Love From Arrogant CEO - Bab 98 Lahan Gandum

“Lukisanku tidak bagus, kamu jangan menertawakan itu sudah cukup.” Terlihat rasa malu di mata Lavenia Luo.

Di mata Charlie Xi terlihat kepuasan, dia langsung membopongnya dan berjalan dengan stabil menuju ke kamar.

Tubuhnya yang kekar, membuatnya sedikit terkejut, akan tetapi dia mulai terbiasa berada di dalam pelukannya.

Merasakan otot-ototnya yang panas, dan detak jantung yang kuat, membuat telinga Lavenia Luo memerah. Seperti Crystal Agate, yang terlihat sangat menggemaskan.

Kembali ke kamar, Charlie Xi langsung menuju ke balkon, dengan sangat berhati-hati dia meletakkan Lavenia Luo di sebuah kursi yang ada disana, dia memutar pandangannya, saat melihat sebuah lukisan lahan gandum, dia termenung.

Cahaya matahari menyinari papan lukisan, membuat lahan gandum itu seperti nyata.

“Lukisanku tidaklah bagus, jangan menertawakanku.” Lavenia Luo melihat dia mengamati papan lukisan secara terus-menerus, dia mengira Charlie Xi menganggap lukisan ini sangat buruk, sehingga membuatnya tidak tahan untuk mengeluarkan suara.

Tiba-tiba tersadar kembali, dengan penuh senyuman, Charlie Xi menatapnya, dengan tatapan yang bangga, dia berkata, “Tidak, lukisanmu sangat bagus, seperti abstrak namun nyata.”

Tidak disangka, lukisannya itu ternyata sangatlah mempesona, dan begitu indah.

“Benarkah? Sebenarnya aku sudah lama tidak melukis lagi.” Lavenia Luo menatapnya dengan terkejut, tidak disangka dia bisa memberinya pujian yang besar seperti ini.

“Sejak kapan kamu belajar melukis menggunakan cat minyak?” Charlie Xi mengamati caranya memegang kuas, rasanya tidak ada puluhan tahun tidak akan sesempurna ini.

“Sebenarnya sejak kecil aku belajar melukis cat minyak, hanya saja.... di semester keempat, Elina Jiang mengubah jurusanku.” Lavenia Luo merenggangkan pundak dengan pasrah, jadi lukisan cat minyaknya berubah menjadi hobinya.

Akan tetapi, masih mending dia kemudian belajar desain iklan, kebetulan dapat membantu Perusahaan Luo, juga tidak terlalu menyalahkannya.

“Kenapa dia mengganti jurusanmu?” Charlie Xi menaikkan alis, pertanda tidak mengerti.

Dia merasa, wanita itu seharusnya tidak mungkin memiliki niat baik.

Lavenia Luo mengingat kembali, “Saat itu dia sama sekali tidak memberikan aku alasan, aku juga tidak bertanya.”

“Aku akan menyuruh pengurus rumah tangga menyiapkan sebuah ruangan khusus untukmu menggambar, kapan saja kamu ingin menggambar, kamu tinggal menggambar.” Charlie Xi berkata dengan tatapan yang dalam. Dia dapat merasakan kecintaan Lavenia Luo terhadap lukisam cat minyak dari lukisannya itu.

Tentu saja dia tidak akan tega melihat Lavenia Luo kehilangan keahliannya dan kemahirannya.

Hatinya, tanpa sadar bergetar, selain ayahnya, ini pertama kalinya ada seseorang yang mendukung hobinya.

Terpancar rasa terkejut dari mata Lavenia Luo, seperti perasaan yang terharu.

“Terima kasih!”

Rasa terima kasih yang diucapkan dengan sepenuh hati, perasaannya terhadap Charlie Xi perlahan-lahan mengalami perubahan.

Cahaya matahari begitu indah, menyinari tubuh dua orang itu, seperti sebuah lukisan yang paling indah di dunia.

Waktu terus bergulir, seketika seminggu telah berlalu.

Sakit yang diderita Lavenia Luo telah hampir sembuh, meskipun masih saja terbungkus gips, akan tetapi dengan bantuan tongkat, dia bisa berjalan sedikit-sedikit.

Beberapa waktu ini, Perusahaan Luo sangatlah tenang, Lavenia Luo di Istana Malige seketika pun bisa menyelesaikan semua berkas. Waktu siang hari, dia menghabiskan waktunya untuk berada di ruangan menggambar yang luas dan terang itu, disana dia menggambar dengan tenang.

Bisa membuatnya menjauh dari kekesalan dari dunia, di matanya hanya tersisa warna-warna yang indah.

Hangat dan menenangkan.

Perusahaan Aokang, di dalam kanrtor kepala direktur.

Pakaian hitam putih yang sederhana, membuat orang merasakan keseriusannya.

Charlie Xi sedang menundukkan kepala menyelesaikan file dengan cermat, raut wajahnya sangat tenang dan serius.

Seketaris Yin membawa beberapa file, mengetuk pintu ruangan, lalu mendorongnya dan masuk ke dalam.

Mendengar suara langkah kaki, Charlie Xi mengangkat kepalanya dan bertanya padanya, “Ada apa?”

“Hasil pemasaran toko 4S selama setengah tahun yang lalu telah keluar, dan ada beberapa kontrak kerjasama perlu kamu amati sebentar.” Seketaris Yin menyerahkan tumpukan file itu, dengan wajah serius dia menjelaskannya.

Charlie Xi menerima tumpukan file itu, sekali mengamati dia langsung melihat per 10 baris, kemudian mengernyitkan dahi, “Kenapa bisa lebih rendah 50% dari tahun kemarin?”

Wajah Seketaris Yin sedikit muram, dengan pasrah dia menjelaskan, “Bagian pemasaran menjelaskan, harga barang terlalu tinggi, ada 20% pembeli tidak dapat menerimanya.”

“Tidak dapat menerima, lalu apakah tidak bisa memikirkan cara?” Wajah Charlie Xi menjadi muram sambil berkata dingin.

“Aku tau, aku akan memberitahunya." Seketaris Yin menganggukkan kepala, menjawabnya, Charlie Xi juga merasa tingkat pemasaran sebenarnya juga menurun banyak.

“Beritahu orang pemasaran, selama 6 bulan yang akan datang, harus menaikkan menjadi 70%, jika tidak....” Charlie Xi memerintahkan dengan tatapan yang tajam.

“Baik.” Seketaris Yin diam-diam menggigit lidahnya. Dia merasakan kepedihan yang akan dialami orang-orang pemasaran.

Dengan dahi yang sedikit berkerut, Charlie Xi memikir sejenak, dengan suara pelan, dia berkata, “Bawa kemari desain iklan yang telah dikirimkan Perusahaan Luo, kemudian cari waktu yang tepat lalu sebarkan.”

Seketaris Yin seketika terkejut, lalu menganggukkan kepala, “Aku mengerti.”

Setelah iklan Perusahaan Luo itu tersebar, pasti akan terjadi perubahan yang besar, dengan seperti ini bagian pemasaran pasti akan lebih santai.

“Oh, iya, kamu menyuruhku untuk menyisakan pengumuman pameran lukisan dan kaligrafi milik Sherine, pada tanggal 5, mulai pukul 2 siang.” Seketaris Yin berkata sambil menyerahkan 2 tiket emas kepadanya.

Charlie Xi menerima tiket itu, melihat lukisan di atas tiket yang sangat memukau, bibirnya pun tersenyum, dia hampir saja lupa, 2 hari yang lalu, Lavenia Luo sembarang berkata, bahwa di kota A ada sebuah pameran yang sangat terkenal, dia masih menyayangkan tidak bisa pergi melihat.

“Direktur Xi sejak kapan tertarik pada pameran lukisan dan kaligrafi?” Seketaris Yin bertanya penuh curiga, dalam hatinya penuh dengan rasa penasaran, sebelumnya dia tidak pernah melihat Charlie Xi memiliki hobi seni yang sangat elegan seperti ini.

“Lavenia ingin pergi.” Hati Charlie Xi sedang senang, sehingga diapun berkata dengan senang.

“Ternyata seperti itu.” Seketaris Yin seketika mengerti, dia seharusnya sejak awal sudah bisa menebaknya.

Charlie Xi meletakkan tiket itu di samping, dengan segera dia mengamati sebuah berkas, dan memberikan pada Seketaris Yin, sekalian memerintah, “Pesankan tempat di Paviliun YunXuan siang ini.”

Seketaris Yin mengambil berkas itu, dan menganggukkan kepala, “Baik.”

Kemudian dia memutar tubuhnya dan pergi meninggalkan kantor.

Waktu berjalan cepat, seketika waktu telah siang hari.

Selesai Charlie Xi menyelesaikan berkas-berkas, dia kembali ke Istana Malige.

Mobil Maserati berwarna biru berhenti di depan pintu Istana Malige, pintu mobil terbuka, Charlie Xi turun dengan tampan, dan dengan langkah lebar masuk ke dalam Istana Malige.

Di dalam kamar di lantai 2, sama sekali tidak terdapat sosok bayangannya, Charlie Xi berpikir, dan berjalan ke arah ruangan paling dalam.

Dengan berhati-hati, Charlie Xi membuka pintu, sepertinya tidak menimbulkan suara apapun, dengan langkah pelan, dia memasuki ruangan, ruangan ini telah berubah menjadi ruangan menggambar yang sederhana.

Di dalam ruangan itu, terdapat segala jenis pewarna, semua tergantiung Lavenia Luo ingin menggunakan yang mana.

Saat ini, Lavenia Luo sedang melukis sebuah lukisan yang indah, Charlie Xi diam-diam berjalan ke belakang tubuhnya, tatapan Lavenia Luo tertuju pada kertas lukisannya, sama sekali tidak menyadari akan kehadiran Charlie Xi.

Saat melihat lukisan di atas kertas, pernafasannya tidak dapat ditahan untuk berhenti, di atas kertas itu sebuah sketsa, lukisannya adalah sketsa Charlie Xi.

Goresan terakhirnya, Lavenia Luo perlahan-lahan meletakkan kuas, bersandar pada kursi, menatap karya lukisannya di papan lukisan, lalu tersenyum puas.

Ingatannya selama ini sangatlah baik, jadi melukis Charlie Xi sama sekali tidak masalah.

Akan tetapi tidak tau kenapa, dia begitu dengan aneh melukisnya seperti ini.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu