Revenge, I’m Coming! - Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
Baru saja jam makan siang lewat, ketua perancang dari kelompok dua perhiasaan Shao’s Corp., Cassie Zhao kembali ke ruangannya dan meletakkan kotak makan dengan kuat di meja. Wajahnya terlihat kesal.
“Terlalu kelewatan.”
“Ada apa?” Pekerja yang berada di sekitar tempat kerja yang menunggu makanan tercengang.
“Kak Cassie, siapa yang sudah membuatmu marah?”
“Kotak makan…… Kenapa tidak ada makanan?”
Demi mengejar pekerjaan untuk menjawab pemeriksaan direktur perancang dari coco, beberapa hari ini anggota kelompok dua dari departemen perancangan bergilir pergi ke kantin untuk mengambil makanan demi menghemat waktu.
Dan saat itu, kotak makan di atas meja Cassie Zhao kosong. Membawa pergi dengan kondisi seperti itu dan membawa pulang dengan kondisi yang sama.
Orang-orang menatap satu sama lain, semuanya sadar ada sesuatu yang tidak benar.
“Apa ada masalah?”
Cassie Zhao berbicara dengan terengah-engah,
“Aku baru sampai di kantin, sedang mengantri dan bertemu dengan beberapa wanita cerewet dari departemen pemasaran.”
“Kita tidak bisa menghindari musuh,” kata Dylan Bai tidak mendengar gosip, yang menggigit ujung pena dengan kosentrasi.
Departemen pemasaran dan departemen perancangan Shao’s Corp., selalu tidak cocok. Sebelumnya, saat Kak Kelly masih menjadi direktur departemen perancangan, selalu bermusuhan dengan direktur departemen pemasaran. Walaupun sekarang Kak Kelly sudah di pindah ke posisi lain di perusahaan, tapi permusuhan ini tidak bisa dilepaskan begitu cepat.
“Mereka malah mengatakan pekerjaan kita departemen perancangan ditiduri untuk meningkatkan kinerja. Memarahi kita orang-orang departemen perancangan tidak memiliki keahlian dan berpura-pura pintar. Menurut kalian, apa ini masuk akal?”
“Apa?”
Ruang kerja itu gempar seketika.
“Perempuan jalang mana yang tidak tahu malu mengatakannya? Robek saja mulutnya.”
“Sudah gila mereka. Mereka departemen pemasaran yang meningkatkan kinerja dengan ditiduri. Menganggap departemen lain juga sama seperti mereka tidak malu?”
“Ya beberapa pelompat hebat dari departemen pemasaran. Perempuan jalang yang selalu menemui Robert Shao dari departemen periklanan. Membuatku marah sampai tidak selera makan. Sudah kelewat batas.”
“Beberapa orang itu? Kita lawan mereka. Ayo, kita cari mereka untuk penjelasan.”
“Iya. Kita departemen perencangan bukan bisa dibully dengan gampang.”
Melihat kondisi, Dylan Bai sibuk melihat mereka secara diam-diam. Dengan cepat mereka berjalan dan mendorong pintu.
“Hei hei hei, kalian mau ke mana? Tenanglah dulu, jangan mencari masalah.”
“Dylan Bai, mereka departemen pemasaran sudah membully kita sampai kehilangan kesabaran. Kami tidak peduli.”
Dylan Bai mencegah mereka dengan berkata,
“Apa kalian semua lupa perkataan Direktur Ye di rapat kemarin? Simon dari coco mau datang memeriksa dalam dua hari ini. Kalau kalian mencari masalah maka akan kehilangan sesuatu yang besar.”
Mengatakan itu, orang-orang termenung.
“Jadi amarah ini dibiarkan beigtu saja?”
“Makanya. Kamu itu pria. Lagipula kamu tidak menakuti perkaaan seperti itu. kami sudah tidak bisa memendam amarah lagi.”
Wanita di departemen perancangan banyak. Kamu satu kalimat dan aku satu kalimat, Dylan Bai bahkan bisa mati tersedak air liurnya.
Dengan keras kepala dia mengatakan, “Kalau tidak begini saja, tunggu direktur Ye pulang. masalah ini akan aku smapaikan ke Direktur Ye. Biarkan atasan kita yang pergi menyelesaikan masalah antar departemen yang terjadi secara personal ini. Kakak-kakak sekalian, bagaimana menurut kalian? Anggap saja demi coco. Kalian ingin bekerja sama dengan coco, tidak?”
Emosi Cassie Zhao meledak, tapi ada kerugian dan keuntungan, dan juga tahu mana yang lebih penting. Dia mengerutkan alis dan duduk.
Tidak bisa berbuat apa-apa, orang-orang bubar dengan sendirinya dan saling melihat satu sama lain, juga kembali ke tempat masing-masing meninggalkan keonaran yang dibuat.
Sore hari, Caroline Ye pulang dari rapat dan Dylan Bai mengikutinya masuk ke ruangan, melaporkan masalah siang tadi.
“Kak, aku lihat Cassie Zhao mereka sangat marah. Kalau masalah ini tidak dibereskan, lain kali pasti akan bermasalah. Lagipula semuanya di perusahaan, pasti saling bertemu.”
Caroline Ye duduk di belakang meja katornya, setelah merenungkannya sejenak, dia melihat Dylan Bai dengan suatu maksud.
“Semua pasti ada penyebabnya. Walaupun beberapa orang yang di departemen pemasaran itu memiliki mulut yang cerewet, tapi sama sekali tidak mungkin sembarangan berbicara seperti itu. Apa yang sudah kamu temukan? Langsung katakan.”
Dylan Bai sudah bekerja dengannya beberapa lama. Walaupun suka bermalas-malasan, tapi dia berani dan teliti. Segala sesuatu diperiksanya terlebih dahulu baru berbicara, jadi masalah hari ini dia pasti sudah memeriksanya terlebih dahulu baru memberitahu dirinya.
Seperti yang diperkirakan, Dylan Bai menatapinya dengan hati-hati,
“Sebenarnya bukan apa-apa. Hanya sebuah gosip. Kak, aku rasa lebih baik kamu tidak perlu mendengarnya.”
Caroline Ye manikkan alisnya, dan berkata dengan rasa tertarik,
“Tidak apa-apa, katakan saja, aku sangat penasaran gosip seperti apa yang bisa mengatakan orang departemen kita bisa ditiduri.”
Ekspresi Dylan Bai canggung, dia membersihkan tenggorokkannya, dan berkata dengan suara pelan, “Departemen periklanan yang duluan menyebarkannya. Mereka mengatakan Anda dan direktur Shao kita memiliki hubungan yang tidak jelas. Mengatakkan Anda dan direktur Shao……”
“……”
“Lalu?”
“Hah?”
Dylan Bai tercenang, mengangkat kepala melihat Caroline Ye seperti tidak peduli, dan malahan melihatnya dengan wajah yang penasaran.
“Mengatakan Anda dan direktur Shao itu, mengatakan Anda yang dari seorang pekerja biasa bisa menjadi direktur departemen dalam waktu tiga bulan karena perlakukan khusus direktur Shao. Bahkan mengatakan semua orang departemen perancangan kita berpura-pura mulia, tapi sebenarnya berbuat seperti itu di belakang.”
Suara Dylan Bai semakin pelan, sebenarnya dia tidak berani melanjutkannya.
Tangan Caroline Ye sedang memutar sebuah pena. Wajahnya sangat tenang. Melihatnya tidak mengatakan apa-apa lagi, dia merenung sejenak lalu berkata, “Departemen periklanan yang mulai menyebarkannya, kan?”
“En.”
“Baiklah, aku sudah tahu.”
“Anda tidak marah?”
“Apa kamu percaya?”
“Tentu saja tidak. Kak, walaupun aku baru mengenalmu selama tiga bulan, tapi aku bisa menjamin sikap moralmu. Bagaimana mungkin Anda adalah seseorang yang bisa melakukan hal seperti itu? Jelas-jelas Anda bergantung pada kemampuan mendapatkan penghomatan dari Direktur Shao. Orang-orang ini pasti iri padamu. Oleh karena itu mereka bisa menyebarkan gosip itu.
“Jangan memujiku. Karena kamu percaya, yasudah. Biarkan mereka bergosip. Beritahu Cassie Zhao mereka, tidak peduli apa yang dikatakan orang luar, kita harus berpura-pura tidak tahu. Setelah masalah coco selesai baru kita bahas lagi.”
Caroline Ye mengetuk mejanya,
“Oh ya, siapa yang memberitahu masalah hari ini?”
“Cassie Zhao.”
“Baiklah, saat kamu keluar nanti, suruh Cassie Zhao ke ruanganku.”
Dylan Bai tidak mengerti, tapi tidak enak hati banyak bertanya. Seletelah keluar memanggil Cassie Zhao, seluruh orang di ruangan menunggu Cassie Zhao keluar, seperti melihat seseorang yang tidak akan pernah keluar lagi. Lagipula, departemen perancangan dan departemen pemasaran sudah ribut sejak dulu. Kak Kelly sejak dulu tanpa basa basi langsung membawa orang ke departemen pemasaran dan memukul meja.
Saat ini, adalah saat dimana Caroline Ye mengurusnya dengan cara yang baru.
Sepuluh menit kemudian, Cassie Zhao keluar dari ruangan.
“Bagaimana? Apa kata direktur Ye?”
Tatapan orang-orang di seberang membuat ekspresi Cassie Zhao rumit, “Direktur Ye bilang, saat Simon dari coco datang, dia menyuruhku pergi dengannya untuk memperkenalkan departemen.”
“Siapa yang menanyakan ini? Bagaimana dengan perkataan departemen pemasaran?”
Cassie Zhao menggelengkan kepala. Melihat orang-orang masih melihatnya dengan wajah yang tidak mengerti, dia melepaskan tangannya, “Tidak mengungkitnya. Bahkan tidak satu kata pun.”
Para wanita di ruangan melihat satu sama lain, memberikan tatapan tidak percaya.
Bahkan sudah dikatakan seperti itu, bagaimana bisa masih bersabar seperti itu tidak melakukan apapun?
Di dalam ruangan, Caroline Ye menatap layar komputer. Tatapan matanya kosong, tidak fokus ke suatu titik. Dia mengulang kembali kata-kata Dylan Bai dan ada pertanyaan dalam hatinya.
Dia biasanya pergi ke ruangan direktur utama. Kalau benar-benar ada gosip, seharusnya juga dari kantor eksekutif terlebih dahulu. Tapi, gosip ini malah disebar dari departemen periklanan.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Lifetime
DevinaMy Tough Bodyguard
Crystal SongRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending