Love From Arrogant CEO - Bab 351 Lavenia Luo Keluar Dari Perusahaan Luo

Direktur Zhou meliriknya sekilas dengan khawatir, seketika mengerutkan alisnya: "Direktur Luo adalah pemegang saham terbanyak. Meski Anda merupakan mantan direktur, Anda juga tak bisa sewenang-wenang."

Ferdian Luo melirik sekilas pengacara yang ada di sampingnya itu: "Bawa dokumennya kemari."

Pengacara langsung mengeluarkan dokumen perjanjian dan menampilkan isinya ke layar agar semua orang dapat melihatnya dengan jelas.

Melihat itu, samar-samar Direktur Zhou memiliki firasat buruk dalam hatinya.

Seperti yang diduga, hal yang disampaikan Ferdian Luo berikutnya menegaskan sudut pandangnya.

"Di awal berdirinya Perusahaan Luo, aku telah meninggalkan suatu kesepakatan. Meski sekarang Lavenia Luo memegang saham terbanyak, aku juga tetap merupakan pembuat keputusan tertinggi. Aku memiliki hak yang mutlak untuk memutuskan anggota perusahaan." Ferdian Luo berkata dengan tampangnya yang berwibawa.

Dia telah meninggalkan peluang untuk dirinya sendiri di awal mendirikan perusahaan.

Semua orang yang melihat dengan jelas isi dari dokumen perjanjian tersebut seketika membuat mereka tak bisa berkata-kata.

Dokumen perjanjian ini memiliki kuasa hukum. Apapun yang akan dikatakan mereka pun tak bisa menghalanginya.

Lavenia Luo menaikkan alisnya dan melihat isi yang tertera di atas dokumen tersebut. Matanya sedikit menggelap, tak disangka Ferdian Luo begitu mengkhawatirkan Laura Luo sampai bahkan mengeluarkan dokumen perjanjian pendirian perusahaan. Cukup untuk melihat betapa bahwa Laura benar-benar berbeda dalam hatinya.

Terlintas secercah cahaya gelap di mata Direktur Zhou. Menatapnya langsung, berkata dengan suara yang mendalam: "Direktur Tetua katakanlah sesuai dengan fakta untuk meyakinkan kami."

Setelah berhenti sejenak, dia lanjut berkata: "Selama ini Direktur Luo lah yang mempertahankan perusahaan. Manager Luo sama sekali tak memiliki kinerja sama sekali, bagaimana bisa meyakinkan kami?"

Sekelompok direktur langsung menyetujui.

"Benar yang dikatakan Direktur Zhou. Karena kerja keras Direktur Luo lah makanya ada hari ini. Manager Luo punya kemampuan apa?"

"Direktur Luo telah bekerja keras bagi Perusahaan Luo sepanjang waktu. Namun apa yang telah dikerjakan Manager Luo? Kami sama sekali tak melihatnya."

"Aku masih mendukung Direktur Luo."

Sekumpulan itu mulai membahasnya satu per satu. Mereka semua melihat kerja keras dan usaha Lavenia Luo bagi mereka selama ini. Perusahaan Luo memiliki kemajuan hari demi hari. Akan tetapi Laura Luo hanyalah seorang gadis yang baru lulus, kapa yang bisa dilakukannya? Mereka sama sekali menolaknya.

Pandangan Lavenia Luo jatuh pada Kakeknya itu, ingin tahu trik apa lagi yang dia miliki.

Ferdian Luo melirik Alex Luo sekilas. Memberikannya sebuah isyarat.

Dengan lesu mengeluarkan banyak penawaran kemitraan dari tasnya dan ditampilkan ke layar agar semuanya dapat melihat dengan jelas.

"Beberapa kerja sama ini dibahas oleh aku dan Manager Luo akhir-akhir ini. Terus terang, Direktur Zhou begitu protektif terhadap Direktur Luo. Namun hanya khawatir terhadap penarikan modal Perusahaan Aokang saja. Akan tetapi dengan adanya beberapa kerja sama ini sekarang, sepenuhnya sepadan dengan modal yang diberikan oleh Aokang." Alex Luo berkata dengan acuh tak acuh, tampak sedikit tak menghiraukan.

Ekspresi Direktur Zhou sedikit berubah. Langsung mengambil dua berkas kerjasama itu dan melihatnya dengan teliti, menyadari bahwa ada keuntungan besar??

Meski nyatanya dia sangat memperdulikan suntikan modal dari Perusahaan Aokang, namun sebenarnya dia lebih memperdulikan hubungan antara Lavenia Luo dan Charlie Xi. Bahkan dengan adanya beberapa kerja sama ini pun dia tetap tak setuju dengan Laura Luo.

Namun sekarang dia benar-benar terdiam akan beberapa kerja sama ini.

Lavenia Luo juga mengambil dan melihat dokumen kerja sama tersebut. Salah satunya adalah kerja sama dengan Perusahaan Shiyue, dimana adalah kerja sama yang diperlihatkan Alex Luo kepadanya sebelumnya.

Seketika dia mengerti, pantas saja sebelumnya Laura Luo dan Alex Luo terus membahas mengenai kasus kerja sama. Ternyata semuanya untuk persiapan hari ini.

Meliaht ke arah Direktur Zhou dan sederet orang itu, tatapan mereka penuh akan kejengkelan. Bahkan melihat berkas kerja sama itu dengan tak percaya, berniat untuk mencari celah yang ada. Namun jelas sudah tak bisa berkata-kata lagi dalam menghadapi Ferdian Luo.

Ada sedikit kelegaan di matanya. Saat melihat ke arah Ferdian Luo, dia bangkit berdiri, ada sedikit kesan menyindir yang tampak di ujung bibirnya dan berkata: "Baik, kalau begitu, aku bersedia untuk turun dari jabatanku sebagai Direktur Utama ini."

Felicia terbengong sesaat, seperti sadar akan sesuatu, seketika matanya memerah, mencegahnya: "Direktur Luo, Anda tak bisa menyepakatinya begitu saja!"

Laura Luo begitu menginginkan posisi itu. Sekarang bukankah itu telah mencapai tujuannya? Bagaimana mungkin mereka semurahan itu!

Melihat Felicia yang hampir gemetaran seluruh tubuhnya akibat marah, Lavenia Luo menjulurkan tangannya dan menepuk ringan bahunya. Dengan acuh tak acuh berkata: "Lagipula aku juga akan segera menikah. Terlebih sekarang sedang hamil dan juga tidak begitu mudah untuk mengurus perusahaan. Sekarang ada orang yang mampu mengurusnya bukankah lebih baik? Itu juga melegakanku."

"Tapi??" Felicia mengigit ringan bibir bawahnya, menatapnya dengan matanya yang memerah, terlalu tak layak, kenapa dia harus pergi untuk memberi posisi bagi Laura Luo?

Ujung bibirnya membentuk sedikit lengkungan, intonasi Lavenia Luo melembut: "Sudah, jangan berpikir terlalu banyak."

Melihat dia yang seperti tak peduli, Felicia mengerutkan bibirnya, menundukkan kepalanya dan merajuk.

Melihat dia yang sepertinya sama sekali tak peduli akan posisi Direktur Utama itu, bahkan membuat Laura Luo merasa seperti dia yang mampu mendapatkan posisi ini akibat sedekah dari Lavenia Luo.

Laura Luo menyipitkan matanya dengan tak senang, bukan hanya tak mendapatkan kesenangan sebagai Direktur Utama, namun juga adanya depresi yang tak terjelaskan dalam hatinya.

Memalingkan pandangannya kepada Ferdian Luo, Lavenia Luo berkata dengan tatapan dingin: "Meski aku telah melepaskan posisiku sebagai Direktur Utama ini, namun aku juga akan menarik orang-orangku pergi."

Ferdian Luo melihat sekilas Felicia yang ada di belakangnya, melambaikan tangannya dengan tak peduli: "Terserah."

"Sampai jumpa." Lavenia Luo membalikkan tubuhnya dan bertutur sapa kepada Direktur Zhou dan beberapa orang lainnya, tanpa memperhatikan Laura Luo, kemudian keluar meninggalkan ruang rapat.

Menatap punggungnya mati-matian, Laura Luo sangat amat kesal. Dia telah merebut posisinya, namun kenapa Lavenia tidak marah sama sekali? Bahkan pergi begitu saja?

Tak menunggu dia yang sedang memikirkan apa, terdengar suara Ferdian Luo yang berada di sampingnya: "Laura, mulai sekarang kamu adalah Direktur Utama Perusahaan Luo."

Kembali tersadar, wajah Laura Luo kembali menampilkan senyuman dan mulai berpidato.

Felicia mengikuti Lavenia Luo dan keluar dari ruang rapat itu secara bersamaan, dengan kesal mengerutkan alisnya: "Mereka benar-benar kelewatan! Benar-benar tidak setimpal. Segala kerja keras kita semuanya direbut Laura Luo begitu saja."

Memangnya Laura Luo tak merasa tak nyaman?

Menatapnya sekilas secara mendalam, Lavenia Luo tersenyum tanpa berkata-kata dan kembali ke ruang kerjanya untuk menyusun barang-barangnya.

Barang-barangnya tak banyak, satu plastik saja pun sudah muat. Felicia telah selesai menyusun barangnya sendiri, masuk ke ruang kerja Lavenia Luo dan menunggunya, wajahnya tampak sedih.

"Ayo." wajah Lavenia Luo tak tampak tertekan sedikit pun, malah sekujur tubuhnya lega, seperti sangat rileks.

Felicia menatap punggungnya dengan muram, sama sekali tak bisa memahaminya, memangnya dia tidak marah?

Semenjak Perusahaan Luo diambang bangkrut sampai sekarang, semua jerih payah yang dikeluarkannya sama sekali tak bisa dibayangkan. Namu sekarang hasilnya direbut oleh orang lain begitu saja??

Keluar dari Perusahaan Luo, Lavenia Luo tersenyum dan berkata kepada Felicia: "Kamu antar aku kembali ke Istana Malige, kebetulan ada hal yang ingin aku katakan kepadamu."

"Baik."

Felicia membawa mobilnya kemari, setelah Lavenia Luo masuk ke dalam mobilnya, perlahan mobil tersebut berkelana mengarah ke Istana Malige.

"Direktur Luo, apa yang ingin kamu katakan kepadaku?"

"Apakah kamu lanjut membeli saham Perusahaan Luo secara pribadi?" Lavenia Luo bertanya dengan menaikkan alisnya.

"Sedang menerimanya??" Felicia merespon dengan menganggukkan kepalanya, mendadak terpikir akan sesuatu, matanya membelalak kaget: "Direktur Luo, apakah kamu sudah memikirkannya dari jauh-jauh hari bahwa hari ini akan tiba? Makanya menyuruhku membeli saham terlebih dahulu?"

Kesedihan yang ada di dalam hatinya seketika disapu hilang, menjadi penuh akan keterkejutan.

Dengan kagum berpikir, pantas saja dia melepaskan jabatannya begitu saja tanpa berdebat ataupun menentang mereka saat rapat tadi. Meski Laura Luo dan Kakek Tua itu mengambil kendali kekuasaan, namun Perusahaan Luo akan segera menjadi miliknya, dialah bos dibaliknya.

Ujung bibir terangkat, Lavenia Luo menaikkan alisnya dan berkata: "Sebenarnya, sebelumnya aku hanya mencegah kemungkinan Perusahaan Luo yang dipecah menjadi dua bagian. Namun tak disangka Kakek ingin memberikan seluruh Perusahaan Luo kepada Laura Luo, meski sedikit diluar dugaan, namun sama sekali tidak sia-sia."

Lagian hasilnya cukup bagus.

"Direktur Luo, kamu sungguh cemerlang." Felicia berkata dengan semangat.

Meski merupakan kombinasi yang aneh, namun malah membuatnya memiliki kepingan terbesar.

Tersenyum, Lavenia Luo tak kuasa teringat akan Alex Luo, kemudian menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Kalau bukan pamannya yang mengingatkannya dengan kalimat itu, mungkin dia juga takkan terpikir begitu dalam, mungkin hari ini akan kehilangan Perusahaan Luo?

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu