Revenge, I’m Coming! - Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)

Kata-kata ini ibarat sebuah tangan yang mengenggam keras hatinya Caroline Ye. Wajahnya tiba-tiba memutih. Untungnya kilauan cahaya menyembunyikannya dan tidak dapat dilihat oleh mata Michell Shao.

“Betul sekali, aku pernah mencoba melewati pintu neraka,”di hadapannya, dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan sedikit mengalihkan pandangan matanya. “ Tiga tahun di penjara, bukankah sama seperti mencoba melewati pintu neraka?”

Penjelasan ini masuk akal, Caroline Ye menjadi tenang dan berkata, “Lagi pula aku tidak mau melakukan pekerjaan dokter lagi.”

Satu kata “Aku tidak mau melakukannya” menghentikan sebagian besar pertanyaan Mitchell Shao.

Bukankah begitu? Jika dia tidak mau melakukannya, masih bolehkah kamu untuk memaksa dia melakukannya? Bahkan jika ada keraguan di hati, tapi dia tidak bisa menanyakannya keluar.

“ Setelah bertahun-tahun belajar dengan susah payah, jika kamu mengatakan kamu tidak ingin melakukannya, bukankah itu sangat disayangkan?”

“Bagaimana denganmu?”

Pandangan mata Caroline Ye jatuh ke atas selimut. “Apakah kamu akan menjadi kader sipil di wilayah militer seumur hidup? Karena orang lain berpikir kamu hanya bisa melakukan ini, maka kamu hanya melakukan ini?”

Wajah Mitchell Shao perlahan memudar setelah mendengar ucapannya, “Jangan terlalu banyak bertanya tentang hal-hal yang seharusnya tidak kamu tanyakan. Ada beberapa hal yang kamu tahu terlalu banyak. Tidak ada sedikit pun keuntungannya untukmu.”

Matanya sangat dingin, seolah-olah seperti belati yang bersinar dengan cahaya dingin yang diarahkan di leher Caroline Ye. Dia kaget sampai mengeluarkan keringat dingin dan tiba-tiba tidak bisa berkata-kata.

Mitchell Shao menatapnya dalam-dalam matanya lalu menyelipkan buku di rak di kepala tempat tidur kemudian tidur.

Sampai di ruangan terdengar suara nafas yang sangat tenang dan setabil. Sangat hening seolah-olah baru saja tidak ada apa pun yang terjadi. Dia kemudian menarik nafas lega, seluruh telapak tangannya penuh dengan keringat dingin , dia sudah tidak ada mood lagi untuk menggambar. Maka dia mematikan komputernya dan pergi ke ranjang untuk tidur.

Sebenarnya, selama tidak peduli terhadap urusan Mitchell Shao, dia adalah orang yang sangat enak diajak berbicara. Hari ini dia menyentuh dan menyinggung perasaannya Mitchell Shao, sebenarnya dia melakukannya secara tidak disengaja. Dia hanya penasaran tentang sesuatu hal, jadi dia berani mengambil resiko membuatnya marah dengan menguji reaksinya seperti apa.

Di malam hari, Caroline Ye tidur dengan nyaman seperti biasa. Ketika ada sesuatu yang hangat menyentuh hidungnya, dia terkaget dan membuka matanya perlahan.

Di matanya yang masih mengantuk, dia melihat dua bulu mata yang panjang dan lentik, dengan alis tebal di atasnya dan hidung yang mancung di bawahnya. Mengkonfirmasi bahwa dia tidak salah lihat, dia menarik wajahnya mundur dengan hati-hati.

Jika Mitchell Shao tahu tentang itu, dia akan mendorong dirinya keluar dari tempat tidur. Kejadian itu sangat menegangkan.

Setelah pindah kembali ke tempat yang aman, Caroline Ye sudah tidak bisa tidur lagi. Dia menatap wajah di sisinya dan entah bagaimana dia jadi memikirkan tubuhnya yang baik ketika dia memandikannya setiap hari. Tiba-tiba dia mulai gelisah.

Ada aroma air sabun samar di udara, datang dari tubuhnya Mitchell Shao, wangi misterius yang bersih dan menyenangkan.

Dia adalah pria stereotip di luar dan yang bahkan menolak untuk menggunakan sabun mandi. Dia bersikeras menggunakan sabun merek traditional buatan dalam negeri. Warnanya oranye kekuningan dan bentuknya sedikit transparan. Setelah membasuh tubuhnya, hampir tidak ada aroma yang tercium.

Caroline Ye yang sering mencium berbagai macam jenis parfum di sekeliling kantornya, membuatnya pusing bagaikan hampir muntah , jadi ketika dia mencium aroma yang samar-samar setiap hari sebelum dia tidur, dia selalu merasa menikmatinya.

Dilihat baik-baik, wajah Mitchell Shao sangat lembut. Tidak tahu apakah itu karena cahaya. Bahkan pori-porinya tidak bisa dilihat. Rambunya sudah beberapa hari tidak ditata, sekarang terurai di dahinya dengan tenang, menutupi sebagian besar kelopak matanya.

Caroline Ye tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangannya dan dengan lembut mengusap rambutnya.

Tiba-tiba pergelangan tangan itu dipegang oleh tangan besar. Mata yang sebelumnya tertutup rapat dengan tenang tiba-tiba membuka dan menatapnya dengan tenang, dia tak mengucapkan sepatah kata pun, dia sepertinya menunggu penjelasan.

Caroline Ye berteriak kaget, dan jantungnya berdetak kencang.

“Kamu ... Jangan salah paham. Aku tidak ingin melakukan apa pun padamu. Aku hanya melihat rambutmu terlalu panjang dan menutupi matamu. Aku hanya mengusap rambutmu.”

Meskipun alasannya yang lemah itu benar, tapi dia tidak percaya dan wajahnya mulai marah.

Mitchell Shao tidak melepaskan tangannya, menatapnya sejenak, dan tiba-tiba menariknya ke tubuhnya.

Wajah Caroline Ye berubah dan dia menatapnya dengan mata melotot, bahkan dia sudah lupa untuk melawan.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu