Love From Arrogant CEO - Bab 99 Mencari Seribu Pembelaan

“Lukisan yang sangat indah.” Charlie Xi tersenyum sambil menatap pelukis, tiba-tiba terdengar suara pujian.

Dalam hati, Lavenia Luo merasa terkejut, dia menolehkan pandangannya, dan langsung melihat sepasang mata yang sangat dalam dan terdapat senyuman di dalam sana, hatinya pun langsung mengecil.

Tiba-tiba, merasakan bahwa Charlie Xi melihat sesuatu, pipi Lavenia Luo seketika memerah, detak jantungnya juga semakin cepat.

“Kamu? Kenapa kamu kembali lagi?” Setelah terdiam beberapa saat, Lavenia Luo menahan kata-kata garingnya itu.

“Apabila aku tidak kembali, apakah aku bisa melihat kata hatimu?” Charlie Xi tersenyum senang, dan sengaja menggodanya.

Charlie Xi benar-benar tidak menyangka, Lavenia Luo akan melukis dirinya.

Tidak dapat mengatakan perasaan apa itu, akan tetapi dalam hati rasanya sangatlah penuh.

Seketika wajah dan telinga Lavenia Luo memerah, diapun menyangkalnya, “Kamu jangan sembarangan berkata, ini.... bukanlah kata hatiku, ini hanyalah sebuah lukisan saja.”

Benar-benar gawat, ternyata ketahuan olehnya. Dengan seperti ini, bukankah sama saja dia mencari seribu pembelaan?

“Aku paham!” Charlie Xi menatapnya dengan tatapan yang menggoda, “Akan tetapi, meskipun ini hanyalah sebuah lukisan saja, aku juga sangat menyukainya.”

Berkata jujur, sebenarnya tidak perlu merasa malu hanya karena sebuah lukisan.

Lavenia Luo merasa sedikit pusing, kenapa harus salah menafsir maksud dia? Akan tetapi bagaimana dia harus menjelaskannya? Apakah harus mengatakan bahwa dia tiba-tiba ingin melukisnya?

Jika seperti itu, pasti dia akan semakin salah paham, Lavenia Luo menghembuskan nafas ringan, sudahlah, biarlah seperti ini dulu saja.

“Kenapa kamu kembali lagi?” Lavenia Luo bertanya dengan penuh kecurigaan, dia tidak memiliki persiapan untuk beradu mulut dengannya tentang lukisan ini.

“Mengajakmu untuk pergi makan siang.” Charlie Xi menjawabnya sambil membopongnya dan berjalan keluar dari kamar.

“Aku sekarang sudah bisa jalan sendiri, kamu tidak perlu.... membopongku lagi.” Kedua pipi Lavenia Luo memerah, dia merasa malu saat berkata seperti itu.

Hanya dalam waktu seminggu yang sangat singkat, Lavenia Luo malah merasa, seperti sudah terbiasa dengan pelukan yang diberikan Charlie Xi kepadanya.

Mulai dari yang awalnya malu-malu, hingga sekarang dia malah merasa nyaman, akan tetapi... dia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu tidak benar.

“Menunggumu berjalan dan masuk ke dalam mobil, apakah kita masih perlu makan siang?” Charlie Xi melirik ke arahnya dengan bibir yang sedikit tersenyum.

Lavenia Luo langsung menutup mulutnya, terlihat kepasrahan dari dalam matanya, bukankah jalannya hanya sedikit lambat saja?

Dengan gerakan yang sangat berhati-hati, Charlie Xi meletakkan Lavenia Luo di dalam mobil. Mobil Maserati berwarna biru pun bergerak, perlahan-lahan meninggalkan Istana Malige, dan melaju menuju restoran.

Setengah jam kemudian.

Di depan pintu Paviliun YunXuan, mobil Maserati itu berhenti di tepi jalan.

Pintu mobil terbuka, awalnya Lavenia Luo ingin turun sendiri dari mobil, dan berjalan masuk dengan bantuan tongkat, akan tetapi Charlie Xi tidak memberikannya kesempatan ini, dia langsung membopongnya dan masuk ke dalam restoran.

Seketika, pandangan semua orang tertuju padanya. Pandangan-pandangan itu salah satunya adalah pandangan iri, iba.

Lavenia Luo merasa malu, hampir seluruh kepalanya dibenamkannya di dada Charlie Xi, sama sekali tidak berani menengadahkan kepalanya.

Seketaris Yin telah memesan atas nama Charlie Xi, pelayan pun segera mengantarnya naik ke atas menuju ruangan yang tenang.

Setibanya di ruangan, Charlie Xi meletakkan Lavenia Luo dengan sangat berhati-hati, kemudian baru mulai memesan makanan.

Setelah duduk, Lavenia Luo tetap saja menundukkan kepalanya, dia malu untuk mengangkatnya. Ujung telinganya pun terlihat seperti sebuah batu Agate yang merah.

Tanpa melihat daftar menu, Charlie Xi langsung menyebutkan sederetan menu masakan, “Bebek saus babao....”

Beberapa menu makanan ini adalah makanan kesukaan Lavenia Luo jika makan di Paviliun YunXuan.

Mendengar Charlie Xi menyebutkan menu makanan tersebut, dalam hati Lavenia Luo pun bergetar, sejak kapan diia mulai mengerti tentang dirinya?

Setelah pelayan pergi, Charlie Xi melihat Lavenia Luo masih saja menundukkan kepala, dia tidak dapat menahan untuk tertawa, “Sudah, sekarang hanya tinggal kita berdua, tidak perlu malu lagi.”

Dulu kenapa tidak menyadari, bahwa dia begitu pemalu?

“Aku tidak malu.” Lavenia Luo mengangkat wajahnya dan meliriknya sekilas, tatapan matanya sangatlah berbeda.

Dia hanya saja, tidak tahan dengan sorotan banyak orang.

Charlie Xi merenggangkan pundaknya dengan pasrah, dan tidak peduli dengan dia yang perkataan dan hatinya berbeda.

Dengan sangat cepat, beberapa masakan yang lezat telah dihidangkan di atas meja, aroma harum dari masakan itu membuat jari jemari rasanya ingin segera menyentuhnya.

Lavenia Luo sedikit menjilat-jilat bibinya, dia merasa masakan hari ini sepertinya sangatlah menggugah selera.

Charlie Xi membuka alat makan dan langsung memberikan padanya, dengan lembut, dia berkata, “Ayo kita makan.”

“Baik.” Lavenia Luo dengan wajah yang menurut langsung menganggukkan kepala, dan tidak sabar untuk menyantap makanan-makanan itu.

Tiba-tiba hp Charlie Xi berdering, dia menundukkan kepala dan melihat notifikasi yang ada di layar hpnya, dengan tatapan pasti, dia mengangkatnya, dan mendengarkan suara dari seseorang yang ada di seberang sana.

Selang beberapa lama, dia melontarkan 2 patah kata, “Boleh.”

Memutuskan panggilan itu, dan meletakkan hp di sebelahnya.

“Apabila kantor sangat sibuk, kamu pulang saja terlebih dahulu, aku bisa pulang sendiri.” Lavenia Luo meletakkan alat makannya, dan dengan elegan mengelap ujung bibirnya, dan dari matanya tersorot sebuah kesedihan.

Dia tidak ingin hanya karena dia, mengganggu pekerjaannya.

“Bukanlah permasalahan besar, hanya sebuah berkas yang membutuhkan tanda tanganku saja.” Charlie Xi berkata dengan raut wajah yang cuek.

Pasti sebuah berkas yang sangatlah penting, jika tidak, pasti tidak akan tiba-tiba menghubunginya.

“Sudah seharusnya kamu kembali ke kantor.” Lavenia Luo menatapnya sambil berbicara dengan serius.

“Apa kamu ikhlas aku pergi?” Charlie Xi menaikkan alisnya sambil tertawa jahat.

Hatinya, tiba-tiba bergetar, Lavenia Luo dengan sedikit kesal meliriknya, “Hanya bisa sembarangan berkata, kamu pergi bekerja, kenapa aku harus tidak ikhlas?”

Hanya saja, merasa sedikit disayangkan, waktu makan siang berlalu sangatlah cepat.

“Perkataaan yang tidak tulus.” Charlie Xi sengaja mempermainkannya, dari sorot matanya terlihat sebuah kebahagiaan, akhir-akhir ini sikapnya benar-benar menjadi lebih lembut.

Bercanda ringan yang tidak menyakitkan hati, Lavenia Luo juga tidak akan marah, dengan seperti ini sangatlah bagus.

Lavenia Luo melirik ke arahnya sekilas, dia malas berdebat dengannya.

“Jangan bercanda, pekerjaan lebih penting.”

Charlie Xi tersenyum, dengan pasrah dia berkata, “Sudah ada seketaris yang akan mengirim berkas itu kemari, tenang saja.”

Mendengar hal itu, Lavenia Luo tersenyum, dan tidak tahan untuk melotot ke arahnya, dia kemudian melanjutkan untuk menyantap makanannya, dan sengaja menusukkan keras-keras daging sapi yang ada di hadapannya dengan menggunakan garpu, seperti sedang meluapkan kemarahannya.

Tok tok tok.

Dengan sangat cepat, terdengar suara ketukan pintu ruangan dengan ketukan yang sopan.

“Masuk.”

Pintu ruangan pun terdorong terbuka, kemudia ada suara hentakan kaki yang menggunakan sepatu hak tinggi.

“Direktur Xi, senior menyuruhku untuk mengirimkan sebuah berkas untukmu.” Terdengar suara yang halus dan manja, suaranya itu seperti membawa suatu kesenangan.

Dia telah berjuang lama untuk masalah ini, dan baru mendapatkan kesempatan.

Suara yang familiar, membuat Lavenia Luo sedikit tercengang, dia mengalihkan pandangan dan melihatnya, seketika, matanya menyorotkan sebuah perasaan canggung.

Tidak disangka orang yang datang mengirimkan berkas itu adalah Laura Luo, benar-benar kebetulan.

“Bawa kemari.” Charlie Xi menengadahkan tangan ke arahnya.

Laura Luo dengan segera menyerahkan berkas itu, lalu mengalihkan pandangannya melihat Lavenia Luo, dari matanya terlihat rasa terkejutnya.

Hampir saja dia memanggilnya kakak, seketika dia teringat sekarang dia adalah seketaris dari Perusahaan Aokang, dia hanya mengedip-kedipkan matanya, jangan membongkarnya.

Lavenia Luo menganggukkan kepalanya dengan pelan, sehingga tidak ketahuan, dan juga tidak ada rencana untuk membongkarnya.

Karena bagaimanapun, apabila orang-orang mengetahui nona kedua Perusahaan Luo bekerja di luar, pasti akan menjadi bahan perbincangan, lebih baik membuatnya tidak mengetahui hal itu, dengan seperti ini juga ada keuntungan baginya untuk latihan di perusahaan.

Charlie Xi dengan cepat membaca berkas itu, tidak menemukan masalah sedikitpun, dan dia langsung mencoretkan namanya di atas kertas itu.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu