Revenge, I’m Coming! - Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
Dia tertegun sejenak dengan Bibir Mitchell Shao yang halus dan sejuk tersebut.
Bermimpi? Mimpi basah?
Bisa dipahami apabila dikatakan tingkah gila ia semalem disebabkan oleh efek obat, anggap saja saya yang memanfaatkan kesempatan, tidak bisa menahan godaan dari pria tampan, tetapi saya sendiri sudah membayar harga atas apa yang sudah terjadi, kaki saya sudah gemetaran seharian ini.
Lah ini sekarang kenapa lagi?
Ciuman ini berlangsung dengan sangat lama, akhirnya mereka pisah, Caroline Ye tiba-tiba terpikir bahwa jika sedang ciuman itu mata harus ditutup, dengan wajah bingung ia bertanya,
“Kamu, apa yang kamu lakukan?”
“Kamu mengira saya kesini menemui kamu untuk apa?”
Melihat wajahnya yang kaget dan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, Mitchell Shao mendekatinya, “Apa perlu kamu memastikannya sekali lagi?”
“Tidak perlu. “Caroline Ye spontan menutupi bibirnya, dengan suara yang tidak terdengar jelas itu berkata,
“Tidak perlu, saya sudah tahu.”
Dia panik, seolah-olah seperti seekor kucing liar kecil yang ketakutan, matanya yang bingung harus menatap kemana, tidak tahu harus berbuat apa.
Kemudian Mitchell Shao melepaskan tangannya,
“Nanti tunggu kamu sudah pulang ke rumah kita baru lanjut membahas yang lain.”
“Suara lembut dari belakang hilang dengan perlahan, dia melihat ke arah pintu gudang, sepanjang koridor yang kosong, hanya bisa melihat lampu dari kantor ia yang jauh, dan tidak ada lagi sosok yang lain.
Dia mencubit ia sendiri dengan lama, menyentuh bibir sendiri, ia baru dapat memastikan bahwa apa yang sudah terjadi tadi bukanlah sebuah mimpi, namun ia tetap merasa sulit dipercaya.
Sudah gila apa yah? Malam-malam seperti ini Mitchell Shao sengaja jauh-jauh ke kantor untuk menemui dirinya cuman demi menciumnya?
Apa karena semalam saya mengambil kesempatan meniduri dia, jadi dia ingin membalas dendam sekarang?
Atau mungkin, sebenarnya Dia memilik perasaan kepada…..
Sepertinya kemungkinan terakhir itu lebih masuk akal, namun dia sendiri tidak percaya, mana mungkin seorang Mitchell Shao menyukai dirinya? Sejak kapan dia suka? Biasanya tidak kelihatan sama sekali.
Memikirkan segala kemungkinan sepanjang malam ini, rasa ngantuknya pun hilang.
Keesokkan hari, Dylan memperhatikan muka Caroline Ye, tidak mampu menahan diri, berkata, “Kak, lingkaran hitam di bawah mata Kakak itu luar biasa, tidak tidur sepanjang malam juga tidak sampai sebegitunya Kak?”
Caroline Ye hanya nunduk dan makan bubur, tidak punya energi untuk menyahut dia.
Siapa bilang hanya satu malam, dua malam! Bahkan salah satu malam dari dua malam itu sangat menguras energi.
“Kalau tau Kakak kelelahan seperti ini, saya akan belikan Kakak makanan enak.”
“Gaya kamu dasar, “Caroline Ye menatap tajam ke Dylan, ia membuka kotak makan yang di bawanya, terlihat bubur polos yang bahkan tidak ada sepotong sayur asin,
“Ini sudah jam berapa, Restoran Sarapan Pagi pasti sudah hampir tutup semua, ini bubur polos dari kantin kantor kan, masih berani kamu bilang ini kamu takeaway dari restoran di luar.”
Melihat kebohongannya sudah terbongkar, Dylan dengan muka kasihan berkata,
“Saya semalam kan lembur jadi pulangnya kemalaman, alhasil pagi ini bangunnya juga jadi kesiangan, tadi pagi saya mikir mungkin saya harus ijin libur untuk menggantikan hari kerja ke hari lain.”
“Oh begitu, iya gapapa kamu ijin aja libur, saya bisa kok ganti asisten baru.”
“Jangan Kak, “Dengan muka kasihan Dylan berkata, “Kak, saya bersumpah, mulai dari besok setiap pagi saya pasti membawakan Kakak sarapan yang bervariasi ya Kak?”
Dylan adalah karyawan yang malas dan suka cemil, untuk hal ini Caroline Ye sudah mengetahuinya dari dulu, namun ia orangnya lucu dan menarik, dalam hal yang bersangkutan dengan merancang ia juga selalu ada ide, oleh karena itu Caroline Ye sudah terbiasa bekerja dengan Dylan, biasanya juga sering bercanda dengannya, jadi dia tidak pernah benar-benar bermaksud ingin menggantikan Dylan dengan asisten baru.
Saat sedang bercanda dengan Dylan, front desk Departemen Perancangan tiba-tiba mengetuk pintu dan masuk dengan membawa sebuah bekal hangat.
“Kak Caroline, ini adalah bekal yang di antar oleh front desk di bawah, mereka bilang kalau bekal ini dari orang rumah Kakak.”
Caroline Ye dengan bingung bertanya, “Orang rumah saya?”
“Iya. “Front desk menjawab dengan senyum, kemudian ia meletakkan bekal hangat tersebut di meja kantor Caroline Ye”
“Saya taruh di sini ya Ka, Oh iya, front desk di bawah tadi bilang kalau bekal ini di antar oleh seorang Bibi, ia berpesan agar Kakak menghabiskan makanan dalam keadaan masih hangat.”
“Oh, baik makasih, mungkin Mama saya yang mengantarnya tadi.”
Front desk tadi sudah berjalan mengarah keluar, setelah mendengar ucapan Caroline, ia menjawab,
“Bukan Kak, Bibi tersebut tadi iya menyebut dirinya adalah pengasuh di rumah Kakak, Tuan muda yang menyuruhnya untuk mengantarkan makanan tersebut, ia juga menyebut Kakak dengan sebutan….Nyonya.”
Tiba-tiba, ruangan menjadi sangat sunyi.
Dengan kamera dokumentasi yang memenuhi ruangan tersebut, Caroline Ye tidak memiliki maksud untuk mengumumkan status kehidupannya di depan TV, kalau adegan ini disiarkan, netizen pasti akan mengupas identitasnya, dia juga tidak ingin identitasnya menjadi topik pembahasan orang-orang di kompetisi ini, dia juga tidak ingin orang kantor mengetahui identitasnya.
“Kak, kamu sudah menikah?”
“Iya, Sudah menikah, lagian umur seperti saya kalau sudah menikah juga tidak aneh bukan.”
Dylan mudah ditipu, namun gadis front desk itu tidak mudah tertipu, malah ia mendekatkan diri dan berkata,
“Kak Caroline, katanya biasanya hanya orang kaya yang dipanggil Tuan Muda, Nyonya, bahkan ada Bibi yang sengaja mengatar sarapan pagi untuk Kakak, Kakak pasti menikahnya sama orang kaya ya?”
“ha? “Caroline Ye dengan wajah canggung, “Tidak juga, cuman kondisi keluarga termasuk keluarga menengah keatas saja, lagian sekarang banyak juga orang yang mampu memperkerjakan pengasuh.”
“Sudah Kakak tidak perlu sembunyikan dari kamu, pasti Kakak menikah dengan orang yang kaya, kemarin Ibu yang datang mengantarkan makan siang itu mertua Kakak bukan? Cantik sekali beliau, terlihat elegan dan berkelas, sudah keliatan pasti Ibu-ibu Sosialita.”
Karisma Marry Li untuk menakutin orang memang tidak sedikit.
Caroline Ye tidak punya pilihan selain mengeluarkan senyum terpaksanya yang lebih jelek daripada menangis. "Memang kita hanya keluarga biasa. Saya harus segera mulai kerja, Lily kamu sebaiknya pergi, kamu juga tidak bisa meninggalkan front desk terlalu lama bukan?”
Mendegar kata-kata tersebut, Lily dengan terpaksa pergi dari kantor tersebut.
Tinggal seorang Dylan, yang kelihatan seperti ingin menanyakan sesuatu, namun setelah Caroline Ye memberikan tatapan mematikan, dia baru terdiam.
Mitchell Shao benar-benar menyuruh orang mengantarkan sarapan untuknya?
Dengan pikiran negatif Caroline Ye bahkan terpikir kalau sarapan tersebut sudah dimasuki obat tikus, dan kemunculan tiba-tiba seorang Mitchell Shao tadi malam, hanya sebuah ilusi agar ia tersanjung, agar ia menganggap enteng dan merasa tersanjung olehnya kemudian ia dengan rela menghabiskan semangkok racun ini.
“Ka, ini bubur seafood Kakak tidak ingin makan? Harum sekali baunya, lihat saja sudah liuran saya.”
Suara Dylan menarik dia dari semua pikirannya itu, ia menatap Dylan kemudian berkata,
“Kamu mau? Kamu yang makan aja bagaimana?”
“Serius? “Dengan sergap Dylan mengeluarkan sebuah mangkok dari laci meja, sangat tidak segan dia menuang setengah dari bubur tersebut ke mangkok sendiri, dengan cepat ia menghabiskan bubur yang ada di mangkoknya itu.”
“Bagaimana? “ Caroline Ye menatapnya dengan tatapan yang rumit, dengan hati-hati iya bertanya, “Dylan, kamu jangan asik makan saja, apakah kamu merasa tidak enak badan?”
Dylan mengangkat kepalanya, dengan wajah yang berbinar-binar, berkata,
“Enak sekali, Kak, ini bubur seafood terenak yang pernah aku makan, masakan pengasuh di rumah Kakak enak sekali”
Mendengar kata-kata tersebut, Caroline Ye menganggukkan kepalanya dengan yakin, kemudian ia mengambil sendok dan makan bubur tersebut dengan pelan.
Seharusnya tidak beracun.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Tough Bodyguard
Crystal SongHusband Deeply Love
NaomiSang Pendosa
DoniSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Enchanting Guy
Bryan WuRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending