Love From Arrogant CEO - Bab 326 Nikmati Sisa Hari

Tatapan Harley Bai penuh akan kebencian. Sangat berharap untuk mencubitnya mati-matian!

Lavenia Luo membeku untuk sesaat, pengawal yang berada di belakang bergegas maju dan menahannya.

Mendorong Lavenia dengan keras dan detik kemudian, Lavenia kembali dikunci oleh pengawal tersebut. Tiada yang penah menduga akan malapetaka ini.

Tumpuan kaki yang tak stabil membuat Lavenia Luo jatuh ke belakang secara tiba-tiba. Tanpa sadar melindungi perutnya sambil menutup mata. Anaknya! Tak boleh terjadi apa-apa dengan anaknya!

Wajahnya pucat seketika, dia tak menyangka tenaga Harley Bai begitu kuat.

Kemudian, Lavenia tidak terjatuh ke atas lantai yang dingin itu, melainkan jatuh ke dalam suatu pelukan yang hangat, dengan aroma yang familiar, membuatnya merasakan keamanan yang tak terjelaskan.

Perlahan membuka sepasang matanya, kemudian bertemu pandang dengan sepasang mata yang penuh akan kekhawatiran.

"Lavenia! Kamu tidak apa-apa, kan?" Charlie Xi menatapnya dengan gugup.

Mengerutkan alisnya, samar-samar Lavenia merasakan adanya sakit di perutnya.

Seketika terkejut, mata Lavenia Luo mendadak memerah, menggenggam tangan Charlie dengan ketakutan, dengan gemetaran berkata: "Perut..sakit.."

Matanya membesar, Charlie Xi langsung menggendongnya, dengan langkah besar beranjak meninggalkan konferensi tersebut.

Pengawal yang berada di sekitar mengawal dua orang tersebut dengan ketat, dengan cepat Charlie berkata: "Cepat hubungi rumah sakit."

Dia tak akan membiarkan Lavenia Luo dan anak itu terjadi sesuatu!

"Baik." Sekertaris Yin menjawab dengan tegas.

Tanpa sengaja menyapu pandang pada Harley Bai, dengan tatapan yang dingin seperti es: "Biarkan dia menikmati sisa hidupnya dengan baik."

Dia telah mencelakai Lavenia Luo, tentu takkan membiarkannya begitu saja!

"Mengerti."

Charlie Xi melindungi Lavenia Luo dengan memeluknya erat-erat. Adegan ini sepenuhnya direkam oleh pihak media.

Sangat cepat telah sampai ke rumah sakit.

Para dokter dan suster sudah menunggu mereka di depan pintu rumah sakit. Charlie Xi langsung menggendong dan membawa keluar Lavenia Luo. Sekumpulan orang itu langsung menyambut mereka dan memberinya pemeriksaan seluruh bagian pada kaki dan tangannya.

Melalui pemeriksaan cermat selama satu jam, kondisi Lavenia Luo telah stabil dan dipindahkan ke kamar rawat.

"Dok, gimana keadaannya?" Charlie Xi bertanya dengan gelisah.

Dokter melepaskan maskernya, dengan senyum lembut: "Tenanglah, baik ibu dan janinnya semua aman, istri Anda hanya sedikit terkejut, namun akan lebih baik untuk tinggal di rumah sakit selama dua hari, untuk berjaga-jaga."

Mendengar itu, hati Charlie Xi akhirnya bisa tenang, untunglah Lavenia tidak kenapa-kenapa.

"Baik." mengangguk, Charlie Xi kemudian mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Lavenia Luo sedang bersandar di kepala kasur, wajahnya sudah kembali seperti biasa. Mendengar adanya suara langkahan kakinya, langsung melihat ke arahnya dan bertanya dengan gugup: "Anak kita tidak apa-apa, kan?"

Dia sangat amat khawatir, juga sedikit kesal akan kenapa waktu itu dia tidak sedikit lebih bersiaga.

Berjalan ke sisi kasur, dengan lembut Charlie Xi meraba rambut Lavenia. Dengan lembut berkata: "Anak tidak apa-apa, kamu hanya sedikit syok dan perlu rawat inap selama dua hari."

Seketika menghela nafas lega, tatapan hangat tampak di tengah mata Lavenia Luo. Dengan lembut mengelus-elus perut kecilnya sendiri, wajahnya tampak tenang dan lembut.

Melihat itu, mata Charlie Xi juga penuh akan kelembutan, menatap Lavenia dengan diam.

"Karena tidak ada masalah besar, kalau begitu kita pulang saja." Lavenia Luo menatap Charlie, sesungguhnya dia sangat tidak suka untuk dirawat di rumah sakit.

"Tidak bisa." Charlie Xi menolaknya tanpa berpikir panjang: "Dokter sudah mengatakan untuk berjaga-jaga, patuhlah, besok subuh setelah melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuhmu, aku baru bisa tenang."

Bagaimana kalau nantinya ada efek samping akibat syok itu? Akan lebih baik untuk dirawat beberapa hari.

"Tapi.." Lavenia Luo masih ingin berusaha untuk membujuknya, namun tanpa diduga, Charlie Xi sama sekali tidak memberikannya kesempatan, mendadak mendaratkan sebuah ciuman ke bibirnya.

Sedikit terkejut, Lavenia Luo masih yang awalnya masih ingin berbicara, seketika itu menelan kembali ucapannya.

Seketika wajahnya memerah merona, meliriknya sekilas dan menggerutunya: "Apa yang kamu lakukan?"

Ini di rumah sakit. Kalau ada orang yang masuk gimana?"

"Menciummu." Charlie Xi menjawab dengan yakin. Lavenia adalah wanitanya, ada apa dengan menciumnya?"

Lavenia menjulingkan matanya kepadanya, Lavenia Luo mendesah: "Baiklah, kalau begitu dirawat saja."

Kalau saja Lavenia menolaknya lagi, pria satu ini tentunya takkan membiarkannya.

Ujung bibirnya terangkat dengan puas, dengan tatapan yang penuh akan kasih sayang Charlie Xi berkata: "Bagus, lapar tidak? Akan kusuruh Sekertaris Yin untuk membelikanmu makanan."

"Sedikit." Lavenia Luo mengangguk-angguk. Dia tidak makan banyak saat siang, kemudian mendapat gejala syok yang begitu besar, benar-benar sudah lapar.

"Baik, tunggu aku." Charlie Xi berkata dengan tatapan senyumnya itu, kemudian bangkit dan meninggalkan kamar rawat.

Menatap punggungnya, hati Lavenia Luo terasa hangat dan manis, teringat kembali akan ciuman dia barusan, bibirnya sekarang seperti masih terasa akan kehangatan Charlie, wajahnya perlahan-lahan dibalut oleh merah merona.

Di pintu kamar rawat, Charlie Xi memberi perintah dengan acuh tak acuh: "Suruh seseorang untuk beli dua bungkus makanan, beli di restoran yang biasanya Lavenia suka."

"Baik."

Saat Charlie Xi masih ingin mengatakan sesuatu, tanpa sengaja malah melihat Justin Ma yang mengenakan baju rumah sakit, ekspresinya seketika muram: "Kok dia berada di sini?"

Tanpa disangka bisa berpapasan dengan pria yang tak menyenangkan mata ini.

Sekertaris Yin melihat sekitar dan melihat Justin Ma, seketika tersadar: "Apakah Anda sudah lupa? Sebelumnya Direktur Ma dipukuli hingga pingsan, Nona Luo lah yang membawanya ke rumah sakit."

Mendengar itu, Charlie Xi meliriknya secara samar-samar, kemudian kembali ke dalam kamar rawat. Kalau saja dia tak mengungkitnya, Charlie tentu sudah melupakan hal itu.

"Kamu kenapa?" Lavenia Luo bertanya dengan bingung, dia baru keluar sebentar, kenapa wajahnya langsung begitu?

Menatapnya dari jauh, dengan ekspresi tak senang Charlie Xi berkata: "Kita pindah rumah sakit sekarang."

Dia tak ingin melihat wajah itu lagi, apalagi kalau ada kontak apapun antara mereka.

Sedikit tertegun, tatapan Lavenia Luo penuh akan kecurigaan: "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa mendadak mau pindah rumah sakit?"

Tadi baik-baik saja, apa yang dia temui?

Semakin dipikirkan semakin kesal, Charlie Xi mendadak bangkit bersiap untuk menggendongnya: "Sekarang akan kubawa kamu ke Rumah Sakit ChenXing."

Diam-diam menghadang pergerakannya, Lavenia Luo mengerutkan alisnya: "Kalau kamu tidak mau mengatakannya, aku akan memanggil Sekertaris Yin kemari untuk memberikanku penjelasan."

Pergerakannya terhenti, Charlie Xi sangat tertekan: "Aku barusan melihat Justin Ma."

Mendengar itu, Lavenia Luo seketika merasa sedikit lucu dan kesal: "Hanya karena itu?"

Dia awalnya sudah lupa bahwa Justin Ma juga bertepatan dirawat di rumah sakit ini.

"Ini bukanlah masalah kacil, aku tak ingin ada titik temu apapun antara kalian." mata Charlie Xi berkedip dengan ketidak-senangan, dengan nada yang masam dan sulit dimengerti.

Sebuah senyuman tampak di bagian bawah matanya, Lavenia Luo merasa tampang Charlie yang cemburu memiliki daya pikat yang lain. Meski terkadang merasa hasrat dia untuk mendominasi sedikit kuat, namun saat ini malah merasa sedikit imut??

Meski kata imut ini tidak cocok untuk dia, namun kecemburuan dia ini menunjukkan bahwa dia terlalu peduli akan dirinya.

Tak kuasa tersenyum, Lavenia Luo mengangkat tangannya dan menggenggam tangan Charlie yang besar itu, dengan tatapan lembut dan berkata: "Hanya dirawat satu malam, tidak perlu pindah rumah sakit, sangat merepotkan."

Charlie Xi sedikit mengerutkan alisnya, baru berniat untuk bilang kepadanya bahwa sama sekali tidak merepotkan, Lavenia Luo malah lanjut berkata: "Aku sudah bertunangan denganmu, terlebih kita sudah memiliki anak, aku sepenuhnya telah menjadi milikimu, apa lagi yang perlu kamu khawatirkan?"

Perkataan itu seketika menenangkan ketidak-senangan dalam hati Charlie Xi, bahkan memancarkan manis di hatinya.

Sepasang tatapan yang mendalam menatap Lavenia dengan tajam, mendamaikan lapisan api yang ada di dalam hatinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu