Revenge, I’m Coming! - Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
Keluar dari ruangan Edison Shao, awalnya Caroline Ye ingin menyelinap keluar secara diam-diam. Tapi, baru saja berjalan dua langkah, tangannya langsung ditarik oleh Robert Shao. Robert bahkan tidak peduli Ginna Kim tengah memandang mereka, ia menarik dan membawanya memasuki sebuah ruangan rapat kecil yang tidak ada orang.
“Apa yang sedang kau lakukan? Ini di perusahaan.”
Seketika Caroline merasa khawatir, sebisa mungkin berusaha untuk tetap tenang.
Lampu tidak dinyalakan diruangan tersebut. Hanya ada seberkas cahaya yang masuk melewati celah gorden. Bayang mereka hanya terlihat samar-samar. Kedua tangan Robert menahan bahu Caroline, dengan kasar mendorong wanita itu kedinding. Diantara gelap dan segaris cahaya yang menyinari wajahnya, sepintas senyum yang sulit diartikan tampak diwajahnya.
“Hei, dari perkataanmu ini, sepertinya jika bukan karena ini di perusahaan, kau bisa seperti ini padaku? Beberapa hari terkahir, saat aku pulang, aku tidak melihatmu. Ada apa? Apakah kau sengaja bersembunyi dariku?
“Untuk apa aku bersembunyi darimu?” jawab Caroline dengan enggan, tetapi tetap terlihat tenang.
“Robert, kau pikirlah baik-baik, kau adalah seorang tuan muda dari perusahaan Shao. Aku hanyalah orang biasa, memfitnahku seperti ini apakah ada untungnya buatmu?”
“Tuan muda?” Robert tiba-tiba tertawa mendengar perkataan itu. “Apakah kau pernah mengangapku sebagai Tuan muda? Atau lebih tepatnya, adakah seorang saja di perusahaan ini yang benar-benar menganggapku sebagai Tuan muda?”
Caroline tidak menduga laki-laki itu akan mengatakan hal semacam ini. Ia tertegun sebentar. Tiba-tiba ia merasa bahwa kalimat ini terdengar tidak asing di telinganya.
Robert tiba-tiba melepaskan wanita itu, ia berjalan mundur dua langkah, dan bersandar pada meja di ruangan kecil tersebut. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya sambil memandang wanita tersebut. Senyum di wajahnya terlihat meredup.
“Sebenarnya, jika ingin dikatakan, kau dan aku ini sama saja. Kita mengalami hal malang yang sama. Di perusahaan ini, hidup kita seolah bergantung pada orang lain. Dari semua orang yang ada di perusahaan ini, hanya aku yang benar-benar mengerti situasi dan keadaanmu, bukankah begitu?”
Caroline dengan sangat bersemangat mengatasi keadaan ini.
“Bagaimana mungkin? Bagaimanapun kau adalah bagian dari perusahaan Shao.” Setelah mengatakan kalimat ini, Caroline mencoba bergerak kearah pintu, “Tim bagian periklanan dan desain akan mengadakan rapat, aku pergi dulu..”
“Sebenarnya kau bukanlah Caroline Ye.”
Ruangan pertemuan yang tidak terlalu besar itu tiba-tiba menggemakan suara Robert yang barusan berbicara.
Caroline yang sudah bersiap membuka pintu pun langsung mengurungkan niatnya. Ia berbalik dengan perasaan bingung.
“Apa yang sedang kau bicarakan?”
Robert kemudian berdiri tegak, dan menatap Caroline secara sekilas dari atas kepala sampai kebawah kakinya.
“Sekarang kau takut tidak bisa bersembunyi dariku, bukankah sejak awal sikapmu padaku seperti ini? Ada apa? Jangan bilang setelah kau keluar dari tahanan, kau melupakan semua masalah yang ada, aku tidak percaya orang seperti kau ini.”
Mendengar hal itu, telapak tangan Caroline mulai berkeringat.
“Jika aku bukan Caroline, lalu siapa?”
Ia mencubit telapak tangannya untuk menyadarkan pikirannya.
“Tuan muda, semua orang bisa berubah, kau bertanya kenapa aku bersembunyi darimu. Tidakkah kau coba berpikir, awalnya aku juga percaya padamu. Tapi kau menggunakan kalimat yang kukatakan ini, dan karena satu hal, sejak saat itu barulah aku tidak disukai oleh Mitchel Shao. Aku rasa pikiranmu terlalu dangkal. Bagaimana bisa kau mengatakan bahwa kita sama-sama mendapatkan kemalangan dan keterpurukan yang sama ?”
Tadi, tepat ketika Robert merasa dan berkata posisi dirinya tidak terlalu tinggi di antara keluarganya, dan merasa hidup mereka seolah bergantung pada orang lain, Caroline merasa kalimat itu terdengar tidak asing di telinganya. Seolah ia sudah pernah mendengar kalimat itu dulu. Tiba-tiba didalam benaknya teringat beberapa kenangan tentang pemilik asli tubuh ini tiga tahun yang lalu—tentang Robert Shao.
Tiga tahun yang lalu, ketika Caroline menikah dengannya, keluarga Shao masih sangat baik sekali pada wanita itu. Lagipula, ia juga menantu yang dipilih secara langsung oleh Marry Li. Tetapi hati Caroline hancur dan putus asa.
Robert Shao lah yang berkencan dengannya, Robert jugalah yang melaksanakan upacara pernikahan dengannya, tetapi malam setelah pernikahan itu, yang dilihatnya adalah Mitchel Shao. Kejadian ini sudah begitu lama setelah mereka menikah. Ia ingin mencari Robert dan bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi.
Tetapi, pada saat itu Robert menyembunyikan dirinya selama beberapa hari. Suatu hari, tiba-tiba datang dan berdiri didepan pintu.
Selama itu, ia merasa tersiksa dengan rasa keputus-asaan dalam hidupnya, tetapi Robert seolah berkata dialah yang sangat menderita, juga berkata semua ini bukanlah kemauannya. Keberadaan Robert tidaklah penting dalam keluarganya. Sejenak, ia merasa memiliki pengalaman malang yang serupa.
Bahkan setelah itu, ia membujuk Caroline untuk membantunya memantau setiap gerakan yang dilakukan oleh Mitchel Shao.
Akan tetapi, hal baik tidak berlangsung lama. Masalah ini telah diketahui oleh Mitchel Shao. Oleh karna itulah Caroline sangat dibenci oleh Mitchel Shao.
“Masalah ini, kau sudah tau semuanya?”
Robert menatap wanita itu, seketika timbul tatapan curiga. Tampaknya berbeda dengan dugaannya sebelumnya. Ia kembali jatuh dalam keraguannya.
“Aku ingat. Bukan tau.” koreksi Caroline.
Ketika ditanya, aku hanya pergi ke tempat lain sebentar. Tetapi aku segera berpikir, apakah Robert benar-benar bisa melihat ada yang aneh dan tidak beres? Ia tidak akan pernah benar-benar berpikir ke situasi yang sebenarnya. Yang penting, selama bukan Caroline sendiri yang mengungkap identitasnya, didunia ini tidak akan ada orang yang akan mempercayainya.
Tetapi, Caroline pun segera berpikir, apa yang membuat laki-laki itu tiba-tiba mencurigai identitasnya?
“Aku hanya bercanda, kenapa kau begitu serius?”
Robert Shao mengangkat kedua alis matanya, menunjukkan tampangnya yang menyebalkan itu, ia kembali bersandar pada meja di ruang pertemuan tersebut. “Karena kau masih mengingat semuanya, kuharap kau juga masih ingat, sejak awal, seharusnya aku yang menikah denganmu.”
“Kau salah ingat.” potong Caroline sebelum Robert menyelesaikan kalimatnya. “Sejak awal aku memang berniat menikahi Mitchell Shao, kau hanya menggantikannya berkencan denganku.”
Tiga tahun yang lalu, kalimat inilah yang digunakan Robert untuk menipu Caroline, dan gadis bodoh itu benar-benar mempercayainya, berpikir bahwa dia adalah pilihan terakhir.
Robert Shao terlihat enggan mendengarnya.
“Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan, di dalam hatiku tetap ada dirimu. Sejak awal itu benar adanya dan perasaanku ini tulus padamu. Hubungan kau bersama kakak laki-lakiku tidak mungkin seperti apa yang sejak awal telah kita bicarakan.”
“Tuan muda, akan lebih baik jika seterusnya kau tidak bercanda denganku seperti ini. Gossip tentang dirimu bahkan lebih banyak dibanding gossip tentang aktor hiburan di televisi. Sebegitu banyak berita tentangmu, apakah kau sanggup mengurus semuanya? Sudahlah, kau tidak perlu membuang-buang waktumu hanya untuk memikirkan tentang diriku.”
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Caroline kembali memutar badan dan menyentuh gagang pintu. Sembari membelakangi Robert, ia berkata “Selain itu, bagaimana kamu tahu bahwa aku dan Mitchell Shao tidak mungkin memiliki hubungan seperti yang kau katakan? Aku rasa itu hanya perihal terbiasa atu tidaknya.”
Caroline mencoba menarik gagang pintu, tetapi suara Robert yang dingin itu menghentikan aksinya.
“Jangan berpikir bahwa aku tidak tahu kalau kau tadi berusaha menghindar dari hadapan ayahku. Terakhir bahkan membiarkanku pergi dengan seorang desainer bernama Miyakawa, apa maksudnya itu?”
Lagi-lagi membicarakan masalah perasaan, dan ditambah dengan ancaman. Karna telah berdebat untuk waktu yang lama, akhirnya wanita itu pun menanyakan langsung apa yang ingin ditanyakan laki-laki itu sesungguhnya.
Terdengar tawa mengejek di belakangnya.
“Apakah kamu takut saat Miyakawa datang nanti, ia akan membahayakan posisimu di departemen desain? Kau telah mengerahkan segalanya untuk masuk ke perusahaan ini. Bahkan dalam waktu singkat telah menduduki jabatan sebagai seorang wakil direktur. Tapi kau jangan lupa. Sekarang ada ancaman di depan mata. Setelah aku mengundang Miyakawa untuk hadir, jangankan direktur, sebagai wakil ketua saja, belum tentu kau bisa menempati posisi tersebut.”
Setelah mendengar perkataan ini, Caroline mengatupkan kedua bibirnya. Tangan yang ramping itu dengan tegas memutar pegangan pintu ruangan pertemuan tersebut. Meninggalkan tiga kata untuk pria tersebut.
“Terserah kamu saja.”
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangTakdir Raja Perang
Brama aditioAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPernikahan Kontrak
JennyWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiAfter Met You
AmardaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending