Revenge, I’m Coming! - Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
“Bukankah begitu, saat Mitchell menikah, Kakek hadir bukan?”
Kaison Xue sambil tersenyum sambil memperkenalkan, “Mereka sudah menikah tiga tahun yang lalu, Kakek lupa?”
Kakek Xue mengerutkan keningnya, berkata,
“Nak, coba lebih dekat lagi biar Kakek bisa melihatmu dengan jelas.”a
Caroline Ye tidak paham Kakek bermaksud apa, namun ia juga tidak enak untuk menolak permintaan beliau, akhirnya ia maju beberapa langkah ke depan.
Kakek Xue mengulurkan tangannya, orang rumah Xue langsung paham maksud beliau, mereka langsung mengambil kacamatanya dan menyerahkan kacamata kepadanya.
Kakek Xue memperhatikan Caroline Ye dengan detil, kemudian beliau melepaskan kacamatanya dan berkata,
“Kalian jangan membohongi saya, saya belum mata tua, ini bukan gadis yang menikah dengan Mitchell kemarin.”
Semua orang saling memandang, namun mereka semua tetap tersenyum dengan ramah, Kaison Xue kemudian mengedipkan mata pada Caroline Ye dengan maksud agar ia tidak mengambil hati apa yang dikatakan Kakek.
Bagaimana pun Kakek sudah berumur 90, terkadang tidak mengingat hal-hal dengan jelas itu hal yang sangat wajar.
Perasaan Caroline Ye tiba-tiba menjadi canggung, dia melihat tatapan Kakek kepada diri sendiri itu sangat bijak dan jelas, tidak seperti tatapan bingung, wajahnya pun menjadi sedikit kaku.
“Mitchell juga sudah lama tidak pernah berkunjung ke rumah, mungkin karena kesehatan badan tidak begitu baik, itu bisa dipahami, sekarang kan sudah menikah juga, jangan sampai hubungan baik keluarga kita jadi renggang, kamu sering-sering main ke rumah ya Nak.”
Kakek Xue menatap Caroline Ye, setelah beliau menyimpan tatapan menilai Caroline Ye dari luar, dengan penuh kasih beliau berkata, “Kaison dan Mitchell adalah Kakak beradek, hubungan mereka sangat baik, jika kamu bisa menggantikan Mitchell untuk sering berkunjung ke rumah, pasangan Kaison dan istri serta saya akan sangat Bahagia.”
Caroline Ye menganggukkan kepala dengan patuh, “Tunggu Anda tidak sibuk, Saya pasti kemari.”
Kakek Xue menganggukkan kepala dengan setuju,
“Bawa barang tersebut kemari.”
Paruh baya yang sepertinya pembantu rumah tangga langsung mengambil sebuah kotak kayu hitam yang kecil itu kemari, dan memberikannya kepada Caroline Ye atas pemberian dari Kakek Xue.
Setelah Mitchell Shao menganggukkan kepala, Caroline Ye baru menerima kotak tersebut di depan semua orang.
Di dalam kota tersebut terdapat sepasang gelang giok, dari pengalaman menilai giok dari kecil, dapat dilihat bahwa kualitas giok tersebut sangat baik, dan sangat berharga.
“Orang jaman dahulu pernah berkata bahwa giok mempunyai manfaat baik untuk seseorang, saya merasa ini sangat cocok dengan mu, “Kakek Xue sambil berbicara sambil menunjukkan kotak tersebut,
“Saat Mitchell menikah, saya tidak sempat mempersiapkan kado untuknya, sebenarnya ini sudah saya siapkan untuk kalian, namun tidak sempat memberikannya kepada kalian, pas hari ini saya membawanya, sebagai kado untuk pernikahan kalian 3 tahun yang lalu, dan berharap juga kamu dapat menjaga Mitchell dengan baik.”
Perkataannya sangat ramah dan penuh kasih, seperti orang tua sendiri sedang memberi nasehat.
“Ini terlalu berharga…….” Caroline Ye menolak dengan halus dan berkata, “Perkataan Anda saya sudah ingat, namun kado ini……..”
“Kalau sudah di kasih kamu terima saja.”
Kakek Xue sangat keras kepala, perkataannya tidak boleh di ragukan, Caroline Ye menatap ke Mitchell Shao, kemudian ia menerima kado tersebut.
Melihat gelang tersebut dari mata Evelyn An, di banding dengan kondisi ia yang memalukan tadi, ia merasa sangat tersindir, ia menggenggam tangannya dengan erat, merasa sakit hati dengan apa yang terjadi.
Setelah memberi ucapan selamat, semua orang kembali ke meja perjamuan masing-sing.
Istri Kaison meninggalkan meja perjamuan ke arah kamar kecil, dan dilihat oleh Evelyn An, kemudian ia juga langsung mengikutinya ke kamar kecil.
Caroline Ye sendang mengatur kursi roda Mitchell Shao yang duduk di samping, dengan bisikan, ia berkata, “Kamu tadi kok tidak menolak pemberian dari Kakek, gelang ini sepertinya sangat berharga”.
Mitchell Shao melihatnya dari samping, dengan tenang ia berkata, “Pemberian Kakek kamu terima saja.”
Maksud dari ucapan tersebut adalah apabila sudah menerima keuntungan orang lain, jangan pura-pura bersikap seperti kamu yang mengalami kerugian.
“Masalahnya, kado ini dibanding dengan kado yang kita beri, aduh, bukan saya ingin berkata apa-apa, ini kotak kado dari Kakek saja sudah lebih mahal daripada kado yang kamu beri kepadanya, sudah saya bilang tadi alas catur yang kamu beri itu kurang baik, terlalu pelit…..”
“Apa kata mu?”
“Saya bilang kamu pelit! “dengan cuek Caroline Ye mengulangi kalimat yang disebutnya, tatapannya tertuju pada kotak kayu hitam yang diberi, semakin merasa tidak enak hati.
Mitchell Shao mengerutkan keningnya, tanpa sebab ucapan tersebut membuatnya merasa kesal.
Uangnya semua ada pada Caroline Ye, Caroline Ye yang lupa mempersiapkan kado jadinya dia yang mempersiapkan kado, malah ia yang mendapatkan hinaan, kemampuan wanita ini berkata sembarangan semakin hebat sepertinya.
Di depan kaca kamar kecil, Nyonya Xue merapikan bajunya di depan kaca, tidak memperhatikan siapa yang datang dari belakang, saat memutarkan badan ia tidak sengaja menabrak orang tersebut, untuk ia bereaksi dengan cepat menghindar dari orang tersebut, namun tetap menabrak orang tersebut, terbentur kolam air.
“Aduh”
“Maaf, maaf, apakah kamu baik-baik saja? “Nyonya Xue buru-buru mengulurkan tangannya, setelah melihat siapa orang yang ia tabrak, ia merasa bersalah dan melihat, “Nyonya Lu.”
“Evelyn An menundukkan kepala dan melihat gaun, dengan sedikit kesal, ia berkata,
“Saya yang kurang berhati-hati, tidak apa-apa, cuman gaun saya jadi basah.”
“Maaf sekali, gaunnya basah? Coba saya lihat, “Nyonya Xue melihat gaun tersebut, ujung gaunnya sudah basah terkena iar, mungkin karena bahan kain, terlihat dengan jelas bekas sebagian besar kain yang terkena air.
“Tidak apa-apa, saya lap saja.”
“Mana boleh begitu, “Nyonya Xue langsung mengambil keputusan, “Kalau kamu tidak keberatan, bagaimana kamu ikut saya ke ruang ganti, saya sebelumnya sudah mempersiapkan beberapa gaun, saya lihat badan kamu dan saya tidak berbeda jauh, harusnya muat dengan badan mu.”
“Bagaimana saya bisa keberatan.”
Kemudian bedua bersama-sama meninggalkan kemar kecil, menghindari aula perjamuan langsung mengarah ke ruang istirahat di hotel yang sudah dipersiapkan Keluarga Xue, sepanjang jalan, Nyonya Xue tetap merasa tidak enak hati telah menabrak Evelyn An.
“Saya dengar kamu baru melahirkan tidak lama ini, apakah kamu baik-baik saja tadi saya menabrak mu?”
“Tidak apa-apa, mana mungkin saya selemah iti, Saya tidak lama setelah melahirkan sudah ikut Blake kemana-mana, tadi salah saya juga, maksud saya tadi semeja cuman kita berdua yang wanita, dan daritadi juga tidak ada kesempatan untuk ngobrol dengan kamu, tadi saya bermaksud ingin ngobrol dengan kamu, malah terburu-buru jadi tidak memperhatikan kamu yang berbalik badan.
“Bukan cuman kita berdua, ada Nyonya Shao juga kan? “Nyonya Xue tersenyum dengan ramah, “Ngomong-ngomong harusnya kalian berdua harus duduk bersama, bukannya hubungan Keluarga Lu dan Keluarga Shao sangat akrab yah, Kamu dan dia juga sudah mengenal dekat bukan.”
“Dia? “Evelyn An menunjukkan wajah yang kaku, “Sebaiknya jangan berbicara tentang dia, sebenarnya saya seharusnya memanggil ia dengan sebutan “Kakak Ipar” namun…… yasudah, jangan diungkit lagi.”
Dia sengaja ngomong setengah-setengah, alhasil membuat Nyonya Xue semakin penasaran, “Kenapa? Saya lihat orangnya sepertinya sangat baik.”
Wajah Evelyn An terlihat ragu-ragu, namun akhirnya ia berkata,
“Kakak Ipar juga bukan orang luar, sebenarnya saya ceritakan pun tidak bermasalah, Keluarga Lu dan Keluarga Shao memang sudah berhubungan baik selama ini, namun setelah ia keluar dari penjara, dan kami sempat bertemu beberapa kali di beberapa perjamuan, mungkin cara saya berbicara tidak cocok dengan dia, cara berbicara saya terlalu terus terang, sehingga hubungan kedua keluarga menjadi sedikit tegang.”
“Kenapa apa yang terjadi?”
“Gara-gara masalah pernikahan Adik perempuan Keluarga Shao.”
“Saya sudah pernah mendengarkan masalah ini sebelumnya, pernikahan dengan Keluarga Mo?”
“Memang benar, akhirnya tidak tau kenapa sampai di pertengahan jalan tiba-tiba muncul orang ketiga, “Suara Evelyn An sengaja dikecilkan, “Tuan Muda Keluarga Mo, ada hubungan khusus dengan si Caroline Ye.”
“Ini sepertinya tidak mungkin lah, Nyonya Lu, tidak boleh sembarangan bergosip tentang masalah ini seperti ini, “Nyonya Xue bukanlah orang suka menggosipkan orang lain, setelah mendengarkan kata-kata tersebut, dia merasa tidak begitu senang”
“Saya mana berani ngomong sembarangan, bukan hanya Keluarga Mo, sebelum Caroline Ye menikah ke Keluarga Shao, dia sebenarnya sudah bertunangan dengan orang lain, dia itu karena melihat latar belakang Keluarga Shao, makanya dia meninggalkan tunangannya, masalah ini tidak perlu saya yang cerita orang lain juga mengerti.”
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriWaiting For Love
SnowMarriage Journey
Hyon SongUnplanned Marriage
MargerySi Menantu Buta
DeddyInventing A Millionaire
EdisonRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending