Revenge, I’m Coming! - Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
Caroline Ye bisa mengatakan hitam menjadi putih, selalu membicarakan keadilan mengenai alasan palsunya.
Saat pertama kali, Mitchell Shao sering dibuat menjadi diam oleh karena perkatannya yang penuh dengan emosi, hingga akhirnya sudah terbiasa, dan juga malas untuk mempermasalahkannya dengan dia, di matanya, wanita itu hanya mengertaknya melalu perkataan, tapi sebenarnya dia takut.
"Tidak ingin memasak, lebih baik kamu kembali tinggal di rumah yang dulu."
Caroline Ye Benar-benar tertegun, ia terbatuk sekali untuk menutupi perubahan suasana hatinya, "Aku tidak bermaksud tidak mau memasak, hanya takut jika aku setiap hari pulang terlalu malam, sehingga membuatmu lapar bagaimana?"
Mitchell Shao dengan tenang membalikkan lembar korannya, "Mulai besok, aku akan menjemputmu pulang kerja."
"Hah?"
Caroline Ye Meragukan mendengarannya, "Tidak, tidak perlu, kamu cukup sibuk."
"Jalannya sama."
"Apa maksudnya dengan jalannya sama, kamu dari daerah tentara, keluar ke arah barat mengendarai mobil dari sana ke sini 10 menit, aku dari pusat kota, keluar pintu ke arah timur, mengendarai mobil setidaknya butuh setengah jam, arahnya berlawanan, bagaimana bisa jalannya sama?"
Jalannya sama? hampir saja “sejalan” sampai kerumah nenek.
Ekspresi wajah Mitchell Shao tidak berubah.
"Karena aku harus memutar jalan untuk menjemput, jadi makan malam harus kamu yang membuatnya."
Kali ini Caroline Ye tidak dapat berkata-kata lagi oleh karena logika yang pria itu sebutkan.
Dia semakin menyadari bahwa Mitchell Shao bukan orang yang berdiam diri saat mendengar kata-kata yang tidak enak di dengar, dia pasti bermuka dua, seperti membuka taksi yang tidak memiliki surah izin, di dalamnya banyak jebakan jahat,
Hari berikutnya, Caroline Ye Saat pulang kerja berjalan bersama Dylan Bai ke arah pintu keluar.
Baru sampai di pintu keluar, sudah mendengara suara orang sedang membicarakan sesuatu di sekelilingnya, Dylan Bai menariknya berhenti.
"Kenapa?"
Mengikuti arah pandang Dylan Bai, Caroline Ye melihat ada mobil jeep militer yang terparkir disana, mobil sebesar itu terparkir di depan pintu Shao’s Corp, orang lain tidak tahu kedudukan orang di dalamnya, di luar mobil berdiri seorang penjaga membawa senjata, dibadannya terdapat pistol.
"Aku pergi..... Dylan Bai Aku ada sedikit urusan aku pergi dulu ya."
Setelah berpamitan dengan Dylan Bai, dia bersembunyi di antara kerumunan orang sambil mengeluarkan ponselnya dan membuat panggilan, dengan suara sangat rendah berkata.
"Mitchell Shao, Kamu ini kenapa? Kamu benar-benar datang?"
Di telepon, suara pria itu terdengar sangat tenang.
"Aku tidak pernah mengingkari perkataanku, jangan bersembunyi lagi, aku sudah melihatmu."
Disela-sela kerumbunan orang, Aku melihat jendela mobil jeep turun secara perlahan, mengeluarkan wajah pria tersebut yang terlihat tenang, melihat ke arahnya.
"Aku tidak mau pulang dengan ke mobilmu, kamu pergi duluan."
"Biar Ajudan Xun menjemputmu."
"Jangan......"
Dia menggertakkan giginya, "Aku akan naik ke mobilmu."
Di depan mata semua orang, dia dengan kaku berjalan ke arah mobil yang paling mencolok tiada duanya di Kota Nan.
"Mobil itu menjemput Direktur Ye"
"Bukankah itu yang ada di dalam mobil adalah..."
"Tuan muda besar."
"Aku juga pertama kalinya melihat tuan muda besar, ya Tuhan, berseragam tentara sangat tampan. "
"......"
Para wanita yang di belakang dengan mata iri seperti sebuah gunung besar yang ingin menimpa didepan wajah Caroline Ye, dan dia mau tidak mau harus mempercepat langkah kakinya, dan segera setelah dia naik ke mobil, dia menaikan kaca jendela mobil dan mendesak,
"Jalan jalan jalan, cepatlah jalan."
Mitchell Shao menyuruh supir untuk jalan, memalingkan kepalanya dan bertanya, "Kenapa? Apakah aku datang untuk menjemputmu merupakan suatu hal yang memalukan bagimu? "
"Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu,"
Bagaimana bisa di berani mengatakan seperti itu, kemudian bertanya, "Bukankah seorang tentara harus rendah hati? kamu datang untuk menjemputku dengan heboh seperti ini, apakah tidak takut ada orang lain yang melaporkanmu? "
"Orang benar tidak takut segalanya, aku saja tidak takut, kamu kenapa mesti takut?"
"Tentu saja aku takut, jika kamu masuk ke dalam maka aku akan di ketahui sebagai janda, aku masih muda!"
Segera setelah mengatakan itu, di dalam mobil menjadi hening, dari kaca spion memperlihatkan dua pria di tempat duduk depan itu adalah Ajudan Xun dan supir yang mencoba untuk menahan senyum.
Wajah Mitchell Shao sedikit menjadi kaku,
"Di matamu, apakah aku begitu mudah masuk?"
Carolien Ye terkejut merasa ada aura yang tidak benar, terbatuk, "Aku tidak bermaksud seperti itu, hanya sembarangan berkata saja, maksudku juga untuk kebaikanmu, kamu lebih baik jangan datang menjemputku, lihatlah, tadi semua orang yang baru pulang kerja dari perusahaan melihatmu."
"Apakah kamu sedang bercanda dengan orang mengatakan bahwa kamu tidak takut dilihatin orang di sekelilingmu. "
"Apa yang kamu bicarakan? Siapakah yang sedang bercanda? "
Caroline Ye tidak mengerti.
Ajudan Xun yang berada di samping kursi pengemudi terbatuk sebentar, dan berkata untuk mengingatkan
“Nyonya, pria yang bersama-sama anda keluar tadi, pria yang terlihat cukup tampan itu, pasti teman kerja anda, sekarang semua orang Shao’s Corp tahu bahwa anda adalah istri tuan muda besar, dengan lawan jenis sebaiknya lebih jaga jarak sedikit, kalau tidak maka akan menimbulkan berita yang tidak enak di dengar.”
"Itu hanyalah Dylan Bai!" Caroline Ye seketika langsung mengerti, "Dia adalah asistenku, umurnya masih muda, dua tahun yang lalu lulus, aku menganggapnya sebagai adik, apa yang kalian pikirkan?"
Alis Mitchell Shao berkerut sedikit, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Caroline Ye menatap dia sebentar, mendadak tertawa,
"Kamu tidak cemburu kepada Dylan Bai kan?"
Mata Mitchell Shao mendadak menjadi sedikit kaku, menghindari pandangan Caroline Ye melihat kearah luar jendela, tidak menjawab bertanya,
"Besok pulang kerja lebih cepat lagi keluarnya."
"Bukan, kamu masih mau menjemputku ke sini?" Caroline Ye berkata tanpa ingin di bantah.
"......"
Jalanan macet sebentar, satu jam kemudian sampai di rumah.
Setelah tiba di rumah, Caroline Ye pergi ke lantai atas untuk mandi, Mitchell Shao seorang diri terbengong di lantai bawah.
Hingga langit sudah gelap, dia selesai mandi dan turun ke bawah, menginjak sepasang sandal berbulunya, badannya mengenakan pakaian rumah berwarna pink yang terlihat bersih, saat turun kebawah langsung duduk di atas sofa.
Mitchell Shao membaca Koran selama dua jam lebih, hampir semua tulisan diingatnya dalam memory otaknya, melihat wanita itu begitu santai, tidak nahan, akhirnya bertanya,
"Kamu tidak memasak?"
Caroline Ye mengandahkan kepalanya, "Tidak perlu memasak."
Sebelum Mitchell Shao bertanya kembali, suara bel di pintu berbunyi, Caroline Ye langsung bangkit dari sofa, dan berlari kecil kearah pintu.
"Apakah Anda nona Ye?"
"Ya, terima kasih. "
Tidak lama setelah itu, Caroline Ye terlihat memegang dua kantong besar, sambil berjalan ke arah meja makan, sambil melihat Mitchell Shao dengan pandangan sombong,
"Yah, ini bukannya ada?"
Sekarang memesan makan dari luar begitu praktis, siapa yang mau memasak.
Di atas meja penuh kotak makan delivery, wajah Mitchell Shao terlihat rumit, "Ini yang kamu sebut dengan memasak?”
"Makanan yang ku buat benar-benar tidak enak, aku tidak pernah belajar untuk memasak, lebih baik memakan makanan delivery, jika tidak suka makanan di toko ini besok aku akan mencari yang lain."
Mitchell Shao mengerutkan kening, menatap wanita itu sebentar, dan kemudian meletakkan sumpitnya dengan keras.
"Kamu tidak mau makan?" Caroline Ye terkejut, dan sedikit perasaan takut dan menelan air ludahnya.
Lagipula ini juga termaksud usahanya untuk tidak repot, dia tidak marah bukan?
Setelah beberapa saat, Mitchell Shao berdiri, tanpa berkata apa pun berjalan menuju dapur.
Setengah jam kemudian, kotak makan delivery di letakkan ke sisi lain, Meja diletakan tiga macam sayur dan semangkuk sup yang terlihat enak dan segar, Semuanya wangi, Caroline Ye tercengang,
"Kamu bisa memasak?"
Jika tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri dia di dapur memasak, melihatnya memotong-motong sayuran, dia benar-benar tidak berani membayangkannya, dia adalah seorang tuan muda keluarga Shao, bagaimana dia bisa memasak?
Mitchell Shao memegang mangkuk di tangannya, ia melirik wanita itu dengan pandangan meremehkan,
"Aku mempelajarinya saat berada di sekolah tentara. "
Caroline Ye memakannya dengan senang, dengan santai berkata,
"Sungguh? Bukankah kamu menjadi seorang prajurit yang memegang senapan dan meriam? Dan lagi bukan tentara di bidang masak."
"Dari kecil aku berada di markas, segala macam posisi tentara aku sedah pernah mencobanya."
Caroline Ye terkejut sejenak, mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi wajah Mitchell Shao yang rumit, tidak tahu apa yang dipikirkannya.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThe Richest man
AfradenIstri Pengkhianat
SubardiKembali Dari Kematian
Yeon KyeongSee You Next Time
Cherry BlossomThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensCinta Yang Berpaling
NajokurataRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending