Love From Arrogant CEO - Bab 357 Mengambil Kesempatan Menghukum Dia

Setelah makan malam, ketika Dewi Lu kembali ke kamar untuk istirahat, Lavenia Luo mereka juga kembali ke kamar masing-masing.

“Apakah sudah kenyang?” Charlie Xi mengangkat alis bertanya, menatap dia dengan dalam.

Didalam hati, Lavenia Luo tiba-tiba memiliki semacam firasat buruk.

Masih belum sempat lari, seluruh orang langsung digendong dan dilemparkan ke atas kasur.

“Charlie?? Apa yang kamu lakukan?” Lavenia Luo menatap dia dengan tidak berdosa, seolah-olah tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba melakukan begini.

Dor!

Charlie Xi memukul bagian pantat dia, bibir yang tipis muncul sebuah senyuman jahat: “menurut kamu?”

Pipinya terbakar, rasa malu hampir tenggelamkan dia.

Baru mau mengatakan sesuatu, melihat dia tidak mengatakan apa-apa langsung mau mencium, Lavenia Luo segera mendorong dada dia, berkata dengan mata tidak berdaya: “jangan membuat masalah. Disini adalah dirumah tua.”

Jika adalah di Istana Malige, dia bisa membiarkan dia, tetapi ada banyak tidak leluasa disini.

Sedikit menyipitkan sepasang mata, mata Charlie Xi mengeluarkan sedikit cahaya berbahaya: “kamu masih berani berkata? Siapa yang mengizinkan kamu diam-diam tinggal dirumah tua?”

Kepikiran merasa kesal. Dia masih belum cukup hidup dunia dua orang, dan bukankah dia tinggal di rumah tua akan sangat repot?

Melihat dia tidak tahu menangis atau ketawa, ternyata alasannya disini.

“Ada alasan mengapa aku pulang tinggal.”

Mendengar perkataan, gerakan Charlie Xi berhenti. Dia tentu saja tahu bahwa dia tidak akan pulang tanpa alasan, hanya ingin mengambil kesempatan menghukum dia saja.

Bangun duduk diatas sofa, menatap dia dengan tenang: “alasan.”

Setelah mengatur pikiran sebentar, Lavenia Luo berkata perlahan-lahan: “pada saat aku dan Felicia keluar makan, saat dia bertemu mereka sedang berdiskusi masalah.”

Dia memberitahu masalah yang diberitahu Felicia kepada dia, mengakui semuanya.

“Aku khawatir nenek, jadi memutuskan pulang tinggal.” Lavenia Luo mengangkat bahu dan berkata.

Robin Xi belakangan ini benar-benar ada beberapa langkah kecil.” Matanya sedikit gelap, ekspresi dingin Charlie Xi muncul sedikit kedinginan: “tetapi apa yang memberi dia percaya diri, membuat dia begitu yakin bisa merebut Aokang?”

“Tidak peduli gerakan kecil apa yang dia miliki, aku akan mengecek jelas, tidak akan memberi mereka kesempatan untuk melukai nenek.” Mata Lavenia Luo berkata dengan gelap.

Sekarang ada dia melihat di rumah tua, mereka walaupun ingin bergerak juga harus ada kesempatan baru bisa.

“Kamu melindungi diri sendiri dengan baik, memberitahu aku jika menemukan sesuatu.” Charlie Xi berpesan dengan tegas, dia khawatir dia akan terluka.

Tersenyum dengan cantik, Lavenia Luo memegang telapak tangan dia dengan intim: “jangan khawatir, aku akan memberitahu kamu, kamu juga berhati-hati saat menyelidiki.”

“Baik.” Charlie Xi sedikit mengangguk kepala, lalu dengan ringan mencubit dagu dia, mengangkat alis dan berkata: “masalah ini meskipun sudah selesai dibicarakan, tetapi aku masih ada sedikit tidak senang.”

Suara baru berhenti, tidak memberi dia kesempatan untuk membantah, Charlie Xi tanpa berpikir menyeka dia?

Bintang-bintang berkedip di langit, dalam ruangan memancarkan nafas kemesraan.

Langit yang biru, matahari yang cerah.

Pada saat Lavenia Luo bangun, sarapan dengan Charlie Xi, dia lalu pergi ke perusahaan, Robin Xi dan Laura Luo juga pergi untuk bekerja.

Rainie Yu pergi bermain kartu dengan teman lamanya, rumah tua dalam sekejap sisa dia dan Dewi Lu. Dia menghabiskan pagi hari untuk mengobrol dengan nyonya tua, berjalan santai.

Hingga saat siang hari, Lavenia Luo setelah menemani Dewi Lu makan siang, dia langsung kembali ke kamar tidur siang.

Rumah tua yang besar. Selain pembantu yang sibuk, hanya tersisa sosok bayangan santai diruang tamu.

Lavenia Luo sambil makan makanan ringan, sambil menonton tv dengan malas-malasan, seluruh tubuhnya sangat santai, sudah lama tidak pernah santai begini.

Dalam tv menayangkan sinetron yang tidak menarik, pandangan mata tidak sengaja memandang ke arah lantai dua, gerakan dia memakan manisan buah tidak tahan memperlambat.

Melihat sekeliling ruang tamu, sekarang hanya ada dia dirumah. Dan Dewi Lu masih sedang tidur siang, apakah dia mau?

Merenung beberapa saat, Lavenia Luo segera mengambil keputusan, meletakkan manisan buah diatas meja kecil untuk hidangan teh, berdiri dan naik ke lantai atas.

Kelihatannya secara tidak sengaja berjalan menuju ruang membaca Robin Xi, memperhatikan disekitar tidak ada pembantu, langsung masuk ke ruang membaca.

Gerakannya sangat cepat melewati perabotan ruang membaca, meja belajar. Lemari buku, perabotan sofa yang sangat gampang.

Aliran cahaya melintas bawah mata, Lavenia Luo dengan cepat mengecek sekeliling, ingin berusaha menemukan apakah ada petunjuk.

Setelah lima belas menit kemudian. Dia sampai memeriksa bagian dalam komputer, tetapi tidak menemukan apapun.

Mengerutkan kening, kelihatan Robin Xi sangat berhati-hati, walaupun tetap tinggal juga tidak akan menemukan apapun. Lavenia Luo terpaksa menutup komputer bersiap-siap untuk pergi.

Ketika tangannya baru menyentuh pegangan pintu, malah menyadari pintu dibuka dari luar, bola mata tiba-tiba menyusut, Lavenia Luo tanpa sadar ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, sayangnya sudah tidak sempat.

Ketika Robin Xi mendorong pintu melihat bayangan dia, sebuah kejutan melewati bawah mata, kemudian sudut mulutnya mengangkat sebuah lengkungan yang buruk, mendorong pintu dan masuk.

Pada saat ini, dalam otak Lavenia Luo memikirkan banyak alasan, tetapi pada akhirnya dia tetap diam dan tidak mengatakan apa-apa.

Sebuah kekesalan melintas bawah mata, mengapa dia tiba-tiba pulang?

Tetapi sekarang bukan saatnya untuk memikirkan ini, Lavenia Luo memiringkan badan ingin melewati samping dia dan keluar.

Tidak diduga, Robin Xi malah menghalangi jalan dia, memandang dia penuh bermaksud: “kakak ipar perempuan, bisakah memberitahu aku, mengapa kamu berada diruang membaca aku?”

“Tidak ada hubungan dengan kamu. Minggir, aku mau keluar.” Saat berkata, Lavenia Luo mengulurkan tangan ingin membuka pintu kamar, dia tidak ingin tinggal bersama dia.

Siapa tahu, Robin Xi langsung memegang pergelangan tangan dia, menahan dia didepan pintu dengan menggoda, satu tangan menghalangi pandangan dia, menatap dia dengan tenang: “tidak ada hubungan dengan aku? Ini adalah ruang membaca aku.”

“Kamu minggir, aku mau keluar.” Menoleh kepala, Lavenia Luo berkata dengan dingin.

Mengangkat ujung bibirnya dengan jahat, Robin Xi perlahan-lahan mendekati dia, matanya berkilau dengan kejam: “kamu belum mengatakan apa yang kamu lakukan di ruang membaca aku. Bagaimana aku bisa membiarkan kamu pergi?”

Alisnya sedikit mengangkat, Robin Xi mengangkat tangan mencubit dagu dia, bertanya: “apakah kamu ingin mencuri rahasia apa?”

Bisa menangkap dia, benar-benar sangat mengejutkan.

Tetapi? Dia seharusnya tidak akan datang ke ruang membaca dia tanpa alasan.

Dor!

Lavenia Luo memukul tangan dia tanpa ragu-ragu, mengerutkan alis melotot dia sekilas, mengancam dengan suara rendah: “jika kamu tetap tidak melepaskan, aku akan memanggil orang.”

Menertawakan sekilas, Robin Xi memandang dia dengan acuh tak acuh: “kamu silakan saja, jika mendatangkan nenek, aku akan memberitahu dia bahwa kamu diam-diam masuk ruang membaca, menurut kamu apa yang akan dia pikirkan?”

“Licik!” menggigit bibir bawah dengan marah, Lavenia Luo dikatakan oleh dia sampai tidak bisa berbicara apa-apa.

Masalah ini benar-benar tidak bisa diketahui oleh nyonya tua, jika tidak maka akan repot.

“Iya, aku adalah licik.” Robin Xi tidak malu, malahan sebuah senyuman melewati mata.

Melihat dia begitu kurang ajar, Lavenia Luo juga tidak ada pilihan lain, hanya bisa mendorong dia menjauh, membalikkan badan mau pergi meninggalkan.

“Kakak ipar perempuan, karena sudah ketahuan oleh aku, bukankah seharusnya kamu meninggalkan sedikit imbalan baru pergi?” Robin Xi menangkap pergelangan tangan dia, bertanya dengan tidak rencana untuk melepaskan, sedikit bercanda dengan nada lemah.

“Sakit jiwa, lepaskan aku!”

Lavenia Luo melototi dia sekilas, tanpa sadar ingin menyingkirkan dia.

Robin Xi malah tidak memberi dia kesempatan, berkata sambil ketawa jahat: “begini saja, kamu mencium aku sekali, masalah kamu masuk ke ruang membaca aku langsung menghapus semua, jika tidak?”

“Kamu bermimpi!” Lavenia Luo memutuskan perkataan dia tanpa berpikir, dalam hati penuh dengan kemarahan.

Robin Xi menatap dia dengan tidak berdosa: “aku belum melakukan apa-apa, mengapa jadi bajingan?”

Merenung beberapa saat, dia berkata dengan sengaja: “jika kamu tidak bersedia, jika begitu aku terpaksa mencium kamu sekali.”

Selesai bicara, dia tiba-tiba maju mau mencium dia.

Matanya terkejut, Lavenia Luo tidak kepikiran bahwa orang ini benar-benar melakukan serius, segera menyamping untuk bersembunyi, menghindari serangan dia, tangan kanan sudah diam-diam memegang pegangan pintu.

Robin Xi melihat kondisi tersebut, mengambil kesempatan mengangkat tangan dia mencubit pipi dia yang lembut, sentuhan lembut membuat dia mengangkat bibir tipis.

“Bajingan!” wajah Lavenia Luo tiba-tiba berubah, memarahi dia dengan dingin.

Bajingan ini! Benar-benar ada penyakit!

Ujung jari memutar, suasana hati Robin Xi sangat bagus, menatap dia dengan mata yang membakar: “Aku sangat cepat akan menjadi ketua direktur perusahaan Aokang, sampai saat itu kamu bisa menjadi pengantin aku kapan saja.”

“Tidak tahu malu! Kamu jangan pernah memikirkan! Sama sekali tidak mungkin!” Lavenia Luo memarahi dengan sangat marah, mendorong dia dan keluar.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu