Revenge, I’m Coming! - Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
Diejek lagi sama semua orang, dan mereka baru keluar dari ruang istirahat ke aula perjamuan.
Keluarga Xue menggunakan perjamuan ala Chinese, puluhan meja bundar terdapat nama-nama masing-masing tamu yang di undang oleh mereka, dan para tamu duduk sesuai dengan meja yang sudah terdapat namanya.
Caroline Ye mengikuti Mitchell Shao duduk bersama dengan para teman seperjuangannya, dengan matanya yang tajam ia melihat bahwa terdapat nama Blake Lu dan Evelyn An.
Orang-orang yang duduk di meja bundar ini mayoritas merupakan teman-teman Mitchell Shao dari kecil di wilaya militer, maka dari itu terdapat juga nama Blake Lu di meja tersebut bukan sesuatu yang aneh, namun setelah acara sudah mulai beberapa waktu, Blake Lu dan Evelyn An baru tiba di lokasi perjamuan tersebut.
Sehabis bersapaan dengan para kerabat dengan singkat, sepasang suami istri tersebut duduk berhadapan dengan Caroline Ye dan Mitchell Shao, dan tempat duduk Evelyn An sangat berdekatan istri Kaison Xue.
“Saat Blake menikah, saya dan istri saya sedang berada diluar negeri, saat itu kesehatan Kakek tidak begitu baik, oleh karena itu kami tidak sempat ikut serta dalam acara pernikahan kalian, nanti saya minum beberapa gelas sebagai tanda minta maaf kepada kalian.”
Kaison Xue berbicara dengan Blake Lu dari samping istri.
“Tidak apa-apa, kita semuanya sudah kerabat, bukan orang luar, tidak perlu berbicara seperti itu, yang penting maksud kamu sudah saya terima dengan baik.”
Blake Lu mengambil gelas bir dengan dermawan, matanya melihat ke kerumunan, saat pandangannya melewati Caroline Ye, dia mengerutkan kening tanpa perkataan, seperti menunjukkan sedikit rasa muak melihanya,
“Di rumah tadi ada beberapa urusan, oleh karena itu saya terlambat datang, saya menghukum diri dulu dengan segelas bir.”
Selesa berkata, dia bersulang dan kembali pada tempat duduknya.
Semua orang di meja saling menatap, semua orang sepertinya tahu bahwa wajah Blake Lu seperti kurang menyenangkan.
Ia bahkan lupa memperkenalkan istrinya.
Caroline Ye melihat mereka dengan biasa seperti tidak ada hal aneh yang terjadi, namun dengan mudah ia dapat merasakan suasana mereka sedang perang dingin, langsung tersenyum di dalam hati.
Hal apa lagi yang menyebabkan mereka perang dingin? Sudah pasti dikarenakan oleh kelakuaan Blake Lu yang sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa berubah suka berselingkuh, dan Evelyn An juga takut Blake Lu akan dimusuhi Keluarga Shao, konflik yang terpendam lama tidak bisa dihindari, akhirnya Meletus juga.
Perjamuan sudah sampai ke penghujung acara, Caroline Ye meninggalkan meja dan pergi ke kamar kecil, saat ia kembali ke meja, tiba-tiba ada yang menyahutnya dari belakang.
“Caroline?”
Dia berhenti dan berbalik badan, melihat seorang wanita yang tidak dikenalnya melihat sendiri dengan wajah heran.
“Kamu kok ada disini? “Wanita tersebut melihatnya dari atas sampai kebawah, kemudian bertanya lagi, “Apakah kamu datang bersama Mike Shen?”
Nama “Mike Shen” ini membuat wajah Caroline Ye berubah seketika, ia langsung berpikir siapakah wanita yang berdiri di depannya ini, “Snow Qiao”?
Mereka hanya anggota mahasiswa di organisasi yang sama, Caroline Ye tidak begitu mengenalnya dengan dekat, mereka saling tahu juga karena diperkenalkan oleh Mike Shen saat kuliah dahulu.
“ini Aku, “Snow Qiao tersenyum melihatnya, menggandeng tangan pria yang di sampingnya, dan memperkenalkan Caroline Ye dengan berkata, “ini pacar kakak senior saat masa kuliah dahulu, dia juga teman saya, kami sudah lama tidak bertemu, tidak duga bisa berketemu disini.”
Jarak mereka berdiri tidak jauh dari meja Mitchell Shao, apabila berbicara dengan nada lebih linggi maka semua orang dapat mendengarkannya dengan jelas, dan sudah ada orang yang memandang kearah mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Caroline Ye hanya ingin menyelesaikan pembicaraan yang bosan ini dengan cepat, “Iya sudah lama tidak bertemu, saya masih ada urusan lain, pamit dulu ya.”
Sikapnya dingin dan pergi dengan cepat, bahkan Caroline Ye belum sempat bereaksi terhadap sikapnya.
Pria disampingnya kemudian berkata dengan ragu, “Teman kuliah mu dulu sepertinya tidak terlalu kenal dengan kamu.”
Mendengar perkataan tersebut, terlihat ekspresi kurang senang yang terpancar dari wajahnya,
“Dia memang begitu, dia kira hidupnya sudah sangat megah, cuman karena menikah dengan orang hebat saja bukan? Apa yang perlu dibanggakan?”
“Mike Shen yang dikatakan mu tadi, itu yah yang duduk di meja yang itu?”
“Eh? Yang mana?”
Snow Qiao melihat dari arah pandangan pria tersebut, terlihat pria yang di samping Caroline Ye dan terkejut.
Sepertinya bukan Mike Shen.
Setelah Caroline Ye kembali ke meja perjamuan, Mitchell Shao bertanya dengan spontan,
“Kok pergi ke kamar kecilnya lama sekali?”
“Bertemu dengan teman sekelas dulu.”
Setelah mendengar kata-katanya, Mitchell Shao melihat ke arah dimana Caroline Ye tadi berdiri, dan tidak menanyakan pertanyaan lagi.
Namun kejadian tadi lihat oleh Evelyn An.
Setelah sanak saudara keluarga Xue sudah mengucapkan selamat kepada Kakek Xue, sekarang giliran meja perjamuan Kaison Xue yang pergi mengucapkan selamat, Caroline Ye juga mendorong kursi roda Mitchell Shao dan mengikuti orang-orang dari belakang.
“Kakek, ini adalah anak dari paman Lu, apakah Kakek masih ingat?”
“Ingat ingat, Anak buntut dari Keluarga Lu bukan, yang bernama Blake.”
Kakek Xue sudah berumur 90an, selain matanya yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas, namun kondisi kesehatan badan dan pikirannya masih sangat baik, dan beliau juga sangat senang berbicara tentang masa kecil para junior ini ketika mereka masih kecil, dan beliau juga masih mengingatnya dengan baik.
“Saat masih kecil ia bersama kamu memanjat dinding di wilayah militer kan, sekarang sudah besar, sudah berkeluarga juga, istrinya yang mana?”
“Di sini, “Blake Lu cepat cepat memperkenalkan istrinya, “Kakek Xue, ini istri saya.”
“Bagus, bagus, “Kakek Xue menganggukkan kepala, melihat dengan wajah senang, “Gadis dari keluarga Gu ini sangat baik, berpasangan dengan kamu sudah beruntung kamu.”
Setelah mendengar perkataan tersebut, semua orang saling menatap.
Wajah Evelyn An mengerut, dengan kaku ia berkata,
“Saya bukan…….”
“Iya sudah cukup beruntung, “Kaison Xue langsung memotong pembicaraan dia dan sambil memberikan kode dengan tatapan mata, sambil berkata, “Memang benar kata Kakek, Blake Lu ini sangat beruntung.”
Kakek Xue sudah berumur, banyak kejadian di luar yang mereka sembunyikan dari Kakek, sehingga Kakek belum tahu kejadian yang melimpah keluarga Gu, Blake Lu sudah menikah dengan wanita lain juga belum diberitahu, di tambah dengan mata Kakek sudah tidak dapat melihat dengan baik, makanya Kakek Xue bisa menganggap Evelyn An sebagai Beatrice Gu.
Evelyn An tidak diberi kesempatan menjelaskan, dia hanya dapat menatap Blake Lu dengan tatapan kesal.
Wajah Blake Lu juga terlihat kaku, namun juga tidak dapat menghindari Kakek Xue memuji Beatrice Gu.
Suasana menjadi sangat aneh, namun Kaison Xue masih merasa tidak enak dengan suanana tadi, ia berinisiatif membawa topik pembicaraan ke pasangan suami istri Mitchell Shao dan Caroline Ye, “Kakek, kakek jangan sibuk memuji istri Blake saja, hari ini Mitchell juga membawa istrinya kemari, Kakek tidak ingin melihatnya? Kakek jangan pilih kasih dulu.”
Kakek Xue dengan senyum menepuk cucunya, “kok saya pilih kasih? Dasar sembarang ngomong.”
Sambil berbicara, tatapan tertuju pada Mitchell Shao, walaupun penglihatan Kakek kurang baik, namun Mitchell Shao yang duduk di atas kursi roda masih dapat terlihat dengan jelas, tidak tahu terpikir apa, tatapan penuh kasian terpancar dari mata Kakek yang sudah menua tersebut, melambaikan tangannya berkata,
“Mitchell, kemari, coba Kakek lihat.”
Caroline Ye mendorong Mitchell Shao ke arah Kakek.
“Kakek sudah lama tidak bertemu dengan mu, anak baik, bagaimana kabar mu? “Kakek Xue dengan penuh kasih sayang memegang tangan Mitchell Shao, setiap katanya terbawa makna yang dalam, “Kita harus selalu memandang ke depan, jangan mengalah pada masa lalu.”
Mitchell Shao menganggukkan kepala dengan perlahan, “Badan saya sudah membaik, terima kasih perhatian Kakek.”
Dia mengangkat kepalanya melihat ke arah Caroline Ye, tatapannya terlihat berat,
“Tolong tuangkan minuman, saya ingin mengucapkan selamat kepada Kakek.”
Caroline Ye mengambil segelas minuman dari tangan pelayan dan menyerahkannya kepada Mitchell Shao, ia sendiri juga mengambil secangkir gelas, melihat Mitchell Shao tidak mengucapkan apa-apa, dia berinisiatif menyapa,
“Kakek Xue, kami berdua mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kakek, semoga Kakek panjang umur sehat selalu.”
Saat ini Kakek Xue baru memperhatikan Caroline Ye, dengan tatapan bijak memperhatikan Caroline Ye dengan detil, dengan sedikit ragu beliau bertanya,
“Ini istri Mitchell bukan, kapan kalian menikah?”
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataLoving Handsome
Glen ValoraBehind The Lie
Fiona LeeYou're My Savior
Shella NaviLove Is A War Zone
Qing QingRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending