Love From Arrogant CEO - Bab 282 Anak Sudah Diselamatkan

Setelah itu, dia membalikkan tubuhnya dan kembali ke dalam ruang operasi.

Charlie Xi tak kuasa mundur selangkah, bersandar di dinding yang dingin, wajahnya memucat.

Sekarang dia hanya bisa menunggu dalam kesengsaraan. Ketidak-berdayaannya sekarang membuatnya marah!

Lavenia, tak boleh terjadi apa-apa dengannya!

Saat ini, terdengar suara langkahan kaki dari ujung koridor.

Perlahan Charlie Xi menatap ke arah tersebut, melihat bahwa ada orang yang datang. Wajahnya mendadak menjadi sangat dingin dan sama sekali tak ada kehangatan dari tatapannya!

Kalau dia tak menyuruh Lavenia ke hotel, tentunya Lavenia Luo takkan terkena masalah!

Terlebih, dia sama sekali tidak percaya, hal yang diperbuat Laura Luo, dia tak mengetahuinya sedikitpun!

"Kakek Luo, apa urusanmu?" Charlie Xi memandangnya dengan tatapan dingin seperti es.

Ferdian Luo melihat ekspresinya sekilas, kemungkinan kondisi Lavenia Luo sangat serius.

Ekspresinya sedikit mengelam, Ferdian Luo berkata dengan tenang: "Lavenia adalah cucuku, terjadi sesuatu padanya, tentu aku perlu datang melihatnya."

“Kakek Luo tak perlu mengkhawatirkan tentang Lavenia, silahkan Anda pulang saja." Charlie Xi berkata dengan nada yang dingin, langsung menyuruhnya pergi.

"Charlie, sikapmu terhadap orang tua sepertiku, sedikit tidak pantas." Ferdian Luo menatapnya dengan tajam dan dengan senyum dinginnya.

"Orang tua?" alis Charlie Xi sedikit terangkat, sama sekali tak ada kehangatan di matanya: "Kalau memang kamu menganggap Lavenia sebagai cucu, tak mungkin membantu Laura Luo untuk mencelakainya!"

Sekarang dia sangat jijik terhadap Ferdian luo, sama sekali tak pernah berjumpa kakek seperti dia.

"Apa maksudmu?" alis Ferdian Luo seketika terangkat, dengan tak senang berkata: "Dia adalah sanak keluargaku, bagaimana mungkin aku mencelakainya?"

Berhenti sesaat, kemudian Ferdian Luo melanjutkan: "Aku tahu Lavenia Luo terluka dan kamu sangat terpukul, suasana hati tak baik untuk sesaat, itu bisa dimengerti, namun tetap harus memperhatikan kesehatan."

"Kakek tak perlu mengkhawatirkan itu, kalau sudah selesai melihatnya, pergilah." Charlie Xi berkata dengan memberi tatapan dingin.

Ferdian Luo datang demi yang muda. Didorong seperti itu, harga dirinya juga sudah digoyahkan. Namun dia juga tak berniat memarahinya. Hanya menahan amarah dalam hatinya, berkata dengan tenang: "Tunggu saat Lavenia sudah tidak apa-apa, beritahu aku. Aku sudah tua, aku pulang dulu."

Berkata demikian, Ferdian Luo beranjak meninggalkan rumah sakit.

Melihat punggungnya. Charlie Xi memberi perintah dengan dingin: "Pergi periksa akan peran Kakek Luo yang sebenarnya dalam hal ini."

Dialah yang menelepon. Rencana Laura Luo, dia juga sangat jelas. Namun kecelakaan ini begitu janggal, dia harus memastikan apakah dia lah pelakunya.

"Baik."

"Juga, Laura Luo mendeklarasikan bahwa anak yang berada di dalam kandungannya adalah anakku, periksa akan apa yang sebenarnya terjadi??" Charlie Xi memberi perintah dengan dingin seperti es.

Terlintas keterkejutan di mata Sekertaris Yin. Dia tak menyangka tanpa diduga Laura Luo telah hamil.

"Aku akan sesegera mungkin memeriksanya.”

Di tengah pembicaraan mereka, lampu ruang operasi mendadak padam. Charlie Xi menatap erat pintu tersebut. Matanya tampak sedikit ketegangan dan kekhawatiran yang tak mudah terdeteksi.

Perlahan-lahan pintu ruang operasi tersebut dibuka, dokter terlebih dahulu keluar. Wajahnya tampak lega seperti telah melepaskan beban yang berat dan berkata: "Operasinya berhasil. Anak juga berhasil diselamatkan."

Mendengar perkataannya, mata Charlie Xi seketika berbinar, matanya seketika tampak bahagia: "Terima kasih."

"Ini adalah tugasku." dokter tersenyum tipis, tak kuasa memperingatkan dengan serius: “Meski operasi berjalan sempurna, namun kedepannya pasien harus lebih berhati-hati, terlebih dia terluka ditengah mengandung, akan lebih menyakitkan."

Charlie Xi mengingat semua perkataan dokter dengan serius.

Saat ini, sebuah brankar didorong keluar dari ruang operasi. Lavenia Luo dengan pucat terbaring di atasnya. Cervical collar (alat penyangga leher) berbalut di lehernya. Bagian tubuhnya juga banyak diselaputi perban yang tebal.

Charlie Xi merasakan kesedihan di hatinya. Dengan cepat mengikuti brankar itu, menemaninya kembali ke kamar rawat.

Setelah para perawat memindahkan Lavenia Luo ke ruang rawat, satu per satu beranjak pergi.

Kamar rawat yang besar itu bersisa dua orang. Charlie Xi duduk di samping kasur, menatapnya dengan sedih dan khawatir. Sangat berharap bahwa orang yang berbaring di kasur itu adalah dirinya.

Menatap ke perban yang ada di tubuh Lavenia, khawatir bahwa dia akan kesakitan, Charlie Xi pun tak berani untuk menyentuhnya??

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, langit di luar sudah sepenuhnya menjadi gelap. Bulan yang hening telah bergantung di langit sana, membuat awan yang berada di sekelilingnya menjadi samar.

Charlie Xi terus menemaninya di sisinya, tak meninggalkan selangkahpun darinya.

Pintu kamar rawat mendadak dibuka. Sekertaris Yin membawa sebuah kotak makan yang lezat, dengan pelan ditaruhkannya di atas meja: "Direktur Xi, silahkan makan sedikit dulu, dari siang Anda belum makan."

Charlie Xi juga tak menatapnya, dengan suara yang sedikit serak berkata: "Taruh dulu."

Sekarang dia sama sekali tak memiliki nafsu makan, sama sekali tak bisa memasukkan makanan apapun.

"Anda mau menjaga Nona Luo, juga perlu menjaga diri sendiri terlebih dahulu." Sekertaris Yin berkata dengan khawatir dan membawakan makanan itu ke arahnya.

Mendengar itu, Charlie Xi juga hanya menerimanya, namun setelah mengambilnya, tetap saja tak sanggup memakannya sesendokpun.

Setelah cukup lama, dia mendesah dengan tak berdaya. Menaruh makanan itu di meja samping tempat tidur: "Nanti saat aku sudah ada selera makan."

Melihat bahwa dia benar-benar tidak memiliki nafsu makan, Sekertaris Yin juga tak berkata-kata.

"Oh ya, saat aku berada di hotel, obat apa itu?" Charlie Xi bertanya dengan dingin, hampir melupakan hal tersebut.

"Kemenyan Aphrodisiac (zat perangsang nafsu berahi) khas Rosemary. Karena dosisnya terlalu banyak, maka Anda terus menahannya..kemudian pingsan." Sekertaris Yin menjelaskannya.

“Waktu itu aku berada sekamar dengan Laura Luo. Kenapa tak terjadi apapun dengannya?" Charlie Xi mengerutkan alisnya, teringat bahwa Laura Luo sama sekali tak terpengaruh.

"Karena Laura Luo telah memakan penangkalnya terlebih dahulu."

Menyipitkan sepasang matanya, mata Charlie Xi tersapu oleh tatapan dingin, pantas saja..

"Baik, kamu boleh keluar." Charlie Xi berkata dengan suara mendalam.

"Baik."

Pandangan Charlie Xi kembali beralih kepada Lavenia Luo. Tatapannya penuh akan kelembutan.

Matahari terbenam di sebelah barat. Dalam lobi hotel.

Ferdian Luo bergegas pulang ke rumah dari rumah sakit, namun tanpa diduga Laura Luo malah tidak berada di rumah. Maka dia langsung datang ke hotel untuk mencarinya.

Bergegas ke kamar 411, malah melihat bahwa ada dua orang berpakaian hitam yang tinggi dan tegap berdiri di depan pintu. Dari tampangnya, sama persis dengan pengawalnya Charlie Xi.

Sedikit mengerutkan alisnya, pantas saja Laura Luo tidak pulang. Tanpa diduga telah dikawal oleh Charlie Xi!

Tanpa ragu, Ferdia Luo langsung berjalan ke arah kamar tersebut, ingin berjumpa dengannya.

Kedua pengawal itu menghadangnya dengan telaten: "Maaf, Anda tidak bisa masuk."

Ekspresinya mengelam, Ferdian Luo tampak tak senang: "Kalian bawahannya Charlie Xi? Tahu siapa aku?"

Kedua pengawal itu menatap satu sama lain, salah satunya berkata: "Tahu."

"Orang yang berada di dalam adalah cucuku. Aku mau bertemu dengannya. Kalau Charlie bertanya, suruh dia langsung mencariku!" Ferdian Luo memerintah dengan dingin, hanya ingin membawa Laura Luo keluar.

Dengan dorongan, dia akhirnya berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, langsung masuk ke dalam.

Melihat itu, kedua pengawal itu juga tak bisa menghentikannya. Tugas mereka hanya satu, yaitu untuk tidak membiarkan Laura Luo keluar.

Dalam kamar, Laura Luo sedang duduk di atas sofa dengan malas, membaca majalah sambil menyilangkan kakinya.

Melihat kedatangan Ferdian Luo, segera bangkit dan menyapanya, menggerutu dengan genit: "Kakek, kenapa baru datang."

Dia sudah dikurung beberapa jam di sini, tanpa diduga Ferdian Luo baru datang menyelamatkannya!

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu