Love From Arrogant CEO - Bab 127: Laura Luo Ditampar

"Aku memukulmu dengan ringan. Jangan mengira aku tidak melihatmu yang menumpahkannya dengan sengaja!" Selly Bai kesakitan, membentaknya dengan menunjuknya.

Tanpa disangka dia berani melukainya dengan sengaja. Dia benar-benar tak berniat untuk hidup lagi!

Mendadak Laura Luo terisak tangis, dengan memilukan berkata: "Tidak, aku benar-benar tidak sengaja??"

Sial! Tanpa diduga dia melihatnya.

"Masih berani berbohong! Akan kubunuh kamu hari ini!" Selly Bai kembali menjulurkan tangannya, lalu mengibaskannya ke wajahnya.

"Berhenti!" Mendadak, terdengar suara Lavenia Luo. Tiba-tiba mencengkram lengan Selly Bai.

Melihat Lavenia Luo, mata Laura Luo mendadak terlintas kegembiraan yang berbinar-binar: "Kak? Kenapa kamu di sini?"

Untung Lavenia Luo sudah datang, kalau tidak, pukulan kali ini pasti sangat menyakitkan?

"Nona Bai, ini adalah Perusahaan Aokang, kamu asal memukul orang. Apa maksudnya ini?" Lavenia Luo menatap Selly Bai dengan dingin.

Tanpa diduga, dia yang datang untuk mengantarkan beberapa dokumen untuk Charlie Xi, tepat melihat Laura Luo yang akan dipukuli.

Kalau dia datang sedikit lebih lama, bukankah Laura Luo mendapati kesulitan?

"Lavenia Luo?" Melihat Lavenia Luo, amarah Selly Bai mendadak menghilang??

Charlie Xi juga tidak menyangka akan kedatangan Lavenia Luo, segera mengerutkan alisnya dan melihat ke arah Selly Bai. Dengan dingin berkata: "Cukup!"

Laura Luo adalah adik Lavenia Luo. Barusan melihat dia yang dipukuli dihadapannya, itu sudah cukup menyedihkan!

Hati Selly Bai penuh dengan amarah, malah juga melototi Lavenia Luo dengan geram. Mendengus dengan dingin: "Karena Kakak Xi begitu memihaknya, aku juga tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sekertaris Yin, tolong antarkan aku ke rumah sakit."

Berhadapan dengan Lavenia Luo, luka yang ada di kakinya terlalu sakit, sama sekali tidak bisa ditahannya??

"Sekertaris Yin, antarkan Nona Bai ke rumah sakit." Charlie Xi berkata dengan suara yang mendalam, menatap sekilas luka Selly Bai, malah sama sekali tidak peduli.

"Baik." dengan enggan Sekertaris Yin berkata. Meski enggan untuk melayani Nona yang sombong ini, namun hanya bisa menopang Selly Bai. Dengan pincang meninggalkan ruang kerja.

"Kamu baik-baik saja?" Lavenia Luo melihat kembali, melihat mata Laura Luo.

Di rumah Laura Luo biasanya sangat ceroboh. Sekarang menjadi sekertaris Charlie Xi, tanpa diduga masih ada kendala.

Kalau bukan adiknya, mungkin sekertaris yang ceroboh seperti ini, dari awal Charlie Xi sudah memecatnya.

Sudah membuatnya malu??

Kembali tersadar, Laura Luo langsung menggelengkan kepala: "Aku tidak apa-apa, hanya pipi saja yang sedikit sakit."

Mengigit bibir bawahnya dengan lembut, Laura Luo mendadak melihat ke arah Charlie Xi dengan menangis: "Direktur Xi, aku benar-benar tidak sengaja. Hanya saja tak hati-hati dan tersandung."

"Ya, kalau tidak apa-apa kembalilah bekerja. Aku ada hal yang perlu dibahas dengan kakakmu." Charlie Xi sedikit mengangguk kepalanya, membiarkannya keluar terlebih dahulu.

Dengan hati yang gembira, Laura Luo tak kuasa merasa sedikit tersentuh, dia tahu. Tak peduli kesalahan apa yang dibuatnya, dia tentu akan mempercayainya!

"Baik, kalau begitu Direktur Xi, aku kembali ke ruang kerja terlebih dahulu??" Laura Luo kembali melihat ke Lavenia Luo, tersenyum manis, malah tak sengaja menyentuh luka yang ada di ujung bibirnya. Tak kuasa terkesiap.

Melihat Laura Luo yang keluar terburu-buru, Lavenia Luo sedikit tak berdaya.

"Sedih melihat adikmu? Nanti akan kusuruh sekertaris membawakannya beberapa es." Charlie Xi berkata dengan tenang. Barusan dia melihat pipi Laura Luo yang sudah membengkak.

"Terima kasih." Lavenia Luo sedikit mendesah, menyerahkan dokumen kepada Chalie Xi.

Charlie Xi melihat tak sedikit kotak hadiah yang ada di atas meja, kemudian mendesah??

Laura Luo melihat tatapannya, melihat hadiah yang ada di hadapan Charlie Xi yang, hatinya sedikit murung.

"Seperti yang diduga fans Tuan Xi tidak sedikit." Lavenia Luo melihat ke hadiah yang ada di atas meja dan menggodanya.

Dia diculik karena Selly Bai, sekarang adiknya dipukulinya.

Namun Charlie Xi masih menerima hadiah dari orang lain, dia merasa tidak nyaman.

Melihat dia yang mengerutkan bibirnya, Charlie Xi sedikit tersenyum: "Akhir-akhir ini, kamu semakin peduli padaku?"

"Omong kosong apa??" hatinya melompat. Tak kuasa Lavenia Luo melihat ke arah pintu, tak ingin Laura Luo mendengarnya.

"Apakah itu omong kosong? Bukankah kamu datang untuk menjemputku lebih awal?" berkata dengan lembut, perlahan berdiri di sampingnya.

Mendadak Lavenia Luo menjadi gugup, akhir-akhir ini dia mulai sangat memperhatikannya??

Namun, ini adalah ruang kerja, kenapa dia tidak takut orang lain masuk??

Tangannya yang besar mencengkramnya, mendadak memeluknya: "Aku ingin mendengarnya langsung darimu, katakanlah, apakah kamu mulai peduli padaku?"

Teringat kembali akan tempelan itu, di selalu merasa dipedulikan.

"Enggak. Hanya datang untuk mengirimkanmu dokumen, juga?? untuk mengantarkan Laura pulang."

"Oh? Datang untuk menemuinya?" mengerutkan alisnya, mood Charlie Xi berubah sedikit muram.

"Ya, ada masalah di kantor. Aku perlu mencari Kakek."

"Kamu mau kembali ke rumah? Aku temani." Mendengar dia yang akan pergi menemui Ferdian Luo, Charlie Xi tak kuasa mengerutkan alisnya.

"Tidak, aku hari ini ada urusan penting."

"Pas, aku juga ada urusan penting untuk menemui kakekmu." Charlie Xi mengatakan dengan tenang.

"Ada urusan apa?" Lavenia Luo bertanya dengan curiga.

"Kamu sudah merupakan tunanganku. Tentu aku perlu pergi menemuinya." Charlie Xi menyeringai, berkata dengan suasana hati yang baik.

"Jangan bercanda!" Jangan lupa akan perjanjian antara kita!" wajah Lavenia Luo memerah, menyangkalnya dengan malu.

Hubungan antara mereka jelas-jelas adalah palsu, bisakah dia berkata dengan tidak begitu ambigu?

"Aku tahu, makanya mau membuatnya menjadi kenyataan." Charlie Xi mengatakannya dengan nada yang rendah, matanya terpancar sedikit kesenangan.

"Jangan bikin masalah!" Lavenia Luo sedikit panik, tak kuasa mendorongnya dengan kuat.

Namun Charlie Xi malah memeluknya semakin erat, tubuh kedua orang itu seperti hampir menempel.

"Ini adalah ruang kerjamu, bisakah lepaskan aku??" Hatinya, benar-benar melompat tak karuan.

Terlebih lagi, wajahnya yang semakin mendekat, nafasnya seperti hampir membakarnya.

"Baik, kalau begitu aku akan mengumpulkan keuntungan dulu." berkata demikian, Charlie Xi mendadak mendaratkan sebuah ciuman, setelah memberinya ciuman cepat, lalu melepaskannya.

Wajah Lavenia Luo malah menjadi sangat amat merah??

Teringat akan tubuh mereka yang semakin mendekat, mendadak wajahnya memerah.

"Aku?? Aku pergi dulu." sial, antara dia dan Charlie Xi, akhir-akhir ini semakin ambigu.

Apakah ini perasaan menyukai seseorang, hati tak kuasa bisa berdetak begitu kencang?

"Pergilah. Hati-hati di jalan."

"Em?? Oh ya, akan kubantu Laura Luo untuk izin." menahan wajahnya yang merah, Lavenia Luo berkata dengan suara yang rendah.

"Dia adalah adikmu, bawalah dia kapanpun kamu mau."

Lagipula kalau meninggalkannya juga merepotkan dan hanya membuat pusing.

"Baik." Lavenia Luo mengangguk kepala, berjalan keluar dari ruang kerja Charlie Xi.

Setelah keluar, diam-diam dia menghela nafas lega. Menenangkan hatinya baru pergi mencari Laura Luo.

Saat itu, Laura Luo yang sedang berada di ruang kerja sedang menggenggam kaca rias, melihat wajahnya sendiri.

Tak disangka wanita jelek itu berani turun tangan, kalau saja ada cacat di wajahnya, habislah dia!

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu