Revenge, I’m Coming! - Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
Emily sering bekerjasama dengan para actor saat syuting, adegan-adegan yang dewasa juga tak jarang ia lakukan, ini juga bukan ciuman pertamanya, tapi ini adalah ciuman pertama yang sama sekali di luar dugaannya.
Dengan refleks, Emily pun berusaha untuk melepaskan ciuman itu, tapi Gerald yang mabuk berat itu jauh lebih menjengkelkan dari dia yang biasanya, ia tak mau melepaskannya, bahkan Gerald pun membuka baju Emily dengan kasar, lalu menindih badannya, dan menciuminya dengan penuh hawa nafsu.
Emily dapat merasakan tangan Gerald yang berjalan-jalan di tubuhnya, namun dirinya tak dapat melawan, malam ini Gerald tidak terlihat jalang seperti biasanya, kedua matanya yang sangat polos dan tidak bersalah membuat Emily sulit untuk menolaknya.
Dan tak lama kemudian, kamar itu pun dipenuhi dengan suara teriakan Emily yang begitu keras,
“Gerald, dasar kau brengsek, sakit tahum sakit! Cepat keluar……”
“……”
Keesokan harinya, saat Caroline terbangun, kepalanya terasa mau pecah.
Ia membuka matanya, suara burung-burung yang sedang berkicau terdengar dari luar, baru saja ia menggerakkan badannya, rasa sakit dan lelah pun mulai menyerang di sekujur tubuh.
Tunggu sebentar, otak Caroline membeku.
Rasa sakit yang seperti ini? Rasanya dulu pernah ia rasakan?
Matanya menoleh ke bawah, ia melihat pundaknya yang terpapar jelas tanpa busana, tak usah melihat ke dalam selimut pun ia sudah bisa merasakan ketidakenakkannya saat telanjang, dan yang paling penting, ada suara percikan air terdengar dari dalam kamar mandi.
Tak usah dibayangkan pun ia tahu apa yang terjadi tadi malam!
Ya Tuhan, ia mencengkrami selimutnya, wajahnya memucat, ia berusaha mengingat-ingat kejadian semalam, Gerald mengajaknya minum di diskotik, mencoba untuk membuatnya mabuk, tapi akhirnya malah Gerald yang dibuatnya mabuk.
Bukan, bukan, kedua orang itu sama-sama mabuk.
Lalu?
Kepalanya kosong.
Tak mungkin Gerald dan dirinya……
Tak mungkin! Tak mungkin!
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sekuat tenaga, mencoba untuk membuang jauh-jauh pikiran itu, tapi selain bersama Gerald tadi malam ia bersama siapa lagi? Rasanya tidak ada kemungkinan lain.
Ia tak bisa menghadapi kejadian seperti ini, oleh karena itu, ia memutuskan untuk memakai pakaiannya cepat-cepat lalu kabur.
Setelah selesai mandi, Mitchell pun keluar dari kamar mandi, ia melihat selimut di atas ranjang itu sudah terbuka, tak ada orang sama sekali, yang ada hanyalah secarik kertas yang diletakkan di tepi ranjang, tulisan di atas kertas itu sangat jelek hampir tak bisa terbaca, seperti tulisan yang sengaja ditulis untuk menutupi tulisan aslinya.
Mitchell membacanya sejenak, lalu kepalanya pun terasa hampir meledak.
“Kita kan sudah sama-sama dewasa, jadi anggap saja kesalahan yang terjadi karena mabuk itu tidak ada ya – Semoga Kita Tidak Bertemu Kembali.”
Kertas itu diremas-remas oleh Mitchell, ia menggenggamnya erat dalam tangannya, seketika, pandangan matanya berubah sangat menakutkan.
Caroline Ye, kau kira kau semalam kau tidur dengan siapa?
Setelah keluar dari tempat penginapan, Caroline berlari sekencang-kencangnya, baru saja ia berlari dengan membawa kopernya sampai di pintu gerbang desa, ia tak sengaja menabrak seseorang, kedua orang itu pun jatuh, koper mereka juga terlepas dari tangan masing-masing.
“Ah……”
“Maaf.”
“Tidak apa-apa, aku juga tidak melihat jalan.”
Setelah saling meminta maaf, kedua orang itu pun melepas kacamata hitam masing-masing bersamaan, lalu saling menatap satu sama lain,
“Caroline?”
“Emily?”
Kedua orang itu memakai topi, menutupi wajahnya dengan syal tipis dan berkacamata hitam, di seluruh desa, mereka berdualah yang paling menarik perhatian, berlagak seperti orang yang ketakutan identitasnya terbongkar.
Setelah naik ke dalam mobil Caroline yang parker di depan pintu gerbang desa, kedua orang itu pun menghela nafas tenang.
“Kenapa kau di sini?”
“Aku yang seharusnya bertanya padamu, ” kata Emily sambil memelototinya, “Bukankah kau bilang kau tinggal di Hotel Miyun? Pergi ke mana kau semalam?”
“Hotel Miyun?” Caroline tercengang, lalu mencoba menjelaskan dengan bingung, “Aku merasa hotel itu tidak terlalu bagus, makanya aku memesan kamar di tempat penginapan lain.”
“Kalau begitu kenapa kau tidak memberitahuku, gara-gara kau aku……”
Tiba-tiba Emily menggigit bibirnya, matanya terbuka lebar.
“Kenapa?” Caroline bingung, “Gara-gara aku kau kenapa?”
“Gara…… Gara-gara kau aku mencarimu semalaman,”
“Kalau begitu akhirnya kau tidur di mana? Hotel Miyun?”
Emily memandanginya sejenak,
“Tentu saja tidak, aku, aku mencari hotel lain.”
Mengingat Emily yang datang jauh-jauh ke Miyun untuk mencari dirinya, hati Caroline pun berdebar kencang, ia bertanya dengan hati-hati,
“Kalau begitu, apa kau masih ingin berlibur di sini?”
“Ah?” Emily tercengang, lalu berkata dengan terbata-bata, “Aku tiba-tiba teringat, aku harus segera kembali ke lokasi syuting, aku harus menghafal skripku, kalau tidak kali ini, batal saja?”
Caroline pun lega, lalu melanjutkan,
“Benar, menghafal skrip lebih penting, tak perlu buru-buru liburan, lain kali saja kalau ada waktu.”
Jelas-jelas keuda orang itu terlihat capek, bohong saja tidak tuntas, tapi karena mereka memiliki perasaan bersalah masing-masing, mereka pun tidak saling menanyakan apa yang sebenarnya terjadi semalam, mereka hanya membiarkannya berlalu begitu saja seperti tak terjadi apa-apa.
Setelah kembali ke Kota Nan, Caroline mengantarkan Emily pulang, lalu segera pulang ke rumahnya sendiri, mandi dan mengganti pakaiannya, ia menggumpalkan baju yang ia kenakan kemarin, lalu ia buang di tempat sampah yang paling jauh, ia ingin menghapus semua bekas-bekas yang tersisa dari kejadian semalam.
Ia benar-benar tak ingat kejadian tadi malam, sama sekali tak ingat, tapi yang pasti tadi malam ia sudah tidur dengan seseorang, ia tak bisa membayangkan siapa lagi yang bisa tidur dengannya selain Gerald, saat ini pun ia tak tahu mana yang lebih buruk, tidur dengan sahabat kecilnya sendiri, atau melakukan cinta satu malam dengan pria tak dikenal.
Dipikir-pikir, bagaimanapun tubuhnya ini sudah selingkuh, tiap kali ia teringat pada Mitchell, dirinya pun selalu merasa berdosa.
Menjelang petang, terdengar suara pembantu yang sedang berbicara di bawah, Mitchell sudah pulang.
Mendegar ada suara dari luar, Caroline pun tiba-tiba menjadi tegang, ia menegakkan telinganya untuk mendengar jelas suara yang ada di luar.
‘Ting’ terdengar suara pintu lift terbuka, suara roda dari kursi roda yang bergesekan dengan lantai, dan suara pintu terbuka.
Dia pun masuk ke kamar.
“Kau sudah pulang? Se… Selamat malam.”
“Bagaimana dinasmu?” tanya Mitchell dengan datar sambil mendorong kursi rodanya masuk ke dalam.
“Lumayan, tak ada masalah apa-apa.”
“Miyun itu cantik dan indah, apa kau pergi main di sana?”
“Tidak.”
“Oh ya? Tempat itu adalah sebuah desa kuno, apa kau tidak keliling-keliling?”
“Tidak…… Desa kuno kan ya kurang lebih sama, kurasa tak ada yang menarik.”
Mitchell tidak bertanya lagi, ia melihat ke arah ruang ganti dan berkata dengan datar,
“Bantu aku ganti baju, sebentar lagi akan makan malam.”
“Oh, baik.”
Karena merasa bersalah, Caroline pun lupa kalau kaki Mitchell sebenarnya tidak lumpuh, ia benar-benar tidak sadar kalau Mitchell bisa pergi ke ruang ganti sendiri.
“Yang ini bagaimana?”
“Ya sudah, yang ini saja.” Kata Mitchell sambil berdiri dari kursi rodanya, lalu melihat Caroline.
Caroline tersadar, ia segera membalikkan tubuhnya lalu mengunci pintu ruang ganti itu agar tak ada orang yang masuk.
Saat mengganti bajunya, Caroline membalikkan badannya, ia hanya mendengar suara grusak-grusuk dari belakangnya saja.
“Apa kau minum alkohol?”
Caroline memegangi baju Mitchell yang baru ia lepaskan, ia mencium baju alkohol yang sangat menyengat, wajahnya pun berubah bingung.
“Aku tak minum alkohol, hanya makan anggur saja.”
Anggur? Caroline tercengang.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeHusband Deeply Love
NaomiMy Tough Bodyguard
Crystal SongSee You Next Time
Cherry BlossomMenaklukkan Suami CEO
Red MapleLove In Sunset
ElinaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMy Only One
Alice SongRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending