Love From Arrogant CEO - Bab 353 Tak Menganggapnya

Senyuman menyeringai pada sisi bibirnya. Beraninya mengganggu wanitanya, seolah dia tak ada?

"Tunggu terlebih dahulu, aku punya rencana lain dalam urusan ini. Sementara ini kamu pura-pura tidak tahu dulu." Lavenia Luo membujuknya dengan senyuman, terlintas suatu kebijaksanaan dimatanya.

Kalau ingin merebut hasilnya, tak semudah itu, terlebih dia bukanlah orang yang gampang dipengaruhi.

Memperhatikan kelicikan yang tampak di matanya, seketika Charlie Xi mengerti, Lavenia tentu memiliki suatu rencana dalam hatinya.

"Kalau ada yang perlu kulakukan, katakan saja."

Melihat dia yang menahan diri tanpa memberi persyaratan, hati Lavenia Luo melembut, dengan patuh mengangguk: "Baik."

Ujung bibir yang tebal itu terangkat, dengan tatapan dingin Charlie Xi berkata: "Namun mereka yang memaksamu turun dari jabatanmu itu, sama sekali tak bisa ditoleransi."

Tatapan mata menggelap, Lavenia Luo berkata dengan suara mendalam: "Yang paling mereka pedulikan adalah Perusahaan Luo. Selama Perusahaan Luo pada akhirnya masih berada di tanganku, mereka takkan melewatinya dengan mudah."

Mengangkat tangannya dan meraba rambut Lavenia dengan lembut, Charlie Xi berkata dengan lembut: "Kamu benar, kalau begitu lakukan sesuai dengan yang kamu pikirkan."

"Hm." Lavenia Luo mengangguk-angguk kepalanya.

"Oh ya, kok bisa mendadak kepikiran mau pergi jalan-jalan besok?" baru teringat akan perkataannya tadi, Charlie Xi kembali bertanya dengan curiga.

"Aku bersiap untuk pergi membeli perlengkapan untuk pernikahan kita, tak bisa semuanya bergantung dan merepotkan nenek. Kebetulan sekarang aku juga sedang beristirahat." Lavenia Luo berkata sambil tersenyum.

Mendengar itu, mata Charlie Xi tersenyum mendalam, dengan nada mendominasi berkata: "Baik. Tapi saat jalan-jalan harus hati-hati, aku akan mengutus beberapa pengawal untukmu."

"Baik." Lavenia Luo menyetujuinya dengan senyuman. Kalau dulu dia pasti merasa bahwa sedang dimonitori, namun sekarang dia malah mengerti bahwa ini hanya untuk melindunginya.

Keesokan harinya. Mentari bersinar cerah, cahaya matahari yang hangat menyinari permukaan.

Istana Malige.

Di pagi hari setelah menemani Lavenia Luo sarapan, Charlie Xi pergi ke perusahaan. Lavenia menunggu kedatangan Emilyn di rumah dengan malas.

Saat ini, Emilyn menelepon.

Lavenia Luo menekan tombol terima, kemudian terdengar suara yang jelas dari ujung telepon: "Lavenia, kamu sudah siap? Aku sudah sampai di depan pintu Istana Malige."

"Sudah dari tadi. Aku keluar sekarang."

"Ok!"

Menutup telepon, Lavenia Luo bangkit dan mengenakan syal kecil, mengambil tasnya dan beranjak keluar dari ruang tamu.

Sebuah Bentley berwarna emas berhenti di depan pintu.

Lavenia Luo masuk ke dalam mobil, dengan tersenyum dan berkata: "Sudah sarapan?"

"Tentu, kalau tidak kenyang bagaimana bisa menemanimu menikmati jalan-jalan?" Emilyn tersenyum, menyalakan mobil dan beranjak ke mall yang telah mereka sepakati.

"Oh ya, aku telah menemukan toko pernikahan, dalamanya tentu ada barang yang kamu perlukan."

"Kalau begitu aku pergi lihat-lihat dulu." Lavenia Luo berkata dengan malas. Karena dia yang memperkenalkannya, pasti takkan buruk.

Sangat cepat telah sampai ke mall. Emilyn langsung membawanya ke toko pernikahan itu.

Tampak luar semuanya merah meriah. Seketika masuk ke dalam untuk melihat, barang-barang perlengkapan pernikahan yang ada di dalam semuanya merupakan produk yang bagus, masing-masing dibuat dengan cermat. Membuat orang sulit untuk berpaling.

Mendadak Lavenia Luo membeli banyak barang, kemudian menyuruh tokoknya untuk membungkus dan mengantarkannya ke Istana Malige.

Setelah keluar dari toko pernikahan itu, mereka berjalan-jalan dan melihat-lihat sepanjang pagi hari. Kali ini Lavenia Luo membeli produk ibu dan bayi yang tak sedikit, dan juga membeli baju kecil dan mainan yang lucu untuk bayi yang belum lahir itu.

Tanpa sadar, sudah siang.

Keluar dari toko ibu dan anak, Emilyn mengelus-elus perutnya yang keroncongan itu, melirik ke arah Lavenia Luo: "Lavenia, aku sudah lapar, mari kita pergi makan siang dulu. Sudah siang."

Mendengar itu, Lavenia Luo juga merasa sudah sedikit lapar, tak disangka waktu berlalu begitu cepat.

"Ok, kamu ingin makan apa?"

Melihat sekeliling, Emilyn melihat ada makanan Jepang yang berada tak jauh dari mereka, matanya sedikit bersinar: "Lavenia, bagaimana kalau kita pergi makan sushi? Sudah lama aku tidak memakannya. Dengar-dengar restoran itu sangat enak."

"Ayo, mendengar kamu yang bilang seperti itu, aku juga ingin makan." mereka berdua berjalan ke restoran Jepang sambil bergenggaman tangan.

Dalam restoran. Tempat yang diam dan bersih, dengan dekor luar negri dimana-mana.

Pelayan membawa dua orang itu ke dalam ruang pribadi, mengisolasi kebisingan di luar dengan sempurna.

"Silahkan dipilih." pelayan menyerahkan menu.

Melihat pada gambar yang indah itu, seketika Lavenia Luo merasa lebih lapar: "Kaiseki Ryori, Eel rice??"

Setelah memesan makanan, pelayan pun beranjak pergi, seketika ruangan itu menyisakan dua orang tersebut. Emilyn menatap sekilas perut Lavenia dengan senyum dan berkata: "Anak angkatku sekarang patuh tidak?"

Terlintas senyuman yang lembut di matanya, dengan lembut meraba perutnya: "Dia sangat patuh, hanya bergerak sekali dalam beberapa hari."

"Baguslah kalau begitu. Kalau tidak kamu sebagai ibu pasti akan repot." Emilyn berkata dengan tenang, kelihatannya anak ini pasti anak yang patuh.

Dua orang itu berbincang-bincang, suasananya pun cukup ceria."

"Aku ke toilet dulu ya, kalau makanannya udah datang, kamu makan dulu saja." Emilyn bangkit dan berkata.

"Pergilah." Emilyn mengangguk, mengambil keluar ponselnya dan bersiap untuk internetan.

Emilyn meninggalkan ruangan itu.

Sangat cepat, dia keluar dari toilet, melewati suatu ruangan pribadi. Mendadak dia mendengar suara yang familiar. Sedikit mengerutkan alisnya, apakah ini halusinasinya? Kenapa dia merasa telah mendengar suara Laura Luo?

Berbalik dan melihat pintu geser yang ada di sebelah, pas ada suatu celah kecil. Setelah berpikir-pikir, Emilyn merasa lebih baik untuk memastikannya.

Diam-diam mendekatinya, menemukan bahwa orang yang berada di dalam seperti yang diduga adalah Laura Luo. Namun pria yang ada di hadapannya, adiknya Charlie Xi?

Benar, dia ingat mereka berdua sepertinya sudah bersama, tapi?? Melihat tampak mereka sekarang, kenapa sepertinya tak ada kemesraan antar pasangan sedikit pun?

Menyipitkan matanya, namun tanpa diduga ketahuan olehnya. Kemudian hanya mendengar-dengar apa yang mereka bicarakan, akan bagus jika ini bisa membantu Lavenia Luo.

Dalam ruangan.

Mereka berdua hampir menyelesaikan makanannya.

Laura Luo meletakkan sumpit di samping. Menatap Robin Xi dengan bangga, ujung bibir terangkat dan berkata: "Aku sekarang telah menjadi Direktur Utama Perusahaan Luo."

Robin Xi tersenyum dengan acuh tak acuh: "Aku sudah mendengarnya, makanya itu menjadi jauh lebih bagus."

Berkata demikian, dia mengeluarkan sebuah kontrak Perusahaan Aokang dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepadanya.

Menerimanya, Laura Luo melihatnya sekilas. Tanpa disangka profitnya cukup besar, seketika sangat antusias, langsung menandatangani kontrak tersebut dengan namanya sendiri.

Setelah melihat sekilas tanda tangan tersebut, Robin Xi puas dan tersenyum, kemudian menyimpan kembali kontrak tersebut.

Laura Luo juga meletakkan kontrak itu, kemudian teringat akan sesuatu, matanya seketika sayu. Meski sekarang dia telah sukses, namun Charlie Xi tetap saja dingin terhadapnya, sama sekali tak menganggapnya.

Memperhatikan emosi yang tampak di matanya, Robin Xi bertanya dengan ragu: "Kenapa?"

Melihat ke arahnya, Laura Luo bertanya dengan tak berdaya: "Sekarang aku telah mendapatkan Perusahaan Luo, tapi mau bagaimana kedepannya? Kita tak mungkin beneran menikah kan?"

Meski dia juga tertarik padanya, namun jika benar-benar menikah, Laura masih merasa terlalu gegabah.

Matanya mengelam, Robin Xi berkata dengan dingin: "Sebelum menikah, aku akan mencari cara untuk merebut Aokang. Kamu sabar lah."

Laura Luo mengangkat bahunya, mengangguk kepalanya dengan setuju: "Ya."

Lagipula mereka sekarng berada di satu perahu yang sama, terlebih melihat wajahnya yang tampan, dia juga termotivasi.

"Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah menenangkan nenek. Pikirkan cara untuk membuatnya membenci Lavenia luo." Robin Xi berkata dengan tatapan muram. Dia yang tak mau bersama dengannya, Robin juga hanya bisa melakukan cara kotor ini.

Ada kedipan jahat yang terlintas di matanya, Laura Luo tersenyum ringan: "Tenang, ini adalah keahlianku."

Kalau bisa membuat semua orang membenci Lavenia Luo, dia pun akan senang.

Emilyn yang mendengar itu di luar pintu, tak kuasa terkejut. Bagaimana dia tak kepikiran bahwa mereka ini tanpa diduga merencanakan hal seperti itu? Terlebih..pernikahan palsu? Mereka benar-benar nekad.

Hal ini harus segera dikatakan kepada Lavenia Luo. Emilyn balik dan kembali ke ruangannya, langkahan kakinya sedikit gegabah.

Saat kembali ke ruangannya, makanan yang dipesan semuanya sudah datang, indah dan lezat.

"Kok lama kali? Aku kira kamu sudah tersesat. Baru bersiap untuk pergi mencarimu." Lavenia Luo melihat ke arahnya, sengaja mengejeknya.

Dia benar-benar bersiap untuk pergi mencarinya, orang ini keluar sudah hampir sepuluh menit.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu