Revenge, I’m Coming! - Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah

Emily Guan berdiri dari kursi tamu kehormatan. Ia memakai gaun berwarna ungu muda yang bermotifkan bintang. Bintang-bintang itu kelap-kelip terkena sinar lampu.

Ia memegang mikrofon dan tersenyum kecil. Suaranya terdengar sangat lembut dan jelas, “Dalam urusan desain perhiasan saya tidak terlalu ahli, tetapi saya punya seorang teman baik yang sangat lihai dalam bidang ini dan saya belajar cukup banyak hal darinya. Karya ketiga finalis semuanya cukup baik, dan karya Tuan Kinagawa sungguh fenomenal.”

Di tengah tepuk tangan hadirin, Kinagawa dan Emily Guan saling bertatapan dan menunjukkan gestur menyapa.

“Sisa karya dua finalis lagi, mungkin karena saya perancang kostum drama dan tertarik pada ornamen kuno, saya lebih suka karya Desainer Ye. Lima poin tambahan ini saya berikan pada Caroline Ye.”

Layar besar secara otomatis langsung menambah lima poin untuk Caroline Ye. Total poinnya kini 95. Ia dan Kinagawa jauh mengungguli Jacqueline He di depan.

Tepuk tangan kembali membahana.

Raut wajah Jacqueline Ye berubah. Ia kini menatap Blake Lu dengan gundah.

“Dengan ini maka babak final Kompetisi Creative Jewelry Design Kota Nan edisi ke-19......”

“Tunggu.”

Pria di bawah panggung tiba-tiba memotong kata-kata pembawa acara.

Blake Lu berdiri di bawah panggung, lalu berkata dengan nada tinggi, “Kompetisi besar semacam Kompetisi Creative Jewelry Design bagaimana mungkin bisa memberi gelar juara satu pada seseorang yang menjiplak karya orang lain? Hasil semacam ini bisa menyakiti hati semua desainer yang bergerak dalam bidang desain perhiasan.”

Sebelum acara ini, isu Kinagawa menjiplak karya orang lain sudah menyebar di internet. Tetapi karena semua hadirin yang datang ke acara ini adalah desainer perhiasan terkemuka, mereka tidak terpengaruh sama sekali dengan isu tidak berbukti ini.

Tetapi sekarang, Blake Lu selaku sponsor acara ini mengungkapkan keberatannya.

Mendengar kata-kata Blake Lu tadi, Caroline Ye langsung merespon, “CEO Lu, kamu jangan berbicara asal seperti ini. Ini siaran langsung, ini akan berpengaruh pada imej desainer perhiasan kedepannya.”

Blake Lu menatapnya sinis, “Aku bertanggung jawab penuh pada kata-kataku barusan. Awalnya aku juga tidak begitu paham, tetapi isu Kinagawa menjiplak karya orang lain memang benar adanya dan pengadilan sudah mengeluarkan putusan. CEO Smeda Group lah yang memberitahukanku hal ini. Aku juga sudah melihat lembar putusannya, aku bisa membacakannya di hadapan para hadirin sekarang juga.”

Blake Lu kemudian menghadap kanan, dan satu detik berikutnya, entah siapa yang bertugas di belakang panggung, layar besar yang sebelumnya menampilkan hasil pemungutan suara kini menampilkan surat putusan berwarna merah terang. Di atas surat putusan itu tertulis “Desainer Smeda Group, Kinagawa, terbukti menjiplak karya desainer Shao’s Corp, Jacqueline He.”

Ruangan itu kini riuh tidak terkendali, semua hadirin saling berbicara satu sama lain.

“Nona Caroline adalah bagian dari Shao’s Corp, kejadian ini kamu tidak mungkin tidak tahu kan? Untuk apa kamu membantu seseorang yang sudah menjiplak hasil karya kamu dan perusahaanmu sendiri?”

Blake Lu menatap Caroline Ye dengan tatapan mencemooh.

Caroline Ye menatap balik Blake Lu dengan tenang. Nada bicaranya dingin, “Setiap orang punya akal sehatnya sendiri dalam menilai suatu hal adil atau tidak. Pengadilan juga belum tentu benar. Kenapa kamu tidak bertanya pada Desainer He mengapa ia tiba-tiba keluar dari Shao’s Corp?”

Sebelum para hadirin selesai mencerna maksud dari kata-kata itu, Kinagawa yang dari tadi dia akhirnya buka suara, “Saya tidak menjiplak.”

Pandangan hadirin kini tertuju ke wajah Kinagawa.

“Kalau kalian rela meluangkan waktu sejenak untuk mendengar apa yang terjadi sebenarnya, saya bisa jelaskan tuntutan hukum beberapa bulan yang lalu itu sekarang. Buku putusan ini memang asli adanya, tetapi saya tidak puas dengan keputusan pengadilan dan sudah mengajukan banding.”

Kinagawa menatap Caroline Ye sekilas. Setelah mendapat dukungan dari wajah wanita itu, ia melangkah maju tanpa takut. Ia menjelaskan, “Saya kalah karena saya dulu memberi draf rancangan saya pada Jacqueline He. Saat itu saya sangat miskin, bahkan komputer saja tidak mampu beli, jadi saya tidak punya salinan apa-apa. Saat itu saya memberi semua draf rancangan pada Jacqueline He, tetapi untungnya saat ini saya sudah berhasil mendapatkan semua itu kembali.”

Dari samping panggung seorang wanita yang memakai masker menyerahkan draf rancangan dan lembar bukti keaslian ke tangan Kinagawa. Pria itu langsung memperlihatkan draf rancangan pada hadirin, “Saya sudah meminta lembaga pengecek keaslian untuk melakukan verifikasi. Hasilnya, dilihat dari tanggal pelukisan, rancagan saya dibuat lebih awal dan rancangan Jacqueline He dibuat lebih akhir. Kesimpulannya, Jacqueline He lah yang menjiplak karya saya, bukan sebaliknya.”

Arah tiupan angin kini berpindah. Para hadirin dan juri terperangah kaget, mereka tidak percaya ada konspirasi semacam ini.

Wajah Jacqueline He langsung pucat. Ia menatap Blake Lu dengan tidak berdaya, “Bukan saya yang menjiplak, Kinagawa lah yang memfitnah saya.”

“Siapa yang tahu lembar bukti keaslian itu asli atau palsu?” Wajah Blake Lu dingin, “Jadi logika berpikir Kinagawa adalah asal ambil saja satu lembar bukti keaslian dan itu otomatis membuat putusan pengadilan jadi tidak valid?”

Kinagawa tidak terima dengan kalimat ini. Ia membalas, “Saya bukan sedang berusaha membuat putusan pengadilan jadi tidak valid hanya dengan selembar bukti keaslian. Saya sedang bilang saya sudah mengajukan banding.”

“Apa banding itu kamu menangkan? Kalau semua orang seperti kamu, kalah banding lalu membela diri tidak bersalah, maka semua tahanan yang ada di penjara di seluruh Kota Nan bisa dilepaskan.”

“Kamu......”

“CEO Lu, kamu jangan kelewatan membela desainer milik perusahaanmu sendiri.”

Suara Caroline Ye terdengar sangat tenang dan jelas. Suara ini seolah langsung mengendalikan keributan di panggung dalam sekejap. Kharisma dirinya langsung membuat semua orang mengalihkan tatapan ke wajahnya. Ia melanjutkan kalimat, “Desainer Kinagawa sudah bilang, ia kalah di pengadilan karena saat itu buktinya tidak cukup. Sekarang buktinya sudah ada di tangannya dan ia sanggup membuktikan adanya skandal di balik kasus penjiplakan itu.”

Blake Lu terperangah. Ia dalam hati kira-kira sudah paham apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ia jelas tidak bisa saat itu juga menginterogasi Jacqueline He. Ia hanya bisa memperingatkan Caroline Ye dengan suaranya yang berat, “Untuk apa kamu membela lawanmu sampai seperti ini? Kamu jangan lupa kamu orang Shao’s Corp. Memfitnah mantan desainer Shao’s Corp sebagai seorang penjiplak memang bisa membawa keuntungan apa bagi Shao’s Crop?”

Kata “Shao’s Corp” ia tekankan dalam nada bicaranya seolah sedang membongkar identitas lain Caroline Ye yang tidak diketahui publik.

Hadirin menatapnya lekat-lekat, sementara Caroline Ye hanya mengangkat alis dengan santai, “CEO Lu jangan mengungkit hal lain. Kala itu Shao’s Corp curiga Jacqueline He menjiplak karya orang lain, jadi buru-buru menarik semua karyanya dari pasar, meminta konsumen yang sudah terlanjur membeli melakukan retur, dan memecat dia. Kalau bukan karena kebocoran karya hari ini lagi-lagi berhubungan dengan dirinya, kita sebenarnya juga tidak punya bukti yang benar-benar membuktikan dia penjiplak.”

Para juri saling bertatapan satu sama lain. Keriuhan di bangku penonton semakin menjadi-jadi.

“Kebocoran karya hari ini juga berhubungan dengan Jacqueline He?”

“Ini benar atau bohong? Dia berani melakukan hal ini?”

“......”

Wajah Jacqueline He memerah, ia menunjuk batang hidung Caroline Ye sambil memaki, “Omong kosong apa lagi ini? Kamu punya bukti tidak? Berani-beraninya berkata seperti ini, dasar kamu pemfitnah.”

“Kalau tidak ada bukti saya tidak mungkin berani membawa-bawa nama perusahaan.” Caroline Ye tersenyum dingin sambil menatap Jacqueline He sekilas. Ia kemudian menghadap bangku penonton, lalu dengan percaya diri berkata, “Hari ini yang hadir banyak dan saya sebenarnya tidak ingin kejadian ini mengganggu jalannya kompetisi. Tetapi, karena ada maling yang berteriak maling, kita tidak boleh diam saja dan ikut-ikutan maling itu memperlakukan orang baik dengan tidak baik bukan? Saksi hidup dan bukti barang kami dua-duanya benar-benar punya.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu