Love From Arrogant CEO - Bab 355 Orang Yang Mencurigakan

Tatapannya sedikit menggelap, Laura Luo menggertakkan giginya diam-diam. Menyesal karena sebelumnya dia tak membeli lebih banyak, sekarang telah kehilangan kesempatan ini, membuat Lavenia Luo memenangkan hati nenek.

"Kak, kamu benar-benar mengetahui kesukaan nenek. Sayang aku tak tahu apa yang disukai nenek." Laura menundukkan kepalanya dengan sedikit putus asa.

Melihat ekspresinya yang sedikit tersinggung, hati Dewi Lu melembut. Menepuk tangannya dengan lembut: "Jangan berpikir terlalu banyak, yang kamu bawakan juga kesukaan nenek."

Mendengar itu, mata Laura Luo berbinar, tersenyum dan berkata: "Terima kasih nenek."

Melihat dia yang polos dan imut seperti itu, Dewi Lu menatapnya dengan ramah, dia menyukai gadis polos tanpa berakal busuk.

Kemudian dia mengalihkan pandangannya dan menatap Lavenia Luo, Laura Luo berpura-pura menampangkan wajah meminta maaf: "Kak, mengenai masalah Perusahaan Luo, aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya aku sama sekali tak ingin menjadi Direktur Utama, hanya saja aku tak sanggup melihat kakek yang kehilangan harapan. Hanya bisa melakukannya dengan segan, kamu jangan marah terhadap kakek ya??"

Dia tak percaya, Lavenia yang telah lama menjabat sebagai Direktur Utama, sekarang masih bisa begitu bahagia meski sudah direbut posisinya.

"Laura, apa maksudmu?" Dewi Lu melihat ke arah Laura Luo dengan terkejut, memangnya seperti yang dipikirkannya itu?

Mengangkat ujung bibirnya dengan tak berdaya, Laura Luo berkata dengan tatapan menyesal: "Kakek bersikeras ingin membuatku menjabat sebagai Direktur Utama. Kemarin pergi ke perusahaan dan membuat kakak lepas dari jabatannya. Namun aku juga tak ingin seperti itu."

Wajahnya menampangkan kesedihan, namun dalam lubuk hati Laura Luo marah terseduh oleh amarah. Sekarang dia telah kehilangan posisi sebagai Direktur Utama Perusahaan Luo, masih ada apa lagi yang mampu membuatnya puas?

Dia tidak percaya, Lavenia tidak marah, tidak mengamuk. Selama diransang untuk membuatnya marah, nenek pasti akan bosan terhadapnya!

Seperti yang diduga, Dewi Lu yang mendengar perkataan Laura Luo, tak kuasa mengerutkan alisnya dan melihat ke arah Lavenia Luo. Dengan terkejut dan bertanya: "Kenapa bisa dilepaskan jabatannya?"

Meski Ferdian Luo itu keras kepala, namun seharusnya tak mungkin melakukan hal tanpa alasan. Apakah Lavenia Luo telah melakukan sesuatu? Sampai-sampai membuat Ferdian tak senang?

Lavenia Luo menurunkan tatapannya, matanya terlintas kesedihan. Dengan ujung bibir yang terangkat dan berkata: "Sebenarnya juga bukan apa-apa. Kakek memang awalnya mencintai Laura. Dari awal menginginkannya menjabat sebagai Direktur Utama, makanya aku langsung mengundurkan diri."

Memperhatikan kesepian di matanya, Dewi Lu juga teringat, Ferdia Luo memang sangat amat membencinya, namun selalu mengabulkan segala keinginan Laura Luo. Menyuruhnya untuk turun dari jabatannya juga bukanlah hal yang mengejutkan.

Seketika kepikiran akan hal itu, dia mleihat mata Lavenia Luo dengan sedih: "Benar-benar tidak adil untukmu??"

Melihat Dewi Lu yang menenangkan Lavenia Luo, tatapan yang ada di mata Laura Luo mendingin, melihat dia yang tak tertipu oleh itu. Antara alis Laura Luo kembali menunjukkan kekhawatiran. Tatapannya sedikit tersinggung dan memberi penjelasan kepada Lavenia Luo: "Kak, kamu jangan marah ya. Beberapa hari ini aku kaan membujuk kakek agar membuatmu kembali menjabati posisi Direktur Utama."

Melihat Laura Luo yang begitu baik, tatapan Dewi Lu menjadi lebih ramah. Meski Laura Luo tampak sedikit lembut, namun terkejut akan sikap hatinya.

Tertawa, Lavenia Luo berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak masalah, sekarang perutku semakin lama semakin besar, tak cocok untuk terus pergi ke perusahaan. Perusahaan Luo yang berada di tanganmu, aku juga tenang."

Diungkitnya seperti itu, Dewi Lu mengalihkan pandangannya dan melihat pada perutnya itu. Matanya terlintas kepuasan: "Benar yang kamu pikirkan itu, lagipula seiring dengan bertambah besarnya perutmu, kamu memang perlu baik-baik menjaganya di rumah."

Ini merupakan cucu pertama Keluarga Xi. Sama sekali tak boleh terjadi apapun.

"Benar yang dikatakan nenek, aku merasa sekarang pas untuk menarik diri, lagian Perusahaan Luo masih ada Laura Luo, aku juga tak perlu mengkhawatirkannya." Lavenia Luo tersenyum. Menatap Dewi Lu dengan lembut: "Terlebih, sekarang aku sibuk dalam masalah pernikahan dengan Charlie, memang tak ada waktu untuk bekerja, kedepannya kamu perlu bekerja keras, Laura."

Senyuman Lavenia Luo itu bukan hanya membuat Laura Luo mengedutkan mulutnya, namun juga mencibir dalam hatinya. Dia benar-benar pandai bicara. Kalau bukan karena tahu bahwa Perusahaan Luo penting baginya, mungkin dia sudah hampir mempercayai perkataannya.

"Kak, kalau begitu untuk sementara aku akan menggantikanmu mengurus Perusahaan Luo. Nanti setelah anakmu lahir, aku akan mengembalikan Perusahaan Luo kepadamu." Laura Luo tersenyum dengan patuh.

Alisnya sedikit terangkat, Lavenia Luo tak kuasa mencibir dalam hatinya. Mengembalikannya kepadanya? Perkataan yang bagus.

Dia tak percaya, dia akan begitu baik.

"Tak usah. Karena Perusahaan Luo telah diserahkan ke tanganmu, kamu perlu mengurusnya dengan baik. Aku sekarang juga bisa beristirahat dengan baik." mengalihkan pandangannya ke Dewi Lu, Lavenia Luo berkata dengan tulus: "Sekarang juga sudah punya waktu, juga bisa memiliki waktu yang lebih banyak untuk bersama nenek."

Perkataannya itu seketika membuat Dewi Lu senang. Senyuman di wajahnya melebar: "Iya, kalau bisa sering-sering menemaniku, akan lebih baik."

Melihat hubungan Dewi Lu dan Lavenia Luo yang begitu baik, Laura Luo menggertakkan giginya dalam hati, namun wajahnya hanya bisa mempertahankan senyuman manis.

Hatinya tak kuasa memaki Lavenia Luo. Sejak kapan dia bermulut tajam seperti itu? Perkataannya begitu mulus membuatnya tak menemukan celah apapun!

"Baiklah, karena nenek juga senang akan kembalinya kakak, aku akan mengurus Perusahaan Luo dengan baik." Laura Luo mengatakannya dengan kering. Kemudian mengangkat secangkir teh dan meminumnya dengan pelan, berusaha menenangkan kecanggungannya sendiri.

Matanya tak kuasa melihat Robin Xi dan Laura Luo. Lavenia Luo mengambil kesempatan ini dan berkata kepada Dewi Lu: "Oh ya nek, kali ini aku berencana untuk tinggal beberapa waktu. Dengan begini aku juga akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pernikahan, saling berbagi kesulitan."

Karena hari ini sudah datang, dia juga tak berniat untuk pergi, juga bisa waspada akan pergerakan kecil mereka.

Terlintas keterkejutan di mata Dewi Lu, tak disangka Lavenia Luo bisa berniat untuk menetap.

Melihat emosi dimatanya, menyetujuinya dengan bahagia: "Tentu saja, kamu sedang hamil. Kalau tinggal di sini, aku juga bisa menjagamu."

Menggenggam tangan Lavenia Luo, Dewi Lu masih benar-benar peduli terhadap dia.

Melihat itu, Laura Luo tanpa kuasa melihat sekilas bibirnya, ada sedikit ketidak-senangan terpancar dari matanya. Kenapa Lavenia Luo bisa tinggal di sini, dan kenapa dia tidak bisa?

Meski bahkan dia adalah tunangannya Charlie Xi, namun sekarang dia juga merupakan tunangan Robin Xi.

"Nenek, aku juga ingin tinggal untuk menjagamu dan kakak, kalau tidak aku juga tinggal di sini?" Laura Luo berkata dengan antisipasi yang bergimang di matanya.

Dewi Lu sedikit terkejut, tak disangka Laura Luo juga ingin menetap.

Robin Xi menyipitkan matanya, tersenyum dan berkata: "Nek, karena kakak ipar sudah tinggal di sini, aku dan Laura juga sudah mau menikah, kalau tidak biarkanlah dia juga menetap untuk mengontrol pernikahan kami."

Matanya sedikit menggelam, Lavenia Luo menatap Laura Luo sekilas.

"Tapi??" Dewi Lu tampak ragu, mereka berdua belum bertunangan, tinggal di rumah ini begitu saja bukankah tidak terlalu baik?

Melihat itu, Rainie Yu membujuknya dengan senyum: "Bu, sekarang Laura dan Lavenia sedang hamil, ibu tak bisa pilih kasih seperti itu."

Karena Robin Xi ingin membuat Laura menetap, sebagai ibunya tentu akan membantunya.

Mendengar itu, Dewi Lu merasa omongannya benar. Jika pilih kasih, takutnya akan membuat Laura Luo tak senang.

"Baik, kalau begitu kalian berdua menetaplah, Lavenia kamu tinggallah di kamarmu dulu, Rainie kamu siapkan kamar untuk Laura." Dewi Lu berkata dengan ramah.

"Baik nek." Lavenia Luo mengangguk dengan patuh.

"Baik bu, lebih baik membuat Laura lebih dekat denganku, tinggal di kamar sebelahku." Rainie Yu berkata dengan senyum.

"Hm." Dewi Lu mengangguk-angguk, matanya tampak lelah: "Aku sedikit capek, aku kembali beristirahat dulu."

"Mari kubantu nek." Lavenia Luo seketika bangkit, dengan hati-hati menopangnya.

Senyuman di mata Dewi Lu tak kuasa semakin mendalam. Setelah kembali ke kamarnya, menepuk-nepuk tangannya dengan lembut dan berkata: "Kamu sudah menemaniku ngobrol begitu lama, tentu juga sudah lelah, kembalilah beristirahat."

Hatinya seketik amenghangat, Lavenia Luo tidak menolaknya: "Baik, kalau begitu aku kembali dulu."

Setelah dia keluar, senyuman di wajah Dewi Lu perlahan menghilang, malah ada sedikit aliran di matanya??

Setelah kembali ke kamarnya, Lavenia Luo bersandar di sofa dengan malas, menutup matanya.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu