Love From Arrogant CEO - Bab 251 Menolak Untuk Pergi Check-up

Daun telinga Lavenia perlahan memerah bagaikan batu akik merah, menurunkan kelopak matanya dengan malu.

Atmosfer antara dua orang itu amat hangat dan indah, saat Lavenia Luo sedang berbincang akan sesuatu, mendadak terdengar suara yang tak biasa: "Kruuk.. kruukk.."

Seketika, wajah indah Lavenia Luo merah seperti buah apel.

Tanpa sadar meraba-raba perutnya, Lavenia Luo baru teringat, kemarin malam belum sempat makan apapun dan langsung tidur.

Melihat itu, Charlie Xi tak kuasa mengangkat tangannya dan menepuk bokongnya yang bulat itu. Dengan lembut berkata: "Kalau lapar, pergi sarapan ke bawah, kalau tidak nanti kamu maag."

"Tahu." perlahan beranjak dari kasur dengan malu, Charlie Xi mengikuti Lavenia Luo dari belakang menuju ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian. Tempat makan yang indah.

Lavenia Luo sedang makan, namun pikirannya malah otomatis teringat saat Charlie menepuk bokongnya itu, tak kuasa terkekeh.

"Apa yang sedang kamu tertawakan?" Charlie Xi menatapnya dengan curiga.

"Aku sedang menertawakan..tak heran bahwa kamu dan Adeline itu kakak beradik."

"Adeline?" Charlie Xi menatap Lavenia Luo dengan penuh keraguan.

Ujung bibir Lavenia Luo sedikit terangkat: "Beberapa hari yang lalu, Adeline datang ke Perusahaan Luo untuk mencariku."

"Ngapain?" Charlie Xi sedikit mengerutkan alisnya, bertanya dengan heran.

Mengangkat-angkat bahunya, Lavenia Luo sama sekali tidak berencana untuk memberitahukan Charlie akan rencana mereka: "Enggak, dia hanya ingin melihatku."

"Gadis itu tidak mempengaruhi pekerjaanmu kan?" terpikir akan adiknya sendiri, Charlie Xi tak kuasa merasa pusing.

"Tidak. Karakternya cukup baik, bagaimana mungkin menggangguku."

Charlie Xi tampak tak berdaya: "Sepertinya gadis itu memperlakukanmu cukup baik, tapi dari dulu dia dimanjakan, jadi dia sangat penasaran akan kakak iparnya ini. Jangan pikirkan apa yang dikatakannya."

"Tidak, dia tidak mengatakan yang aneh-aneh kok." Lavenia Luo tersenyum lebar, merasa Charlie Xi terlalu gelisah.

"Oh? Kalau begitu apa dong?"

Ujung bibirnya sedikit terangkat, Lavenia Luo berkata sambil merasa konyol: "Jadi waktu itu di kantor berpapasan dengan Justin Ma, tanpa diduga dia menepuk bokongnya, wajah Justin Ma waktu itu berubah menghijau."

"Hah? Bagaimana mungkin dia bisa berbuat seperti itu?" Wajah Charlie Xi menghitam, matanya seketika menggelap.

"Bukankah kamu sama saja? Langsung memukul bokongku." memanyunkan bibirnya dengan kesal, perasaan Lavenia Luo sedang menantikannya.

"Bagaimana mungkin aku sama seperti dia? Dia anak perempuan."

"Omongan memang seperti itu, namun kau masih membuat contoh yang baik. Lain kali jangan pukul aku." pria ini selalu memukul bokongnya, dimana itu sangat menyebalkan.

Mendengar perkataannya itu membuatnya terdiam. Charlie Xi tak kuasa mendorong kepala Lavenia: "Keberanianmu benar-benar makin lama makin besar ya, sudah berani menyindirku?"

"Tidak, tidak berani." Lavenia langsung lanjut memakan makanannya.

Charlie Xi hanya melihatnya sekilas: "Sudah, tidak bahas ini lagi, sarapan dulu. Nanti aku bawa kamu ke rumah sakit untuk check-up tubuh."

Sedikit terbengong, wajah Lavenia Luo seketika menggelap. Dia tahu, Charlie pasti mau membawanya untuk mengecek.

Namun dia benar-benar takut, bagaimana kalau seketika mengecek dan mendapati bahwa ada bayi dalam perutnya??

Sekarang dia sudah berhasil mengadakan kerja sama dengan Perusahaan Royal, tentu akan sangat sibuk untuk sesaat ini. Kalau dikunci di rumah oleh Charlie, akan sangat merepotkan.

Berpikir demikian, dia langsung berkata: "Sudahlah, tunggu setelah tunangan nanti baru pergi periksa. Hal yang perlu diurus hari ini cukup banyak."

"Tidak. Tubuhmu yang paling penting." Charlie Xi menolaknya tanpa ragu. Kemarin Lavenia sudah memakai alasan lelah dan pulang untuk beristirahat, Charlie berusaha untuk menyetujuinya. Namun sekarang tanpa diduga masih saja tidak ingin pergi cek tubuhnya.

"Eeee..hari ini aku tidak muntah lagi. Tubuhku juga tidak ada yang tak nyaman. Mungkin sama sekali tidak hamil. Nanti setelah tunangan baru cek juga masih sempat." Lavenia membujuknya dengan lembut, dalam perkataannya mengandung permohonan.

Mengerutkan alisnya, Charlie Xi ingin menolaknya, namun melihat tatapannya yang memohon seperti itu, tanpa diduga tak sanggup untuk menolaknya.

"Kamu ini, benar-benartidak patuh. Ya, sebelum pertunangan ini memang agak sibuk, kalau begitu tunggu beberapa hari lagi."

"Baik!" melihat Charlie yang akhirnya setuju, Lavenia Luo tersenyum megah, langsung mengangguk-anggukkan kepalanya dengan patuh.

"Aku antarkan kamu ke kantor dulu, kalau nanti tidak enak badan, harus kabari aku." Charlie Xi mengatakan dengan suara mendalam.

Tiap kali Lavenia bekerja, dia sangat serius sampai dia mengabaikan hal lainnya.

"Tenanglah, aku takkan menganggap remeh tubuhku sendiri." Lavenia Luo berjanji dengan serius.

"Hm." sedikit mengangguk, Charlie Xi tak kuasa merasa sedikit curiga. Dikatakan bahwa orang yang sedang melahirkan itu sensitif dan lemah. Apakah dia benar-benar..

Lalu, dua orang tersebut meninggalkan tempat makan. Charlie Xi secara pribadi mengantar Lavenia ke Perusahaan Luo.

Setengah jam kemudian. Maserati biru berhenti di depan pintu Perusahaan Luo.

Dalam mobil, Charlie Xi menatap Lavenia dengan tatapan yang lembut: "Nanti malam aku jemput."

"Hm." Lavenia Luo mengangguk-angguk, bersiap untuk turun mobil, mendadak terpikirkan akan sesuatu: "Nanti malam mau pergi ke rumah lama, kan?"

Tertawa kecil, Charlie Xi menyentuh hidung Lavenia: "Kamu baru ingat? Dasar, besok kita sudah mau tunangan, tentu saja hari ini mau pergi ke rumah tua."

Seketika Lavenia Luo merasa sedikit malu. Teringat akan besok mereka sudah mau bertunangan, tak kuasa wajahnya memerah dan jantungnya berdebaran: "Nanti malam aku tunggu kamu di perusahaan, aku naik dulu ya."

Berkata demikian, Lavenia Luo membuka pintu mobil, bergegas turun dan berjalan masuk ke Perusahaan Luo.

Melihat sosoknya itu, mata Charlie Xi penuh akan kelembutan.

Setelah masuk ke perusahaan, panas di wajah Lavenia Luo masih belum hilang.

Baru masuk lift, mendadak terdengar melodi yang berbunyi.

Lavenia Luo mengeluarkan ponselnya, tanpa melihatnya dan langsung menerima telepon.

Sisi lain telepon tersebut terdengar suara Emilyn yang mengejeknya: "Pengantin perempuan, besok kamu sudah mau bertunangan, kenapa masih begitu tenang?"

"Kalau tidak mau ngapain?" mata Lavenia Luo tak kuasa terpancar sediki ketidak-berdayaan.

Sedikit mengerutkan alisnya, Emilyn tersenyum dan berkata: "Tentunya beritakanlah mengenai hal itu, ini adalah hal yang besar dalam hidup."

"Sebelumnya sudah memberitahukan akan pertunangan ini, sekarang juga tidak harus memberitakan ulang." Lavenia Luo mengangkat-angkat bahunya dengan acuh tak acuh.

Dia ingat bahwa saat mereka baru bersiap untuk mengadakan pertunangan, Charlie Xi sudah memberitakannya.

"Ya elah! Kamu sudah mau bertunangan, kenapa tak senang sedikitpun? Sudahlah, aku pergi mencarimu sekarang, kita ngomong lagi nanti."

Berkata demikian, Emilyn tak menunggu balasannya, langsung menutup teleponnya.

Mendengar sambungan telepon yang telah terputus, mata Lavenia Luo berbinar, benar-benar tak bisa berbuat apa-apa terhadapnya.

Menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya, Lavenia membuka komputernya, bersiap untuk bekerja. Dokumen yang menumpuk beberapa hari ini cukup banyak, dia berencana untuk menyelesaikan semuanya hari ini. Dengan begini, saat pertunangan nanti tak perlu khawatir lagi akan urusan pekerjaan.

Untuk sesaat, dalam ruang kerjanya hanya tersisa bunyi ujung pulpennya.

Di waktu yang bersamaan. Di rumah tua Keluarga Xi. Kamar yang megah di lantai dua.

"Beberapa ini adalah orang-orang yang kupilih. Cepat kamu pilih satu, bawa untuk jumpai nenek." Rainie Yu mengeluarkan setumpuk foto, disusunnya di atas meja. Wajahnya tampak sedikit gelisah.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu