Revenge, I’m Coming! - Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
Mitchell Shao melihat dia dengan sepasang matanya yang menunjukkan ketekunan dan ketulusan seorang tentara, memberikan ketenangan pada orang dan disaat bersamaan juga seperti memberikan sebuah perlindungan, membuat orang tidak dapat mengetahui pikirannya yang sebenarnya.
Detak jantungnya tiba-tiba kacau. Hanya melihatnya dengan tatapan kosong. Dia ingin memastikan kata-kata yang dia katakan tadi adalah kenyataan.
Saat itu terdengar suara ketukan pintu memecahkan suasana kehangatan di dalam ruangan.
“Tuan Muda, makan siang sudah hampir selesai. Nyonya menyuruhku ke atas memanggil Anda dan nyonya turun untuk makan.”
Caroline Ye yang masih tercengang dengan dirinya yang baru sadar dan sudah jam makan siang. Di sana, Mitchell Shao sudah mengiyakan.
“Ya, sekarang kita akan turun.”
Setelah pelayan pergi, Caroline Ye mengerutkan alis, “Makan siang hari ini sangat cepat?”
“Sudah tidak cepat.” Mitchell melihatnya sejenak, “Sama seperti biasanya, jam setengah dua belas.”
“Apa?” Caroline Ye menatap lurus kedepan, “Sudah jam setengah dua belas? Kenapa tidak membangunkanku?”
Melihat matahari yang sudah bersinar diatas, dia ternyata sudah tidur sampai siang?
Wajah pelayan memerah, “Saat sarapan, Nyonya sudah memanggil Anda. Tapi kata Tuan Muda semalam…… semalam terlalu Lelah, jadi biarkan nyonya tidur saja, dan saya tidak membangunkan.”
Mendengarnya, Caroline Ye menggerakkan bibirnya.
“Cepat Nyonya ganti pakaian, makan siang sudah selesai. Tidak pantas kalau telat turun.”
Mitchell Shao melihat pelayan dengan tatapan yang datar.
“Aku tahu, kamu turun dulu. Sebentar lagi kami ke sana.”
Setelah pelayan pergi, Caroline Ye menggerutu melihat ke arah Mitchell Shao, “Aku hanya tidur, dibangunkan sudah bisa. Kenapa kamu sengaja mengatakan begitu pada mereka?”
Ingin memberikan seberapa banyak angan-angan pada orang lain?
“Bukankah ini yang kamu harapkan?”
Satu kalimat Mitchell Shao membuatnya terdiam.
Saat baru bertemu dengannya, Caroline Ye terus menerus merasa dia adalah orang yang misterius. Seharian hanya mengatakan beberapa kalimat. Sering karena nadanya yang memancing dan membuatnya tidak bisa merespon. Sekarang sudah kebalikannya, setelah akrab malah giliran diri sendiri?
Di meja makan, Marry Li sangat ramah mengambilkan Caroline Sayur.
“Makan ini. Ini untuk menambah asupan gizi.”
“Terima kasih, Ma.”
“Kenapa sungkan?” Marry Li menatapnya dengan wajah gembira, “Sekarang kamu harus makan lebih banyak, harus memperhatikan istirahat. Pekerjaan yang seharusnya diserahkan pada orang lain maka serahkan saja. Perusahaan juga bukan tidak ada pekerja.”
Ini sudah mendengar pelayan mengatakan apa saja?
Caroline Ye terpaksa menarik kedua sudut bibirnya, “Untungnya perusahaan tidak sibuk. Ayah sangat menjagaku.”
Saat berbicara, dia melihat ke arah Edison Shao dengan berterima kasih
Edison Shao tersenyum cerah.
“Bukan aku yang menjaga. Dulu aku yang tidak terpikirkan kamu sangat ahli dalam berbisnis, sabar, melangkah perlahan. Untuk bagian ini, Robert Shao kamu harus banyak belajar dari kakak ipar.”
Tangan Robert Shao yang sedang mengambil sayur terhenti di meja makan sejenak mendengarnya, lalu memberikan sayur ke piring di depan Caroline Ye dan berbicara dengan nada yang aneh dan tersirat.
“Iya. Aku harus banyak belajar dari kakak ipar. Tidak disangka kakak ipar bisa menjaga kakakku dengan baik. Kerjanya juga jadi luar biasa. Benar-benar memiliki kemampuan.”
Caroline Ye tersenyum pelan.
“Sebenarnya aku orang yang agak bodoh. Jadi biasanya saat bertemu masalah aku merenungkannya berkali-kali. Setiap ada masalah aku tidak bisa tidur beberapa malam, hanya bisa tekun untuk menebus kekurangan.”
Hanya dengan beberapa kalimat, dia menjawab pertanyaan Robert Shao yang di luar topik.
“Benar, benar. Hampir saja lupa.” Marry Li tiba-tiba mengingat sesuatu, mengeluarkan suara membuat topik percakapan bisnis terputus, “Bibi Zhou, keluarkan supnya.”
Di dalam dapur, Bibi Zhou mengiyakan dan membawa semangkuk sup datang.
Marry Li mendesak Caroline Ye dengan berkata,
“Ini sebenarnya harus diminum pagi hari. Tapi, Mitchell Shao mengatakan kamu tidak terlalu enak badan dan ingin istirahat, jadi aku juga tidak mengganggumu lagi. Ini minumlah secepatnya sebelum makan. Ini harus diminum sebelum makan.”
Warna yang familiar, aroma yang familiar, membuat Caroline Ye harus mencurahkan seluruh tenaganya untuk meminumnya, tapi tetap menganggukkan kepala dengan wajah datar.
“Ini apa? Kamu sakit apa?” Bretta Saho yang duduk di dekat Caroline Ye mencium aroma tersebut dan mengeluh dan melambaikan tangan di depan matanya, “Aroma apa ini?”
“Bicara apa kamu? Ini adalah obat untuk kehamilan kakak ipar.”
“Hah?” Bretta Shao tidak mengerti.
Semua orang di meja ini mengerti, karena semuanya laki-laki, juga tidak ada orang yang berbicara, sesaat ada suara batuk yang memecah keheningan.
“Ini resep obat tradisional yang terkenal yang aku dapat dari dokter pengobatan tradisional China yang sudah bertahun-tahun. Sebelum hamil harus meminum semangkuk setiap pagi. Dijamin melahirkan dua anak dalam tiga tahun. Caroline Ye, cepat minum selagi panas.”
Caroline Ye awalnya mengira walaupun otak Marry Li tidak terlalu berguna, tapi tidak percaya pada tahayul. Jadi, meminumnya sebelum hamil sangat terpercaya. Biasanya patuh untuk meminumnya. Hari ini pertama kalinya mendengar obat ini adalah dari dokter pengobatan tradisional China.
Apa terpercaya? Dia tidak bisa untuk tidak curiga.
“Selalu dikatakan tidak semua obat bagus. Kamu memberinya apa pada tubuh Caroline Ye yang sehat-sehat saja? Dan juga dokter pengobatan tradisional Cina. Dimana kamu menemukannya?” Edison Shao menanyakan pertanyaan yang ada di dalam hatinya
“Apa aku bisa mencelakai menantuku? Dokter pengobatan tradisional China yang ada di vihara di bawah gunung, sangat manjur.” Wajah Marry Li serius, “Beberapa menantu temanku yang meminumnya juga hamil.”
“Di vihara?” Edison Shao mengerutkan alis, “Kamu ini bercanda apa.”
Dia juga malas bertengkar dengan Marry Li dan langsung menahan dengan mengatakan, “Caroline, jangan meminum sup ini. Ada apa semua ini?”
“Kenapa tidak bisa diminum, orang lain yang minum tidak ada masalah, kalau menantumu yang meminumnya akan ada masalah?”
“Ini bukan masalah orang lain minum atau tidak.”
“……”
Melihat mereka berdua yang bertengkar, Caroline Ye dengan sibuk melerai dengan mengatakan,
“Aku rasa tidak masalah, Pa. Aku sudah meminum sup ini dalam jangka waktu yang Panjang. Mama yang langsung membuatnya untukku. Aku sangat segar setelah meminumnya. Mama bermaksud baik. Kalau pun tidak ada khasiat, juga bisa menyehatkan, kan?”
“Benarkah? Ada merasa tidak nyaman?” Edison Shao jelas tidak percaya.
“Benar. Sangat baik, kok.”
Apa bisa tidak segar, meminumnya dari mulut sampai perut rasanya pahit. Seharian sangat segar.
Marry Li terlihat bangga, “Sudah kukatakan tidak masalah, kamu selalu ingin berargumen denganku. Caroline, cepat minum selagi panas, kalau dingin maka obatnya tidak berkhasiat lagi.”
“Ya.”
Wajah Caroline Ye datar. Satu tangannya memencet hitung dan langsung bersiap untuk meminumnya.
Biasanya saat sarapan dia bisa menghindari Marry Li, lalu diam-diam membuang sup itu ke pot bunga. Hari ini di meja makan yang besar ini, semua orang melihat dirinya. Dia tidak bisa kabur lagi.
Sebelum mangkuk sup terangkat, sebuah tangan besar dari sampingnya menekan pergelangan tangannya.
“Kamu tidak perlu meminum ini.”
Caroline Ye dan orang-orang semeja sama, semuanya tercengang dan melihat Mitchell Shao tidak mengerti.
“Mitchell Shao, kamu ini kenapa? Ini adalah untuk kesehatan,” Marry Li menjelaskan, “Meminumnya bisa membantu Caroline Ye cepat hamil. Kamu juga bisa dengan cepat menjadi ayah.”
“Tidak perlu, aku belum punya rencana untuk memiliki anak.”
“Apa kamu bilang?” Ekspresi Marry Li berubah.
Ekspresi Dean Shao tetap dingin seperti biasanya, tanpa ragu mengambil mangkuk obat dari tangan Caroline Ye dan memberikannya pada pelayan. Suaranya terdengar berat dan tidak bisa di tolak.
“Buang, lain kali tidak boleh disiapkan.”
Novel Terkait
His Soft Side
RiseTakdir Raja Perang
Brama aditioThe Winner Of Your Heart
ShintaBaby, You are so cute
Callie WangMy Tough Bodyguard
Crystal SongThe Gravity between Us
Vella PinkyRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending