Revenge, I’m Coming! - Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas

Saat Mitchell pulang ke rumah, hari sudah gelap.

Setelah Ajudan Xun mengantarkannya sampai ke ruang tamu, ia pun pergi, lalu seperti biasa, sang juru masak bertanya apa dia ingin makan sesuatu atau tidak.

"Hari ini saya membuat ronde kecil yang Nyonya suka, tapi karena Nyonya takut kekenyangan setelah makan malam, ia menyuruhku agar mengantarkannya ke atas nanti, apa Tuan Muda juga mau semangkuk?"

Sebenarnya Mitchell tidak suka pada makanan yang manis, tapi tak tahu kenapa hari ini ia mengiyakannya,

"Bawa dua mangkuk ke atas."

"Baik, Tuan Muda silahkan ke atas dulu, rondenya ronde cepat saji, sebentar juga pasti jadi."

Juru masak itu berjalan ke dapur, Mitchell mendorong kursi rodanya sendiri ke arah lift, lalu melihat pembantu di atas tangga yang membawa banyak peralatan dan obat-obatan, dari kejauhan tampak sebalut perban yang berlumuran darah.

"Apa yang terjadi?"

Melihat Michell, pembantu itu pun menjawab, "Tuan Muda Robert sedikit terluka."

"......"

Di balkon dalam kamar, Caroline sedang berbicara dalam telepon, hembusan angin malam yang kencang mengibaskan gorden ungu yang ada di belakangnya, seperti sayap kupu-kupu yang sangat besar.

"Masalah brand ambassador, tak usah tergesa-gesa dulu, selesaikan dulu perhiasan-perhiasan pesanan dulu, lalu bagaimana dengan murid-murid kalian, apa mereka belajar dengan baik?"

Suara Miyakawa yang ada di seberang telepon itu terdengar berat, "Mereka semua lumayan, meskipun basicnya tidak terlalu bagus, namun mereka semua sangat rajin, ada dua yang sangat menonjol, orangnya pintar, kalau kau melihatnya pasti kau akan suka."

"Pintar atau tidak itu nomor dua, yang paling penting adalah sifat orangnya."

"Iya, aku tahu, tak usah khawatir, aku tak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali, kalau begitu kapan kau datang kemari? Tian-tsui yang kau ajarkan kemarin itu, ada beberapa hal yang tidak kumengerti......"

"Tunggu sebentar," Caroline mendengar suara pintu di belakangnya terbuka, lalu merendahkan suaranya dengan sangat waspada, "Kalau begitu sampai sini saja ya, suamiku sudah pulang, kita bicarakan lagi lain waktu."

Belum sampai Miyakawa membalas, ia pun langsung mematikan teleponnya, lalu masuk ke dalam kamar dengan santai, "Kapan kau pulang? Apa kau sudah makan?"

Sambil bertanya, ia berjalan menuju kursi roda Mitchell lalu mendorongnya sampai ke sebelah meja dengan refleks, lalu menuangkan secangkir teh dan menyuguhkannya pada Mitchell.

Dengan pandangan datar Mitchell berkata,

"Juru masak sedang memasak ronde, nanti dia antarkan ke atas."

Mendengar perkataan itu, Caroline pun senang, "Kalau kau tak bilang, aku pasti sudah memarahinya, katanya dia memasak satu porsi untuk setiap orang, tapi waktu makan malam hanya aku sendirian yang makan, lalu dia menyembunyikannya dan tak mau memberikannya padaku."

"Makan malam hanya kau sendirian?"

"Iya, mama sedang tidak enak badan, Bretta pergi keluar menemui temannya."

"Robert?"

Meskipun Mitchell memasang wajah yang santai dan asal bertanya saja, namun Caroline pun tetap berhati-hati.

Bagaimanapun hubungan Mitchell dan adiknya yang satu ini tidak seberapa baik, biasanya ia jarang bertanya tentang kondisi Robert, namun hari ini tiba-tiba ia menanyakan keadaannya, pasti dia mengetahui sesuatu.

Caroline pun berpura-pura bodoh dan berkata, "Kau pasti tidak tahu kan, sore tadi setelah Robert pulang, ibu memanggilnya ke kamar, lalu saat dia keluar, sekujur tubuhnya penuh dengan luka dan darah, menakutkan sekali."

"Apa yang terjadi?"

"Aku juga tidak terlalu jelas, tapi aku ada bertanya sedikit pada Bibi Zhou, sepertinya karena...... Oh ya, aku sudah berjanji pada mama tidak akan membicarakan hal ini, kalau begitu lupakan saja."

"Apa kau ingin bicara soal masalah yang terjadi di lobby Shao's Corp. tadi pagi?"

"Kau sudah tahu?"

Caroline benar-benar kaget, ia tak menyangka kalau Mitchell akan tahu secepat ini.

Ia menenangkan hatinya, lalu berkata,

"Masalah itu sebenarnya hanya salah paham saja, putri tante bekerja di divisi periklanan, aku tak tahu kenapa dia tiba-tiba pergi dan melaporkan semuanya pada mama, katanya papa di kantor punya selingkuhan, lalu mama pun naik darah dan langsung pergi ke kantor, lalu membuat onar di sana, sampai-sampai para tamu kita terkaget-kaget, tapi apa kau tau ternyata dia salah pukul orang, aku benar-benar sangat bingung waktu itu."

"Kau bingung? Bukankah kau yang merencanakan semua ini? Kenapa kau bisa bingung?"

Melihat wajah Mitchell yang dingin, hati Caroline berdebar,

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu apa maksudku." Mitchell memandanginya dengan dingin, "Caroline Ye, tak usah berpikir kau itu sangat pintar di hadapanku, aku sudah pernah memperingatkanmu, aku tak peduli apa yang aku pikirkan, tapi tolong jangan masukkan anggota Keluarga Shao dalam rencanamu itu, kau sudah melewati batas."

Sebuah gosip yang bisa sampai ke telinga Marry Li, bahkan sudah tersebar luas di kalangan Keluarga Shao, dia tidak percaya kalau Caroline tidak tahu informasi itu sama sekali.

Dan kalau pun dia tahu dan tak melakukan apa-apa, berarti dia sengaja agar masalah itu menjadi besar.

"Aku tak tahu apa yang kau katakan," Caroline mengelak, "Rencana apa, melewati batas apa, kau dengar semua itu dari siapa? Aku ini korban dari masalah ini oke?"

"Kau bilang, kau masih bisa berdiri di sini dengan sehat walafiat dan kau adalah korban, sedangkan Robert yang terbaring dengan penuh luka di atas ranjang adalah perlaku utama?"

"Dia pantas mendapatkan itu." kata Caroline.

Seketika, seisi kamar pun hening.

Caroline tahu dirinya sudah melewati batas, tapi melihat pandangan mata Mitchell yang sangat tajam itu, ia pun berbalik marah,

"Kalau begitu anggap saja aku yang membiarkan rumor itu tersebar luas, kalau bukan karena Robert ingin menjebakku, dirinya pasti juga tidak akan jatuh dalam jebakannya sendiri, dari awal sampai akhir aku tidak melakukan apa-apa, kalau dia terluka apa berarti dia itu korban? Kalau begitu kalau hari ini aku juga berbaring dengan penuh luka di atas ranjang, kau baru akan merasa kalau aku tidak bersalah? Kenapa dunia ini dikuasai dengan orang yang lemah yang terluka?"

Mitchell terdiam.

Tak tahu ucapannya yang mana tadi yang tiba-tiba membuat Caroline marah seperti ini, saat ini Caroline benar-benar terlihat seperti seekor kucing liar yang bulunya sedang terbakar, sekujur tubuhnya berapi-api,

"Karena aku bukan anggota Keluarga Shao, aku harus diam saja melihat kalian menggangguku? Dia ingin menjebakku, ia ingin martabat dan kedudukanku di Keluarga Shao jatuh diinjak-injak, kalau bukan karena kebetulan masalah ini sampai ke telinga mama, aku sudah ditelan habis-habis oleh keluarga kalian, dengan begitu apa kau akan senang?"

Mitchell hanya mengeluarkan satu kalimat saja, namun Caroline membalasnya dengan ribuan kalimat, seperti kembang api yang terus meledak tanpa henti, kalau di tangannya ada pistol, pasti dirinya sudah ditembak mati olehnya.

"Kenapa kau setegang itu?" Mitchell mengerutkan keningnya.

"Huh, kau ini, yang pertama menuduhku itu kau, lalu sekarang kau bertanya mengapa aku setegang ini, orang macam apa kau ini?"

Caroline berapi-api, matanya melihat ke arah ranjang dalam kamarnya, lalu ia pun segera meringkas selimut dan bantalnya lalu menuju ke kamar sebelah,

"Malam ini kau tidur sendiri saja, tak ada yang ingin kubicarakan dengan orang aneh sepertimu lagi."

Baru saja Mitchell hendak beranjak dari kursi rodanya, suara ketukan pintu pun terdengar dan menghentikan niatnya itu.

"Tuan Muda, rondenya sudah jadi, apa kuantarkan masuk ke dalam?"

Mitchell menenangkan ekspresinya,

"Masuklah."

Sang juru masak membawa baki yang di atasnya terdapat dua mangkuk ronde masuk ke dalam kamar, ia melihat-lihat keadaan dalam kamar, lalu bertanya.

"Tuan Muda, Nyonya Muda di mana?"

Suara ribut pun terdengar dari dalam kamar kecil di sebelah, tak tahu apa yang dilakukan Caroline di dalamnya, sepertinya ia sengaja membuat suara-suara itu, sang juru masak pun bingung.

Mitchell pura-pura batuk, lalu berkata dengan santai,

"Dia sedang beres-beres, kau boleh keluar sekarang."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu