Love From Arrogant CEO - Bab 186 Menentukan hubungan

Yang dia inginkan adalah Perusahaan Aokang, selama ia terus menggerogotinya perlahan seperti ini, cepat atau lambat itu akan jadi miliknya.

"Baik, aku mengerti." Asisten itu mengangguk dan berbalik pergi.

Robin Xi mengeluarkan senyum dingin, ketika kakaknya kembali nanti, Perusahaan Aokang tidak akan menjadi miliknya lagi!

Tiga hari berlalu, dan cuaca di luar masih suram, tertutup awan gelap.

Dan Lavenia Luo yang hampir tidak tidur dan selalu berjaga di sisi Charlie Xi, baik untuk mengolesinya obat ataupun mengelap badannya.

Semua ingin ia lakukan sendiri, awalnya ia sedikit tidak terbiasa, tetapi lama-lama ia mulai terbiasa. Setiap mengganti obat di luka tubuhnya, hatinya seperti teriris pisau.

Setiap hari dokter datang untuk memeriksanya, dan kondisi Charlie Xi secara bertahap mulai membaik, dan memungkinkan untuknya untuk segera sadar.

Demi merawatnya, Lavenia Luo memindahkan semua pekerjaannya ke ruang rawat, setiap hari setelah selesai mengerjakan pekerjaannya ia selalu menemaninya, merawatnya, dan beberapa hal kecil di kantor sudah ada Felicia yang akan menanganinya.

Di ruang rawat yang bersih, Lavenia Luo sedang meminum setengah mangkuk bubur, ia tidak bisa memakannya lagi, lalu ia meletakkan mangkuk itu dan segera menyelesaikan kembali pekerjaannya.

"Nona Luo, sudah dua hari ini kamu makan terlalu sedikit." Sekretaris Yin berkata dengan raut wajah khawatir.

Tidak peduli seberapa enak makanan yang disiapkannya, ia hanya akan makan setengahnya, dan akhir-akhir ini ia tampak kehilangan banyak berat badan.

"Jangan khawatir, aku benar-benar sudah kenyang." Dengan senyum masam, sampai sekarang ia masih belum sadar, bagaimana mungkin ia ada nafsu makan.

Sekretaris Yin menghela nafas tak berdaya, ia juga tidak punya pilihan selain berbalik dan membereskan makanannya.

Hari ini hanya ada lima dokumen, dan Lavenia Luo dengan cepat menyelesaikannya, ia mematikan komputernya dan berjalan ke samping tempat tidur. Baru saja duduk, ia tanpa sadar melihat ujung jarinya bergerak. Dalam hatinya, apa mungkin ia salah lihat?

Dengan hati-hati mendekati wajahnya yang tampan, dan terus memandanginya. Benar saja ia bergerak lagi.

Mata Lavenia Luo terkejut, dan langsung menekan bel tanpa sadar.

Sekretaris Yin yang mendorong pintu dan masuk langsung bertanya dengan gugup : "Nona Luo, ada apa?"

"Sepertinya ia akan segera bangun, tadi jari-jarinya bergerak dua kali." Mata Lavenia Luo bersinar, ia terkejut melampaui kata-kata.

Sekretaris Yin juga mengangkat alis terkejut. Senyum melintas di wajahnya.

Segera para dokter datang dengan tergesa-gesa, dan Lavenia Luo segera menjelaskan situasinya : "Barusan jarinya bergerak, tolong dokter periksa, apa dia akan segera sadar?"

Dokter-dokter itu tanpa ragu segera mengeluarkan alat-alat untuk memeriksanya.

Lima menit kemudian.

"Kondisi Tuan Xi membaik, dan memang ada tanda-tanda pemulihan. Mungkin tidak lama lagi ia akan segera sadar." Dokter dengan serius menjelaskan hasilnya.

Mendengar ini, Lavenia Luo memandang Charlie Xi dengan wajah bahagia: "Baguslah kalau begitu."

Dia akhirnya akan segera bangun.

Wajah Sekretaris Yin juga penuh sukacita. Mendengarkan penjelasan dokter, ia sambil mengantar dokter keluar dari ruang rawat rawat.

Mata Lavenia Luo tidak pernah lepas darinya karena takut kehilangan momen ketika ia sadar.

Benar saja, tak lama, bulu mata Charlie Xi tiba-tiba bergetar, dan membuat jantung Lavenia Luo menjadi tegang, dan diam-diam mengepalkan tangannya.

Detik berikutnya, Charlie Xi perlahan membuka matanya, dan mata yang menunjukkan sedikit kebingungan.

“Charlie, kamu sudah sadar!” Lavenia Luo menatapnya dengan wajah bahagia.

"Lavenia???" sedikit mengalihkan pandangannya ke arahnya, dan suara Charlie Xi terdengar serak.

Lavenia Luo segera bangkit dan menuangkan segelas air untuknya, dengan suara lembut berkata : "Kamu baru bangun, minum dulu baru berbicara."

Charlie Xi mengangguk, bersandar padanya dan minum seteguk air.

Dia memegangi tangan besarnya sepanjang waktu dan tidak ingin ia lepaskan walau sejenak.

Merasa genggaman tangannya yang lembut, Charlie Xi tidak bisa menahan untuk menggenggamnya erat.

"Sekarang sekujur tubuhmu dipenuhi luka, jangan asal bergerak." Lavenia Luo menatapnya dan mengingatkannya dengan lembut.

Tenggorokan Charlie Xi merasa lebih baik seketika dan berkata perlahan : "Aku tidak sakit."

Dapat terlihat ia sangat mengkhawatirkannya, ia tidak merasa bahwa lukanya sakit, ia malah merasa jantungnya seperti terbakar.

"Omong kosong, kamu pikir aku tidak tahu seberapa sakitnya itu?" Wajah Lavenia Luo agak memerah, dan hidungnya tiba-tiba masam.

Dia juga mengalami beberapa luka bakar kecil di tubuhnya yang menyakitkan selama dua hari ini. Bagaimana ia yang mengalami luka bakar yang besar ditubuhnya?

"Jangan menangis." Charlie Xi menatapnya dengan penuh kasih sayang, ia ingin mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya dan menghiburnya, tetapi ia tidak dapat melakukannya karena jarum infus ditangannya.

"Jangan bergerak! Bagaimana jika mengenai lukamu?" Melihatnya ingin bangkit, Lavenia Luo segera menghentikannya.

Apakah dia bodoh? Sekujur tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia masih ingin bangun.

"Kamu tidak boleh bergerak lagi, apa kamu mendengarku!" Lavenia Luo dengan serius memperingatinya dan melarangnya untuk membantah.

Mendengar perintahnya yang serius, Charlie Xi hanya bisa patuh untuk tidak lagi sembarangan bergerak.

"Bodoh, kenapa sangat serius?" Ia sengaja membuat lelucon, ia masih lebih suka melihatnya tersenyum.

"Yang bodoh itu kamu! Kenapa kamu harus menerobos masuk dan menyelamatkanku? Apa kamu tidak tahu betapa bahayanya di dalam?" Lavenia Luo tidak bisa menahan emosi yang menekan di dalam hatinya lagi, dan akhirnya air matanya kembali mengalir lagi.

Ia tidak bisa membayangkan apa jadi nya jika ia kehilangannya, karena tanpa disadari, dia telah menempati posisi yang sangat penting dalam hatinya, dan tidak ada yang bisa menggantikannya.

“Jika aku tidak menyelamatkanmu, aku yang akan kehilanganmu.” Charlie Xi menatapnya dengan tatapan yang dalam, dan matanya penuh kasih sayang : “Aku belum hidup denganmu, bagaimana mungkin aku bisa rela kehilanganmu?"

Dia adalah wanita satu-satunya yang diinginkan Charlie Xi, bagaimana mungkin ia bisa melihatnya mati!

"Bodoh! Mengapa kamu begitu bodoh." Lavenia Luo tersentuh dan juga khawatir, ia membencinya karena tidak memikirkan keselamatannya sendiri, tetapi di satu sisi ia juga tersentuh dengan apa yang telah ia lakukan untuknya.

Ia bahkan rela mati untuknya, bagaimana mungkin ia tidak luluh dan tergerak hati?

"Sudahlah, aku sudah baik-baik saja, jangan menangis." Charlie Xi melihat jelas matanya yang menunjukkan kasih sayang, dan hatinya yang lembut.

Lavenia Luo mengangguk dan mengambil tisu menyeka air matanya, ia baru saja bangun, dia tidak ingin membuatnya khawatir.

"Anak baik." Charlie Xi tersenyum kecil, ia menatapnya dalam-dalam : "Sayang, mendekatlah."

Tiba-tiba mendengar sebutan itu, membuat pipi Lavenia Luo memerah dalam sekejap, tetapi ia tidak menolaknya dan perlahan mendekatinya : "Ada apa?"

Tiba-tiba, Charlie Xi mengangkat kepalanya dan mencium bibirnya yang lembut, dan berbaring kembali di bantal tanpa kekuatan, ia hanya bisa menahan kesal karena ia tidak memiliki kekuatan.

Tertegun sejenak, Lavenia Luo melihat raut wajahnya yang kesal, dan senyum melintas di wajahnya, lalu ia mengecup bibir tipisnya.

Sentuhan lembut, membuat Charlie Xi terdiam, ia tidak menyangka Lavenia Luo akan mengambil inisiatif.

Apa artinya ia sudah siap menerimanya?

Melepaskan ciumannya, pipi Lavenia Luo memerah, dan dengan malu-malu ia berkata : "Yang kamu katakan saat pesta ulangtahunku, aku menyetujuinya."

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu