Love From Arrogant CEO - Bab 46 Beraninya Kamu Mengganggunya

Melihat muka dia pucat, Lavenia Luo memancarkan kesusahan.

Charlie Xi mengedipkan mata, menandakan dirinya sudah tahu.

Setelah beberapa saat, dia berkata: "Kamu bagaimana."

Walaupun waktu itu dia di dorong, tetapi dia tidak tahu, dia tersakiti atau tidak.

"Aku tidak apa-apa, tidak perlu khawatir." Dia tahu apa yang di maksud olehnya.

Hatinya sedikit lega, Charlie Xi menjadi tenang. Dia tidak apa-apa??

Sesaat, terjadi keheningan di antara keduanya.

Lavenia Luo dengan diam menatap dia, tidak mengganggu waktu dia istirahat.

"Ganteng ya?" Charlie Xi tiba-tiba bertanya.

"Apa?" terkejut. Lavenia Luo tidak mengerti dan menatap dia, tidak tahu apa maksudnya.

Membuka matanya, Charlie Xi melihatnya dengan godaan: "Kamu terus menatap aku, bukannya terpesona karena aku?"

Pipi Lavenia Luo memerah, melihat dia: "Bicara sembarangan, aku hanya khawatir kamu tidak nyaman."

Semua tersakiti, tetapi masih bicara omong kosong, lelaki jahat.

"Tidak apa, tetapi aku sangat sakit." Charlie Xi berkata dengan tenang, benar-benar tidak terlihat dia sangat sakit.

Dalam hati, Lavenia Luo khawatir: "Sangat sakit? Bagaimana ini? Aku pergi tanya dokter ada cara tidak untuk mengurangi rasa sakit."

Selesai bicara, dia segera berdiri, dan pergi meninggalkan ruangan.

Baru selesai menjalankan operasi, pasti sangat sakit, harusnya dia lebih awal memanggil dokter.

Charlie Xi tidak sempat menahan dia, dia secepat kilat pergi meninggalkan ruangan.

Sekarang obat anestesi masih belum berlalu, dia sebenarnya tidak terlalu merasakan, hanya ingin menggodanya, tidak di sangka dia bereaksi sangat besar.

Klik!

Pintu ruangan terbuka, disertai dengan langkah kaki.

"Direktur Xi, bagaimana perasaanmu?" Sekertaris Yin dengan khawatir bertanya. Pertama kali melihat dia sangat lembut.

Charlie Xi mengalihkan pandangan kepada Sekertaris Yin: "Tidak perlu khawatir."

Melihat dia sadar, Sekretaris Yin berkata dengan suara rendah: "Itu bagus. Tapi lenganmu patah, kamu perlu istirahat beberapa saat."

"Eng, perusahaan pasti menyusahkanmu." Charlie Xi mengangguk.

Sekertaris Yin mengangguk: "Direktur Xi tenang, aku sudah mengaturnya dengan baik."

Rasa lega melintas di matanya, Charlie Xi tidak meragukan kemampuan Sekretaris Yin.

Charlie Xi kembali ke topik utama: "Bagaimana dengan para pelakunya? Apakah kamu menemukannya?"

"Mobil itu melarikan diri. Aku mengirim seseorang untuk memeriksanya."

"Lari?" Charlie Xi mengerutkan kening. Setelah dipukul, ia jatuh koma, apa yang terjadi setelah itu tidak jelas.

"Benar, aku sudah memperluas pencarian, aku juga mengecek CCTV. Mobil itu tidak memilik plat, takutnya sudah di rencanakan." Sekertaris Yin ragu.

Charlie Xi terdiam. Kejadian saat itu, berdasarkan kecepatan mobil saat itu, jika benar-benar tertabrak dia pasti akan terluka parah.

"Takutnya untuk menabrak Lavenia Luo. Kamu periksa dengan jelas, siapa yang ingin macam-macam dengan dia." Charlie Xi menatap dalam, siapa yang berani macam-macam dengan wanitanya, hidupnya pasti akan susah.

"Benar, aku akan segera menemukan hasil." Sekretaris Yin mengangguk.

"Aku kapan dapat keluar dari rumah sakit." Charlie Xi bertanya, dia sangat tidak suka rumah sakit.

"Kira-kira harus tinggal 1 minggu, baru bisa keluar." Sekretaris Yin berkata, tahu dia tidak suka dengan suasana rumah sakit, tetapi sekarang tidak bisa apa-apa, dia hanya bisa bersabar.

"Eng, kamu sekarang periksa dokumen, sekalian panggil Lavenia Luo kembali." Charlie Xi berkata. Dia pergi, bagaimana tidak kembali.

"Baik." Sekretaris Yin mengangguk, lalu pergi, tiba-tiba teringat sesuatu: "Ohya, perawat sudah mencari kamu, nanti dia akan segera datang."

Keadaan dia sekarang, pasti butuh bantuan 2 perawat.

"Untuk sekarang tidak butuh, sekarang aku punya pembantu." Dia tertawa jahat, matanya redup.

Saat seperti itu, dia pasti bisa memperbudak pelayan kecilnya.

Sekertaris Yin tersenyum, hatinya diam-diam ada lilin untuk Lavenia Luo, berharap dia dapat banyak kebahagiaan?

Pintu ruangan terbuka, di tangan Lavenia Luo ada beberapa obat, bergegas masuk.

Melihat Sekretarin Yin, dia terkaku, mereka sepertinya sedang membicarakn sesuatu, apakah dia masuk di saat yang tidak tepat?

"Nanti aku kembali." Selesai bicara, dia berbalik dan ingin pergi.

"Kemari." Charlie Xi dengan suara kecil memanggil, nadanya tidak senang, baru masuk sudah ingin pergi, dia mau kemana?

"Kalian sudah selesai bicara?" Lavenia Luo sedikit ragu melihat dia.

Ternyata salah paham, muka Charlie Xi berubah: "Eng, sudah, kamu kesini."

Lavenia Luo taat menghampiri dia.

"Direktur Xi, Kak Luo, aku pergi dahulu." Sekretaris Yin berbalik dan meninggalkan rumah sakit.

Seketika, ruangan hanya berisi dua orang, Lavenia Luo melihat Charlie Xi di atas kasur, seketika suasana sedikit canggung.

"Kamu sedang mikir apa?" Charlie Xi mengerutkan kening, melihat dia.

Lavenia Luo menggeleng: "Tidak mikir apa-apa, sakitmu bagaimana?"

Sekarang obat bius sudah mau hilang, dia takut tidak bisa menahannya.

"Sakit." Charlie Xi tidak berkespresi, hanya melihat dia.

Tiba-tiba, Lavenia Luo menggigit bibir bawahnya dan meletakkan obat di tangannya di atas meja samping tempat tidur: "Aku meminta obat penghilang rasa sakit, tetapi kamu hanya bisa meminumnya jika tidak tahan."

Obat jenis ini buruk untuk kesehatannya, jadi dia hanya bisa meminumnya ketika dia tidak tahan.

Dokter mengatakan kepadanya untuk meminumnya ketika itu sangat menyakitkan.

Memalingkan matanya untuk melihat pil putih kecil itu, Charlie Xi menyukai rasa lembut dan rasa peduli yang di berikan kepadanya.

"Aku tidak ingin minum obat. Apakah ada cara lain untuk menghentikan rasa sakit," Charlie Xi bertanya sambil tersenyum.

"Cara lain?" Lavenia Luo dengan hati-hati mengingat kata-kata dokter: "Bicara, tidur, atau tonton sesuatu yang menarik untuk mengalihkan perhatian kamu. Apakah kamu punya sesuatu yang kamu sukai?"

"Apa yang kamu minati?" Charlie Xi memandangnya dengan penuh arti, yang membuatnya merasa tidak nyaman.

“Menurutmu apa yang aku lakukan?” Luowenxin menatapnya dengan waspada, dia merasa tidak lucu.

"Aku paling tertarik pada kamu, tentu saja. Bagaimana kamu bisa mengalihkan perhatian aku?" Charlie Xi tersenyum jahat, memiliki maksud dalam dan menatapnya.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu