Love From Arrogant CEO - Bab 128 Memaksa Laura Luo!

Melihat beberapa luka merah yang ada di pipinya, seketika pandangannya mendalam. Sedikit menyesal, seharusnya tadi dia menuangkan seluruh teh hijau itu ke atas tubuh pelacur itu! Membakarnya!

Kedepannya jangan biarkan dia berjumpa dengannya, kalau tidak dia akan merasa bagus.

Laura Luo yang sedang memaki-maki Selly Bai dalam hatinya dengan amarah yang meluap, seketika Lavenia Luo measuk dengan membawa sebuah kantungan kecil.

Mendengar adanya suara, ia menatap ke belakang dan melihat Lavenia Luo. Dengan terkesima Laura Luo berkata: "Kakak, kamu sudah selesai berbicara dengan Direktur Xi?"

"Ya. Ini adalah kantung es yang dikirim oleh Direktur Xi. Pakaikan di wajahmu."

Barusan melihat asisten yang membawa kantung es, dia lalu membawanya masuk.

Mengambil kantung es dengan tatapan kosong. Dengan girang Laura Luo berkata: "Ini, dikirim oleh Direktur Xi untukku?"

"Mungkin??" Lavenia Luo sedikit canggung, tidak tahu bagaimana menjawabnya. Charlie Xi hanya memberi arahan.

Laura Luo menatap ke kantung es kevil yang ada di tangannya, mendadak amarah yang ada di hatinya menghilang. Dia tahu, Charlie Xi tentu takkan melihatnya dipukuli begitu saja, tentu akan perhatian kepadanya secara diam-diam.

Dengan hati-hati meletakkan kantung es itu di atas wajahnya. Membayangkan bahwa Charlie yang sedang menyentuh pipinya. Laura Luo tersenyum seperti gila, merasa semakin menyukainya??

Laura Luo sudah membuat keputusan. Dia takkan membiarkan Charlie Xi terus begitu. Karena dia enggan untuk berinisiatif, maka Laura lah yang akan bertindak!

"Cepat taruh. Bagaimana wajahmu?" suara Lavenia Luo yang lembut dan perhatian, mendekat dan membantu mengecek wajahnya.

"Aku tidak apa. Taruh sebentar juga akan membaik." dengan senang Laura Luo meletakkan kantung es itu ke atas wajahnya, senyumanya terukir di wajahnya.

"Kerjaan kamu gimana? Sudah siap? Kalau sudah, mari ikut aku pulang rumah."

"Sudah, kalau begitu aku akan meminta izin kepada Direktur Xi." Mengungkit Charlie Xi, Laura Luo tak kuasa ingin kembali menyapanya dan berterima kasih.

"Tak usah. Sudah kukatakan, ayo jalan." Lavenia Luo melihat ke arah jam, pulang lebih awal akan lebih baik.

"Oh. Baik??" Laura Luo sedikit murung, namun hanya mengikutinya.

Setengah jam kemudian.

Mobil sport merah tiba di villa yang mewah, rumah lama Keluarga Luo.

Berhenti di depan pintu villa, membuka pintu. Dengan elegan Laura Luo berjalan keluar, masuk ke dalam villa bersama dengan Laura Luo.

Pembantu rumah menyambut kedatangan mereka. Dengan senyum berkata: "Nona pertama, Nona kedua."

"Apakah kakek ada?" Lavenia Luo bertanya dengan senyuman, mengirimkan bingkisan yang ada di tangannya.

"Tuan ada di ruang tamu." Pembantu menerima bingkisan, menjawab dengan sopan.

Sedikit mengangguk, Lavenia Luo langsung berjalan ke ruang tamu. Baru sampai di sudut, melihat Ferdian Luo yang sedang membaca koran dengan santai.

Mendengar suara langkahan kaki, dia mengangkat kepalanya dan pergi melihat. Pandangannya mengarah ke Lavenia Luo kemudian Laura Luo.

"Kakek, aku dan kakak datang menemuimu."

Suara yang riang itu membuat Ferdian Luo tak kuasa tersenyum: "Mari duduk."

Setelah duduk, Laura Luo memberikannya bingkisan yang ada di atas meja. Dengan senyum dan berkata: "Kakek, ini kami pilih sendiri, baik untuk kesehatan Kakek."

"Ucapanmu manis." Ferdian Luo melihat ke wajah kecilnya, perasaannya membaik.

"Aku mengatakan yang sesungguhnya, Kakek perlu hidup ratusan tahun." Laura Luo berkata dengan tertawa lembut, penuh dengan tulus.

Sejak kecil diatahu cara untuk menyenangkan orang tua.

"Ada udang dibalik batu. Kenapa datang kemari?" Ferdian Luo menatap ke arah Lavenia Luo dengan suasana hati yang bagus, senyuman yang ada di matanya sedikit menghilang.

Pandangannya mengelam. Dari dulu Ferdian Luo tidak pernah memperlakukannya dengan lembut.

Setelah menguasai dirinya, Lavenia Luo melihat ke langsung ke sepasang matanya dengan ketakutan: "Aku datang untuk membahas sesuatu dengan Kakek, mengenai masalah Manager Gao."

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Ferdian Luo menyipitkan sepasang matanya, tatapannya tampak dingin.

Tanpa berpikir, Lavenia Luo mengeluarkan beberapa dokumen, meletakkannya di hadapan Ferdian Luo, dengan dingin berkata: "Manager Gao menginstruksi Monica Li untuk mengutak-atik buku akun perusahaan. Sudah menggelapkan dana 40 miliar. Mengenai hal ini, apakah Kakek mengetahuinya?"

Mengenai penggelapan keuangan perusahaan, dia sudah lama ragu, makanya hari ini datang untuk bertanya kepadanya secara pribadi.

"Apa katamu?" Ferdian Luo mengerutkan keningnya, dengan marah dia berkata: "Tanpa disangka dia berani menggelapkan uang perusahaan?" Dia hanya menyuruhnya untuk memberi Lavenia Luo sedikit masalah, tak menyuruhnya menghabiskan uang perusahaan!

Perusahaan Luo baru kembali pulih, Dia sangat jelas mengetahui bagaimana untuk memusnahkannya secara pribadi!

Lavenia Luo menatapnya tanpa ekspresi, melihat dia yang begitu marah, tak kuasa lega, baguslah jika itu bukanlah arahannya.

"Aku datang untuk memberitahu Kakek. Monica Li sudah dikirim ke kantor polisi. Aku juga tak bisa mentoleransi tindakan manager Gao." Lavenia Luo berkata dengan tegas. Saat Manager Guo menggelapkan dana perusahaan, dia bersiap untuk memecatnya.

"Apa yang akan kamu lakukan?" berpikir beberapa saat, Ferdian Luo bertanya dengan serius.

"Aku akan membawa bukti ini kepada polisi, biarkan mereka yang membuatnya memuntahkan uang yang digelapnya." Lavenia Luo berkata dengan dingin, matanya mengelam.

Menatapnya secara mendalam, Ferdian Luo menggangguk sedikit dan menyetujui: "Karena dia telah melakukan hal ini, seharusnya dia mendapat ganjarannya."

Kalau Manager Gao melakukan hal lain, mungkin dia bisa membantunya, namun mengenai kerugian yang dialami Perusahaan Luo, tentu dia sama sekali tidak bisa mentolerirnya.

Lavenia Luo tampak terkesima, tanpa disangka Ferdian Luo bisa berkata seperti itu. Namun, karena persetujuannya, masalah lebih mudah diurus.

"Selain masalah ini, ... Berharap kedepannya kakek tak perlu mengutus orang lagi untuk membuat masalah di Perusahaan Luo." Lavenia Luo menatap Ferdian Luo dengan erat.

Perusahaan Luo sudah kembali ke jalurnya, sama sekali tak mudah. Dia tak berharap kedepannya dihancurkan oleh orang dalam??

"Kamu sedang komplain padaku?" Ferdian Luo menyeringai. Bagaimana dia tak mengerti maksud tersiratnya: "Jika otoritas Perusahaan Luo bukan kamu, mengapa aku melakukan seperti ini?"

"Aku tahu kakek tidak menyukaiku! Namun kamu tidak bisa mengambil Perusahaan Luo sebagai bahan candaan!" tak kuasa terlintas amarah di mata Lavenia Luo. Dia berjuang keras mencari investasi untuk Perusahaan Luo, sama sekalli tak berniat untuk menyeretnya!

"Kalau kamu sendiri yang mau keluar dari Perusahaan Luo, maka tentunya aku takkan berbuat demikian." Ferdian Luo melototinya, tatapan yang ironi.

Hatinya, mendadak tertusuk kesakitan, apakah ini yang rasanya dibenci?

Menarik nafas dalam, dia tetap mempertahankan sikap yang tangguhnya: "Kalau kakek mampu mencari orang yang mampu berusaha keras demi Perusahaan Luo, aku tentu akan menyerahkannya dan mundur!"

Tidak semua orang bisa sama seperti dia, membuat Perusahaan Luo sebagai segalanya. Dia hanya berharap perusahaan yang diwariskan oleh ayahnya tidak ditindas oleh orang!

"Hehe, baik!" Dengan marah dia menyeringai. Pandangan Ferdian Luo jatuh pada Laura Luo: "Laura, beritahu Lavenia Luo, bisakah dia melakukannya!"

Kalau Laura yang menjadi tertua, dia tak mungkin begitu!

Laura Luo sedang memainkan teleponnya, tidak menyangka perang itu bisa menariknya. Dengan tatapan kosong melihat ke arah Ferdian Luo dan Lavenia Luo: "Kakek, apa yang sedang kalian bicarakan?"

Dia bahkan tidak tahu apa yang sedang mereka bahas. Dia hanya kira-kira tahu bahwa ini adalah masalah Perusahaan Luo, namun dia sama sekali tidak tertarik??

"Kalau kamu berhasil menjadi Direktur Utama Perusahan Luo, kamu mau tidak?" Ferdian Luo menatap ke arahnya dengan tatapan yang membara, bertanya dengan suara yang mendalam.

Kalau dia memiliki pemikiran seperti itu, dia tentu akan menghabiskan waktunya untuk melatihnya.

"Direktur utama? Kakek, kamu sedang bercanda?"

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu