Revenge, I’m Coming! - Bab 139 Seperti orang asing

Setelah makan malam, pembantu mendorong Mitchell Shao kembali ke kamar.

“Tuan…..”

“Ssstt…..”

Mitchell Shao mengibaskan tangannya, menandakan untuk keluar.

Pintu 'duarrr' ditutup, kamar kembali gelap seperti semula, dia mendorong kursi roda ke tempat tidur, memandangi sosok yang tidur di tempat tidur, sambil memberinya selimut.

"Kakak Kelly ..." Caroline Ye tiba-tiba meraih tangannya, dan alisnya yang halus berkerut , mimpi yang tak terduga, " Kak Kelly, Kak Kelly dimana?"

Mitchell Shao bingung.

Kak Kelly?

Tapi itu hanya keraguan untuk sementara waktu, dia tiba-tiba merasakan suhu tangannya tidak normal, lalu langsung meraih dahinya, keterlaluan panasnya.

"Caroline Ye ..." Dia mencoba membangunkannya, tetapi dia tampak dalam mimpi buruk dan tidak bisa menahan diri, dia terlihat sangat tak berdaya, bahkan menangis.

“Pa… Ma… Kalian cepat bangun….”

“Papa….”

Ini bukan pertama kalinya dia mimpi sambil berbicara, tapi dibandingkan sebelumnya bicara lebih jelas.

Mitchell Shao mengepalkan tangannya tanpa sadar, melihat penampilannya yang kesakitan, tiba-tiba dia merasa bahwa wanita yang selalu keras kepala di depan orang ini sebenarnya rapuh.

Masa lalu macam apa yang dia sembunyikan , tujuan apa yang membuat dia kepelukan dia?

Caroline Ye bermimpi, yaitu bermimpi semenjak dia hidup kembali, hanya saja kali ini mimpi itu lebih jelas dan lebih dalam dari biasanya, seperti waktu yang sudah dia lewatkan, kembali ke waktu ia masih dimanjakan oleh Nona Guan selama ini.

Satu-satunya yang berbeda adalah, dia seperti menjadi orang luar, memandang dirinya sendiri.

Ketika gambar itu berangsur-angsur terbentuk, dia mengedipkan mata , menyadari dirinya berdiri di tempat yang sangat tidak asing, pintu kantor manajer umum Allure Jewels.

“Ketua Guan, ada data yang perlu Anda tanda tangani.”

Evelyn An datang, Asistennya.

“Kamu kenapa disini?” Caroline Ye mengulurkan tangan padanya, tetapi menyadari ada orang, berbalik, hanya terlihat Evelyn An mengetuk pintu ke kantor .

Terdengar suara yang tidak asing di dalam.

“Tanda tangan disini ? Baiklah.”

“Ketua Guan, aku sedikit tidak enak badan, siang aku ingin izin.”

“Baiklah, Sana, hari ini tidak sibuk, jaga kesehatan.”

Caroline masuk ke dalam kantor, tapi hanya melihat ‘sendiri’ duduk di belakang kursi kantor.

Dia bingung sebentar, menuju kesana.

Suara “Ding”, HP yang disamping Beatrice Gu bersinar,

“Beatrice, malam makan hotpot bersama, aku sudah minta izin setengah hari, datang ke jemput Mall Indah aku.”

Berita wechat keluar di tampilan HP, dari Emily Guan.

Beatrice Gu melihat sebentar, langsung tertawa, tinggallkan pekerjaan lalu kirim pesan suara.

“Tidak bisa, Blake Lu sudah mengajak aku dan papa mama aku makan, papa dan mama aku juga sepertinya berencana membicarakan masalah pernikahan kami.”

“Tidak lupa teman, aku sudah bersusah payah meminta izin setengah hari, aku ingin makan hotpot.”

“Baiklah, jadikan aku berhutang satu kali kepadamu, ok? Aku sudah mengajak bersama Blake Lu, aku sudah berjanji kepadanya.”

“Satu kali tidak cukup, paling sedikit dua kali.”

“Tidak masalah, aku cinta kamu, mmuuuuaaacchhh.”

Setelah meletakkan HP, Beatrice Gu melihat jam, merasa waktu hampir tiba, bersiap-siap meninggalkan kantor.

Saat dia keluar dari kantor, pandangan Caroline Ye kabur, berubah tempat.

Yaitu Villa puncak gunung Keluarga Shao.

Orang-orang di dalam dapur, berbalik kearah suara Beatrice Gu,

“Pa, Blake Lu malam akan datang, kalian didepan aku juga harmoni sedikit, jangan canggung bolehkan?

“Harmoni bagaimana? Orang seperti dia aku tidak suka.”

“Pa!” Beatrice Gu meraih lengan ibunya dengan mulut terbuka, "Ma, lihat papaku, apakah kamu harus mengevaluasi calon menantunya?"

Melihat mama, Caroline Ye sadar lalu mengampiri, tapi hanya berdiri tepat di hadapannya, tidak dapat menyentuh.

Mama, ibu yang selalu memanjakannya disaat kecil, ibu yang cantik dan lembut.

“Sudahlah, Nyonya Gu, tidak penting kamu suka atau tidak, anak kita suka sudah cukup, aku melihat anak Blake Lu agak sedikit tidak berpengalaman di bidang bisnis, ajari saja sudah cukup, terhadapa anak kita sangat perhatian.”

“Siapa yang tahu dia sebenarnya demi apa, apakah perhatian itu dibuat olehnya, pastinya setelah menikah jikalau dia memberi beban terhadap anakku, aku tidak akan melepaskannya.”

Papa yang duduk di atas kursi kecil sambil mengupas kulit kentang, dengan ekspresi yang tidak senang.

Caroline Ye berdiri didepannya, air mata pun menetes, tapi tidak dapat melakukan apapun.

Beatrice Gu menggantung di bahu papa, tertawa dan berkata,

“Papa, aku sudah bicara dengan Blake Lu, masalah sebelum menikah properti dan saham , dia berjanji, buakn semua orang membuka mata melihat uang, juga bukan karena melihat harta Tuan Gu baru menyukai aku, tapi anakmu aku juga memiliki kecantikan tersendiri.”

Papa tersenyum dan melotot wanita itu.

Beatrice Gu dan Mama saling memandang lalu tertawa.

Caroline Ye seperti orang asing, melihat, mata tiba-tiba kabur.

Saat menyeka air mata, di depan mata berubah pemandangan yang lain.

Seluruh villa di puncak bukit kebakaran, berasal dari dapur.

Caroline Ye kaku, hampir tidak terpikir untuk mendobrak ke kamar orang tua, terlihat dua orang terti“ur lelap lalu dia berteriak, "Papa Mama, cepat bangun, ayo bangun."

Mengulurkan tangan tapi apapun tidak dapat diraih.

“Papa Mama….”

Setelah beberapa saat, pintu kamar didorong terbuka, Beatrice Guan berlari dengan terbatuk, terus-menerus mendorong orang tua diatas tempat tidur.

“Papa, Mama kalian cepat bangun, kebakaran, kebakaran.”

Dua orang yang tertidur seperti tidak merasakan apapun, respon sedikitpun tidak ada.

Caroline Ye berdiri diatas kasur, sangat khawatir, “ Cepat panggil polisi, cepat panggil polisi!”

Beatrice Gu tidak mendengar, dia tiba-tiba balik badan, terlihat bayangan seseorang dari lorong, dia pergi mengejar,

“Blake Lu, kebakaran, kenapa bisa, cepat bantu aku….”

Dia mengejar sepanjangan, tak sangka terlihat orang yang sangat tidak asing membawa kotak pergi dengan cepat.

“Blake Lu….”

Melihat tunangannya pergi, Mata Beatrice Guan dibutakan oleh asap, duduk diatas lantai tidak membiarkan Blake Lu mengetahuinya, dia mengambil telepon melapor polisi, tetapi diruangan tidak ada sinyal, jadi dia meraih telepon dan berlari keluar, bahkan mengendarai mobil sampai ke gunung untuk menemukan menara sinyal.

Saat sinyal telepon keluar, dia buru-buru menelepon,

“Halo? Kebakaran disini, selamatkan aku, selamatkan papa dan mamaku, disini….”

Tiba-tiba terdengar besar suara “Pianggg”, seluruh mobil bergetar, terdengar suara rem, telepon Beatrice Guan terlempar, dia melotot, terlihat mobil melaju di depannya lalu menabrak batas lalu lintas bukit.

Terdengar suara “gruduk gruduk” di seluruh telinga, mobil berkendara di tebing, bergetar.

Terakhir terdengar suara”pinngggg”, terlempar dari tebing, jatuh ke laut yang besar.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu