Revenge, I’m Coming! - Bab 159 Bersedia Tertipu
“Kau……”
Gerald terdiam seketika.
“Aku sudah pernah bilang, aku kenal Beatrice di rumah sakit, sekarang dia sudah tidak ada, kau menanyaiku ada hubungan apa aku dengannya, aku bilang kau ini temannya, kau juga tidak percaya, kalau begitu kenapa kau bertanya?”
“Kau itu hanya beralasan saja, kalau Beatrice dulu mengenalmu, kenapa dia tidak pernah menceritakan dirimu pada kami?”
Kalau ingin mengatakan kalau Caroline punya suatu hubungan dengan Beatrice, semua itu benar-benar hanya perasaan Gerald saja, ia juga sudah pernah menyelidiki, menurut Emily, Caroline Ye ini pernah magang di rumah sakit, oleh karena itu dia bisa mengenal Beatrice yang memeriksakan dirinya ke rumah sakit dulu.
Tapi sebagai sahabat baik Beatrice, dirinya dan Emily sama sekali tidak pernah mendengar Beatrice menyebutkan nama Caroline Ye, namun kelakuan Caroline menunjukkan kalau dirinya sangat amat mengenal Emily, aneh sekali.
“Apa hubungannya dia dengan kau? Kenapa aku harus menceritakan semuanya padamu dengan jelas dan rinci?”
Ucapan Caroline itu seketika membuat Gerald tak berkutik.
Setelah keluar dari Rumah Keluarga Cheng, awalnya Caroline berencana untuk mengembalikan kunci rumah itu pada tempatnya, tapi tiba-tiba Gerald mengulurkan tangannya, “Berikan kunci itu padaku.”
“Kenapa? Ini punya orang lain, aku harus meletakkannya pada tempatnya.”
“Aku takut kau mencuri seusatu di dalam.” Kata Gerald sambil mengerutkan keningnya.
Caroline pun meletakkan kunci itu di tangan Gerald dengan terpaksa,
“Apa yang bisa dicuri di sini, barang-barang tua itu sama sekali tidak berharga, barang-barang antiknya juga sudah disimpan semua.”
Setelah itu, ia pun pergi.
Gerald pun lekas mengunci pintu rumah itu, dan segera berlari mengejarnya,
“Eh? Kenapa kau tahu di Rumah Keluarga Cheng ada barang-barang antik? Beatrice bukan orang bodong, bagaimana mungkin ia memberitahukan semua ini padamu?”
“Menurutmu?”
Caroline terus berjalan sambil bertanya padanya.
“Jangan berpura-pura bodoh di hadapanku, beritahu aku, kapan dan di mana Beatrice memberitahumu semua ini.”
“Mana mungkin aku ingat?”
“Tidak bisa, kau harus mengingatnya, kalau tidak aku jangan harap kau bisa pergi hari ini.”
“Aku tidak mau pergi kok, hari ini aku mau liburan di sini.”
Setelah keluar dari Rumah Keluarga Cheng itu, Gerald terus mengikutinya seharian.
Yang penting urusannya kan sudah selesai semua, Caroline juga tidak terburu-buru untuk pulang, anggap saja seperti pertemuan dengan teman lamanya sejak kecil, berjalan-jalan bersama, makan ini beli itu, sampai semua yang ia inginkan sudah sampai ke perutnya, dan yang membayar semua itu tentu saja Gerald.
“Caroline, kau pikir aku ini bisa termakan tipuanmu? Kenapa aku yang harus membayar semua ini?”
“Aku masih belum buta ya, kalau mau menipu jelas aku tak akan menipu kau,” kata Caroline sambil menarik setusuk buah manisan dari sebuah kedai di pinggir jalan, “Tuan, ini berapa harganya?”
“Setusuk dua puluh ribu.”
“Oke.” Caroline menunjuk ke arah Gerald, “Minta dia ya uangnya.”
Lalu ia pun pergi, baru saja Gerald mau mengejarnya, sang pemilik toko menarik lengannya, "Anak muda, kau masih belum bayar."
"Dia yang beli, kenapa tidak minta dia?"
"Pacarmu mau makan buah manisan saja kau tak mau membelikannya, pelit sekali kau?"
"Pacar?" wajah Gerald membiru, "Dia bukan pacarku."
Mendengar jawaban Gerald, pemilik toko itu melipat lengan kemejanya, "Aku di Miyun sudah berjualan sepuluh tahun lebih, belum pernah ada yang makan gratisan, apa kau tak mau membayar? Dua puluh ribu saja kau tak mau bayar, apa kau tak tahu malu?"
Gerald tak bisa berkata apa-apa, sambil marah ia mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dari kantongnya, dan berkata
"Siapa yang mau bayar gratis? Nih, kembaliannya ambil saja."
Pemilik toko itu melotot padanya, lalu menghitung beberapa lembar uang kecil lalu menyodorkannya pada tangan Gerald, "Dua puluh ribu ya dua puluh ribu, siapa yang mau melihatmu sok-sokan di sini? Sana cepat pergi."
Gerald merasa sangat kesal.
Turis-turis lain di sana yang melihat kejadian itu tersenyum-senyum saja, dan Caroline yang berdiri di kejauhan tertawa terbahak-bahak sampai pinggangnya terasa mau patah.
Gerald mengejar Caroline dengan berapi-api, baru saja mau memarahinya, Gerald melihat cahaya matahari yang mulai terbenam itu menyinari seluruh tubuh wanita itu, bayangannya terasa sedikit remang-remang, wanita itu mengigit buah manisannya itu, lalu tersenyum padanya,
"Mau?"
Gerald sedikit tercengang, saat melihat wanita di depannya itu, ia merasa seperti melihat sesosok bayangan wanita lain yang ia kenal, meskipun ia tahu kalau itu tidak mungkin, tapi ia tetap saja maju ke depan dan mengigit manisan itu.
Begitu masuk di mulut, rasanya manis, tapi setelah digigit rasanya asam, rasa asamnya itu pun membuat matanya mulai memerah dan berlinang air mata.
"Haduh, segigit buah manisan saja bisa membuatmu seterharu ini."
Gerald pun tersadar, ia memandanginya dengan penuh rasa marah,
"Siapa yang terharu?"
"Kalau begitu kenapa kau? Kulihat sepertinya kau hampir menangis."
"Menangis apanya," Gerald menarik kembali ingus di hidungnya, "Siapa yang menyuruhmu makan buah manisan? Berikan padaku."
"Kau ini benar-benar aneh, memangnya tidak boleh aku makan buah manisan?"
"Aku yang membelinya!"
Setelah itu, ia pun merebut buah manisan itu dari tangan Caroline, "Kau tak boleh makan."
Dia tahu kalau orang itu tak akan pernah kembali lagi, tapi ketika melihat ada seseorang yang melakukan hal-hal yang disukainya, gaya dan ekspresinya pun sangat mirip, Gerald sangat sedih melihatnya.
Melihat Gerald yang matanya memerah, Caroline pun teringat masa lalunya.
Gerald seumuran dengan dirinya, waktu kecil pertumbuhan Gerald agak sedikit terlambat, ia lebih pendek jauh dari anak-anak seumuran mereka, jadi tentu saja dirinya sering menjadi sasaran anak-anak yang nakal, dari kecil ia selalu menjadi bahan bullyan, dari pagi sampai malam selalu menangis saat pulang ke rumah, ia tidak bisa membiarkan temannya itu begitu terus, oleh karena itu ia selalu melindunginya.
Setelah itu, mereka berdua ditambah dengan Emily selalu bersama-sama berjuang di Kota Nan selama sepuluh tahun lebih, kemudian dirinya pergi bersekolah di luar negeri, lalu setelah pulang, Gerald tumbuh setinggi seratus delapan puluh senti lebih seperti bambu, dan menjadi playboy paling terkenal di Kota Nan, siapa yang melindungi siapa waktu kecil pun, sudah tak ada yang mengingatnya lagi.
Tapi Gerald masih suka mengikutinya kemanapun dia pergi, sedikit sedikit 'Kak Beatrice', dari kecil sampai besar, mereka selalu saling melindungi satu sama lain.
"Bukankah hanya setusuk buah manisan saja, buatmu saja, untuk apa berebut?" kata Caroline sambil membalikkan badannya untuk menyembunyikan rasa rindunya.
"Kau mau ke mana?" tanya Gerald sambil membawa buah manisan yang tersisa separuh itu.
"Kembali ke hotel dan tidur, aku lelah."
"Untuk apa kembali ke hotel, kuajak kau ke satu tempat," Gerald pun tiba-tiba berlari ke depan untuk menghadang Caroline, lalu tersenyum,
"Aku sangat mengenal Miyun, karena kurasa hari ini kita sudah akrab, kubawa kau ke tempat yang bagus."
"Kita...... akrab?" Caroline bingung, "Bukankah tadi kau bilang aku ini penipu?"
"Ditipu oleh wanita cantik, aku bersedia tertipu."
Eh, mau ganti strategi?
Caroline pun tertawa dalam hati, memandangi Gerald dengan penuh rasa tertarik,
"Oke, tempat apa."
Gerald mengangkat alisnya,
"Ayo."
Lagipula tidak ada kerjaan juga sekarang, dia ingin tahu playboy kelas kakap yang sangat terkenal di Kota Nan ini biasanya seperti apa kalau sedang tidak ada dalam awasannya, ia ingin tahu bagaimana biasanya ia merayu wanita.
Novel Terkait
Revenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending