Revenge, I’m Coming! - Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
Dalam sebuah kedai teh lokal yang jaraknya tak jauh dari pameran itu.
Caroline memesan seteko teh bunga, lalu menuangkannya ke dalam cangkir untuk dirinya sendiri dan Simon.
"Jadi sebenarnya dari awal kau sudah mengikutiku datang kemari? Aku tidak salah tebak?"
Tanya Simon sambil membalik-balik katalog desain yang ada di tangannya, wajahnya terlihat sangat tidak senang.
Tadi setelah memperkenalkan identitasnya di pameran, Caroline langsung memberitahu Simon tujuan utamanya datang ke pameran ini adalah untuk membicarakan tentang kerjasama dengan Shao's Corp.
"Kalau aku bilang tidak, Tuan Simon sepertinya juga tidak akan percaya kan?"
"Sulit untuk percaya."
"Kalau begitu kalau tidak menyangkut hal-hal yang lain itu, bagaimana tawaran kerjasama kami menurut Tuan Simon?"
"Karyamu memang benar-benar bagus, tapi aku sudah membuat laporan pada kantor pusat, Shao's Corp. sudah tidak ada dalam daftar rekan kerjasama kami, kalau hanya demi seorang desainer biasa sepertimu, aku tetap tidak bisa mengubah pandanganku terhadap Shao's Corp."
“Oh maaf, aku belum menjelaskannya, Tuan Simon, aku ini ingin bekerjasama dengan Anda bukan sebagai wali dari Shao’s Corp., sekarang aku berdiri di hadapanmu sebagai wali dari IM, semua desain dan karya yang ada dalam katalog yang sedang Anda lihat ini adalah karya dari IM, tidak ada hubungannya sama sekali dengan Shao’s Corp.”
“IM?” Simon kebingungan, “Maaf, aku tidak pernah mendengar perusahaan itu.”
“Bisa dimaklumi, IM baru saja berdiri dua bulan ini, meskipun sudah terdaftar, namun masih saja belum bisa dianggap sebagai perusahaan yang sesungguhnya, dia sekarang hanya ada sebuah toko saja, atau bisa dibilang hanya sebuah gallery saja.”
“Apa?” Wajah Simon berubah seketika, ia membalik-balik katalog itu dengan wajah yang penuh dengan rasa tidak percaya, “Nona Ye, apa Anda sedang bercanda? Apa menurut Anda Coco akan bekerjasama dengan sebuah perusahaan yang baru saja berdiri selama dua bulan?”
“Tentu saja, IM memang tidak punya pengalaman apa-apa, tapi sebelum Anda membuat keputusan, aku ingin menanyakan sebuah pertanyaan pada Anda.” Caroline berkata dengan santai, “Kalau sekarang, dua desainer utama Coco membangun sebuah perusahaan baru, apa Anda akan memilih untuk tidak bekerjasama dengan mereka hanya karena perusahaan mereka tidak berpengalaman?”
Mendengar perkataan Caroline, Simon pun tercengang, kemudian mengerutkan keningnya, “Kenapa aku harus mempercayai perusahaan ini, oh, bukan, apa seorang desainer gallery biasa punya kemampuan yang selevel dengan profesional?”
“Anda bisa melihatnya dari karyanya.”
Caroline berkata dengan percaya diri, “Aku tidak mengandalkan pengalaman atau orang lain, katalog yang kuberikan padamu ini hanyalah sebagian kecil dari karya kami, kurasa karya-karya ini arahnya sama seperti perusahaan kerjasama yang sedang dicari Coco, kami juga memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh perusahaan besar lainnya.”
“Keunggulan apa?”
“Kedatangan Coco akan disambut adil oleh IM, Coco akan berdiri dan duduk sejajar dengan IM, kita bisa menjadi rekan yang adil dan sama tingginya, Coco bukan hanya akan menjadi sebuah seri di bawah naungan merk kami saja, namanya saja aku sudah memikirkannya, kalau kita sudah memutuskan untuk bekerjasama, merek IM boleh langsung berganti nama menjadi IM.Coco.”
Perkataan Caroline ini menggugah hati Simon.
Ada banyak perusahaan perhiasan di negara ini, desainer perusahaan kecil tidak cukup ahli, tapi perusahaan besar juga tidak ingin menutup merk mereka sendiri dengan nama Coco, meskipun Shao’s Corp. sangat menginginkan kerjasama ini, mereka juga hanya ingin memberikan satu seri perhiasan dengan merk Coco saja, oleh karena itu ingin menggabungkan merk Coco dengan merk-merk perusahaan lokal bukanlah hal yang mudah.
“Nona Ye, Anda adalah seorang master negosiasi.”
Mendengar pujian Simon itu, Caroline pun yakin kalau kerjasama ini sudah disetujui.
“Tidak tidak, aku percaya kita akan menjadi rekan kerja yang sangat baik.”
“Aku harus pergi ke gallery mu dulu baru membuat keputusan.”
“Kurasa kau pasti akan menyukainya.”
Caroline meminum tehnya, wajahnya tersenyum cerah.
Tujuan utama Simon datang ke Pameran Perhiasan Yubei ini adalah untuk mencari rekan kerja China Coco, oleh karena itu setelah Caroline mengajaknya bekerjasama, sore itu ia langsung kembali ke Kota Nan.
Simon juga masih tetap heran saat mengetahui Caroline sudah menyuruh Lorena datang untuk menjemputnya di sore itu, "Nona Ye, kau benar-benar punya rasa percaya diri yang tinggi, apa kau seyakin itu bahwa aku akan menyetujui kerjasama kita dan pergi ke IM?"
"Tuan Simon, ada sebuah kalimat kuno yang terkenal di China, yang kalau diartikan kalau kau sangat mengenal lawanmu, kau pasti akan menang, dan aku sudah menghabiskan banyak sekali tenaga dan waktu untuk mengenal diri Anda."
"Oh?" Simon kagum, "Kalau begitu aku juga ingin duduk dan membicarakan hal itu baik-baik di lain kesempatan."
"Pasti."
Setelah Simon naik ke dalam mobil, Lorena pun membawa mobilnya meninggalkan Miyun.
Simon tidak bertanya banyak mengenai identitas lain Caroline yang ia sembunyikan, ia adalah seorang pria yang gentleman dan punya banyak pengalaman, ia sangat menghargai orang yang bisa menjaga rahasianya dengan baik.
Setelah mengantar Simon pergi, tujuan Caroline datang ke tempat itu juga sudah tercapai, rencananya berjalan lebih mulus dari yang ia kira, awalnya ia mengira ia masih harus sedikit mengeluarkan tenaga lebih banyak lagi, tapi tak disangka setengah hari saja sudah cukup.
Karena masih ada banyak waktu, dia pun berjalan-jalan mengelilingi Desa Miyun, saat ia berjalan sampai ke sebuah rumah tua, langkah kakinya pun terhenti.
Di pintu kayu hitam itu terpasang sebuah papan bertuliskan "Rumah Keluarga Cheng", kelihatannya masih baru, sepertinya sering ada orang yang datang ke sini untuk mengecatnya.
Caroline melihat-lihat sekelilingnya sesaat, meyakinkan kalau di sekitar situ tidak ada orang, lalu ia pun mengeluarkan sebuah kunci yang tersimpan di sela-sela kecil di bawah tangga yang ada di depan pintu, lalu membuka gembok pintu itu.
“Krekkk” suara pintu itu terdengar seperti gesekan bangunan bersejarah yang terbuka, lantai yang terbuat dari bebatuan itu diselimuti dengan lumut-lumut hijau, rumput-rumput yang ada di halaman sudah sangat rimbun, pepohonan di sana juga sudah dipenuhi dengan buah-buah stroberi yang merah merona.
Ia berjalan melewati halaman, kenangan masa kecil Caroline tentang ibu dan keluarga ibunya terkunci dalam rumah itu.
Stelah neneknya meninggal, rumah ini sudah tidak ditinggali orang lagi, ayahnya menyuruh seseorang untuk merawat rumah ini dengan baik, namun sebenarnya orang itu hanya datang setahun dua kali untuk membersihkannya saja, pintu rumah itu terkunci, Caroline tidak masuk ke dalam, ia hanya berdiri di halaman, mengingat-ingat kenangan masa lalunya saat dirinya berlari-lari di rumah itu.
“Nona Ye, memasuki rumah orang tanpa ijin di siang bolong seperti ini, rasanya tidak pantas kan?”
Sebuah suara yang tak asing terdengar dari belakangnya, Caroline terkejut lalu membalikkan badannya.
Gerald yang mengenakan kaos putih dan celana hitam casual berdiri di depan pintu, memandangi Caroline dengan sangat curiga.
"Kau?" Caroline menghela nafasnya, lalu menjelaskan, "Aku hanya merasa halaman ini sangat bagus, makanya aku datang untuk melihat-lihat."
"Jadi, tadi kau juga merasa sela-sela tangga di depan pintu tadi itu juga menarik makanya kau jongkok untuk melihat-lihat, lalu kau juga kebetulan merasa lubang di tangga itu menarik makanya kau menjulurkan tanganmu, lalu kebetulan juga ada kunci di sana dan kau membuka pintu ini?"
"Kau membuntutiku?"
"Iya, aku membuntutimu." kata Gerald langsung, "Aku curiga kau mendekati Emily karena kau bermaksud lain, oleh karena itu aku membuntutimu."
"Jadi, apa yang kau temukan?" Caroline tetap tenang, bahkan tertawa, “Kau hanya menemukan kalau aku masuk ke rumah ini? Apa hubungannya rumah ini dengan Emily? Kenapa kau begitu peduli padanya?”
Wajah Gerald berubah canggung, lalu dengan tidak senang ia berkata,
“Tak usah berputar-putar, rumah ini adalah rumah nenek Beatrice kan? Apa hubungannya kau dengan Beatrice Gu?”
Caroline mengerutkan keningnya, lalu berkata,
“Menurutmu?”
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldMy Tough Bodyguard
Crystal SongLove and Trouble
Mimi XuBehind The Lie
Fiona LeeHalf a Heart
Romansa UniverseRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending