Revenge, I’m Coming! - Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama

“Ini babak final Kompetisi Creative Jewelry Design Kota Nan edisi ke-19, saat ini kami akan segera mempersilahkan seratus hadirin, yang semuanya merupakan ahli dalam industri perhiasan, untuk mengikuti pemungutan suara.”

Kamera televisi menyorot seluruh sudut panggung. Selain Adele Chen, kontestan asal Singapura yang sudah mengundurkan diri, tiga desainer lain sudah selesai melakukan presentasi. Pembawa acara wanita kini berdiri menghadap kamera siaran langsung dan menjelaskan aturan pemungutan suara,

“Sekali lagi saya jelaskan tata cara pemungutan suara babak final. Suara setiap hadirin yang ada disini bernilai satu poin dan memegang persentase dua puluh persen dari total nilai akhir. Suara tim juri, setelah satu nilai tertinggi dan satu nilai terendah diabaikan, akan ditotal dan dirata-rata. Ini akan memegang persentase enam puluh ersen dari total nilai akhir. Terkahir, tamu kehormatan kita, Nona Emily Guan, memiliki hak spesial menambah lima poin bagi salah satu kontestan.”

Suara pembawa acara terdengar sampai ke belakang panggung. Di ruang dandan, Jenny Sheng sedang bermain ponsel dan melihat komentar-komentar di media sosial.

“Desainer itu benar-benar agak sial. Kebocoran desain ini tidak berhubungan sama sekali dengan dirinya, tetapi dia malah dimaki habis-habisan dan dijadikan kambing hitam di media sosial.”

Itu suara Dylan Bai. Jenny Sheng membaca sekilas postingan-postingan yang ada di layar ponselnya, semuanya makian untuk Miyakawa.

Setelah Adele Chen mengundurkan diri dari kompetisi, akun media sosial resminya langsung memposting pernyataan. Dalam postingannya, Adele Chen blak-blakan menjelaskan alasan pengunduran dirinya: karyanya dibocorkan orang lain. Ia akan menutut pihak berwenang untuk melakukan investigasi menyeluruh.

Ada pepatah kuno: Satu lemparan batu bisa menggerakan lautan yang luas.

Di babak final ini tersisa empat kontestan, dan hanya karya Jacqueline He dan Miyakawa yang belum bocor. Para pengguna media sosial membongkar kisah masa lalu Miyakawa yang pernah ketahuan menjiplak karya orang lain. Artikel dan postingan yang bernada negatif tentang Miyakawa muncul tanpa henti dan setiap detik disebarluaskan ratusan ribu orang.

“Untung kita berdua tidak ada hubungan apa-apa dengan dia. Kak, sudahlah jangan lihat media sosial lagi, sebentar lagi kamu harus naik ke atas panggung untuk menerima trofi. Sekarang kan tinggal tersisa satu lawan, bagaimanapun juga hadiah pasti akan jatuh ke tangan kita.”

Caroline Ye menatap Dylan Bai tanpa kesal, “Kamu mengapa begitu percaya diri dan tidak punya niat sedikit pun untuk maju?”

“Aku sudah puas dengan apa yang kita punya.” Dylan Bai kemudian menatap wanita yang daritadi menangis tersedu-sedu di pojok, “Bisakah tidak menangis lagi? Tangismu sungguh mengganggu.”

Wanita itu sepertinya kaget. Tangisnya semakin menjadi-jadi.

“Dylan Bai, lebih baik kamu ambilkan minum untuknya.”

“Oke, tapi sebenarnya ini merepotkan, lebih baik kita langsung antar dia ke kantor polisi saja.”

Setelah Dylan Bai pergi, Caroline Ye berdiri dan berjalan ke arah wanita itu. Ia membungkukkan badan, “Ran Zhao, toko perhiasan Shao’s Grup sudah tidak menginginkan kamu lagi. Aku yakin Jacqueline He tidak ingin memiliki hubungan apa pun denganmu lagi. Kalau kamu mau segera mengaku dan menaati apa yang aku suruh, setelah urusan ini berakhir nanti aku akan bantu kamu mencari pekerjaan di luar industri perhiasan. Kamu bisa mulai dari awal lagi."

Ran Zhao menghentikan tangisnya. Ia mengangkat wajah putihnya, lalu dengan waspada berkata, “Atas dasar apa aku bisa memercayaimu?”

“Atas dasar Shao’s Group adalah punya keluargaku.”

Caroline Ye tersenyum menatapnya.

Wajah Ran Zhao pelan-pelan memucat.

Panggung babak final.

“Sekarang ketiga finalis yang semuanya sama-sama berbakat sudah naik ke atas panggung. Ini kesempatan terakhir untuk berkampanye, silahkan masing-masing finalis secara berurutan mengajak hadirin, juri-juri, dan tamu kehormatan Emily Guan untuk memilih dirinya.”

Jacqueline He adalah yang pertama berbicara, “Anda semua tahu saya dari dulu sudah mengalami banyak, penjiplakan karya......”

Sekalinya ia berbicara, mata hadirin semua langsung tertuju pada Miyakawa.

Ini jelas pernyataan yang ditujukan untuk membongkar keburukan masa lalu kandidat lain sekaligus mengguggah hati hadirin.

Kini giliran Kinagawa, yang berdiri rapat di sebelah Jacqueline He. Di tengah keriuhan hadirin, Kinagawa mengambil mikrofon dan suaranya yang mirip anak muda terdengar, “Terima kasih atas dukungan semuanya. Hasil akhirnya bagaimana, saya hanya berharap Anda semua menilainya dari perspektif keahlian masing-masing. Bagi saya, keadilan adalah yang terpenting dalam sebuah kompetisi.”

Dibanding kampanye Jacqueline He yang panjang lebar, kampanye Kinagawa luar biasa pendek. Ia menggembang mikrofon kurang dari setengah menit. Inti dari kampanyenya hanya satu kata: keadilan. Mendengar kata “keadilan” keluar dari mulut seorang penjiplak, hadirin bertanya-tanya.

Caroline Ye menatap Jacqueline He dari atas ke bawah. Ia tenang, wajahnya sangat bersemangat seperti biasa. Ia benar-benar menarik.

Pantas saja dalam waktu yang sesingkat ini ia bisa merebut Blake Lu dari Evelyn An.

“Bagaimana dengan Desainer Ye?”

Kata-kata pembawa acara menarik kembali fokus Caroline Ye. Ia mengumpulkan konsentrasi, menatap hadirin dengan tersenyum, lalu berkata dengan tenang: “Saya pikir apa yang dikatakan Guru Kinagawa benar, hal terpenting dalam suatu kompetisi adalah keadilan. Ini kompetisi desainer ahli, bukan audisi aktor, jadi yang diperlukan adalah komen dan kritik yang berdasar pada keilmuan. Untuk hasil akhir, saya yakin setiap juri bisa memberi saya nilai yang memuaskan.”

Tepuk tangan langsung membahana ke segala sudut ruangan.

Setelah sesi kampanye dan sesi pemungutan suara, kini tiba saatnya sesi penghitungan suara.

Layar besar langsung menampilkan hasil penghitungan suara komputer. Lampu di ruangan sangat menyilaukan layaknya lampu mobil di tengah kegelapan total.

Berbeda dengan Jacqueline He dan Kinagawa yang memandang serius kompetisi ini, Caroline Ye agak santai. Ia selalu tenang sepanjang kompetisi berlangsung, bahkan kali ini ketika menatap layar besar ia terlihat sedang memikirkan hal lain.

Hingga detik terakhir, layar besar berhenti bergerak. Para hadirin bertepuk tangan sangat meriah.

Kinagawa jauh di depan dengan skor 98.

Ketika hasil akhir keluar, Kinagawa langsung menatap Caroline Ye dengan wajah tidak percaya. Meskipun ia berhasil masuk ke babak final, tetapi sebelum hasil akhir keluar ia tidak pernah berani memperkirakan seberapa besar kemungkinan kompetisi ini bisa berlangsung adil. Semua kompetisi besar pasti ada orang yang memanipulasi, seperti halnya orang seperti Caroline Ye yang tiba-tiba bisa masuk babak final bersamanya. Ia benar-benar terkejut dengan hasil akhir ini.

Caroline Ye hanya tersenyum tipis, ia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Kompetisi Creative Jewelry Design Kota Nan sudah berlangsung sembilan belas tahun dan terkenal dengan keadilannya. Hasil akhir kompetisi ini bahkan diakui oleh merek-merek besar di seluruh dunia. Jadi tingkat keadilan kompetisi ini tidak perlu dipertanyakan lagi.

Wajah pembawa acara sungguh bersemangat, “Hasil telah keluar. Setelah melalui acara pemungutan suara yang diikuti seratus hadirin dan tujuh juri, nilai ketiga desainer adalah sebagai berikut. Jacqueline He mendapat poin 87, Caroline Ye mendapat poin 90, dan Kinagawa mendapat poin 98. Tidak diragukan lagi, juara satu kompetisi ini sudah diketahui!”

Di tengah tepuk tangan hadirin yang meriah, pembawa acara memberi gestur berhenti, “Tetapi jangan lupa, kami masih punya seorang tamu kehormatan. Nona Emily Guan memiliki hak khusus menambah lima poin dan ini bisa menentukan siapa yang jadi juara kedua!”

Tatapan hadirin langsung mengarah pada Emily Guan.

Jacqueline He tegang, ia menatap Blake Lu yang duduk di bawah panggung.

Blake Lu membalas tatapan itu. Ia terlihat sangat bernafsu menunggu apa yang terjadi selanjutnya.

Sebelum kompetisi, orang-orang Perusahaan Perhiasan Kota Qing sudah banyak berinteraksi dengan Emily Guan. Mereka bahkan berhubungan cukup akrab. Kalau kali ini wanita itu memutuskan memberi poin tambahan pada Jacqueline He, Gu’s Corp pastinya nanti akan ikut berpartisipasi dan berinvestasi dalam banyak film. Pada waktunya nanti Jacqueline Hu akan menjadi pemeran wanita utama.

Salah satu film disutradarai oleh seorang sutradara terkenal. Emily Guan sudah lama berinisiatif mengincar sutradara itu, tetapi ia belum juga berhasil.

Keduanya sama-sama menatap Caroline Ye. Ia tahu apa yang akan terjadi. Ia tersenyum dingin dan teringat sebuah kiasan—ular dan tikus dalam satu kandang yang sama.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu