram.

“Kakak benar-benar sangat santai.” cemoohan muncul di mata, dengan sengaja mengatakan itu.

Meliriknya dengan datar, Lavenia Luo berkata dengan santai, "Tentu saja, lagipula aku baik-baik saja sekarang."

Mendengar ini, wajah Laura Luo tiba-tiba menjadi sangat jelek dalam sekejap, jika bukan karena dia, dia percaya Charlie Xi tidak akan begitu kejam!

Mendengus, Laura Luo dengan sarkastis berkata, "Kakak benar-benar memiliki perhitungan yang bagus, itu pasti ide kamu untuk yang menyuruh kakak ipar untuk menarik investasi, benar-benar tidak menyangka kamu akan menolak mengenal salah satu keluargamu sendiri suatu hari nanti."

Lavenia Luo sepertinya tidak menerima pukulan sama sekali, dan berkata dengan jujur, "Masalah menarik investasi itu bukan sesuatu yang bisa aku membuatnya menyetujui dengan satu kalimat, ini keputusannya sendiri."

Sebelum Charlie Xi memberitahunya, dia sendiri tidak tahu kalau pria itu sudah menarik investasi.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu