Love From Arrogant CEO - Bab 214 Berhadapan dengan Robin Xi

"Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat menerima panggilan."

Suara dari sistem terdengar dari telepon. Charlie Xi menutup teleponnya. Tak berapa lama dia kembali menghubunginya, namun tetap tidak ada jawaban.

Hatinya, seketika mengelam. Memiliki firasat buruk, Charlie Xi melihat Sekertaris Yin: "Coba kamu telepon dia."

Sekertaris Yin mengeluarkan teleponnya tanpa ragu. Meneleponnya, namun sudah tidak aktif.

"Nomor Nona Luo sudah tidak aktif. Tidak bisa dihubungi."

Reaksi pertama Charlie Xi yaitu Lavenia sedang dalam masalah. Seketika kebingungan dan gelisah. Dengan suara mendalam memberi perintah: "Cepat cek lokasinya." Apa yang sebenarnya terjadi?

"Ya." Sekertaris Yin merespon dengan tegas. Segera mengutus orang untuk mulai mencari kabar tentang Lavenia.

Pikirannya tak kuasa teringat akan sesuatu. Ekspresinya tampak aneh saat Lavenia Luo beranjak pergi: "Oh ya. Saat Nona Luo beranjak pergi, ekspresinya tidak begitu bagus, terlebih saat pergi juga sangat terburu-buru."

"Apa yang terjadi dengan Perusahaan Luo? Sudah dicek?" karena dia begitu gelisah, tentu bukanlah hal perkara kecil.

"Aku juga sangat heran. Sudah dicek, Perusahaan Luo damai tentram, sama sekali tidak terjadi apapun." Sekertaris Yin menjawab dengan kebingungan.

Charlie Xi mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja. Menyipitkan matanya, tak sengaja melihat gambaran desain itu: "Kalau dia sudah masuk ke kantor, lantas kenapa memberikan gambaran itu kepada kamu?"

Lavenia seharusnya meletakkan gambaran itu di mejanya agar nanti saat dia bangun langsung bisa melihatnya. Terlebih..bagaimana dia bisa tertidur..dia sama sekali tidak teringat.

"Tadi, selain Lavenia, ada siapa lagi di ruang kerja?" Charlie Xi bertanya dengan tatapan yang dingin.

"Ada Laura Luo. Saat aku menghampiri, kebetulan dia membuka pintu beranjak keluar, katanya datang untuk mengantarkan Anda teh." Sekertaris Yin mengerutkan alisnya, kalau dipikir sekarang, ekspresinya tampak sedikit mencurigakan.

"Cepat cek CCTV. Segera cari keberadaan Lavenia." Charlie Xi mengatakan dengan tatapan yang mendalam. Sekarang dia sama sekali tidak ada cara untuk menghubunginya, hanya bisa menunggu kabar.

Kehilangan keberadaannya, membuat Charlie merasa sangat gelisah??

"Ya. Sekarang aku akan pergi mengeceknya." Sekertaris Yin merespon kemudian bergegas membalikkan tubuhnya dan beranjak keluar. Seharusnya dia memikirkan hal itu lebih awal.

Malam perlahan tiba. Lavenia Luo tidak ingin kembali ke Istana Malige. Berkelana di jalan tanpa tujuan.

Pikirannya terus terpikir akan pemandangan di ruang kerja Charlie Xi itu??

Brak! Pada akhirnya dia kembali tersadar. Sebuah mobil mendadak menghantam belakang mobilnya.

Lavenia Luo seketika terbengong, sedikit terkejut, tanpa sadar melihat ke belakang, namun tanpa diduga mobil yang dibelakang itu adalah mobil sport hitam German.

Belum sempat merespon, supir itu sudah terburu-buru turun dari mobil.

"Bisa bawa mobil ga sih! Kenapa rem mendadak!!"

Diteriak oleh orang itu, Lavenia Luo bergegas turun dari mobil dan meminta maaf: "Maaf. Saya sedang memikirkan hal lain??"

"Ngomong maaf saja sudah!" supir itu kelihatannya tak mau membiarkannya begitu saja.

Akhirnya, pria yang duduk di belakang mobil itu menurunkan jendela mobilnya: "Sudah, dia temanku."

Terdengar suara yang familiar. Membuat Lavenia Luo terkejut, tanpa diduga bisa berpapasan dengan Robin Xi!

"Kamu..Kok bisa?"

"Kenapa tidak bisa?" tersenyum jahat, Robin Xi juga sama sekali tidak menyangka bisa berpapasan dengannya saat mengarah ke Aokang.

"Karena itu kamu, biaya mobilnya nanti akan kuganti lain kali. Kalau tidak ada lagi, aku pergi dulu." Lavenia Luo sekarang benar-benar tidak memiliki mood untuk melayani Robin Xi.

"Ck ck..Aku bukannya ga ada uang. Kakak ipar jika memang mau memberi kompensasi, pakailah cara lain." Langsung membuka pintu dan turun dari mobil.

Hari ini Robin Xi baru membicarakan tentang beberapa kerja sama. Suasana hatinya sangat bagus.

"Cara apa?" Lavenia Luo menatap Robin Xi dengan terkejut, tak tahu apa yang sedang dikatakannya.

"Aku hanya menerima satu cara. Traktir aku makan."

"Kamu??"

"Kenapa?? Kakak ipar begitu pelit? Tak ungkit kali ini, kakak ipar juga sudah berhutang padaku karena waktu itu." tak menunggu Lavenia Luo menolaknya, Robin Xi langsung membuka suara.

Lavenia Luo mendesah tak berdaya. Memutar kepalanya dan melihat mobilnya sendiri. Tabrakannya cukup serius, kelihatannya juga tidak bisa kembali seperti itu??

"Baik, mau makan apa, kamu yang pilih. Aku mau telepon mobil derek dulu."

"Enak sekali." Robin Xi tersenyum, rela menunggu Lavenia Luo selesai bertelepon. Menaiki mobilnya, langsung beranjak ke hotel.

Sepanjang jalan, Lavenia Luo membungkam tidak mengeluarkan suara, namun terus melihat-lihat teleponnya.

Sudah diaktifkan teleponnya, namun sepertinya Charlie Xi masih belum menelepon. Pria ini, sebenarnya sedang ngapain, tidak berencana untuk memberinya penjelasan?

"Kakak ipar, kamu sedang bertengkar dengan abang?" melihat pergerakan Lavenia Luo, sepertinya Robin Xi mengetahuis semuanya.

Kelihatan tidak ingin membahas hal ini, Lavenia Luo juga tidak melihatnya, menjawab dengan dingin: "Bukan urusanmu."

"Kenapa bukan urusanku??" Mata Robin Xi menghitam, berkata dengan serius: "Sudah pernah kubilang, kalau kamu mau, kapanpun kamu boleh datang kepadaku."

Dia mengatakannya begitu natural. Wajahnya begitu mirip dengan Charlie Xi, tampak tampan.

Wanita manapun, kalau mendengar dia memberi permintaan seperti itu, pasti akan bergairah.

Namun Lavenia Luo hanya memberinya tatapan putih: "Kalau kamu tidak mengatakan lelucon seperti ini, mungkin aku takkan begitu membencimu."

Ini perkataan sejujurnya dalam hatinya, hanya ingin Robin Xi sedikit lebih normal.

"Aku tidak sedang bercanda." mendadak mendekatinya.

Aroma tubuh Robin Xi mendekat, membuat Lavenia Luo sedikit salah tingkah. Namun dalam ruangan kecil ini, anggaplah dia meraih pintu mobil, juga tak bisa menghindari momentum ini??

"Aku serius." Robin Xi menatap Lavenia Luo dengan tatapan tajamnya, emosi dalam hatinya tak terjelaskan.

Awalnya baginya, Lavenia hanyalah properti Charlie Xi. Namun apapun yang menjadi miliknya, dia ingin merebutnya.

Namun semenjak menyelamatinya waktu itu, dia baru menyadari, dia tidak tahu sejak kapan mulai menganggapnya serius.

Saat mengetahui dia bisa desain perhiasan, baru yakin bahwa dia adalah berlian yang masih belum dipoles??

"Aku tak peduli yang dikatakanmu itu benar atau tidak. Aku tidak tertarik. Bulan depan, aku akan resmi menjadi kakak iparmu." menggepalkan giginya, Lavenia Luo sedikit tak percaya diri.

"Hehe." melihat dia yang takut-takut seperti itu, Robin Xi tersenyum.

"Bagi orang kaya, jangankan bulan depan, anggaplah kalian besok bertunangan, mungkin hari ini akan terjadi masalah, iya kan?" Robin Xi melihat Lavenia Luo seperti memangsanya.

Membuat Lavenia Luo tidak nyaman, merasa sedikit menyesal sudah menyetujui untuk makan bersamanya.

"Direktur Xi, sudah sampai." supir menghentikan mobilnya dan melaporkan dengan suara rendah.

"Baik." kata Robin Xi. Dengan elegan turun dari mobil, membukakan pintu untuk Lavenia Luo.

Namun sedikit kehilangan kesadaran, sepatu hak tingginya sedikit kepleset.

Tanpa sadar Robin Xi langsung meraihnya: "Hati-hati!"

Merasa dirinya telah berada dalam pelukannya, Lavenia Luo langsung berdiri tegak, mundur selangkah: "Aku tidak apa, terima kasih."

Dengan canggung menurunkan kepalanya lalu berjalan masuk ke restoran.

Robin Xi malah merasa ada kekosongan dalam pelukannya. Entah bagaimana, saat Lavenia mendekapnya, Robin malah sangat menyukainya.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu