Love From Arrogant CEO - Bab 102 Menerima Plaster Di Rumah Sakit

“Setelah selesai sarapan, aku akan membawa kamu pergi ke rumah sakit.” Charlie Xi minum segelas susu dengan elegan dan berkata dengan tenang.

“Tidak, biarkan supir saja yang mengantarku, kamu pergi ke kantor saja.” Lavenia Luo menolak, mengerutkan kening, hanya pergi ke rumah sakit, tidak perlu merepotkan dia ikut pergi.

"Aku tidak yakin."

Empat kata yang sederhana dan ekstrim, membuat Lavenia Luo sedikit gemetar?

Pelan-pelan ia makan sandwich di tangannya. Lavenia Luo mengangguk dan setuju: "Oke."

Dengan bibir terangkat, Charlie Xi cukup senang.

Baru-baru ini, toleransi wanita itu terhadapnya telah meningkat, mungkin dia sendiri belum menyadarinya, dia tidak menolaknya sama sekali sekarang dan menjadi semakin terbiasa dengan status tunangannya ??

Selesai sarapan. Charlie Xi berinisiatif menggendongnya dan meninggalkan istana Malige.

Lavenia Luo tidak melawan sedikit pun, tetapi tangannya merangkul di lehernya, dan dia tidak merasa ada yang salah.

Maserati biru mulai perlahan dan melaju cepat ke rumah sakit.

Dua puluh menit kemudian, di depan rumah sakit.

Maserati berhenti dengan mantap di sisi jalan, pintu mobil terbuka, dan Charlie Xi menggendongnya dan langsung menuju ruang pemeriksaan ortopedi.

Di ruang pemeriksaan, Lavenia Luo ditempatkan dengan hati-hati di kursinya.

Dokter melakukan pengambilan serangkaian gambar sinar-X untuknya, menunjuk ke celah yang hampir tidak terlihat pada tulang dan memperingatkan: "Sudah waktunya untuk melepas plester, tetapi selanjutnya, kaki yang terluka tidak boleh dipaksa terlalu keluar tenaga ??"

Charlie Xi mengingatnya dengan sangat serius, dia harus menjaganya dengan baik.

Melihat tatapannya yang serius, Lavenia Luo menggerutukan bibirnya, dia masih ingat dengan jelas waktu itu menemaninya mengambil plester.

Tapi sekarang mereka terbalik, dan giliran dia menjadi orang yang mematuhi perintah dokter.

“Aku mengerti.” Charlie Xi mengangguk sedikit, dia ingat dengan jelas.

Dokter lain memegang palu perak kecil akan menghancurkan plester untuknya, tetapi Charlie Xi tiba-tiba bersuara.

"Tunggu!"

Dengan getaran di hatinya, Lavenia Luo tiba-tiba memiliki firasat buruk!

Ternyata, kalimat Charlie Xi berikutnya adalah: "Bisakah Anda membiarkan aku saja yang melakukannya”

Waktu itu melihatnya bermain dengan senang, dia lumayan penasaran juga.

Mulutnya berkedut, dan Lavenia Luo dengan cepat mehentikannya: "Tidak! Ini sama sekali tidak menyenangkan. Sungguh!"

Dia menatapnya dengan tulus, berharap dia bisa menghilangkan pikirannya. Dia sangat takut apakah kakinya bisa aman di bawah palunya??

Sambil tersenyum, Charlie Xi menolaknya tanpa berpikir: "Setelah aku mencobanya sendiri, baru akan tahu.”

Setelah itu, ia langsung mengambil palu perak dari dokter.

Tiba-tiba. Wajah Lavenia Luo tidak tertahankan ??

Suara Banting!

Plester itu penuh dengan retakan untuk sesaat, dan mata Charlie Xi cerah, dia cukup senang dengan sedikit usaha.

Suara sekali lagi, plester terbelah dalam sekejap, terlepas dari kakinya.

Charlie Xi sedikit menyesali ekspresinya. Itu sudah dua, dan dia pikir itu menarik.

Hati Lavenia Luo lega. Untung saja ??

“Coba jalan sejenak.” Charlie Xi meletakkan palu perak ke samping dan mengulurkan tangannya.

Tanpa penolakan, dia meletakkan tangannya di telapak tangannya. Perlahan berdiri dengan bantuan tenaganya untuk menahannya.

Charlie Xi dengan hati-hati memapahnya dan berjalan dua langkah: "Bagaimana perasaanmu?"

“Tidak apa-apa, tidak sakit lagi,” Lavenia Luo tersenyum, matanya menyala.

Dia akhirnya menyingkirkan nasib harus digendong sana sini, dia bisa berjalan sendiri, dan ternyata masih enakan apa-apa bisa gerak sendiri.

“Tapi kamu harus hati-hati lain kali, kamu tidak boleh cidera lagi, kalau tidak, mudah kambuh ??” kata dokter dengan ekspresi serius.

“Aku sudah ingat dok, terima kasih.” Dengan senyum cerah, Lavenia Luo mengucapkan terima kasih dengan tulus.

"Sekarang setelah plester baru saja dilepas, kamu tidak boleh terlalu banyak jalan. Yang penting harus banyak istirahat." Tatapan dokter itu tajam.

"Oke."

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada dokter, Charlie Xi membantunya keluar dari ruang pemeriksaan.

Baru saja keluar dari pintu, Charlie Xi menggendongnya dan menuju lift.

“Apa yang kamu lakukan?” Lavenia Luo berseru, terkejut.

Kakinya telah pulih dan tidak perlu lagi digendong sana sini?

“Apakah kamu lupa apa yang dikatakan dokter tadi?” Charlie Xi sedikit mengernyit dan menatapnya dengan tenang.

"Kata apa?"

Dokter tadi bicara lumayan banyak, tidak tahu kalimat mana yang dia maksud.

"Tidak boleh berjalan terlalu jauh," kata Charlie Xi dengan serius.

“Tapi aku sudah berjalan kurang dari sepuluh langkah ??” Lavenia Luo memutar matanya.

"Sepuluh langkah, sudah banyak," kata Charlie Xi dengan mata dalam.

Menghela nafas. Lavenia Luo tidak berdaya. Lupakan saja, dia terlalu malas untuk peduli padanya.

Ketika kembali ke istana Malige, itu sudah siang, dan matahari bersinar.

Charlie Xi meletakkannya di sofa ruang tamu dan memperingatkannya dengan mata dalam: "Aku mau ke kantor, kamu jangan tidak berhenti berjalan."

Terkadang dia terlalu tidak patuh dan membuatnya tidak berdaya.

Dengan senyum di bibirnya, Lavenia Luo mengangkat bahu, "Tenang, aku tidak akan bercanda dengan tubuhku."

Dia tidak ingin menjadi cacat di masa depan, dan tidak akan mengabaikan perintah dokter.

“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu.” Setelah melirik sejenak, Charlie Xi berdiri kemudian pergi.

Mengernyit sedikit, Lavenia Luo tiba-tiba memanggilnya: "Tunggu sebentar."

Langkah kaki berhenti, Charlie Xi menatapnya dengan ragu: "Ada apa?"

“Pengurus rumah, ambilkan barang yang sudah aku siapkan,” Lavenia Luo memanggil ke pembantu rumah tangga dan memerintahkan.

"Baik, Nonya Luo."

Setelah memenuhi permintaannya, pelayan itu berbalik dan pergi.

Charlie Xi menatap curiga dengan rasa ingin tahu: "Apa yang sudah kamu siapkan untuk aku?"

"Tidak ada? Ini hanya makan siang," Lavenia Luo berkata dengan canggung.

Dia menduga kemarin bahwa dia pasti akan pergi ke rumah sakit bersamanya hari ini, tetapi perusahaan Aokang akhir-akhir ini lebih sibuk, jadi dia hanya meminta pembantu rumah tangga untuk menyiapkan makan siang.

Kalau itu tidak kepakai untuk di makan, dia akan menikmati sendiri.

Lagipula, ini hasil pemikiran dia sendiri tentang pembuatannya,tidak tahu apakah dia akan menyukainya.

Charlie Xi melihat kotak makanan mewah yang dibawa oleh pembantu rumah tangga, dan mengangkat alisnya, lalu matanya hanya bisa tersenyum.

“Apakah kamu mempersiapkannya untukku?” Charlie Xi sedang dalam suasana hati yang aneh ketika dia mengambil kotak makan siang.

"Yah, aku meminta koki untuk membuatnya pagi ini, dan ingat untuk makan selagi panas ??"

Ada sedikit penyesalan di matanya, dia pikir dia sendiri yang membuatnya.

Tapi ini dari niatnya, dia sangat menghargainya.

Di tengah lamunannya ia mencium dahinya sedikit, dan dia berbalik badan : "Aku pergi sekarang."

Ketika Lavenia Luo sadar dari melamun, dia sudah berada di gerbang pintu.

Tanpa sadar mengangkat tangannya dan menyentuh dahinya, pipinya bengkak, dan memerah, seperti apel merah yang menggoda ??

Setengah jam kemudian, Charlie Xi akhirnya sampai di kantor dan membawa kotak bekal cintanya ke kantor.

Sepanjang jalan, senyum di sudut mulutnya tidak hilang, dan bisa dilihat bahwa dia dalam suasana hati yang sangat baik.

Letakkan kotak makan siang dengan ringan di atas meja, dan setelah membukanya, aroma yang kuat menghantam diwajah.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu