Love From Arrogant CEO - Bab 285 Robin Xi Datang Menjenguknya

Melihat dia yang sedang terlarut dalam pemikirannya, Rainie Yu sedikit mengerutkan keningnya, dengan suara mendalam berkata: "Aku katakan padamu Robin, kamu jangan melakukan hal yang bodoh. Bagaimanapun, sekarang dia sudah menjadi wanita kakakmu."

Tak apa jika mereka tidak menikah, namun sekarang mereka berdua telah mendapatkan akte pernikahan. Dia sama sekali tak bisa menginjakkan kakinya lagi, kalau tidak dia akan memberi kesan yang buruk di hati Dewi Lu, tentu akan mendapat penderitaan yang sangat buruk??

Menatapnya sekilas, ujung bibir Robin Xi sedikit terangkat: "Tenang, aku tahu yang wajar."

Rainie Yu menatapnya dengan tak percaya: "Kamu selalu bilang seperti itu, namun aku lihat kamu sangat perhatian pada Lavenia. Kedepannya kamu sedikit menjauh darinya."

Ada secercak ketidak-senangan di matanya, Lavenia ini benar-benar perempuan licik. Sudah memikat hati Charlie Xi, sekarang bahkan Robin begitu terpikat pada Lavenia. Dia tentu harus mencari cara untuk menghentikan itu.

Mengenai perasaan, dia paling memahaminya, jika Robin Xi terus tertarik kepada Lavenia, cepat atau lambat dia pasti tak bisa mengontrol diri.

Robin Xi sedang memikirkan akan sesuatu, sama sekali tak memperhatikan ekspresi Rainie, hanya menganggukkan kepalanya, lalu bangkit dan bersiap beranjak pergi: "Baik, aku keluar dulu."

Melihat dia yang bangkit dan bersiap untuk berjalan, Rainie Yu juga sedikit tak berdaya: "Aku bilang, kamu ini datang hanya untuk menanyai hal tentang Lavenia Luo?"

Robin Xi mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh: "Kira-kira begitu, lagian kalau benar kamu yang melakukannya, aku masih perlu memikirkan cara untuk menutupi itu."

Mengungkit hal itu, hati Rainie Yu sedikit membaik: "Sekarang dia sama sekali tak berada di posisi untuk membahayakan kamu, aku takkan mencelakainya begitu saja."

Hal yang paling diperhatikan olehnya adalah posisi Robin Xi dalam keluarga Xi, jika ada orang yang menghadang jalurnya, Rainie tentu akan melakukan sesuatu tanpa ragu, namun sekarang Lavenia Luo masih belum memiliki kemampuan besar seperti itu.

"Tahu." sedikit mengangguk, Robin Xi perlahan berjalan ke arah kamarnya sendiri, tahu bahwa bukan Rainie pelakunya, hatinya jauh lebih lega.

Hari yang cerah. Matahari siang terang benderang dan hangat, sinar mentari melintasi jendela dan memasuki kamar rawat yang putih jernih.

Mentari memancarkan cahayanya ke tubuh Lavenia Luo, begitu indah dan hangat.

Kesadarannya perlahan kembali. Mendengar adanya suara ketukan di atas keyboard, perlahan membuka matanya, mengalihkan pandangannya ke samping, melihat bahwa Charlie Xi sedang bekerja dengan serius.

Saat dia baru melihatnya, Charlie seperti merasakan sesuatu, langsung mengalihkan pandangannya dan berkata: "Apakah aku membuatmu terbangun."

Agar tidak mengganggunya, dia sengaja menyuruh Sekertaris Yin mengambil notebook.

Mengedipkan matanya, Lavenia Luo menggelengkan kepalanya dengan perlahan, sama sekali bukan dia yang membangunkannya, namun dia sudah cukup tidur.

Melihat dia yang telah bangun, fokus Charlie Xi langsung jatuh pada tubuhnya.

"Kamu lanjutlah bekerja, aku tak apa." Lavenia Luo berkata dengan suara yang rendah, tak ingin membuatnya menunda pekerjaan demi dirinya.

Selain lukanya, sama sekali tak ada bagian lain yang merasa tak nyaman, tak perlu Charlie untuk menjaganya terus menerus.

"Pekerjaan semuanya telah selesai, terlebih, aku sekarang lebih ingin mendampingimu." Charlie Xi berkata dengan lembut.

Di tengah perbincangan mereka, pintu kamar rawat mendadak dibuka, langkahan kaki yang asing terdengar.

Charlie Xi melihat ke atas menatap ke arah orang yang datang, mengerutkan alisnya: "Kenapa kamu kesini?"

Lavenia Luo turut melihat orang yang datang itu, hanya melihatnya sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya.

Melihat sosok yang sedang terbaring lemah di atas kasur rawat dengan dibaluti perban, senyuman di wajah Robin Xi menciut, dengan seriu sberkata: "Kudengar bahwa kakak ipar telah cedera, maka aku datang untuk menjenguk."

Berkata demiian, dia meletakkan buah dan buket bunga di meja samping tempat tidurnya, perlahan berjalan mendekat kasur Lavenia.

Saat melihat rekaman itu, dia tahu bahwa Lavenia sedang dalam situasi yang berbahaya. Namun saat melihat wajah Lavenia yang pucat itu, perasaan itu mendadak mencapai puncak.

Hatinya tak kuasa muncul sakit dan kesedihan yang menusuk, dia mengetahui dengan jelas, dia lebih ingin untuk melihat Lavenia yang dalam keadaan sehat walafiat.

Memperhatikan ekspresi yang ada di matanya, seketika terlintas suatu pemikiran di mata Charlie Xi, dengan dingin memerintahkannya: "Karena kamu telah menjenguknya, kamu sudah boleh keluar."

Sedikit mengerutkan alisnya, Robin Xi menatapnya dengan diam: "Kakak kenapa begitu tak berperasaan? Kakak ipar masih belum mengatakan apapun."

Dengan sedikit ketidak-berdayaan, ujung bibir Lavenia Luo terangkat sedikit dengan sopan, sama sekali tidak berbicara.

Melihat itu, seketika Robin Xi menyadari akan adanya kejanggalan, bertanya dengan curiga kepada Charlie Xi: "Ada apa dengan suara kakak ipar?"

Dari sifatnya, tak mungkin Lavenia tak menyapanya jika bertemu dengannya.

"Pita suaranya terluka, akhir-akhir ini tidak bisa berbicara." Charlie Xi berkata dengan dingin, menatapnya dengan diam.

Mendengar demikian, Robin Xi tampak bersimpati, bertanya dengan murung: "Apakah pelakunya sudah ditangkap?"

Meski dia juga telah mengutus orang untuk menginvestigasinya, namun entah kenapa, mobil itu sepertinya telah ilang tanpa meninggalkan jejak, tak ada yang bisa melacaknya.

"Tak ada urusannya denganmu." Charlie Xi menatapnya dengan tidak sabar, tidak terlalu ingin melihatnya.

Robin Xi seperti tak melihat akan ekspresi Charlie, dengan natural duduk di atas sofa, dengan nada yang sedikit dingin: "Kakak jangan begitu, lagipula kakak ipar sudah menjadi bagian dari keluar juga, saat dia terluka, tentu aku juga ingin membantu."

"Aku bisa mengurusinya, kamu tidak perlu khawatir. Lavenia sudah lelah." Charlie Xi berkata dengan suara mendalam.

Mendengar perkataannya, Robin Xi tak kuasa melihat ke arah Lavenia, memperhatikan bahwa betapa lelah dirinya, dia juga tak berkata lagi.

"Baiklah." bangkit secara perlahan, melihat ke arah Lavenia Luo, ujung bibirnya terangkat dan berkata: "Nnanti setelah kamu telah pulih, aku akan menjengukmu lagi."

Sekarang dia lebih ingin mengetahui akan siapa yang telah melakukan hal ini.

Lavenia Luo tersenyum sopan kepadanya, hatinya malah merasa sungguh nyaman dengan keadaannya yang tidak bisa berbicara, bisa sepenuhnya menghindari percakapan dengan orang yang tak disukainya.

Berjalan dengan pelan, Robin Xi mendadak menghentikan langkahnya, melihat ke arah Charlie Xi dan berkata: "Mungkin kakak sibuk untuk menjaga kakak ipar, akan lebih baik masalah mengenai pelakunya itu diserahkan saja padaku, kebetulan aku sangat senggang."

Menatapnya sekilas, Charlie Xi menyadari bahwa dia sedang bersungguh-sungguh.

Setelah berpikir cukup lama, Charlie menaikkan alisnya: "Baik, aku harap kamu tak mengecewakan kami."

"Tidak akan." Robin Xi memberi Lavenia tatapan terakhir, mendadak memutar tubuhnya dan beranjak keluar dari kamar rawat.

Setelah Robin pergi, Lavenia Luo menatap Charlie dengan curiga, kenapa mau membiarkan Robin menginvestigasi hal tersebut?

Menyadari akan tatapannya, Charlie Xi berkata dengan lembut: "Tak mengerti kenapa?"

Lavenia Luo sedikit mengangguk, benar-benar tidak paham.

"Dia sendiri yang mengatakannya bahwa dia sangat senggang. Lebih baik membiarkannya melakukan sesuatu." Charlie Xi menaikkan ujung bibirnya dengan tipis, berkata dengan tatapan yang mengelam.

Mendengar demikian, Lavenia Luo seperti mengerti, Charlie benar-benar licik, membuat Robin Xi melakukan hal tersebut secara gratis.

"Baiklah, jangan memperdulikannya lagi. Bagaimana keadaanmu sekarang?" Charlie Xi bertanya dengan murung.

"Cukup baik, hanya saja lenganku sedikit sakit." Lavenia Luo berkata dengan suara seraknya, luka yang ada di sekujur tubuhnya sangat jelas, membuatnya sama sekali tak bisa mengabaikannya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu