Revenge, I’m Coming! - Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
Sepulang kerumah, Caroline Ye menaruh piala di atas lemari ruang tamu, melihat ke arah Mitchell Shao, bertanya, “kamu mau mandi duluan?”
Setelah bertanya melihat kearah matanya, baru menyadari bahwa kaki nya saat ini tidak bisa lagi melakukan hal sendirian.
“Itu, kamu sendiri bisa mandi sendiri kan, kalau begitu kamu...”
Karena tenggorokan sakit, jadi Caroline Ye agak kesulitan berbicara.
“Karena ini sudah terjadi dan tidak bisa dihindari lagi, maka teruskan” kata Mitchell Shao tanpa ekspresi melihat ke Caroline Ye.
“Isi bathtub nya dengan air.”
Caroline Ye menggempal tangannya, merasa tenang.
Seminggu yang lalu dia tiba-tiba datang ke kantor berbicara dengan Caroline Ye, semuanya seperti mimpi bagi Caroline Ye, sedikit membingungkan, tapi mau bagaimana lagi, Caroline Ye bertanya pada dirinya sendiri apakah kejadian hari itu benar-benar terjadi atau hanya mimpi.
Dalam sauna yang hangat, hanya bisa ditempati empat orang ini sudah diisi dengan air, karena sebelumnya Mitchell Shao takut airnya terlalu jernih menyebabkan rasa canggung, Caroline Ye memasukan busa-busa kedalamnya, dengan ini didalam sauna ada busa.
“Pakaian mu tidak perlu aku yang melepaskannya kan, aku disini hanya menemanimu, kamu mandi sendiri.”
Caroline Ye dengan suara kecil, “Dengan begini orang yang diluar sana tidak akan mengetahui apa-apa.”
“Kamu yakin?”
Mitchell Shao melihat kearah dia sekilas.
“Iya.” kata Caroline Ye tersipu malu.
Sebenarnya Caroline tidak seharusnya menyetujuinya untuk datang kesini, dirinya sepertinya telah kerasukan, pintu kamar telah dikunci, siapa yang bisa tahu bahwa dia membantu Mitchel Shao mandi atau tidak?
“Baiklah.”
Mitchell Shao tersenyum, bangun dari kursi rodanya, sendiri mulai melepaskan celana, celana biru tua terjatuh di lantai di depan mata Caroline Ye, dengan kedua kaki yang berotot.
Caroline Ye tersipu malu dan memerah, sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya.
Masih untung, Mitchell Shao hanya berdiri dihadapannya sebentar lalu pergi, terdengar suara air dari dalam, Caroline Ye menghela nafas, dengan pelan mengangkat kepalanya.
Menghadapi yang ada didepannya, adalah sebuah bahu yang lebar dan kekar, ototnya yang terlihat jelas, bagian punggung terdapat tidak banyak luka, dari warna luka yang terlihat, sepertinya luka lama, tangannya membuka pintu sauna, membelakangi Caroline Ye berkata, “Kesini bantu aku untuk mengosok punggung.”
Caroline Ye hampir saja tersedak, lalu bergegas mengambil handuk kecil menghampirinya.
Suhu dalam sauna sangat tinggi, Caroline Ye yang sudah memakai kaos T-Shirt berwarna putih dan celana olahraga pendek masih merasa panas, tangannya yang menyentuh punggung Mitchell Shao, terasa seperti direbus.
“Luka dibadanmu ini karena apa? Karena tugas khususkah?”
“Sebagian besar disebabkan saat latihan.”
“Latihan bisa menyebabkan luka?” tanya Caroline Ye karena tidak paham akan kehidupan seorang tentara seperti apa, dia mengira, seorang tentara hanya berlatih kekuatan, menembak, dan yang lainnya, tidak mungkin berbahaya.
“Saat latihan terluka banyak, hanya sewaktu kamu melakuka tugas khusus kamu akan tahu bagaimana untuk menghindari luka tersebut, apalagi latihan bisa dibagi jadi beberapa latihan, latihan perang seperti ini, harus tahu bagaimana caranya bertahan hidup dan menghindari kematiaan.”
Mendengar ini semua, Caroline Ye teringat apa yang dikatakan Marry Li, mengangguk tanda mengerti, “Aku tahu itu, sebelumnya aku dengar dari mama, saat latihan kakimu terluka, menjadi tentara sangatlah tidak mudah.”
“Kamu tidak bertanya bagaimana kaki aku bisa terluka?”
“Kamu dulu bukannya sudah memberitahu aku, tidak perlu bertanya tidak usah bertanya.” kata Caroline Ye sambil menggosok punggungnya, “Aku juga bukan orang bodoh, terus bertanya kepadamu juga tidak ada gunanya untukku? Rasa penasaran bisa membunuh kucing”
Kucing?
Tatapan Mitchell Shao sangat tenang, menggunakan kucing sebagai perumpanaan.
Mengosok punggungnya dengan berhati-hati.
“Sudah selesai.” kata Caroline Ye dengan lega, menggantungkan handuk disamping, “Aku keluar dulu, kalau mau bantuan panggil aku.”
“Tunggu sebentar.” kata Michell Shao mengenggam sebelah tangan Caroline Ye.
Caroline Ye merasa digenggam olehnya menjadi panas tubunya, dan menjadi kaku, “Ada apa?”
Kondisi seperti ini, terasa sangat canggung, di pikiran Caroline Ye terbayang akan sesuatu hal, mukanya mulai memerah.
Ini tidak menyalahkannya, mau menyalahkan salahkan Mitchell Shao kenapa mempunyai badan yang bagus, hari itu di hotel dia memberi reaksi yang amat besar, selama seminggu, Caroline Ye tidak bisa melupakannya.
“Dekatan sedikit.”
Mitchell Shao duduk didalam bathtub, terlihat lebih pendek darinya, dia menaikkan kepala melihat kearahnya, badannya yang kekar membuat Caroline Ye mulai merasa tidak berdaya.
Caroline Ye menunduk melihat kearahnya tersenyum, badannya yang berotot, tiba-tiba merasa bergairah , dengan alaminya mengikuti katanya membungkukkan badan, mendekatinya.
Wajah Mitchell Shao semakin dekat dengannya, Caroline Ye memejamkan matanya, dagunya dinaikkan olehnya.
“Luka dilehermu harus diobati, obat ada di dalam kamar di laci meja.”
Mitchell Shao berbisik, Caroline Ye tercengang, seketika membuka matanya, karena dagunya diangkat oleh Mitchel Shao, dia hanya bisa melihat kearah matanya, dan hidungnya.
Tidak sengaja berbicara yang tidak mau dibicarakan.
“Kamu memanggil aku hanya mau melihat leher aku?”
“Kalau tidak kamu kira karena apa?”
Mitchell Shao melepaskan tangannya, matanya menatapnya sambil tersenyum.
“Aku, aku kira kamu mau aku menggosokkan pungungmu lagi.”
“Kalau kamu mau, aku tidak keberatan.”
“Aku tidak mau.” kata Caroline Ye sambil malu dan marah, berkata, “kamu mandi sendiri sana, tangan dan kaki tidak kenapa-kenapa kenapa membuat aku seperti pembantumu.”
Setelah selesai berbicara Caroline Ye terburu-buru meninggalkan ruang sauna.
Mitchell Shao yang melihatnya, tersenyum tipis.
Caroline Ye keluar dari kamar mandi langsung berjalan kearah AC untuk mendinginkan dirinya, sambil berkomat-kamit sendiri, tidak berapa lama merebahkan dirinya di atas sofa.
Sikap Mitchell Shao kepada dia yang terkadang angkuh terkadang baik itu. Waktu malam hari itu di kantor diruang teh pasti itu 99% hanya mimpi.
Sehari yang lalu tidak tidur, hari kedua sibuk seharian dengan kerjaan, karena kurang tidur jadi mengkhayal, makanya bisa terjadi hal seperti itu.
Tidak mungkin hari ini yang terjadi dihotel ini juga mimpi kan?
Caroline Ye mulai mencurigai dirinya sendiri.
Mitchell Shao keluar dari kamar mandi, Caroline Ye masih merebahkan badannya di atas sofa, tangannya memegang sebuah majalah, melihat ke vas bunga tidak tahu sedang berpikir apa.
Mitchell memberitahu Caroline, bahwa : “ Buku yang telah kamu pegang itu terbalik.”
Caroline Ye sadar kembali, melihat kearah Mitchell Shao, dan melihat kearah kakinya.
Berdiri.
Jadi kejadian di hotel bukanlah sebuah mimpi, pasti kenyataan.
“Aku, aku pergi mandi.”
Caroline Ye tergugup, tidak tahu kenapa merasa dua orang sedang melakukan sesuatu hal, selanjutnya tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengannya.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Sixth Sense
AlexanderMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCinta Yang Tak Biasa
WennieKamu Baik Banget
Jeselin VelaniPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Meet By Chance
Lena TanRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending