Revenge, I’m Coming! - Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu

Caroline Ye tertegun, senyum di wajahnya pun terlihat mandek.

Terlalu sering bersama, terlalu santai juga, ceroboh sesaat itu, membuatnya lupa dengan identitas dirinya.

“Beatrice pernah menceritakan kepada saya.”

“Oh ya? Beatrice pernah bercerita? “ Emily Guan dengan wajah bingung.

Caroline Ye hanya bisa berusaha menjelaskannya,

“Beatrice pernah bercerita bahwa kamu memiliki 7 Abang, dia juga pernah bercerita kalau di keluarga mu itu 7 labu lucu ditambah dengan 1 adik kupu-kupu, dan Abang ke 5 yang paling sayang sama kamu sejak kecil, dari kecil sudah sering berkelahi dengan orang lain demi kamu, setiap kali memukul anak orang sampai memar dimana-mana, orang tua anak yang dipukul akan datang ke rumah, kemudian pasti Abang pertama mu yang menyelesaikan masalah.”

“Iya benar, tidak banyak orang mengetahui cerita-cerita ini.”

Emily Guan tersenyum dengan sedikit terpaksa, mungkin karena terpikir Beatrice Gu.

Saat itu, Caroline Ye agak kesal dengan dirinya karena dia tidak bisa mengatakan identitasnya, dia tidak harus selalu mengingatkannya Emily Guan tentang kesedihannya.

Proses pemotretan terakhir selesai dengan sangat cepat, setelah oke semuanya, Direktur Ji mengumumkan bahwa pemotretan telah selesai, semua orang sudah bisa merapikan barang dan pulang.

Caroline Ye melihat Robert Shao mengambil kesempatan untuk kabur ke pintu masuk saat orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dia kemudian menarik Emily Guan dan menunjuk ke arah yang dia maksud.

Emily Guan langsung paham, ia berteriak berkata, “Kalian cepat berberes, Tuan Muda sudah pergi terlebih dahulu untuk memesan ruang VIP untuk kalian, jangan membiarkan Tuan Muda tunggu kelamaan.”

Setelah perkataannya selesai, Robert Shao terdiam seperti patung berdiri di depan pintu gereja.

Direktur Ji bersandar di kursi, "Hei, Tuan Muda, coba kamu beritahu saya alamat lokasi restorannya, biarkan asisten saya saja yang pergi pesan ruang VIP, nanti kamu berangkat bareng saya saja,”

Robert Shao dengan sedikit terpaksa, berkata, “Saya yang pergi saja tidak apa-apa, lagian saya juga tidak ada pekerjaan yang lain, kalian selesaikan pekerjaan kalian saja.”

“Waduh jangan Tuan Muda, saya tidak membawa mobil, nanti saya ikut kamu ke sana saja? Atau saya sekarang pergi bersama kamu saja,”

Direktur Ji berjalan dengan lenggak-lenggok mengarah ke Robert Shao,

“Pemotretan foto berlangsung seharian, saya sudah lelah sekali, saya sudah tidak sanggup jalan, apalagi diluar juga sedang hujan, sepatu yang saya pakai ini kulit kambing, tidak boleh terkena air, kalau kena air nanti rusak, Tuan Muda mohon bantuannya gandeng tangan saya yah, terima kasih banyak.”

Dari jauh melihat, wajah Robert Shao sudah menghijau.

Sampai mereka berdua berjalan keluar dari gereja, Caroline Ye dan Emily Gu saling menatap, dalam waktu bersamaan mereka tertawa terbahak-bahak.

Ini seperti pepatah mengambil batu menimpah kaki sendiri, akhirnya melihatnya sendiri.

Setelah Asisten Emily Gu selesai merapikan semua barang, ia memanggil, “Kak, sudah boleh pulang?”

Emily Guan melihat ke arah Caroline Ye,

“Kamu nanti kemana, pas sehabis ini saya banyak waktu kosong, bisa sekalian mengantar kamu.”

“Saya ingin pergi ke suatu tempat, kalau kamu tidak ada urusan lain, mau ikutkah?”

“Tempat apa?”

“Nanti saya jelasin sambil jalan, “Berdua berjalan bersama mengarah ke arah pintu keluar gereja, “Kamu masih ingat tentang Perancang yang memenangi juara utama di kompetisi kemarin kah? Miyakawa.”

“Iya.”

“……”

Setelah pemotretan iklan perhiasan Shao’s Corp selesai, Shao’s Corp menggunakan kecepatan tercepat meluncurkan iklan tersebut ke pasar, dengan membeli masa tampilan emas pada layar elektronik di World Trade Center Kota Nan, dalam waktu yang tidak lama, Iklan perhiasan Emily Guan tersebut sudah habis diserbu para perminat.

Caroline Ye sudah sudah sibuk selama seminggu ini, saat sudah tiba di hari jumat malam, dia pulang ke rumah, Mitchell Shao mengingatkannya bahwa besok malam akan acara ulang tahun, dia baru ingat akan hal tesebut.

“Kamu sedang mencari apa?”

Hari sudah malam, Mitchell Shao duduk di atas ranjang, mengangkat kepala dan melihat Caroline Ye sedang berjongkok di depan lemari buku membuka semua laci sepert sedang mencari sesuatu.

“Kado ulang tahun, “Caroline Ye menundukkan kepalanya dari lemari dan menemukan berbagai macam obat supplement di kabinet, dan meletakkannya di lantai, sedang kesusahan memilih kado yang mana yang akan dia beri, "Pergi ke acara ulang tahun orang tua itu tidak mungkin kita pergi dengan tangan kosong."

“Benar katamu, namun yang kamu bongkar itu lemari saya, yang kamu ambil juga barang saya.”

“Besok juga pergi nya ke ulang tahun Pak ketua “Kamu” kan.”

Caroline Ye dengan santai membalas kata-katanya, habis membalas kata-kata tersebut, dia masih sempat memasang buka kasihan, “lagian saya tidak punya uang, tidak ambil kado ulang tahun dari tempatmu, saya mana punya yang untuk beli kado yang bagus.”

“Kalo saya tidak salah mengingat, kartu kredit saya ada di kamu bukan.”

“eh…….”

Caroline Ye tida-tiba kehabisan kata-kata, dan dia mengambil inisiatif untuk berkata lembut kepada nya, “Oh iya saya lupa, minggu ini terlalu sibuk, sebelumnya kamu hanya mengatakannya sekali dan tidak pernah mengingatkan saya lagi, kalau pergi beli sekarang sepertinya sudah tidak keburu? Saya bahkan tidak tahu apa yang disukai mantan Pak Ketua.”

“Dia suka bermain catur.”

“Main catur? “ Caroline Ye terdiam sebentar, tiba-tiba terpikir, “Eh? Kalau tidak besok pagi saya bangun pagian terus ke pasar barang antik untuk cari buku catur, atau permainan lama sejenisnya.”

Mitchell Shao menatapnya dan berkata, “Kakek Ketua sudah berumur 90an, bahkan orang saja sudah tidak dapat melihat dengan jelas, kamu ingin beliau melihat buku catur? Kado sudah saya siapkan.”

“Kado sudah kamu siapkan?”

Caroline Ye dengan wajah tertegun.

Mitchell Shao mengambil kado dari laci di samping ranjang, “Ajudan Xun sudah menyiapkannya.”

“Kenapa kamu tidak bilang daritadi, saya sibuk mencarinya daritadi, “Caroline Ye menghela nafas,

Memakai sandal dan berjalan ke arahnya, “Coba saya lihat apa itu.”

Saat kadonya dibuka, dia langsung merasa tidak tertarik dengan kado tersebut dan menaruhnya kembali, kemudian berkata, “Bukannya itu hanya papan catur rosewood, warnanya juga tidak terlihat mewah, saya kira barang berharga seperti apa, Kamu sepertinya tidak terlalu perhatian mantan Pak Ketua ini.”

Mitchell Shao dengan tenang berkata, “Apabila memberi kado yang terlalu mewah, akan membawa banyak masalah.”

Caroline Ye dengan cepat langsung paham maksudnya, ini bukan dalam dunia mereka berbisnis, dalam dunia politik, orang-orang yang memberikan kado biasanya tidak mau memberi kado yang terlalu mahal, dan penerima juga tidak berani menerima kado apabila kadonya terlalu mewah, sekarang adalah masa-masa gejolak anti-korupsi.

Setelah masalah kado sudah selesai, Caroline Ye naik ke atas ranjang, Mitchell Shao baru ingin mematikan lampu, dia berkata,

“Eh, jangan matikan lampu dulu, ada yang ingin saya tanyakan.”

“Iya, “Mitchell Shao berbalik menghadapnya.

“Dirumah Kakek Xue ada siapa saja? Apakah ada orang yang kita kenal juga, saya juga tidak pernah pergi, sebelum pergi harusnya saya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, kamu jelaskan ke saya dulu, biar nanti saya tidak membuat kamu malu.”

Lihat dari sikap Mitchell Shao, Bapak Ketua Xue ini memiliki kedudukan yang tinggi di Kota Nan, dia tentu tidak ingin membuat lelucon di saat acara ulang tahun berlangsung.

Dan ada satu hal yang ia terpikirkan, Blake Lu dan Mitchell Shao terlahir di satu wiliayah militer yang sama, pasti ada hubungan juga dengan Pak Ketua Xue ini, jadi dalam acara ulang tahun ini, ia pasti akan ketemu dengan Blake Lu, hal ini tidak dapat dihindari.

Mitchell Shao menatapnya dengan lama, tiba mengatakan apa-apa, berbalik badan dan mematikan lampu kamar.”

“Eh, kamu……”

Dalam kegelapan, Caroline Ye sambil mengambil selimut sambil berkata dengan suara kecil, “Dasar pelit, cuman informasi begitu saja tidak dikasih tahu.”

Baru selesai berbicara, Mitchell Shao sudah dengan sangat alamiah memeluknya ke dalam pelukan sendiri, suara ia yang rendah memiliki rasa yang menyegarkan, suara tersebut mengalir masuk ke dalam hati Caroline Ye, bahkan daun telinganya bergetar dengan suaranya, dia berkata,

“Kasih kamu kelas tambahan tidak perlu menyalakan lampu.”

Bahu Caroline Ye menjadi tegang, dia bersandar di dadanya yang gagah tersebut, wajahnya tiba-tiba menjadi merah, dan berkata dengan tersendak-sendak,

“Ke… kelas tambahan juga tidak perlu begitu kali.”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu