Revenge, I’m Coming! - Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu

Mitchell Shao tertegun, dengan ragu-ragu ia membuka mulutnya.

Caroline Ye menaruh sebuah es batu di dalam mulutnya, dengan seketika meredakan panas dan pedas yang ada di dalam mulutnya, rasa sejuk di mulutnya membuat ia merasa lega, seolah-olah seperti setiap pori-porinya terbuka bernafas dengan lega.

“Kamu jangan gerak ya, biarkan es batunya di mulut mu.”

Saat ia melepaskan tangannya, tiba-tiba lengannya di tarik, sebelum ia sadar kalau ia tertarik, sebuah tangan datang dan memeluknya ke dalam pelukan, dan tiba-tiba,

“um…….”

Dia membuka matanya, merasakan rasa sejuk yang tersentuh dengan bibirnya.

Apakah dia sedang menciumnya? Dalam kondisi yang sepenuhnya sadar?

Ujung lidahnya tersentuh dengan es batuh yang ada di dalam mulutnya, hampir dapat merasakannya dengan jelas kalau es batu tersebut sedang meleleh dengan cepat, ia tidak dapat mengontrol diri untuk tidak bergemetar, sarafnya pun ikut menegang.

Tangan besar dan hangat tersebut bergerak sepanjang pahanya, dengan jejak angin sejuk yang melewati, Caroline Ye tampak canggung dan mendorong Mitchell Shao dengan keras.

Setelah mereka berpisah, namun tetap menetap pada posisi berhadapan, nafas pun terdengar berat.

Walaupun Mitchell Shao duduk diatas kursi roda, namun tatapan tenangnya dia terlihat lebih mengesankan dibanding Caroline Ye, malah Caroline Ye yang merasa aneh sendiri.

“Kamu kenapa ini?” Wajahnya terlihat kaku.

“Berciuman.”

“……”

Caroline Ye merasa Mitchell Shao pasti sudah gila karena efek cabe tadi, pasti tidak tahu apa yang dilakukan, makanya ia bisa melakukan sesuatu seperti ini, tapi dia mampu mengucapkan kata “berciuman” tanpa mengubah eksrepsi wajah sama sekali.

Jadi dia serius?

“Kamu tunggu dulu, “Pikiran Caroline Ye sedikit kacau, ia mundur beberapa langkah, kembali ke tempat duduk sendiri, “Kamu mungkin kurang mengenal aku, aku bukanlah wanita sembarangan, kejadian kemarin itu hanya kecelakaan, tidak berarti kedepannya kita bisa tetap melakukan…… kamu paham maksud aku kan?”

Mitchell Shao melihatnya dengan menarik, berkata,

“Kamu tahu kamu sedang membicarakan apa?”

“Aku……”

“Sepertinya tidak ada kata “sembarang” di antara suami dan istri."

“Tetapi sebelumnya bukannya kita sudah berjanji, hanya sekedar kerja sama?”

Setelah mendengar ucapan tersebut, tatapan Mitchell Shao seperti lebih mendalam, “Ini sepertinya tidak melanggar premis hubungan antara suami dan istri”

“Maksud kamu, kamu ingin bersama aku menjadi….. jadi suami istri yang sesungguhnya?”

“Bagaimana menurutmu?”

Tiba-tiba, lidah Caroline Ye seperti terikat, tidak ada lagi kata yang bisa diucapkan.

Dia merasa telah memperhitungkannya sejak lama, tetapi dia hanya menggali sebuah lubang dan ia sendiri pula yang melompat ke lubang tersebut.

Setelah kembali ke kamar, Mithcell Shao melihat Caroline Ye membereskan bantal dan selimutnya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Kedepannya aku akan tidur terpisah saja dengan kamu, sama seperti sebelumnya. “Caroline Ye duduk di tempat tidur dan melipat selimutnya, entah kenapa hatinya merasa tidak tenang.

“Kenapa?”

“……”

“Dikarenakan apa lagi? Bagaimana ia dapat tidur dengan nyenyak dengan situasi seperti ini?

“Dikarenakan perkataan aku tadi?”

“Sebelumnya sudah sepakat, apabila semua orang tidak menyadari bahwa kita cuman sebatas kerja sama saja sudah cukup, “ Caroline Ye mencoba untuk menjelaskan situasi ini, “namun kamu tiba-tiba memperlakukan aku seperti ini, aku…..”

Dia semakin ingin menjelaskan semakin menjadi tidak jelas, Mitchell Shao juga tidak menghentikannya untuk berhenti membereskan barang, cuman melihatnya dengan terduduk diam di atas kursi roda.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka, didampingi oleh suara keraguan Merry Li,

“Malam-malam kamu sedang melakukan apa?”

Gerakan membereskan Caroline Ye tiba-tiba berhenti, dengan kaku ia menolehkan kepalanya dan melihat.

Merry Li membawa sebuah mangkok dan berjalan masuk ke dalam kamar, menatap Caroline Ye dengan tatapan ragu-ragu, “Kamu tidak tidur tapi malah melipat selimut?”

“Aku…..” Caroline Ye melihat ke arah Mitchell Shao, sepertinya ia tidak ada maksud untuk menyelamatkan dirinya dari pertanyaan Merry Li.

Dia melihat selimut lain yang terletak pada ranjang dengan ujung matanya, dengan spontan ia berkata, “Aku merasa dua hari ini terlalu panas jika memakai dua buah selimut, jadi maksud aku ingin membereskan salah satu selimut tersebut dan menyimpannya ke dalam kompartemen.”

Merry Li mengerutkan kening, "Iya, aku tadinya juga ingin bertanya padamu dari dua hari yang lalu, Di hari yang panas seperti ini, apa yang kamu lakukan dengan dua selimut?"

Caroline Ye tersenyum dengan mengubah topik pembicaraan, “Ma, Ada apa? Aku kira Mama sudah tidur.”

Berbicara tentang ini, perhatian Merry Li tiba-tiba ditarik kembali ke tujuan ia kemari dan melambai pada Caroline Ye,

“Sini sini sini, kamu tidak pulang untuk makan malam bukan tadi, ini obat dibuat sama tukang masak tadi pagi untuk kebaikan badan mu, sini cepat habiskan.”

Caroline Ye dengan ragu-ragu berjalan ke arah Merry Li, “Ma, aku tadi sudah makan malam, tidak lapar.”

“Ini bukan masalah kamu lapar atau tidak, “Merry Li dengan maksud mendalam menatapnya, “Ini obat ada ramuan, bisa membantu kamu mempersiapkan kehamilan, kedepannya kamu harus minum ini setiap hari pagi dan malam, sampai kamu berhasil hamil.”

“Ha? “Caroline Ye memegang mangkuk tersebut dan mengerang, "Bersiap untuk hamil?"

“Eh, kamu juga sudah tidak muda lagi, kalau tidak hamil sekarang, nanti kalau ingin hamil akan susah, cepat minum, habiskan ini obat selagi masih panas, biar bisa istirahat dengan nyenyak.”

Di bawah pandangan Merry Li yang penuh semangat itu, Caroline Ye tidak bisa tidak menghabiskan ramuan yang berbau aneh tersebut.

“Ma, aku sudah menghabiskannya.”

“Bagaimana?”

“Sedikit pahit.”

“Aku bukan bertanya tentang rasanya bagaimana, maksud aku, “Merry Li menggambarkan suatu tanda dengan tangannya di depan dadanya, dan bermaksud “Apakah badan mu sudah memberikan reaksi?”

Caroline Ye mencoba menekan rasa yang bagaikan ada ombak didalam perutnya, "sedikit ... mual."

“Sudah benar kalau mual, “Merry Li tersenyum dengan bahagia dan membereskan mangkok, “ini sengaja membuatmu terbiasa dengan rasa mual saat hamil, biar bisa cepat melahirkan anak juga, kamu cepat membereskan ranjang. Mitchell, Mama keluar ya.”

Mitchell Shao dengan pelan menganggukkan kepalanya, namun tatapannya tetap tertuju pada Caroline Ye.

Setelah mendengar suara pintu tertutup, Caroline Ye menutupi mulutnya dan berlari ke arah kamar kecil, ususnya seperti sedang berperang, tidak bisa naik dan tidak bisa turun, mual muntah beberapa kali namun tidak ada apa-apa yang keluar dari mulutnya, wajah pun menjadi pucat.

“Kamu baik-baik saja?”

Mitchell Shao menatapnya dengan tatapan penuh khawatir.

“Tidak apa-apa, “Caroline Ye melambaikan tangan sambil berkata. “Cuman sedikit jijik saja, tidak tau apa isi dalam obat ramuan tersebut, sangat tidak enak diminum, sudah sudah, aku tidak sanggup memikirkan urusan ini lagi, aku ingin tidur.”

Sambil berkata, ia membawa selimut ke arah kompartemen.

“Kamu yakin ingin tidur terpisah dengan aku?”

“Kalau tidak?”

Mitchell Shao mengingatkannya dengan berkata,

“Mama kadang bisa menyuruh pembantu tiba-tiba mengetuk pintu dan masuk ke kamar, terkadang pintu kamar tidak di kunci dan bisa langsung masuk ke dalam kamar kita, nanti kalau melihat kamu tidur di kompartemen, bagaimana kamu menjelaskannya?”

Caroline Ye tiba-tiba tertegun.

Merry Li sangat berharap ia dapat melahirkan cucu untuk keluarga Shao, ini kalau nanti ia tau dia dan Mitchell Shao tidur terpisah, tidak perlu pikir saja sudah tahu apa yang akan dilakukannya.

Sampai saat itu, hubungan baik yang ia bangun setelah kembali menjadi sia-sia, namun jika sekarang menyuruhnya untuk tidur bersama Mitchell Shao, dirinya benar-benar tidak sanggup melewati kejanggalan dihatinya sendiri, bagaimana mereka mungkin bisa menjadi suami istri yang sesungguhnya?

Melihat ia membawa selimut dan berdiri di pintu kompartemen, dengan wajah yang ragu-ragu tersebut, Mitchell Shao merasa wajah tersebut sangat menarik, diam-diam ia memperhatikannya, ia ingin melihat bagaimana Caroline Ye akan mengambil keputusan.

Dalam waktu yang lumayan lama, tiba-tiba terdengar suara gagang pintu diputar, kemudian Caroline Ye membawa selimut dan ke dalam kompartemen.

Namun saat Mitchell Shao mengerutkan keningnya, tiba-tiba ia keluar dari kompartemen dengan tangan kosong, seperti sudah mempersiapkan diri untuk membicarakan masalah ini, dan menarik nafas dengan panjang dan berkata,

“Apakah aku bisa mendiskusikan sesuatu dengan mu?”

Mitchell Shao menutup majalah yang sedang dilihatnya, mengangkat kepala, “Ada apa?”

“Masalah tidak tidur berpisah.”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu