Love From Arrogant CEO - Bab 51 Pemuda yang Aktif

Tangannya terangkat mengusap perutnya yang rata dengan pelan, matanya teralihkan ke arah jam, alisnya mengangkat karena terkejut, tidak disangka sudah siang hari, pantas saja perutnya mulai merasa lapar, waktu berlalu begitu cepat.

Tiba-tiba terdengar sebuah alunan musik, yang memecahkan keheningan.

Mengambil handphonenya dan melihat sekilas nama penelepon, melihat nama Charlie Xi yang tertulis di layar handphone, entah kenapa hati Lavenia Luo sedikit merasa bersalah.

Setelah beberapa saat musik itu mengalun, Lavenia Luo menekan tombol hijau dengan hati-hati.

Setelah terhubung, terdengar suara berat dan serak Charlie Xi dari seberang telepon: “Apakah pekerjaanmu sudah selesai?”

Mendengar hal itu. Lavenia Luo sedikit tertegun, dia tidak marah?

Dia mengira, saat pagi tadi dia diam-diam kabur dari rumah sakit. Pria itu akan marah besar padanya.

“Sudah selesai, aku sedang bersiap pergi ke rumah sakit.” hatinya merasa sedikit lega, nada bicara Lavenia Luo juga menjadi sedikit melembut.

“Jika datang nanti, tolong bawakan aku satu porsi sup tulang yang di jual di bawah Perusahaan Luo.” Charlie Xi mengucapkan keinginannya dengan perasaan yang cukup baik.

“Baiklah, nanti aku akan ke sana.” Lavenia Luo mengangguk menyetujuinya.

“Kembalilah lebih cepat, aku sudah lapar.” nada bicara Charlie Xi terdengar seperti sedang menahan tawanya.

“Jika kamu sudah lapar kamu makan dulu saja.” Lavenia Luo menasehatinya dengan datar, untuk dia ke sana setidaknya memerlukan waktu setengah jam.

“Tidak bisa.” bibir tipis Charlie Xi sedikit melengkung, tersenyum licik berucap: “Aku tidak bisa makan jika kamu belum datang.”

Dia merasa makan langsung dari suapan tangan Lavenia Luo, rasanya terasa lebih nikmat.

Tanpa bisa ditahan sudut bibirnya melengkung, Lavenia Luo menghela nafas dengan pasrah: “Baiklah, aku akan ke sana sekarang.”

Memangnya dia bisa apa, hanya bisa menahan kekesalan yang ada di dalam hatinya, siapa yang membuatnya menjadi sedermawan ini?

“Baik, aku akan menunggumu.”

Setelah menutup telepon, Lavenia Luo segera membereskan dokumennya, meletakkannya di satu sisi, kemudian bangkit berjalan ke arah pintu, mengenakan kembali jaketnya, dan mengambil tas tangannya meninggalkan perusahaan.

Setengah jam kemudian.

Rumah Sakit ChenXing, kamar pasien VIP yang terletak di lantai paling atas, Lavenia Luo berjalan dengan langkahnya yang anggun. Mendorong pintu memasuki kamar Charlie Xi.

Ketika dia baru masuk, dia langsung mencium aroma harum masakan, meja bundar yang ada di balkon. Terlihat penuh dengan makan siang yang sangat wangi, iga rebus, ayam pedas?

Lavenia Luo yang tidak sempat makan, mencium aroma itu membuatnya menelan air liurnya, teringat dengan sesuatu, matanya bergerak menatap ke arah Charlie Xi.

Alisnya berkerut. Dalam tatapan Lavenia Luo terlihat kilatan tatapan kekhawatiran: “Kenapa kamu tidak menunggu di atas ranjang, untuk apa turun dari ranjang?”

Pasien seharusnya berada di atas ranjang untuk pemulihan, dia benar-benar sangat aktif.

“Terlalu merepotkan, kemari, suapi aku makan.” Charlie Xi mengangkat bahunya dengan snatai, melambaikan tangannya menyuruhnya untuk mendekat.

Dia berjalan mendekat dengan pasrah. Lavenia Luo tersenyum kecil bertanya: “Bagaimana dengan lukamu?”

Setiap kali melihat perban tebal yang ada di bahunya, rasa bersalah yang ada dalam hatinya kembali muncul, jika bukan karenanya. Dia tidak mungkin terluka.

“Sakit.” setelah merasakan dengan lebih teliti, Charlie Xi mengucapkan satu kata dengan wajah datarnya.

Mendengar hal itu, tatapan Lavenia Luo menjadi sendu.

“Kalau begitu kamu jangan menggerakan tanganmu lagi. Biar aku saja.” selesai berucap, Lavenia Luo langsung bergerak menyuapinya untuk makan, gerakannya lebih berhati-hati dan lembut daripada kemarin.

Charlie Xi terlihat tersenyum kecil, sungguh menggemaskan, dia langsung percaya begitu saja pada ucapannya.

Jarak diantara kedua orang itu sangat dekat, ketika Lavenia Luo sedang menyuapinya, beberapa kali tatapan Charlie Xi jatuh ke tubuhnya, menatapnya dengan dalam.

Tatapan hangatnya membuat wajah Lavenia Luo, menjadi memerah, dan jantungnya berdetak dengan cepat tanpa bisa dia kendalikan.

Lavenia Luo berusaha sekuat tenaga untuk menekan perasaannya, dalam situasi canggung akhirnya dia selesai menyuapi makanan, yang membuatnya menghela nafas lega.

Dia bangkit berdiri bersiap untuk menuangkan segelas air hangat untuk Charlie Xi. Baru saja dia mengangkat teko itu dia menyadari jika teko itu sudah kosong.

“Kamu beristirahatlah, aku akan keluar sebentar mengambil air.” Lavenia Luo mengarahkan tatapannya pada pria itu, berucap dengan raut serius.

“Aku tahu, hati-hatilah.” sedikit menganggukkan kepala, dengan puas Charlie Xi bersandar pada sofa, untuk bersantai.

Lavenia Luo menggelengkan kepalanya dengan pasrah, kemudian membalikkan tubuhnya meninggalkan kamar rawat, berjalan ke arah ujung lorong yang berada di sisi lain.

Baru saja dia berjalan hingga ke sudut belokan, tiba-tiba dia mendengar sebuah suara yang familiar. Yang membuat sekujut tubuhnya menegang.

“Lavenia? Apa kamu datang untuk menjenguk Justin?” Emilyn berjalan ke arahnya dengan terkejut, dia sedang berpikir, beberapa hari ini Lavenia Luo tidak menghubunginya, tidak disangka ternyata dia sekarang datang ke rumah sakit diam-diam.

Dengan perlahan membalikkan tubuhnya melihat ke arah Emilyn, iris mata Lavenia Luo terlihat sedikit bergerak dengan panik, gawat! Dia lupa, jika Justin Ma juga berada di rumah sakit ini.

Menatap ke arahnya dengan canggung, seketika Lavenia Luo tidak tahu harus berbuat apa.

Emilyn berjalan mendekatinya, menyadari jika tangannya memegang sebuah teko berwarna silver, itu adalah teko yang digunakan di kamar VIP, tapi dia baru saja keluar dari kamar Justin Ma, tapi dia tidak melihatnya.

“Lavenia, apa kamu sedang menjaga orang lain?” Emilyn bertanya dengan ragu, hanya pemikiran inilah yang paling berkemungkinan.

Menghela nafas pasrah, Lavenia Luo tahu jika dirinya sudah ketahuan, dan tidak bisa lagi menyembunyikannya.

“Ya, aku sedang menjaga Charlie.”

Charlie Xi? Entah kenapa Emilyn merasa nama ini terdengar sangat familiar, tiba-tiba dia teringat siapa orang itu, matanya membelalak, menatap tidak percaya ke arah Lavenia Luo: “Yang kamu maksud direktur perusahaan Aokang, Charlie Xi?”

Nama besar perusahaan Aokang, tidak ada yang tidak mengetahuinya, ini terasa seperti disambar petir, sejak kapan mereka memiliki hubungan?

“Iya, kemarin?? Aku hampir tertabrak mobil, dia yang telah menolongku, jadi?? sekarang dia terluka, aku harus menjaganya.” tatapan Lavenia Luo sarat akan kepasrahan, dia bukanlah orang yang akan lupa dengan balas budi, jadi dia tidak bisa tidak memperdulikannya.

Setidaknya sebelum lukanya sembuh, dia harus menjaganya.

“Ternyata seperti itu??” Emilyn menganggukkan kepalanya tanda mengerti, menurutnya, Lavenia Luo tidak mungkin menjaga orang lain tanpa alasan.

“Kamu jangan mengatakan hal ini di hadapan Justin, aku tidak ingin dia salah paham?? sebelumnya dia sudah salah paham.” Lavenia Luo sedikit mengerutkan alisnya, berucap dengan nada berat.

Dia tidak ingin kesalahpahaman diantara mereka semakin parah, jika tidak akan semakin sulit untuk dijelaskan.

“Tenang saja, aku tidak akan membocorkan hal ini, tapi?? menurutku sebaiknya kamu mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan padanya.” Emilyn menyarankan, dia cukup prihatin pada kedua orang ini.

“Sekarang aku takut jika dia tidak ingin menemuiku, tunggu beberapa saat lagi.” Lavenia Luo memanyunkan bibirnya, sebenarnya dia belum siap untuk memberitahu semuanya padanya.

Sekarang dia merasa dirinya seperti seekor kura-kura yang hanya bisa berada di dalam tempurungnya, tidak berani keluar untuk menghadapi kenyataan.

“Dua hari lagi dia akan keluar dari rumah sakit, setelah dia keluar dari rumah sakit maka kamu jelaskan saja padanya, kamu terus mengulur seperti ini juga bukan cara yang baik.” Emilyn menasehati dengan pasrah, Justin Ma setiap hari terlihat murung, membuat orang yang melihatnya merasa tidak tega.

“Aku mengerti, aku akan berpikir baik-baik, kumohon bantuanmu untuk menjaga Justin.” Lavenia Luo menyetujuinya, dengan tatapan mata yang sulit diartikan memohon padanya.

Untung saja Emilyn bersedia membantunya menjaga Justin Ma, jika tidak maka dia tidak tau lagi harus bagaimana.

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, sekarang yang paling aku khawatirkan adalah kamu.” Emilyn menatap khawatir padanya, dia tidak berharap jika dia akan terluka.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu