Revenge, I’m Coming! - Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
"Sepertinya Nona Ye sangat mengenal Miyun, aku ingin pergi bersama Nona Ye, dengan begitu aku bisa mendengar banyak cerita menarik tentang Miyun."
Melihat Simon yang berlagak serius, Caroline pun tertawa,
"Dengan senang hati."
Seniman perlu sesuatu yang baru, oleh karena itu mereka sering berjalan-jalan keliling dunia, mereka menyukai kehidupan yang lebih berwarna, bukan hanya kehidupan dirinya sendiri, tapi juga kehidupan orang lain, mereka sangat suka mendengarkannya.
Yang diinginkan Caroline memanglah reaksi Simon yang seperti ini.
Di pertengahan musim panas, di malam yang sudah larut, sang bulan bersinar terang.
Saat Mitchell pulang ke rumah dan tidak menemukan Caroline, barulah ia teringat kemarin malam dia sudah memberitahunya kalau malam ini dia akan dinas keluar kota.
"Bibi Zhou, Caroline kali ini dinas ke mana?"
"Nyonya Muda pergi ke Miyun."
Bibi Zhou membereskan ranjang Mitchell, di bawah bantalnya ia menemukan sesuatu berbentuk kotak yang dipress, di tengahnya ada sebuah lingkaran yang menonjol keluar, Bibi Zhou pun mengerutkan keningnya, lalu membungkus barang itu di antara selimut-selimut dan sprei kasur yang akan digantinya.
"Tuan Muda, aku akan memanggilkan pembantu untuk membantu Anda mandi."
"Iya."
Mitchell menganggukkan kepalanya sambil melihat buku tentara yang ada di tangannya dengan sedikit melamun.
Tak tahu kenapa, kalau tak ada Caroline, kamar ini terasa sedikit kosong.
Pembantu itu sudah selesai menyiapkan air hangat di kamar mandi,
"Tuan Muda, airnya sudah siap."
Mitchell pun tersadar, lalu meletakkan bukunya di meja, "Baik, dorong aku ke dalam."
Saat menggosok tubuh Mitchell, si pembantu itu meraba dada Mitchell, dan mukanya memerah, tiba-tiba suaranya merendah, "Tuan Muda, aku tak pernah melihatmu berolahraga, tapi kenapa badanmu sebagus ini."
Mitchell pun menghentikan tangan si pembantu yang mulai senonoh itu, dan berkata,
"Kau boleh keluar sekarang."
Pembantu itu terkejut, "Tuan Muda......"
Melihat Mitchell tak bereaksi apa-apa, pembantu itu pun memeluknya dari belakang tiba-tiba, "Tuan Muda, aku sudah lama suka pada dirimu, hari ini Nyonya Muda tidak ada di rumah, kabulkanlah permintaanku kali ini saja."
Wajah Mitchell mendingin, suaranya yang berat itu bergema di seisi kamar mandi,
"Aku tidak suka mengucapkan hal yang sama dua kali."
Tangan pembantu itu memeluknya semakin erat, tak ingin melepaskannya sama sekali, ia mengangkat kepalanya lalu menciumi leher dan dagu Mitchell dengan paksa, baru saja bibir sang pembantu hampir menyentuh dagunya, terdengar suara cipratan air yang sangat keras dari kamar mandi, ditambah dengan teriakan sang pembantu yang sangat menusuk telinga.
Mitchell mencekik leher pembantu itu dengan satu tangannya, suara si pembantu itu pun tersendat dalam tenggorokannya, ia berusaha keras untuk melepaskan cekikan itu, namun tak sedikitpun suaranya keluar dari mulutnya.
Mukanya mulai membiru, kedua bola matanya hampir terlepas dari wajahnya, ia menatap Mitchell dengan tatapan yang takut dan pasrah.
Tak lama kemudian, saat si pembantu sudah hampir kehabisan nafasnya, Mitchell pun melepaskan cekikannya.
Dan pembantu itu terjatuh ke lantai kamar mandi.
"Keluar."
Satu kata yang terdengar sangat sadis itu terngiang di seisi kamar mandi, pembantu itu terkaget, lalu segera keluar dari kamar mandi.
Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi sejak kakinya lumpuh, tapi sepertinya belum pernah sampai membuatnya sekesal hari ini, tak tahu sejak kapan, ia bahkan sangat tidak suka jika ada wanita lain yang menyentuh tubuhnya.
Dan di sisi lain rumah itu, Bibi Zhou menyerahkan barang temuannya tadi pada Marry.
Melihat barang itu, Marry pun mengerutkan keningnya,
"Ini kau temukan di ranjang Mitchell?"
"Aku sendiri yang membereskannya, mana mungkin salah?"
"Dia benar-benar tidak ingin punya anak." kata Marry sambil memeras kondom itu, wajahnya terlihat sangat kaku, "Bagaimana mungkin dia tidak mau punya anak? Tidak bisa, aku harus bicara dengannya."
"Nyonya, jangan terburu-tubu," kata Bibi Zhou sambil menariknya, "Tuan Muda punya rencananya sendiri, lagipula bukankah dulu Nyonya sangat khawatir kalau Tuan Muda tidak bisa melakukannya? Setidaknya barang ini menunjukkan kalau Tuan Muda dan Nyonya Muda sangat rukun, soal masalah anak, pelan-pelan saja, Nyonya Muda juga masih sangat muda."
"Justru karena masih muda makanya harus melahirkan banyak anak, kalau anak pertama bukan anak laki-laki, tetap saja kan harus menunggu satu tahun kemudian baru bisa melahirkan lagi, semua ini adalah hal-hal yang tidak diketahui, bagaimana mungkin aku bisa tenang saja?"
Mendengar perkataan majikannya itu, Bibi Zhou pun berkata, "Sebenarnya juga bukan tak ada cara lain."
"Cara apa?"
"......"
Keesokan paginya, Pameran Perhiasan Yubei diselenggarakan di Desa Miyun.
Caroline dan Simon sudah datang ke sana sejak pagi tadi, saat bertemu pemilik rumah tadi, mereka bertiga saling tersenyum, sama sekali tidak mengungkit kejadian semalam.
Kedua orang itu berjalan bersama di pameran itu,
"Kulihat gaya perhiasan Coco semuanya bernuansa Eropa kuno, yang terbaru gayanya bernuansa modern yang sederhana, kenapa Tuan Simon bisa memikirkan untuk menghadiri pameran perhiasanya yang gayanya China kuno?"
"Semua desainer harus terus belajar, terus mengasah kemampuan diri sendiri, dengan begitu baru kita bisa membuat sebuah desain yang lebih baik, Coco sangat dikagumi di tempat kami karena kami sangat mengerti perkembangan perhiasan kami, tapi kalau kami ingin membuka pasar di China, kalau kami terus menggunakan gaya kami yang dulu, pasti tidak akan berhasil."
Caroline pun tertawa mendengarnya, "Apa sekarang aku ini termasuk orang yang tak sengaja mengetahui rahasia perusahaan Coco?"
"Tidak apa-apa," kata Simon sambil mengangkat pundaknya dan tersenyum, "Ini bukan rahasia, mungkin hanya bisa disebut sebagai sebuah rencana pengembangan yang baru, kurasa tak usah kami bilang pun kalian pasti sudah menebaknya."
Saat sampai di tengah-tengah pameran, Simon menghentikan langkahnya, lalu berteriak, "Cantik sekali."
"Tuan SImon suka karya ini?"
"Aku pernah membaca beberapa dokumen tentang tian-tsui ini, ini adalah perhiasan yang dibuat dari bulu burung raja udang, cantik sih memang cantik, tapi kecantikan ini menyembunyikan kejadian yang sadis di belakangnya."
"Cara itu adalah cara lama, karena rasa humanisme, kini para desainer membuat tian-tsui dari bulu burung raja udang buatan atau mungkin dengan cara mengumpulkan bulu-bulu burung yang lepas sendirinya, contohnya yang ada di depan Anda sekarang ini, ini adalah satu set karya dari seorang desainer yang mengumpulkan bulu burung raja udang selama tiga tahun, dan di antara barang-barang ini, bros lah yang paling banyak memakan waktu dan tenaga."
"Ternyata begitu," Simon tak menyembunyikan rasa kagumnya, "Aku ingin bertemu dengan desainer ini di lain kesempatan."
"Tak usah di lain kesempatan, kebetulan desainer itu sudah berdiri di depan Anda."
Simon pun bingung.
Caroline tersenyum, lalu menunjuk ke arah papan keterangan karya baris paling kahir, lalu melihat ke arah Simon,
"Perkenalkan aku lagi, Tuan Simon, nama Inggrisku adalah —— Cherry, ini adalah karyaku."
Pameran Perhiasan Yubei mengoleksi banyak karya dari desainer-desainer terkenal di seluruh penjuru negeri, tema koleksi yang dipajangnya adalah perhiasan China kuno, dan kebetulan Caroline mendesain karya-karya dengan gaya seperti itu, selain barang-barang yang pernah diikutsertakan dalam Lomba Desain Perhiasan Kota Nan, yang paling disorot adalah empat tian-tsui set yang digunakan untuk menghangatkan suasana saat IM mulai beroperasi.
Dia tak yakin apa Simon akan tertarik dengan karyanya atau tidak, oleh karena tiu saat Simon tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan karyanya, hatinya sangat terkegut, ia merasa seperti Tuhan sedang menolongnya.
Saat itu, wajah Simon sudah tidak bisa disebut dengan 'kaget' saja.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiAdore You
ElinaHusband Deeply Love
NaomiCEO Daddy
TantoPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Revenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending