Love From Arrogant CEO - Bab 96 Hati-hati Di Jalan

“Apakah masih ada perintah lagi?” Dalam hati Seketaris Yin merasa tenang, dia berharap dengan adanya dia di sampingnya, Charlie Xi dapat lekas sembuh.

“Tidak ada, kamu boleh pergi.” Lavenia Luo sedikit mengangkat ujung bibirnya.

Seketaris Yin sedikit menundukkan kepala, kemudian memutar tubuhnya dan pergi meninggalkan ruangan.

Lavenia Luo menundukkan kepala dan menatap sarapan hangat yang ada di hadapannya, dalam hatinya seketika merasa campur aduk, tidak disangka dia telah begitu banyak membantunya, akan tetapi satu hal pun tidak diucapkannya.

Melihat kakinya yang terbungkus seperti mumi, dengan pasrah dia tersenyum. Akhir-akhir ini dia masih membutuhkan orang lain untuk merawatnya, setelah dia pulih, dia pasti akan sangat berterima kasih padanya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Seketika terdengar suara yang berat, membuat Lavenia Luo terkejut.

Seketika dia mendongakkan kepala, terlihat dia berdiri di ambang pintu, dengan tatapan yang penuh senyuman, dia menatapnya. Tidak tau telah berapa lama dia datang.

“Kamu? Kapan kamu datang?”

Hatinya seketika berdebar kencang, dengan tatapan mata yang sedikit menyipit, Lavenia Luo bertanya.

Tiba-tiba mengetahui dia melakukan hal seperti itu, seketika tidak tau harus bagaimana menghadapinya.

“Baru saja datang.” Charlie Xi merenggangkan pundaknya, dengan tanpa rasa canggung, dia duduk di hadapannya, kemudian melihat sekilas ke arah sarapan, dengan rasa sedikit kesal, dia bertanya, “Kamu belum makan?”

Tersadar kembali, Lavenia Luo menjawabnya, “Aku telah minum segelas susu, dan juga makan sandwich.”

Dengan ragu menatapnya sekilas, lalu berpikir, dan berkata, “Kamu juga belum makan kan?”

Sambil berbicara, dia mengambil sepotong sandwich dan memberikan padanya.

Charlie Xi sedikit terkejut, diapun menerimanya dengan senang hati, dengan perasaan yang senang dia menikmati sarapan bersamanya.

Apakah dia berhalusinasi? Karena dia selalu merasa, sikapnya menghadapinya, seperti ada yang berbeda?

Lavenia Luo menundukkan kepala dengan rasa malu, dengan diam dia menikmati sarapannya, akan tetapi ujung telinganya malah secara perlahan memerah.

Di dalam ruangan yang hangat, suasana yang dingin perlahan-lahan mulai berkepanjangan.

Selesai menikmati sarapan, Charlie Xi kembali ke kamar dan berganti pakaian, kemudian datang ke kamarnya.

Dengan tatapan tajam menatapnya. Dengan sedikit serius dia berkata padanya, “Aku mau pergi ke kantor, kamu diam-diam saja di rumah merawat sakitmu, oke?”

Setelah melewati peristiwa dia yang terluka, sekarang Charlie Xi tidak berani lagi memaksanya.

“Iya, aku tau, aku tidak akan pergi.” Lavenia Luo tersenyum dan menepatinya.

Karena telah berjanji pada Seketaris Yin, akan menjaganya, tentu saja secara otomatis tidak akan pergi meninggalkannya lagi.

Mata Charlie Xi dengan kilat melihat sebuah kejanggalan, tidak disangka, dia ternyata berjanji padanya?

“Apa kamu serius?” Charlie Xi sedikit tidak percaya, karena bagaimanapun saat kemarin, emosinya sangat tidak stabil.

“Tentu saja, sejak kapan aku pernah bercanda?” Lavenia Luo menatapnya dengan nakal sambil tersenyum.

Atau jangan-jangan perkataannya itu, begitu tidak dapat dipercaya.

“Baiklah, aku pergi ke kantor dulu.” Charlie Xi menjawab dengan ekspresi yang sedikit kaku, lalu memutar tubuhnya dan pergi.

“Tunggu.” Lavenia Luo tiba-tiba memanggilnya.

Charlie Xi menghentikan langkah kakinya, dengan sorot mata yang terlihat curiga, dia bertanya, “Ada apa?”

“Kamu, cepat kembali, hati-hati di jalan.” Saat Lavenia Luo mengingatkannya, pipi Lavenia Luo terasa sedikit memanas, bahkan dia sedikit tidak berani menatapnya.

Pupil matanya sedikit mengecil, Charlie Xi menatap Lavenia Luo dengan ragu, “Kamu? Kamu barusan berkata apa? Coba katakan sekali lagi!”

Apa dia salah mendengar? Sejak kapan dia berubah menjadi selembut itu?

Lavenia Luo sedikit termenung, seketika dia melirik ke arah Charlie Xi, dengan pipi yang merah merona, dia mendorong kursi roda menuju ke tepi ranjang.

Melihat Lavenia Luo yang malu dan kesal, mata Charlie Xi malah menyorotkan sebuah kesenangan, dia pun segera bergegas menghalanginya.

“Awas!”

Charlie Xi tidak berkata apa-apa, dia langsung menundukkan tubuhnya lalu membopongnya, dengan sangat berhati-hati dia meletakkan Lavenia Luo di atas ranjang, lalu dia menundukkan kepala menatap pipi Lavenia Luo yang samar-samar memerah itu, dia tidak dapat menahan dirinya untuk ingin menciumnya.

“Aku akan cepat pulang.” Dia berbicara sambil membelai rambut Lavenia Luo dengan lembut, kemudian dia memutar tubuhnya dan pergi.

Kedua pipi Lavenia Luo masih memerah, melihat langkah kakinya yang sedikit berantakan, dia tidak dapat menahan diri untuk tertawa, sebenarnya? Dia juga tidak terlalu payah.

Setelah dia pergi, dalam kamar seketika langsung diam, tanpa terasa ini membuat orang merasa sedikit kesepian.

Lavenia Luo mengambil laptop dan menghidupkannya, bersiap-siap untuk merapikan file yang dikirim Felicia padanya hari ini.

Di saat yang bersamaan, di sebuah pinggiran, sebuah villa yang sangat mewah.

Robin Xi dengan ekspresi wajah yang kesal bersandar pada sofa, kedua kakinya bertumpang tali, sambil mengatur emosinya bersama dengan seorang wanita muda yang berada di telefon.

Berkata hanya beberapa patah kata, di hpnya menunjukkan ada seseorang yang menelponnya, dia langsung memutus panggilan itu.

Bergantian panggilan dari asistennya, terdengar dari seberang sana berbicara sesuatu, dahinya seketika pun berkerut, kemudian diikuti dengan matanya yang menyorotkan sebuah sinar terang.

“Bantu aku menyiapkan sedikit barang-barang.” Robin Xi memerintahkan dengan nada yang muram.

Setelah memutuskan panggilan itu, matanya menunjukkan sebuah senyuman yang jarang terlihat.

Waktu berjalan sangat cepat, seketika telah melewati siang hari, cahaya matahari yang terlihat angkuh itu sekarang tidak terlalu menyilaukan mata.

Sebuah bagunan yang menjulang, di dalam kamar hangat yang terletak di lantai 2.

Sebuah balkon yang luas dan bercahaya, tertutupi oleh selembar kain tipis, membuat cahaya jingga matahari menjadi sedikit memudar.

Di tengah-tengahnya terdapat sebuah papan lukisan, dan diletakkan pula pewarna yang tidak sedikit disana, Lavenia Luo sedang duduk di depan papan lukisan itu, sorotan matanya sangat lembut menatap kertas putih dan memoleskan warna di atasnya.

Dulu dia sangat suka menggambar, sudah lama dia tidak menggerakkan tangannya lagi, tidak tau juga ada kemajuan atau tidak.

Dengan cepat, di atas lembaran putih itu terdapat sebuah ladang gandum berwarna emas, seperi mendapatkan pancaran sinar matahari, dan terombang-ambing mengikuti angin.

Tok tok tok.

Seketika, seseorang dengan penuh kesopanan mengetuk pintu.

Lavenia Luo menghentikan ujung kuasnya, dengan tatapan yang datar, dia menatap ke arah pintu, “Masuk.”

Pengurus rumah tangga mendorong pintu dan masuk, dengan sopan, dia berkata, “Nona Luo, tuan kedua datang kemari, apakah anda ingin bertemu dengannya?”

“Robin? Untuk apa dia datang kemari?” Lavenia Luo mengernyitkan dahinya, dan bertanya dengan penuh kecurigaan.

“Tuan kedua bilang ingin menjengukmu, apabila kamu tidak ingin bertemu dengannya, aku akan menyuruhnya pergi.” Pengurus rumah tangga itu berkata dengan sungguh-sungguh.

Bertemu dengannya? Di mata Lavenia Luo terlihat sebuah cahaya yang menyiratkan kecurigaannya, apa lagi yang akan dilakukannya?

“Aku pergi menemuinya.” Setelah dipikir-pikir, Lavenia Luo akhirnya menemui Robin Xi, dia ingin melihat apalagi yang akan dilakukannya.

“Baik.” Dia menjawab singkat, pengurus rumah tangga itu langsung mendorongnya turun ke bawah dengan hati-hati, “Aku telah memberitahu tuan besar, dia akan segera kembali.”

Lavenia Luo sedikit menundukkan kepalanya, dalam hatinya sangat tenang tidak ada rasa takut sedikitpun.

Setelah turun ke bawah, Lavenia Luo melihat sesosok yang tinggi sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

Mendengar suara roda dari kursi roda, Robin Xi langsung mengalihkan pandangannya, ujung bibirnya pun seketika tersenyum.

Sorot matanya tertuju pada gips yang berada di betisnya, kemudian dia menyiaratkan akan berkata-kata yang panjang, “Menerima kabar kamu terluka, aku masih mengira itu hanyalah rumor, tidak disangka.....”

“Sudah lama tidak berjumpa, tidak tau kamu datang ada perlu apa?” Lavenia Luo dengan tatapan pasti menatapnya, dia pun menggunakan aura seorang nyonya besar.

Saat ini di hadapan orang luar, dia adalah tunangan dari Charlie Xi, tentu saja tidak boleh menunjukkan kejanggalan.

“Tentu saja aku datang khusus untuk menjengukmu, karena bagaimana pun, mendengar kamu terluka, hatiku sangatlah sedih.” Robin Xi menatapnya dalam-dalam, bahkan dari sorotan matanya itu terlihat sebuah cahaya yang tidak diketahui apa itu.

Tiba-tiba, dia memetikkan jarinya, seketika terdapat beberapa pengawal, setiap orang membawa serangkaian mawar segar, setiap rangkaian bunga itu terdapat 99 kuntum bunga mawar.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu