Revenge, I’m Coming! - Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.

Sepulang kerumah, Caroline Ye menaruh piala di atas lemari ruang tamu, melihat ke arah Mitchell Shao, bertanya, “kamu mau mandi duluan?”

Setelah bertanya melihat kearah matanya, baru menyadari bahwa kaki nya saat ini tidak bisa lagi melakukan hal sendirian.

“Itu, kamu sendiri bisa mandi sendiri kan, kalau begitu kamu...”

Karena tenggorokan sakit, jadi Caroline Ye agak kesulitan berbicara.

“Karena ini sudah terjadi dan tidak bisa dihindari lagi, maka teruskan” kata Mitchell Shao tanpa ekspresi melihat ke Caroline Ye.

“Isi bathtub nya dengan air.”

Caroline Ye menggempal tangannya, merasa tenang.

Seminggu yang lalu dia tiba-tiba datang ke kantor berbicara dengan Caroline Ye, semuanya seperti mimpi bagi Caroline Ye, sedikit membingungkan, tapi mau bagaimana lagi, Caroline Ye bertanya pada dirinya sendiri apakah kejadian hari itu benar-benar terjadi atau hanya mimpi.

Dalam sauna yang hangat, hanya bisa ditempati empat orang ini sudah diisi dengan air, karena sebelumnya Mitchell Shao takut airnya terlalu jernih menyebabkan rasa canggung, Caroline Ye memasukan busa-busa kedalamnya, dengan ini didalam sauna ada busa.

“Pakaian mu tidak perlu aku yang melepaskannya kan, aku disini hanya menemanimu, kamu mandi sendiri.”

Caroline Ye dengan suara kecil, “Dengan begini orang yang diluar sana tidak akan mengetahui apa-apa.”

“Kamu yakin?”

Mitchell Shao melihat kearah dia sekilas.

“Iya.” kata Caroline Ye tersipu malu.

Sebenarnya Caroline tidak seharusnya menyetujuinya untuk datang kesini, dirinya sepertinya telah kerasukan, pintu kamar telah dikunci, siapa yang bisa tahu bahwa dia membantu Mitchel Shao mandi atau tidak?

“Baiklah.”

Mitchell Shao tersenyum, bangun dari kursi rodanya, sendiri mulai melepaskan celana, celana biru tua terjatuh di lantai di depan mata Caroline Ye, dengan kedua kaki yang berotot.

Caroline Ye tersipu malu dan memerah, sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya.

Masih untung, Mitchell Shao hanya berdiri dihadapannya sebentar lalu pergi, terdengar suara air dari dalam, Caroline Ye menghela nafas, dengan pelan mengangkat kepalanya.

Menghadapi yang ada didepannya, adalah sebuah bahu yang lebar dan kekar, ototnya yang terlihat jelas, bagian punggung terdapat tidak banyak luka, dari warna luka yang terlihat, sepertinya luka lama, tangannya membuka pintu sauna, membelakangi Caroline Ye berkata, “Kesini bantu aku untuk mengosok punggung.”

Caroline Ye hampir saja tersedak, lalu bergegas mengambil handuk kecil menghampirinya.

Suhu dalam sauna sangat tinggi, Caroline Ye yang sudah memakai kaos T-Shirt berwarna putih dan celana olahraga pendek masih merasa panas, tangannya yang menyentuh punggung Mitchell Shao, terasa seperti direbus.

“Luka dibadanmu ini karena apa? Karena tugas khususkah?”

“Sebagian besar disebabkan saat latihan.”

“Latihan bisa menyebabkan luka?” tanya Caroline Ye karena tidak paham akan kehidupan seorang tentara seperti apa, dia mengira, seorang tentara hanya berlatih kekuatan, menembak, dan yang lainnya, tidak mungkin berbahaya.

“Saat latihan terluka banyak, hanya sewaktu kamu melakuka tugas khusus kamu akan tahu bagaimana untuk menghindari luka tersebut, apalagi latihan bisa dibagi jadi beberapa latihan, latihan perang seperti ini, harus tahu bagaimana caranya bertahan hidup dan menghindari kematiaan.”

Mendengar ini semua, Caroline Ye teringat apa yang dikatakan Marry Li, mengangguk tanda mengerti, “Aku tahu itu, sebelumnya aku dengar dari mama, saat latihan kakimu terluka, menjadi tentara sangatlah tidak mudah.”

“Kamu tidak bertanya bagaimana kaki aku bisa terluka?”

“Kamu dulu bukannya sudah memberitahu aku, tidak perlu bertanya tidak usah bertanya.” kata Caroline Ye sambil menggosok punggungnya, “Aku juga bukan orang bodoh, terus bertanya kepadamu juga tidak ada gunanya untukku? Rasa penasaran bisa membunuh kucing”

Kucing?

Tatapan Mitchell Shao sangat tenang, menggunakan kucing sebagai perumpanaan.

Mengosok punggungnya dengan berhati-hati.

“Sudah selesai.” kata Caroline Ye dengan lega, menggantungkan handuk disamping, “Aku keluar dulu, kalau mau bantuan panggil aku.”

“Tunggu sebentar.” kata Michell Shao mengenggam sebelah tangan Caroline Ye.

Caroline Ye merasa digenggam olehnya menjadi panas tubunya, dan menjadi kaku, “Ada apa?”

Kondisi seperti ini, terasa sangat canggung, di pikiran Caroline Ye terbayang akan sesuatu hal, mukanya mulai memerah.

Ini tidak menyalahkannya, mau menyalahkan salahkan Mitchell Shao kenapa mempunyai badan yang bagus, hari itu di hotel dia memberi reaksi yang amat besar, selama seminggu, Caroline Ye tidak bisa melupakannya.

“Dekatan sedikit.”

Mitchell Shao duduk didalam bathtub, terlihat lebih pendek darinya, dia menaikkan kepala melihat kearahnya, badannya yang kekar membuat Caroline Ye mulai merasa tidak berdaya.

Caroline Ye menunduk melihat kearahnya tersenyum, badannya yang berotot, tiba-tiba merasa bergairah , dengan alaminya mengikuti katanya membungkukkan badan, mendekatinya.

Wajah Mitchell Shao semakin dekat dengannya, Caroline Ye memejamkan matanya, dagunya dinaikkan olehnya.

“Luka dilehermu harus diobati, obat ada di dalam kamar di laci meja.”

Mitchell Shao berbisik, Caroline Ye tercengang, seketika membuka matanya, karena dagunya diangkat oleh Mitchel Shao, dia hanya bisa melihat kearah matanya, dan hidungnya.

Tidak sengaja berbicara yang tidak mau dibicarakan.

“Kamu memanggil aku hanya mau melihat leher aku?”

“Kalau tidak kamu kira karena apa?”

Mitchell Shao melepaskan tangannya, matanya menatapnya sambil tersenyum.

“Aku, aku kira kamu mau aku menggosokkan pungungmu lagi.”

“Kalau kamu mau, aku tidak keberatan.”

“Aku tidak mau.” kata Caroline Ye sambil malu dan marah, berkata, “kamu mandi sendiri sana, tangan dan kaki tidak kenapa-kenapa kenapa membuat aku seperti pembantumu.”

Setelah selesai berbicara Caroline Ye terburu-buru meninggalkan ruang sauna.

Mitchell Shao yang melihatnya, tersenyum tipis.

Caroline Ye keluar dari kamar mandi langsung berjalan kearah AC untuk mendinginkan dirinya, sambil berkomat-kamit sendiri, tidak berapa lama merebahkan dirinya di atas sofa.

Sikap Mitchell Shao kepada dia yang terkadang angkuh terkadang baik itu. Waktu malam hari itu di kantor diruang teh pasti itu 99% hanya mimpi.

Sehari yang lalu tidak tidur, hari kedua sibuk seharian dengan kerjaan, karena kurang tidur jadi mengkhayal, makanya bisa terjadi hal seperti itu.

Tidak mungkin hari ini yang terjadi dihotel ini juga mimpi kan?

Caroline Ye mulai mencurigai dirinya sendiri.

Mitchell Shao keluar dari kamar mandi, Caroline Ye masih merebahkan badannya di atas sofa, tangannya memegang sebuah majalah, melihat ke vas bunga tidak tahu sedang berpikir apa.

Mitchell memberitahu Caroline, bahwa : “ Buku yang telah kamu pegang itu terbalik.”

Caroline Ye sadar kembali, melihat kearah Mitchell Shao, dan melihat kearah kakinya.

Berdiri.

Jadi kejadian di hotel bukanlah sebuah mimpi, pasti kenyataan.

“Aku, aku pergi mandi.”

Caroline Ye tergugup, tidak tahu kenapa merasa dua orang sedang melakukan sesuatu hal, selanjutnya tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengannya.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu