Revenge, I’m Coming! - Bab 159 Bersedia Tertipu

“Kau……”

Gerald terdiam seketika.

“Aku sudah pernah bilang, aku kenal Beatrice di rumah sakit, sekarang dia sudah tidak ada, kau menanyaiku ada hubungan apa aku dengannya, aku bilang kau ini temannya, kau juga tidak percaya, kalau begitu kenapa kau bertanya?”

“Kau itu hanya beralasan saja, kalau Beatrice dulu mengenalmu, kenapa dia tidak pernah menceritakan dirimu pada kami?”

Kalau ingin mengatakan kalau Caroline punya suatu hubungan dengan Beatrice, semua itu benar-benar hanya perasaan Gerald saja, ia juga sudah pernah menyelidiki, menurut Emily, Caroline Ye ini pernah magang di rumah sakit, oleh karena itu dia bisa mengenal Beatrice yang memeriksakan dirinya ke rumah sakit dulu.

Tapi sebagai sahabat baik Beatrice, dirinya dan Emily sama sekali tidak pernah mendengar Beatrice menyebutkan nama Caroline Ye, namun kelakuan Caroline menunjukkan kalau dirinya sangat amat mengenal Emily, aneh sekali.

“Apa hubungannya dia dengan kau? Kenapa aku harus menceritakan semuanya padamu dengan jelas dan rinci?”

Ucapan Caroline itu seketika membuat Gerald tak berkutik.

Setelah keluar dari Rumah Keluarga Cheng, awalnya Caroline berencana untuk mengembalikan kunci rumah itu pada tempatnya, tapi tiba-tiba Gerald mengulurkan tangannya, “Berikan kunci itu padaku.”

“Kenapa? Ini punya orang lain, aku harus meletakkannya pada tempatnya.”

“Aku takut kau mencuri seusatu di dalam.” Kata Gerald sambil mengerutkan keningnya.

Caroline pun meletakkan kunci itu di tangan Gerald dengan terpaksa,

“Apa yang bisa dicuri di sini, barang-barang tua itu sama sekali tidak berharga, barang-barang antiknya juga sudah disimpan semua.”

Setelah itu, ia pun pergi.

Gerald pun lekas mengunci pintu rumah itu, dan segera berlari mengejarnya,

“Eh? Kenapa kau tahu di Rumah Keluarga Cheng ada barang-barang antik? Beatrice bukan orang bodong, bagaimana mungkin ia memberitahukan semua ini padamu?”

“Menurutmu?”

Caroline terus berjalan sambil bertanya padanya.

“Jangan berpura-pura bodoh di hadapanku, beritahu aku, kapan dan di mana Beatrice memberitahumu semua ini.”

“Mana mungkin aku ingat?”

“Tidak bisa, kau harus mengingatnya, kalau tidak aku jangan harap kau bisa pergi hari ini.”

“Aku tidak mau pergi kok, hari ini aku mau liburan di sini.”

Setelah keluar dari Rumah Keluarga Cheng itu, Gerald terus mengikutinya seharian.

Yang penting urusannya kan sudah selesai semua, Caroline juga tidak terburu-buru untuk pulang, anggap saja seperti pertemuan dengan teman lamanya sejak kecil, berjalan-jalan bersama, makan ini beli itu, sampai semua yang ia inginkan sudah sampai ke perutnya, dan yang membayar semua itu tentu saja Gerald.

“Caroline, kau pikir aku ini bisa termakan tipuanmu? Kenapa aku yang harus membayar semua ini?”

“Aku masih belum buta ya, kalau mau menipu jelas aku tak akan menipu kau,” kata Caroline sambil menarik setusuk buah manisan dari sebuah kedai di pinggir jalan, “Tuan, ini berapa harganya?”

“Setusuk dua puluh ribu.”

“Oke.” Caroline menunjuk ke arah Gerald, “Minta dia ya uangnya.”

Lalu ia pun pergi, baru saja Gerald mau mengejarnya, sang pemilik toko menarik lengannya, "Anak muda, kau masih belum bayar."

"Dia yang beli, kenapa tidak minta dia?"

"Pacarmu mau makan buah manisan saja kau tak mau membelikannya, pelit sekali kau?"

"Pacar?" wajah Gerald membiru, "Dia bukan pacarku."

Mendengar jawaban Gerald, pemilik toko itu melipat lengan kemejanya, "Aku di Miyun sudah berjualan sepuluh tahun lebih, belum pernah ada yang makan gratisan, apa kau tak mau membayar? Dua puluh ribu saja kau tak mau bayar, apa kau tak tahu malu?"

Gerald tak bisa berkata apa-apa, sambil marah ia mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dari kantongnya, dan berkata

"Siapa yang mau bayar gratis? Nih, kembaliannya ambil saja."

Pemilik toko itu melotot padanya, lalu menghitung beberapa lembar uang kecil lalu menyodorkannya pada tangan Gerald, "Dua puluh ribu ya dua puluh ribu, siapa yang mau melihatmu sok-sokan di sini? Sana cepat pergi."

Gerald merasa sangat kesal.

Turis-turis lain di sana yang melihat kejadian itu tersenyum-senyum saja, dan Caroline yang berdiri di kejauhan tertawa terbahak-bahak sampai pinggangnya terasa mau patah.

Gerald mengejar Caroline dengan berapi-api, baru saja mau memarahinya, Gerald melihat cahaya matahari yang mulai terbenam itu menyinari seluruh tubuh wanita itu, bayangannya terasa sedikit remang-remang, wanita itu mengigit buah manisannya itu, lalu tersenyum padanya,

"Mau?"

Gerald sedikit tercengang, saat melihat wanita di depannya itu, ia merasa seperti melihat sesosok bayangan wanita lain yang ia kenal, meskipun ia tahu kalau itu tidak mungkin, tapi ia tetap saja maju ke depan dan mengigit manisan itu.

Begitu masuk di mulut, rasanya manis, tapi setelah digigit rasanya asam, rasa asamnya itu pun membuat matanya mulai memerah dan berlinang air mata.

"Haduh, segigit buah manisan saja bisa membuatmu seterharu ini."

Gerald pun tersadar, ia memandanginya dengan penuh rasa marah,

"Siapa yang terharu?"

"Kalau begitu kenapa kau? Kulihat sepertinya kau hampir menangis."

"Menangis apanya," Gerald menarik kembali ingus di hidungnya, "Siapa yang menyuruhmu makan buah manisan? Berikan padaku."

"Kau ini benar-benar aneh, memangnya tidak boleh aku makan buah manisan?"

"Aku yang membelinya!"

Setelah itu, ia pun merebut buah manisan itu dari tangan Caroline, "Kau tak boleh makan."

Dia tahu kalau orang itu tak akan pernah kembali lagi, tapi ketika melihat ada seseorang yang melakukan hal-hal yang disukainya, gaya dan ekspresinya pun sangat mirip, Gerald sangat sedih melihatnya.

Melihat Gerald yang matanya memerah, Caroline pun teringat masa lalunya.

Gerald seumuran dengan dirinya, waktu kecil pertumbuhan Gerald agak sedikit terlambat, ia lebih pendek jauh dari anak-anak seumuran mereka, jadi tentu saja dirinya sering menjadi sasaran anak-anak yang nakal, dari kecil ia selalu menjadi bahan bullyan, dari pagi sampai malam selalu menangis saat pulang ke rumah, ia tidak bisa membiarkan temannya itu begitu terus, oleh karena itu ia selalu melindunginya.

Setelah itu, mereka berdua ditambah dengan Emily selalu bersama-sama berjuang di Kota Nan selama sepuluh tahun lebih, kemudian dirinya pergi bersekolah di luar negeri, lalu setelah pulang, Gerald tumbuh setinggi seratus delapan puluh senti lebih seperti bambu, dan menjadi playboy paling terkenal di Kota Nan, siapa yang melindungi siapa waktu kecil pun, sudah tak ada yang mengingatnya lagi.

Tapi Gerald masih suka mengikutinya kemanapun dia pergi, sedikit sedikit 'Kak Beatrice', dari kecil sampai besar, mereka selalu saling melindungi satu sama lain.

"Bukankah hanya setusuk buah manisan saja, buatmu saja, untuk apa berebut?" kata Caroline sambil membalikkan badannya untuk menyembunyikan rasa rindunya.

"Kau mau ke mana?" tanya Gerald sambil membawa buah manisan yang tersisa separuh itu.

"Kembali ke hotel dan tidur, aku lelah."

"Untuk apa kembali ke hotel, kuajak kau ke satu tempat," Gerald pun tiba-tiba berlari ke depan untuk menghadang Caroline, lalu tersenyum,

"Aku sangat mengenal Miyun, karena kurasa hari ini kita sudah akrab, kubawa kau ke tempat yang bagus."

"Kita...... akrab?" Caroline bingung, "Bukankah tadi kau bilang aku ini penipu?"

"Ditipu oleh wanita cantik, aku bersedia tertipu."

Eh, mau ganti strategi?

Caroline pun tertawa dalam hati, memandangi Gerald dengan penuh rasa tertarik,

"Oke, tempat apa."

Gerald mengangkat alisnya,

"Ayo."

Lagipula tidak ada kerjaan juga sekarang, dia ingin tahu playboy kelas kakap yang sangat terkenal di Kota Nan ini biasanya seperti apa kalau sedang tidak ada dalam awasannya, ia ingin tahu bagaimana biasanya ia merayu wanita.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu