Revenge, I’m Coming! - Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja

"Sepertinya Nona Ye sangat mengenal Miyun, aku ingin pergi bersama Nona Ye, dengan begitu aku bisa mendengar banyak cerita menarik tentang Miyun."

Melihat Simon yang berlagak serius, Caroline pun tertawa,

"Dengan senang hati."

Seniman perlu sesuatu yang baru, oleh karena itu mereka sering berjalan-jalan keliling dunia, mereka menyukai kehidupan yang lebih berwarna, bukan hanya kehidupan dirinya sendiri, tapi juga kehidupan orang lain, mereka sangat suka mendengarkannya.

Yang diinginkan Caroline memanglah reaksi Simon yang seperti ini.

Di pertengahan musim panas, di malam yang sudah larut, sang bulan bersinar terang.

Saat Mitchell pulang ke rumah dan tidak menemukan Caroline, barulah ia teringat kemarin malam dia sudah memberitahunya kalau malam ini dia akan dinas keluar kota.

"Bibi Zhou, Caroline kali ini dinas ke mana?"

"Nyonya Muda pergi ke Miyun."

Bibi Zhou membereskan ranjang Mitchell, di bawah bantalnya ia menemukan sesuatu berbentuk kotak yang dipress, di tengahnya ada sebuah lingkaran yang menonjol keluar, Bibi Zhou pun mengerutkan keningnya, lalu membungkus barang itu di antara selimut-selimut dan sprei kasur yang akan digantinya.

"Tuan Muda, aku akan memanggilkan pembantu untuk membantu Anda mandi."

"Iya."

Mitchell menganggukkan kepalanya sambil melihat buku tentara yang ada di tangannya dengan sedikit melamun.

Tak tahu kenapa, kalau tak ada Caroline, kamar ini terasa sedikit kosong.

Pembantu itu sudah selesai menyiapkan air hangat di kamar mandi,

"Tuan Muda, airnya sudah siap."

Mitchell pun tersadar, lalu meletakkan bukunya di meja, "Baik, dorong aku ke dalam."

Saat menggosok tubuh Mitchell, si pembantu itu meraba dada Mitchell, dan mukanya memerah, tiba-tiba suaranya merendah, "Tuan Muda, aku tak pernah melihatmu berolahraga, tapi kenapa badanmu sebagus ini."

Mitchell pun menghentikan tangan si pembantu yang mulai senonoh itu, dan berkata,

"Kau boleh keluar sekarang."

Pembantu itu terkejut, "Tuan Muda......"

Melihat Mitchell tak bereaksi apa-apa, pembantu itu pun memeluknya dari belakang tiba-tiba, "Tuan Muda, aku sudah lama suka pada dirimu, hari ini Nyonya Muda tidak ada di rumah, kabulkanlah permintaanku kali ini saja."

Wajah Mitchell mendingin, suaranya yang berat itu bergema di seisi kamar mandi,

"Aku tidak suka mengucapkan hal yang sama dua kali."

Tangan pembantu itu memeluknya semakin erat, tak ingin melepaskannya sama sekali, ia mengangkat kepalanya lalu menciumi leher dan dagu Mitchell dengan paksa, baru saja bibir sang pembantu hampir menyentuh dagunya, terdengar suara cipratan air yang sangat keras dari kamar mandi, ditambah dengan teriakan sang pembantu yang sangat menusuk telinga.

Mitchell mencekik leher pembantu itu dengan satu tangannya, suara si pembantu itu pun tersendat dalam tenggorokannya, ia berusaha keras untuk melepaskan cekikan itu, namun tak sedikitpun suaranya keluar dari mulutnya.

Mukanya mulai membiru, kedua bola matanya hampir terlepas dari wajahnya, ia menatap Mitchell dengan tatapan yang takut dan pasrah.

Tak lama kemudian, saat si pembantu sudah hampir kehabisan nafasnya, Mitchell pun melepaskan cekikannya.

Dan pembantu itu terjatuh ke lantai kamar mandi.

"Keluar."

Satu kata yang terdengar sangat sadis itu terngiang di seisi kamar mandi, pembantu itu terkaget, lalu segera keluar dari kamar mandi.

Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi sejak kakinya lumpuh, tapi sepertinya belum pernah sampai membuatnya sekesal hari ini, tak tahu sejak kapan, ia bahkan sangat tidak suka jika ada wanita lain yang menyentuh tubuhnya.

Dan di sisi lain rumah itu, Bibi Zhou menyerahkan barang temuannya tadi pada Marry.

Melihat barang itu, Marry pun mengerutkan keningnya,

"Ini kau temukan di ranjang Mitchell?"

"Aku sendiri yang membereskannya, mana mungkin salah?"

"Dia benar-benar tidak ingin punya anak." kata Marry sambil memeras kondom itu, wajahnya terlihat sangat kaku, "Bagaimana mungkin dia tidak mau punya anak? Tidak bisa, aku harus bicara dengannya."

"Nyonya, jangan terburu-tubu," kata Bibi Zhou sambil menariknya, "Tuan Muda punya rencananya sendiri, lagipula bukankah dulu Nyonya sangat khawatir kalau Tuan Muda tidak bisa melakukannya? Setidaknya barang ini menunjukkan kalau Tuan Muda dan Nyonya Muda sangat rukun, soal masalah anak, pelan-pelan saja, Nyonya Muda juga masih sangat muda."

"Justru karena masih muda makanya harus melahirkan banyak anak, kalau anak pertama bukan anak laki-laki, tetap saja kan harus menunggu satu tahun kemudian baru bisa melahirkan lagi, semua ini adalah hal-hal yang tidak diketahui, bagaimana mungkin aku bisa tenang saja?"

Mendengar perkataan majikannya itu, Bibi Zhou pun berkata, "Sebenarnya juga bukan tak ada cara lain."

"Cara apa?"

"......"

Keesokan paginya, Pameran Perhiasan Yubei diselenggarakan di Desa Miyun.

Caroline dan Simon sudah datang ke sana sejak pagi tadi, saat bertemu pemilik rumah tadi, mereka bertiga saling tersenyum, sama sekali tidak mengungkit kejadian semalam.

Kedua orang itu berjalan bersama di pameran itu,

"Kulihat gaya perhiasan Coco semuanya bernuansa Eropa kuno, yang terbaru gayanya bernuansa modern yang sederhana, kenapa Tuan Simon bisa memikirkan untuk menghadiri pameran perhiasanya yang gayanya China kuno?"

"Semua desainer harus terus belajar, terus mengasah kemampuan diri sendiri, dengan begitu baru kita bisa membuat sebuah desain yang lebih baik, Coco sangat dikagumi di tempat kami karena kami sangat mengerti perkembangan perhiasan kami, tapi kalau kami ingin membuka pasar di China, kalau kami terus menggunakan gaya kami yang dulu, pasti tidak akan berhasil."

Caroline pun tertawa mendengarnya, "Apa sekarang aku ini termasuk orang yang tak sengaja mengetahui rahasia perusahaan Coco?"

"Tidak apa-apa," kata Simon sambil mengangkat pundaknya dan tersenyum, "Ini bukan rahasia, mungkin hanya bisa disebut sebagai sebuah rencana pengembangan yang baru, kurasa tak usah kami bilang pun kalian pasti sudah menebaknya."

Saat sampai di tengah-tengah pameran, Simon menghentikan langkahnya, lalu berteriak, "Cantik sekali."

"Tuan SImon suka karya ini?"

"Aku pernah membaca beberapa dokumen tentang tian-tsui ini, ini adalah perhiasan yang dibuat dari bulu burung raja udang, cantik sih memang cantik, tapi kecantikan ini menyembunyikan kejadian yang sadis di belakangnya."

"Cara itu adalah cara lama, karena rasa humanisme, kini para desainer membuat tian-tsui dari bulu burung raja udang buatan atau mungkin dengan cara mengumpulkan bulu-bulu burung yang lepas sendirinya, contohnya yang ada di depan Anda sekarang ini, ini adalah satu set karya dari seorang desainer yang mengumpulkan bulu burung raja udang selama tiga tahun, dan di antara barang-barang ini, bros lah yang paling banyak memakan waktu dan tenaga."

"Ternyata begitu," Simon tak menyembunyikan rasa kagumnya, "Aku ingin bertemu dengan desainer ini di lain kesempatan."

"Tak usah di lain kesempatan, kebetulan desainer itu sudah berdiri di depan Anda."

Simon pun bingung.

Caroline tersenyum, lalu menunjuk ke arah papan keterangan karya baris paling kahir, lalu melihat ke arah Simon,

"Perkenalkan aku lagi, Tuan Simon, nama Inggrisku adalah —— Cherry, ini adalah karyaku."

Pameran Perhiasan Yubei mengoleksi banyak karya dari desainer-desainer terkenal di seluruh penjuru negeri, tema koleksi yang dipajangnya adalah perhiasan China kuno, dan kebetulan Caroline mendesain karya-karya dengan gaya seperti itu, selain barang-barang yang pernah diikutsertakan dalam Lomba Desain Perhiasan Kota Nan, yang paling disorot adalah empat tian-tsui set yang digunakan untuk menghangatkan suasana saat IM mulai beroperasi.

Dia tak yakin apa Simon akan tertarik dengan karyanya atau tidak, oleh karena tiu saat Simon tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan karyanya, hatinya sangat terkegut, ia merasa seperti Tuhan sedang menolongnya.

Saat itu, wajah Simon sudah tidak bisa disebut dengan 'kaget' saja.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu