Revenge, I’m Coming! - Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
Caroline Ye tertegun, senyum di wajahnya pun terlihat mandek.
Terlalu sering bersama, terlalu santai juga, ceroboh sesaat itu, membuatnya lupa dengan identitas dirinya.
“Beatrice pernah menceritakan kepada saya.”
“Oh ya? Beatrice pernah bercerita? “ Emily Guan dengan wajah bingung.
Caroline Ye hanya bisa berusaha menjelaskannya,
“Beatrice pernah bercerita bahwa kamu memiliki 7 Abang, dia juga pernah bercerita kalau di keluarga mu itu 7 labu lucu ditambah dengan 1 adik kupu-kupu, dan Abang ke 5 yang paling sayang sama kamu sejak kecil, dari kecil sudah sering berkelahi dengan orang lain demi kamu, setiap kali memukul anak orang sampai memar dimana-mana, orang tua anak yang dipukul akan datang ke rumah, kemudian pasti Abang pertama mu yang menyelesaikan masalah.”
“Iya benar, tidak banyak orang mengetahui cerita-cerita ini.”
Emily Guan tersenyum dengan sedikit terpaksa, mungkin karena terpikir Beatrice Gu.
Saat itu, Caroline Ye agak kesal dengan dirinya karena dia tidak bisa mengatakan identitasnya, dia tidak harus selalu mengingatkannya Emily Guan tentang kesedihannya.
Proses pemotretan terakhir selesai dengan sangat cepat, setelah oke semuanya, Direktur Ji mengumumkan bahwa pemotretan telah selesai, semua orang sudah bisa merapikan barang dan pulang.
Caroline Ye melihat Robert Shao mengambil kesempatan untuk kabur ke pintu masuk saat orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dia kemudian menarik Emily Guan dan menunjuk ke arah yang dia maksud.
Emily Guan langsung paham, ia berteriak berkata, “Kalian cepat berberes, Tuan Muda sudah pergi terlebih dahulu untuk memesan ruang VIP untuk kalian, jangan membiarkan Tuan Muda tunggu kelamaan.”
Setelah perkataannya selesai, Robert Shao terdiam seperti patung berdiri di depan pintu gereja.
Direktur Ji bersandar di kursi, "Hei, Tuan Muda, coba kamu beritahu saya alamat lokasi restorannya, biarkan asisten saya saja yang pergi pesan ruang VIP, nanti kamu berangkat bareng saya saja,”
Robert Shao dengan sedikit terpaksa, berkata, “Saya yang pergi saja tidak apa-apa, lagian saya juga tidak ada pekerjaan yang lain, kalian selesaikan pekerjaan kalian saja.”
“Waduh jangan Tuan Muda, saya tidak membawa mobil, nanti saya ikut kamu ke sana saja? Atau saya sekarang pergi bersama kamu saja,”
Direktur Ji berjalan dengan lenggak-lenggok mengarah ke Robert Shao,
“Pemotretan foto berlangsung seharian, saya sudah lelah sekali, saya sudah tidak sanggup jalan, apalagi diluar juga sedang hujan, sepatu yang saya pakai ini kulit kambing, tidak boleh terkena air, kalau kena air nanti rusak, Tuan Muda mohon bantuannya gandeng tangan saya yah, terima kasih banyak.”
Dari jauh melihat, wajah Robert Shao sudah menghijau.
Sampai mereka berdua berjalan keluar dari gereja, Caroline Ye dan Emily Gu saling menatap, dalam waktu bersamaan mereka tertawa terbahak-bahak.
Ini seperti pepatah mengambil batu menimpah kaki sendiri, akhirnya melihatnya sendiri.
Setelah Asisten Emily Gu selesai merapikan semua barang, ia memanggil, “Kak, sudah boleh pulang?”
Emily Guan melihat ke arah Caroline Ye,
“Kamu nanti kemana, pas sehabis ini saya banyak waktu kosong, bisa sekalian mengantar kamu.”
“Saya ingin pergi ke suatu tempat, kalau kamu tidak ada urusan lain, mau ikutkah?”
“Tempat apa?”
“Nanti saya jelasin sambil jalan, “Berdua berjalan bersama mengarah ke arah pintu keluar gereja, “Kamu masih ingat tentang Perancang yang memenangi juara utama di kompetisi kemarin kah? Miyakawa.”
“Iya.”
“……”
Setelah pemotretan iklan perhiasan Shao’s Corp selesai, Shao’s Corp menggunakan kecepatan tercepat meluncurkan iklan tersebut ke pasar, dengan membeli masa tampilan emas pada layar elektronik di World Trade Center Kota Nan, dalam waktu yang tidak lama, Iklan perhiasan Emily Guan tersebut sudah habis diserbu para perminat.
Caroline Ye sudah sudah sibuk selama seminggu ini, saat sudah tiba di hari jumat malam, dia pulang ke rumah, Mitchell Shao mengingatkannya bahwa besok malam akan acara ulang tahun, dia baru ingat akan hal tesebut.
“Kamu sedang mencari apa?”
Hari sudah malam, Mitchell Shao duduk di atas ranjang, mengangkat kepala dan melihat Caroline Ye sedang berjongkok di depan lemari buku membuka semua laci sepert sedang mencari sesuatu.
“Kado ulang tahun, “Caroline Ye menundukkan kepalanya dari lemari dan menemukan berbagai macam obat supplement di kabinet, dan meletakkannya di lantai, sedang kesusahan memilih kado yang mana yang akan dia beri, "Pergi ke acara ulang tahun orang tua itu tidak mungkin kita pergi dengan tangan kosong."
“Benar katamu, namun yang kamu bongkar itu lemari saya, yang kamu ambil juga barang saya.”
“Besok juga pergi nya ke ulang tahun Pak ketua “Kamu” kan.”
Caroline Ye dengan santai membalas kata-katanya, habis membalas kata-kata tersebut, dia masih sempat memasang buka kasihan, “lagian saya tidak punya uang, tidak ambil kado ulang tahun dari tempatmu, saya mana punya yang untuk beli kado yang bagus.”
“Kalo saya tidak salah mengingat, kartu kredit saya ada di kamu bukan.”
“eh…….”
Caroline Ye tida-tiba kehabisan kata-kata, dan dia mengambil inisiatif untuk berkata lembut kepada nya, “Oh iya saya lupa, minggu ini terlalu sibuk, sebelumnya kamu hanya mengatakannya sekali dan tidak pernah mengingatkan saya lagi, kalau pergi beli sekarang sepertinya sudah tidak keburu? Saya bahkan tidak tahu apa yang disukai mantan Pak Ketua.”
“Dia suka bermain catur.”
“Main catur? “ Caroline Ye terdiam sebentar, tiba-tiba terpikir, “Eh? Kalau tidak besok pagi saya bangun pagian terus ke pasar barang antik untuk cari buku catur, atau permainan lama sejenisnya.”
Mitchell Shao menatapnya dan berkata, “Kakek Ketua sudah berumur 90an, bahkan orang saja sudah tidak dapat melihat dengan jelas, kamu ingin beliau melihat buku catur? Kado sudah saya siapkan.”
“Kado sudah kamu siapkan?”
Caroline Ye dengan wajah tertegun.
Mitchell Shao mengambil kado dari laci di samping ranjang, “Ajudan Xun sudah menyiapkannya.”
“Kenapa kamu tidak bilang daritadi, saya sibuk mencarinya daritadi, “Caroline Ye menghela nafas,
Memakai sandal dan berjalan ke arahnya, “Coba saya lihat apa itu.”
Saat kadonya dibuka, dia langsung merasa tidak tertarik dengan kado tersebut dan menaruhnya kembali, kemudian berkata, “Bukannya itu hanya papan catur rosewood, warnanya juga tidak terlihat mewah, saya kira barang berharga seperti apa, Kamu sepertinya tidak terlalu perhatian mantan Pak Ketua ini.”
Mitchell Shao dengan tenang berkata, “Apabila memberi kado yang terlalu mewah, akan membawa banyak masalah.”
Caroline Ye dengan cepat langsung paham maksudnya, ini bukan dalam dunia mereka berbisnis, dalam dunia politik, orang-orang yang memberikan kado biasanya tidak mau memberi kado yang terlalu mahal, dan penerima juga tidak berani menerima kado apabila kadonya terlalu mewah, sekarang adalah masa-masa gejolak anti-korupsi.
Setelah masalah kado sudah selesai, Caroline Ye naik ke atas ranjang, Mitchell Shao baru ingin mematikan lampu, dia berkata,
“Eh, jangan matikan lampu dulu, ada yang ingin saya tanyakan.”
“Iya, “Mitchell Shao berbalik menghadapnya.
“Dirumah Kakek Xue ada siapa saja? Apakah ada orang yang kita kenal juga, saya juga tidak pernah pergi, sebelum pergi harusnya saya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, kamu jelaskan ke saya dulu, biar nanti saya tidak membuat kamu malu.”
Lihat dari sikap Mitchell Shao, Bapak Ketua Xue ini memiliki kedudukan yang tinggi di Kota Nan, dia tentu tidak ingin membuat lelucon di saat acara ulang tahun berlangsung.
Dan ada satu hal yang ia terpikirkan, Blake Lu dan Mitchell Shao terlahir di satu wiliayah militer yang sama, pasti ada hubungan juga dengan Pak Ketua Xue ini, jadi dalam acara ulang tahun ini, ia pasti akan ketemu dengan Blake Lu, hal ini tidak dapat dihindari.
Mitchell Shao menatapnya dengan lama, tiba mengatakan apa-apa, berbalik badan dan mematikan lampu kamar.”
“Eh, kamu……”
Dalam kegelapan, Caroline Ye sambil mengambil selimut sambil berkata dengan suara kecil, “Dasar pelit, cuman informasi begitu saja tidak dikasih tahu.”
Baru selesai berbicara, Mitchell Shao sudah dengan sangat alamiah memeluknya ke dalam pelukan sendiri, suara ia yang rendah memiliki rasa yang menyegarkan, suara tersebut mengalir masuk ke dalam hati Caroline Ye, bahkan daun telinganya bergetar dengan suaranya, dia berkata,
“Kasih kamu kelas tambahan tidak perlu menyalakan lampu.”
Bahu Caroline Ye menjadi tegang, dia bersandar di dadanya yang gagah tersebut, wajahnya tiba-tiba menjadi merah, dan berkata dengan tersendak-sendak,
“Ke… kelas tambahan juga tidak perlu begitu kali.”
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleHis Soft Side
RiseAwesome Guy
RobinLove Is A War Zone
Qing QingCinta Tapi Diam-Diam
RossieCantik Terlihat Jelek
SherinDemanding Husband
MarshallCEO Daddy
TantoRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending