Love From Arrogant CEO - Bab 53 Menyukai Perasaan Ketika Diperhatikan Olehnya

Setelah berpikir beberapa saat, Lavenia Luo dengan terpaksa menyetujuinya: “Baiklah.”

Melihat raut wajahnya yang terlihat sangat terpaksa, membuat Charlie Xi merasa gemas, jelas-jelas dia sudah menjadi direktur utama perusahaan Luo, hanya mentraktirnya beberapa kali raut wajahnya sudah menjadi seperti itu.

Kedua orang itu berbincang sejenak, wajah Charlie Xi terlihat lelah.

Lavenia Luo dengan cepat menyadari hal itu, tanpa sadar hatinya merasa nyeri, lengannya sedang tidak nyaman, kemarin malam dia pasti tidak beristirahat dengan baik.

“Istirahatlah sejenak. Kamu terlihat lelah.” Lavenia Luo berucap dengan tatapannya yang lembut, tidak ingin dia merasa tersiksa karena lukanya yang sakit, dan tertidur. Seharusnya bisa mengurangi sedikit rasa sakit??

“Kamu harus tetap disini, tidak boleh pergi ke perusahaan sore nanti.” Charlie Xi menatapnya sekilas, berucap dengan nada memerintah.

Ketika dia berasa disisinya. Anehnya dia akan tidur dengan lelap tidak seperti biasanya.

Tanpa sadar buburnya melengkung, Lavenia Luo segera menyetujuinya: “Baiklah, dokumenku juga sudah aku selesaikan tadi pagi.”

Takut tidur sendirian? Harus ada orang yang menemani.

“Baiklah.” hatinya melunak, Charlie Xi menganggukkan kepalanya, kemudian berbaring dengan perlahan.

Lavenia Luo bangkit dengan anggun, dengan pelan menyelimutinya, berucap dengan pelan: “Istirahatlah dengan tenang, aku akan menunggu disini, tidak akan kemanapun.”

Semoga dia bisa beristirahat dengan baik, agar lukanya bisa segera sembuh.

“Baiklah.” dia menyaut sejenak, Charlie Xi menutup kedua mataya perlahan, hidungnya seperti dapat mencium aroma tubuh yang ada pada dirinya, yang menemaninya hingga terlelap??

Beberapa hari kemudian, hampir setiap hari Lavenia Luo hanya berada di dua tempat yaitu Perusahaan Luo dan rumah sakit, dia sendirian menjaga Charlie Xi, ditambah dengan urusan perusahaan, setiap hari dia sangat sibuk hingga larut malam??

Saat ini, di kamar rawat VIP, Charlie Xi sedang bersandar di sandaran sofa dengan malas, tangannya sedang memegang sebuah buku tebal yang berbahasa Prancis, dan membacanya dengan serius.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Seiring dengan terdengarnya suara hentakan hak tinggi, Lavenia Luo berjalan masuk dengan anggun.

Melihatnya yang sedang membaca, alisnya yang rapi itu mengkerut: “Kenapa kamu mulai membaca lagi. Hari ini sudah lewat dari dua jam, kamu tidak boleh membaca lagi.”

Setiap hari dia pasti akan membaca buku dalam waktu yang lama, dokter pun sudah melarangnya, tidak boleh lebih dari dua jam, harus memperbanyak istirahat, maka dia dapat pulih dengan cepat.

Sambil berucap. Lavenia Luo menarik buku yang ada ditangannya, dan meletakkannya di sisi lain.

Charlie Xi mengangkat alisnya, tidak menghentikan pergerakannya, malah perasaannya menjadi membaik karena tingkah lakunya, beberapa hari ini dia mulai menyukai perasaan ketika diperhatikan olehnya.

“Apa masalah Perusaah Luo sudah terselesaikan?” Charlie Xi sedikit menunggingkan senyumannya, tatapannya menatapnya dengan santai.

“Ya, sudah selesai, jika tidak aku tidak akan memiliki waktu untuk datang ke rumah sakit.” Lavenia Luo berucap dengan bangga, sekarang selain pergi ke Perusahaan Luo setiap hari. Rumah sakit sudah seperti rumah kedua untuknya, belakangan ini dia tidak memiliki waktu untuk kembali ke apartemen.

“Kamu sudah bekerja dengan keras.” Charlie Xi menatapnya dengan lembut.

Lavenia Luo menatapnya sekilas dengan terkejut, dan tertawa kecil. Setelah sibuk selama beberapa hari, ini adalah pertama kalinya dia mendengar pria itu mengucapkan kalimat ini.

“Apa yang kamu tertawakan?” melihatnya yang tertawa dengan senang, Charlie Xi bertanya dengan penasaran, apakah dia mengucapkan sesuatu yang mengandung arti yang lain?

“Bukan apa-apa.” Lavenia Luo menggelengkan kepalanya pelan, dan masih tersenyum, hanya saja dia merasa ini sedikit tidak terduga.

Ketika Charlie Xi ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba handphonenya berdering, seketika pria itu menelan kembali ucapannya.

Setelah melihat sejenak handphonenya, ternyata Felicialah yang menelepon.

“Felicia yang menelepon, aku takut terjadi sesuatu dengan perusahaan, aku akan keluar dulu untuk menerima telepon.: Lavenia Luo menjelaskan sejenak padanya, jika tidak dijelaskan. Dia tidak akan membiarkannya keluar dari kamar rawat.

“Pergilah.” Charlie Xi mengibaskan tangannya, sarat akan setuju.

Lavenia Luo pergi meninggalkan kamar pasien dengan membawa handphonenya, kemudian menekan tombol hijau, sambil berjalan ke arah ujung koridor, agar tidak mengganggu orang lain.

“Felicia, ada apa?”

Baru saja dia selesai berucap, terdengar suara Felicia dari seberang sana: “Direktur Lavenia, rentenir yang sebelumnya anda suruh untuk saya selidiki, mereka memang menerima sebuah rumah sebagai jaminan atas nama nona Elina. Jika kita ingin mengambilnya kembali, itu tidaklah mudah??”

Nada bicara Felicia penuh dengan keraguan, rentenir tidak mungkin melepaskan dengan mudah pada apa yang telah mereka dapatkan.

“Periksa lebih banyak lagi data yang lainnya, nanti kamu pergi bersamaku kesana.” Lavenia Luo mengerutkan alisnya, memerintah dengan raut wajah yang serius.

Jika mereka tidak ingin mengembalikan rumah keluarga Luo, kalau begitu dia hanya dapat meminta bantuan dari pengadilan.

“Baik, aku mengerti.” Felicia menyetujuinya, kemudian menutup teleponnya.

Menggenggam erap handphonenya, Lavenia Luo memicingkan matanya, tatapannya sarat akan sebuah ketegasan??

Rumah keluarga Luo adalah rumah milik Peter Luo dan ibunya, dia harus mengambil kembali rumah itu!

Dia segera memasukkan handphonenya ke dalam saku, kemudian berjalan kembali ke kamar rawat dengan raut serius??

Tanpa diketahui, ada siluet tubuh tinggi yang tidak jauh dari sana, yang menatapnya dengan penuh keterkejutan??

Setelah kembali ke kamar, Charlie Xi langsung menyadari ada yang tidak beres dengan perasaannya, menatapnya dengan ragu: “Masalah apa yang terjadi?”

Hanya keluar untuk menerima telepon, mengapa raut wajahnya berubah menjadi seperti ini.

“Bukan apa-apa, hanya masalah perusahaan.” sebelum Lavenia Luo menggelengkan kepalanya dengan pelan, dia ingin menggunakan tiga syarat untuk membantunya, sebaiknya dia tidak perlu megetahui perkembangan.

Melihatnya yang tidak ingin bicara, Charlie Xi juga tidak memaksanya, ketika dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka, karena mengira sekretaris Yin yang kembali, jadi dia tidak memperdulikannya.

“Lavenia?”

Mengalun sebuah suara yang lembut, membuat kedua orang yang ada di dalam kamar itu tertegun.

Suara yang familiar, membuat Lavenia Luo seperti tersambar petir, apakah dia sedang mengkhayal? Kenapa dia mendengar suara Justin Ma?

Perlahan-lahan dia menggerakkan matanya menatap ke arah asal suara itu, setelah melihat dengan jelas bayangan tubuh yang tinggi itu, hatinya seketika, terasa seperti disiram dengan air es??

“Justin??” Lavenia Luo menatapnya dengan suara yang bergetar, seketika wajahnya memucat.

Bagaimana ini?? Dia sudah ketahuan, bagaimana dia menjelaskannya??

“Kenapa kamu bisa ada disini.” Justin Ma bertanya dengan tatapan dalamnya, matanya menatap sekilas Charlie Xi yang duduk dengan santai di atas sofa, seketika hatinya terasa sakit.

Apakah selama ini dia berada di rumah sakit? Tapi tidak sekalipun pergi melihatnya, jadi dia disini menemani pria lain??

“Justin, aku??” bibir Lavenia Luo bergetar pelan ingin menjelaskan, namun baru saja suaranya keluar, ucapannya telah dipotong.

“Wanitaku, tentu saja datang ke rumah sakit untuk menjagaku, punya hak apa kamu untuk bertanya?” Charlie Xi menatap Justin Ma dengan dingin, dan menyeringai.

Setiap kali melihat Lavenia Luo yang sangat memperhatikan Justin Ma, maka dia akan kesal tanpa alasan!

Justin Ma langsung tidak mendengarkannya, saat ini iris mata yang lembut itu penuh dengan rasa sakit, dan menatap Lavenia Luo: “Lavenia, katakan padaku, apa yang dia katakan itu benar? Kamu datang ke rumah sakit untuk menjaganya?”

Asalkan dia mengatakan tidak, maka dia akan mempercayainya.

Lavenia Luo mengepalkan kedua tangannya dengan erat, menggigit bibir bawahnya dengan kuat, dia tidak ingin membohongi pria ini, jadi dia tidak dapat menjelaskan masalah ini.

Dia memang datang untuk menjaga Charlie Xi, dia tidak bisa menyangkalnya??

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu