Revenge, I’m Coming! - Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
“Kalau masih ingin mendengar cerita, jangan bergerak.”
Tangan Mitchell Shao menekan bahunya, mencoba mencegah ia melarikan diri dari Mitchell Shao.
Sekejap dia menjadi pengecut dan menyusut diiri di dalam pelukannya, dengan suara kecil berkata,
“Pak Ketua, Apakah tindakan mu yang ini termasuk transaksi illegal.”
“Transaksi illegal? “Mitchell Shao kemudian berkata, “Transaksi antara kamu dan saya apakah ada yang illegal?”
Spontan wajah Caroline Ye menjadi merah.
Mitchelle Shao hampir tidak sadar setelah dia mengambil posisi yang nyaman, dengan alamiah pembicaraan mereka kembalik ke topik sebelumnya.
“Prestasi Kakek Xue dahulu sangat mengagumkan, beliau telah berpartisipasi dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya, setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, beliau meminta untuk dipindahkan ke daerah militer timur untuk menjaga di perbatasan pertahanan. Sampai saat kesehatan beliau sudah tidak seperti dahulu baru pensiun pulang kemari, Beliau adalah orang yang sangat dihormati di Militer. Perkataan beliau di dalam dunia politik dan militer masih sangat di turuti, bahkan Kakek yang bertemu dengan beliau pun harus menyapanya dengan sebutan “Pak Ketua Senior dengan sopan dan hormat.”
“Orang yang hebat sekali? Apakah orangnya tempramen?”
“Tergantung kepada siapa, dan juga suasana hati seperti apa.”
“Cerita yang lain?”
“Beliau memilik satu anak perempuan, namun badannya kurang sehat sehingga ia jarang keluar, oleh karena itu yang menemani beliau hanya cucunya Kaison Xue.”
Caroline Ye sedang mengdengarkannya dengan serius, tiba-tiba berhenti, ia tercengang dan bertanya,
“Habis?”
“Apalagi yang ingin kamu ketahui?”
Caroline Ye kehabisin kata-kata, Panjang lebar daritadi cuman menceritakan hubungan antara masing-masing personil keluarga, cerita yang lain sama sekali tidak disebut.
“Bagaimana dengan hal-hal yang tabu? Apakah ada hal-hal yang membuat keluarga Xue merasa tabu, Apakah Kaison Xue ini mudah berbaur dengan orang kah? Apakah dia keberatan kalau saya pernah dipenjarakan? Bagaimana jika hal ini membuat kamu malu di depan orang-orang, saya tetap merasa lebih baik saya tidak ikut kamu ke acara ini.”
Panjang lebar berkata akhirnya ketemu juga dengan topik utama ini.
Dia benar-benar tidak ingin ikut ke acara ulang tahun yang tidak ada hubungan dengan diri sendiri, apalagi besok ada hari peresmian toko flagship IM.
“Tidak akan,”
“Kenapa kamu bisa sangat yakin?”
Suara Mitchell Shao terdengar dari atas kepalanya, berkata,
“Kaison itu teman saya dari kecil, ia juga teman seperjuangan saya.”
Suara yang rendah itu melingkari telinganya, ia tertegun sebentar, menghela nafas dalam hati dan akhirnya ia menyerahkan rencana ia melarikan diri dari acara tersebut.
Pada malam hari berikutnya, Caroline menemani Mitchell Shao ke lokasi pesta ulang tahun dengan tepat waktu.
Karena Mitchell duduk di atas kursi roda, makanya mereka tidak dapat menghindari perhatian orang-orang terhadap mereka.
Caroline Ye mengikuti Mitchell Shao sepanjang jalan untuk menyapa beberapa orang yang sama sekali ia tidak kenal. Hanya seperti mesin pengulang kata-kata mengikuti Mitchell Shao mengulangi semua kata-katanya, setelah masuk ke dalam ruang untuk mengulangi kata-kata, dan ketika dia memasuki ruang perjamuan, wajah ia sudah hampir menjadi tegang karena tersenyum.
“Mitchell.”
Suara keras datang dari ruang perjamuan, mengikuti arah datang suara, Caroline Ye melihat sosok tinggi datang ke arah mereka.
Pria muda berusia sekitar tiga puluh tahun, usianya hampir sama dengan Mitchell Shao, namun ia berbeda dengan Mitchell Shao kurang semangat itu, Pria ini memberikan kesan yang menyegarkan ketika dia berbicara.
“Kami sudah menunggu mu, orang Ben sampai daritadi, kurang kamu saja.”
Sambil berbicara, ia langsung ingin mendorong kursi roda Mitchell Shao,
Kemudian Ajudan Xun sengaja berbatuk, pria ini baru memperhatikan Caroline Ye yang berada di samping, seketika langsung menebak statusnya, kemudian dengan ramah iya tersenyum kepadanya,
“Ini Kakak Ipar bukan?”
Mitchell Shao mengangkat kepalanya, kemudian mengenalkannya kepada Caroline Ye,
“Ini Kaison, semalam saya sudah pernah menceritakannya kepada mu.”
Caroline Ye kemudian melihat Kaison Xue dengan senyum,
“Halo, Nama saya Caroline Ye, kamu boleh manggil saya Caroline saja.”
"Perjamuan belum dimulai, ayo masuk dan duduk, di ruang istirahat itu semuanya orang kita sendiri.” Kaison Xue dengan inisiati membawa kursi roda dari Mitchell Shao dari Ajudan Xun, berjalan berdampingan dengan Caroline Ye, bertiga bersama-sama berjalan mengarah ke dalam aula perjamuan.
“Ben, coba kamu lihat siapa yang datang.”
Pintu ruang istirahat baru di buka, Kaison Xue langsung berteriak dengan senang.
Ruang istirahat yang tadinya berisik, tiba-tiba dipenuhi dengan suasana senang.
Beberapa pria tegap yang duduk di sofa itu tiba-tiba berdiri dengan serentak, dan berjalan mengarah ke Mitchell Shao, berkata,
“Pak Ketua Komandan.”
“Abang Mitchell.”
“……”
Para pria yang tegap dan besar itu, tiba-tiba dengan serentak mendatangi mereka membuat Caroline Ye terkejut, secara tidak sadar ia pun mundur beberapa langkah, berdiri di luar pintu masuk, belum sempat memasuki ruangan.
Kaison Xue yang sadar akan Caroline Ye yang sedang berdiri diluar, ia langsung memukul dengan spontan kepada suara orang yang paling besar tersebut,
“Ben, kamu kenapa teriak keras-keras? Kamu takut orang lain tidak tahu bahwa Abang Mitchell pernah menjabat sebagai Ketua Komandan? Coba kamu lihat, kamu membuat Kakak ipar terkejut.”
“Kakak Ipar?” Semuanya terkejut mendengar kata tersebut, “Istri Abang Mitchell?”
Semua mata tertuju pada Caroline Ye yang berdiri di luar pintu masuk.
Tiba-tiba diperhatikan oleh begitu banyak orang, Caroline Ye tiba-tiba merasa kram.
Ia dipanggil oleh Mitchell Shao, kemudian ia memperkenalkan diri sekali lagi, setelah ia memperkenalkan diri, ia baru sadar bahwa orang-orang tersebut merupakan teman seperjuangan Mitchell Shao dulu di militer.
“Ini pertama kalinya ya Abang Mitchell membawa Kakak Ipar menemui kita.”
“Bukan menemui kita, tapi memberik ucapan selamat kepada Kakek saya, kalian cuman beruntung saja pas bisa bertemu.”
“Kok kita yang beruntung, Abang Mitchell yang beruntung, Istrinya begitu cantic, kita yang sudah hampir berumur kepala 4 saja masih single, hanya kamu dan Abang Mitchell yang sudah menikah.”
“……”
Sekelompok orang berbicara kesana kemari, Mitchell Shao tidak perlu berbicara pun suasananya akan segera bersemarak.
“Ini adalah teman-teman seperjuanganmu dulu? “Caroline Ye duduk disebelah Mitchell Shao, bertanya dengan suara kecil.
“Ben Guan adalah personil polisi yang sudah ikut saya selama 5 tahun, setelah kecelakaan saya kemarin, ia dipindahkan ke wilayah militer Buo Hai, Leon Chang adalah penembak jitu, sekarang berada di Ling Nan…….”
Suara Mitchell Shao tidak besar, suaranya hampir tenggelam dalam keramaian dan tetapi Caroline Ye masih bisa mendengar dengan jelas.
Dalam semua orang-orang ini, yang memiliki hubungan terdekat dengan Mitchell Shao sepertinya adalah si pria yang tinggi dan besar dan berkumis Ben Guan, tadi hanya ia yang memanggil Mitchell Shao dengan sebutan “Pak Ketua Komandan”, dan saat ia memanggil dapat dilihat bahwa ada air mata didalam matanya, beberapa kali terlihat ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi, apabila bukan dikarenakan hubungan dekat mereka bedua tidak mungkin seorang pria besar dan gagah akan meneteskan air mata.
“Eh, Saran saya, malam ini kita bersuka ria, minum sepuasnya.”
“Kalau ingin minum kamu minum saja sendiri, Abang Mitchell kan harus pulang menemani istrinya?”
“Ajak Kakak Ipar saja kita minum bersama.”
Kejadian minum bir terakhir kali itu meninggalkan bayangan kepada Caroline Ye, tiba-tiba ia menjadi sedikit canggun.
Tiba-tiba terdengar suara Mitchell Shao,
“Dia tidak pandai minum bir.”
Ucapan itu tiba-tiba membuat ruangan menjadi sunyi, dan tiba-tiba semuanya heboh,
“Aduh duh….. sekarang Abang Mitchell sudah tau cara menyayangi orang.”
“Coba dengar kamu ngomong seperti apa, Coba istri kamu, kamu sayang tidak? Pria yang tidak sayang istri masih pantas disebut orang?”
Ejekkan mereka mereka membuat wajah Caroline Ye menjadi merah, ia menarik-narik lengan baju Mitchell Shao dan berkata, “Sebelum datang kesini kamu juga tidak memberitahu ku bahwa ada sebanyak ini teman-teman mu, saya sama sekali belum mempersiapkan diri.”
Pikirannya bingung saat ini.
Mitchell Shao menatapnya dengan pandangan licik, alis hitam tebal terangkat sedikit dan berkata,
“Apa yang perlu kamu persiapkan?”
“menemani kamu dalam bersosialisasi di acara formal berbeday dengan menemani kamu untuk bertemu dengan teman-teman mu, sikap kamu begitu akan mudah membuat orang lain salah paham.”
“Salah paham terhadap apa?”
Dia bertanya dengan santai, seolah-olah dia tidak merasa ada yang salah dengan hal ini, namun jantung Caroline Ye malah berdetak dengan cepat, terbengong seketika.
Pembantu keluarga Xue datang mengetokkan pintu untuk mengingatkan bahwa acara akan dimulai,
“Tuan Muda, perjamuan akan segera dimulai, Nyonya menyuruh saya untuk mengingatkan Anda untuk membawa tamu-tamu ke mejanya masing-masing.”
Kaison Xue berdiri dari tempat duduknya dan berkata,
“Sudah semua ayo, Leon sudah cepat lepaskan dadu itu jangan bermain lagi, ayo kita berbaris rapi mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kakek saya.”
Tatapanya mengarah ke arah Mitchell Shao dan Caroline Ye, ia mengejek dengan berkata,
“Abang Mitchell dan Kakak Ipar tidak perlu berburu-buru, kami akan pergi semua, jadinya kalian tidak perlu berbicara dengan sedekat itu.”
Caroline Ye baru sadar bahwa ia sudah hampir menempelkan diri ke telinga Mitchell Shao.
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieUnperfect Wedding
Agnes YuAsisten Bos Cantik
Boris DreyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAfter The End
Selena BeeRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending