Love From Arrogant CEO - Bab 358 Sakit Jiwa, Lepaskan Aku

Dia sebenarnya ada kepercayaan apa bisa berkata begini?

Melihat bayangan punggung dia pergi, Robin Xi tidak menghalang, malah mengangkat bibirnya dengan suasana hati yang baik, matanya gelap dan tidak jelas?

Kembali ke kamar, Lavenia Luo dengan marah melap pipi dia yang disentuh dengan handuk, sampai merah baru berhenti.

Melempar handuk ke dalam kolam, dia mengerutkan kening dan merenung diatas sofa, dia masih ingat dengan jelas, Robin Xi berkata ketika dia menjadi ketua direktur, nadanya penuh percaya diri.

Cahaya gelap melintas dibawah mata, Robin Xi benar-benar ambisius.

Tetapi sekarang dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, tak kepalang lagi menyelidiki dengan cermat.

Kepikiran langsung melakukan. Dia mengeluarkan hp menelepon Felicia.

Tidak lama kemudian, telepon terhubung, suara dia yang merdu menyebar dari bagian sana.

“Direktur Luo.”

“Felicia, kamu tolong bantu aku menyelidiki seseorang.” Lavenia Luo berkata terus terang.

“Tidak masalah. Menyelidiki siapa?” nada bicara Felicia tiba-tiba berubah menjadi sedikit bersemangat, akhirnya sudah ada tugas, dia sudah malas menyelidiki orang lain secara pribadi.

“Robin Xi.”

Mendengar tiga kata ini, Felicia terdiam sejenak. Bertanya ada sedikit kesulitan: “apakah yang kamu bilang adalah Robin Xi tuan muda kedua keluarga Xi?”

Bagaimana juga tidak kepikiran, ternyata orang yang mau diselidiki adalah dia.

“Betul, aku ingin tahu belakangan ini apa yang sedang dia lakukan secara diam-diam.” Lavenia Luo berkata dengan suara rendah, wajahnya kelihatan ada sedikit berat.

Jika bisa tahu, apa yang ingin dia lakukan, jika begitu akan lebih mudah menyelesaikan.

“Baik, aku sudah mengerti, aku akan menyelidiki jelas secepatnya.” Felicia menjawab dengan nada yang serius.

Mematikan telepon, Lavenia Luo menghela nafas, dalam hati masih ada sedikit kesal dan sumpek.

Dia sebelumnya pergi ke ruang membaca dia, seharusnya lebih berhati-hati sedikit, tidak diduga begitu memalukan sampai ketangkap?

Matahari sore hari, membara menyilaukan.

Diruang tamu rumah tua yang indah, Lavenia Luo sedang menggendong sebuah kaleng kecil berisi manisan asam manis, menonton tv dengan santai, depan meja kecil untuk hidangan teh dipenuhi dengan makanan ringan yang Dewi Lu perintahkan kepada pengurus rumah untuk membelikan kepada dia.

Semuanya makanan kesukaan dia, semuanya menaruh di tempat yang mudah di ambil.

Lavenia Luo memasang senyuman manis diwajahnya, seluruh badan bersandar disofa dengan santai, merasa dirumah tua dan Istana Malige, sepertinya tidak ada perbedaan terlalu besar.

Saat ini, ada suara langkah sepatu hak tinggi di depan pintu, Lavenia Luo mengira adalah Rainie Yu sudah pulang, melihat kesana, menyadari orang yang pulang ternyata adalah Laura Luo, bukankah dia sedang di perusahaan? Mengapa tiba-tiba pulang?

Sebuah kejutan melewati dibawah mata, tetapi dia tidak tertarik untuk bicara dengan dia, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke TV, melihat dia lebih baik menonton sinetron.

Laura Luo pada awalnya adalah mengambil kesempatan siang hari pulang mengambil dokumen. Siapa tahu malah melihat orang yang menyebalkan ini sedang bersantai disini.

Kilatan kemarahan tiba-tiba muncul dibawah mata, dia sendiri sibuk dan kelelahan satu pagi di perusahaan, tetapi dia malah bisa menonton TV dirumah dengan nyaman, mengapa?

Menggigit gigi dengan tidak senang. Dia melangkah besar berjalan ke arah Lavenia Luo, ada sebuah ejekan muncul dimata: “kakak perempuan malah sangat santai didalam rumah, apakah tidak tahu menjaga nenek?”

Terkejut melihat ke arah Laura Luo, apakah dia ada penyakit? Tidak ada masalah malah mencari masalah?

Melirik dia dengan dingin, Lavenia Luo membantah dengan tenang: “nenek sedang istirahat siang, apakah kamu tidak kelihatan dia tidak ada disini? Lagi pula aku datang kesini untuk menemani nenek sekalian merawat kandungan, kamu bukannya tahu juga.”

Nada tenang membuat wajah Laura Luo gelap, dia tentu saja tahu. Tetapi dia juga sudah hamil, dia bisa bersantai didalam rumah? Dia masih harus bekerja keras?

Diam-diam menggesek gigi, tetapi dia sekarang bulannya masih kecil, benar-benar tidak ada alasan apa untuk menyerang dia.

“Setelah lewat beberapa waktu, perut aku juga akan besar, sampai saat itu aku sudah bisa menemani kamu dan nenek dirumah.” Laura Luo tersenyum dengan licik, dalam hati sangat kesal.

Laura Luo memandang dia dengan bermaksud, mengangkat-angkat alis: “jika begitu tunggu sampai waktunya tiba baru bicarakan lagi.”

Dia malah ingin lihat dia bisa berpura-pura sampai kapan.

Melototi dia dengan kesal. Laura Luo berbalik badan dengan marah, dia sangat kesal!

Suasana hati merasa tidak senang langsung masuk ke kamar Robin Xi, bersiap-siap untuk mengeluh.

“Mengapa kamu pulang?”

Robin Xi mengerutkan alis melihat dia dan bertanya, sangat bingung.

“Aku pulang untuk mengambil dokumen. Malah dibikin sangat kesal oleh Lavenia Luo, kamu juga tidak peduli kepada aku!” Laura Luo melihat dia tiba-tiba marah, merasa tidak bersalah dan marah.

Di rumah tua, beberapa masalah ini dia hanya bisa mengeluh dengan dia.

Wajah Robin Xi murung. Sebuah cahaya dingin muncul dimata, berdiri berjalan ke arah dia.

Melihat ekspresi murung dia, dalam hati Laura Luo tiba-tiba muncul sebuah firasat buruk.

Robin Xi menekan dia ke dinding, merendahkan suara memperingatkan: “jangan benar-benar mengira kamu adalah nyonya kedua keluar Xi, jangan ngambek disini dengan aku!”

Dia suka yang patuh, tidak suka orang yang tidak ada masalah malah mencari masalah.

Jarak diantara mereka sangat ekstrem, Laura Luo yang tidak terkendali hatinya sangat gairah, seolah-olah bisa mencium bau air kolonye diatas badan dia.

Mendengar peringatan dia dengan jelas, dalam hati malah tiba-tiba menjadi dingin, didalam mata dia, dia hanya sebuah alat untuk dimanfaatkan saja?

“Apakah sudah ingat?” Robin Xi menatap dia dengan suram.

Tidak rela menggigit bibir bawah, Laura Luo hanya bisa mengangguk kepala dengan patuh: “sudah tahu, aku kembali kamar dulu.”

Selesai bicara, dia membalikkan badan dan pergi.

Melihat bayangan punggung dia, Robin Xi menertawakan, bawah mata berkedip cahaya yang tidak jelas.

Kembali ke kamar. Laura Luo tertiarap diatas kasur dengan kesal, memukul dengan marah.

Dalam otak malah tanpa sadar memikirkan perasaan barusan, masih ada wajah ganteng Robin Xi, sebuah kemerahan tidak tahan muncul di pipi dia yang putih.

Beberapa waktu ini dia benar-benar sudah mati rasa terhadap Charlie Xi, dia bisa kelihatan, meskipun dia menggunakan cara apa lagi, dia tidak akan datang ke samping dia.

Dan Robin Xi juga tidak buruk dalam semua bagian, jika dia benar-benar bisa menikah dengan Robin Xi, juga menjadi nyonya muda kedua keluarga Xi, kepikiran begini, juga lumayan?

Kepikiran pernikahan diantara mereka, Laura Luo menyipitkan mata. Bersiap-siap lebih berusaha, jika tidak bisa mendapatkan hati Charlie Xi, jika begitu menjadi perempuan Robin Xi juga lumayan?

Waktu berlalu sedikit demi sedikit, sekejap mata sudah sore hari.

Dewi Lu bangun dari tidur siang, turun kebawah penuh dengan energi.

Mendengar suara langkah kaki, Lavenia Luo berbalik melihat dia, bersenyum: “nenek, bagaimana dengan tidur anda?”

“Iya, lumayan.”’ Dewi Lu sedikit mengangguk kepala, duduk disamping dia, melirik makanan ringan diatas meja kecil untuk hidangan teh dan bertanya sambil tersenyum: “Jika makanan ringan ini tidak cukup, atau kamu ingin makan sesuatu, kapan saja menyuruh pengurus rumah pergi membeli.”

“Ini sudah cukup.” Lavenia Luo tersenyum malu, ada sedikit malu-malu membuatkan secangkir teh untuk dia, gerakannya sangat alami, lihatnya sangat menyenangkan.

Ada sedikit terkejut melintas bawah mata, Dewi Lu bertanya dengan terkejut: “tidak menyangka kamu masih bisa membuat teh.”

Membuat teh dikatakan sangat gampang, tetapi langkah-langkahnya sebenarnya sangat rumit, dan gerakan Lavenia Luo barusan sedikitpun tidak buruk.

“Ini adalah diajarkan ibu aku ketika masih kecil, jadi bisa.” Lavenia Luo berkata dengan rendah hati, meletakkan teh panas ke depan dia.

Mengangkat gelas mencicipi satu suap, wangi teh sangat panjang, bawah mata Dewi Lu menunjukkan sedikit kepuasan, dia sebenarnya sangat suka minum teh.

Melihat tingkah laku dia yang baik, dia tidak bisa tidak mengingat kata-kata yang dikatakan oleh pengurus rumah sebelumnya, masih ada Justin Ma itu?

Merenung beberapa saat, dia memutuskan lebih baik bertanya sendiri, melihat dia apakah akan mengatakan sebenarnya.

“Oh iya Lavenia, aku dengar hubungan kamu dan Justin Ma sangat baik? Kalian dulu adalah? Dewi Lu bertanya dengan santai, pandangan yang semangat malah menatap sepasang mata dia.

Sedikit terkejut, Lavenia Luo tidak menyangka Dewi Lu tidak diduga bisa tiba-tiba bertanya masalah ini, kemudian memikirkannya, takutnya adalah orang lain mengatakan sesuatu didepan dia?

Tetapi dia dan Justin Ma sekarang tidak bernoda, meskipun berkata sesuatu juga tidak apa-apa.

Justin Ma dan aku sudah saling kenal sejak lama, termasuk teman sejak kecil, sebelumnya kami juga saling ada perasaan baik terhadap satu sama lain, hanya saja setelah itu dia pergi ke luar negeri untuk berkembang, dan aku kenal Charlie?” Lavenia Luo tidak menyembunyikan, seluruh wajah yang jujur melihat Dewi Lu.

Berbicara tentang Charlie Xi, ada sedikit romantis tanpa sadar muncul dibawah mata, matanya menjelaskan dengan sungguh-sungguh: “setelah bertemu dengan Charlie, dia benar-benar banyak membantu aku, aku terharu oleh dia, dan diantara aku dan Justin Ma sejak awal sudah bicara dengan jelas.”

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu