Revenge, I’m Coming! - Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
Dalam perjalanan ke Mitchell Shao pergi ke kamar hotel, Caroline Ye selalu linglung.
Saat itu Evelyn An terlihat sebagai anak perempuan yang sangat lugu, ketika wawancara pekerjaan, dia mengatakan dengan terus terang bahwa dia tidak mengerti desainnya. Kemudian, dia diajar oleh Emily Guan.
Gerald Si adalah teman baik Mike Shen, dan sering datang ke kantornya. Setelah sekian lama, dia menemukan bahwa setiap kali ketika Gerald Si datang, Evelyn An selalu tidak konsentrasi, dia juga memperingatkan Gerald Si bahwa kelinci tidak makan rumput, jangan sembarang panggil orang sekitar.
Pada saat itu, Sinan berteriak, dia masih tidak percaya, memperlihatkan GeraldSi tidak nyaman, sampai kemudian pada bulan September Evelyn An diam-diam memberi Sinan sebuah kerah, tidak tahu dia sudah memberikan ke Gerald Si atau belum, tetapi saat itu hati yang sangat tulus darinya.
Pada saat itu,Emily Guan baru saja mendirikan 'Allure Jewels', sibuk dengan karirnya, ia tidak terlalu memperhatikan kehidupan emosional orang-orang di sekitarnya, terlebih dia tidak tahu bahwa hati manusia berubah dengan cepat.
“Lewat.”
Suara Mitchell Shao mengembalikan ke kenyataan, dan dia tertegun, "Ah?"
“Lewat.” Dia mengulangi lagi, sambil mengejek berkata, "Apakah Anda akan membawa aku bolak-balik di lantai ini?"
Ketika Caroline Ye mengangkat kepala, hal yang paling memalukkan bahwa mereka hampir jalan ke ujung.
Nomor kamar kita 2324, tapi kita sudah melewati empat sampai lima kamar.
Setelah bunyi 'tit',suara dari pintu elektronik, Caroline Ye mendorong Mitchell Shao ke dalam kamar untuk beristirahat.
“Kamu mau tidur sebentar atau mau duduk sambil baca buku?”
“Topang aku ke sofa.”
“Baiklah.”
Caroline Ye sama seperti biasanya, menggunakan lengannya menopang lengannya meminjam tenaganya. Dia bangkit dari kursi roda, pindah ke sofa di dekat jendela. Setelah pindah, dia menggosok lengannya,
“Apakah kamu kurusan, kenapa aku merasa kamu sedikt lebih ringan?”
Mitchell Shao malas untuk menghiraukanya, tangannya sambil mengambil koran harian dari rak.
Caroline Ye bergumam sendiri,
“Apakah tenaga aku besar?”
Setiap hari di rumah memindahkan Mitchell Shao, rasanya lebih efisien daripada mengangkat beban di gym, aku akan bisa berlatih bisep untuk waktu yang lama.
Suaranya sangat kecil, tetapi di ruangan besar tapi telinga Mitchell Shao mendengar semuanya, terlihat garis dari bibir tipisnya, fitur wajah lebih lembut.
“Jika kamu tidak ada masalah, aku pergi dulu.”
Caroline Ye menatap wajahnya, "Aku tidak bisa meninggalkan temanku di pesta makan."
Mitchell Shao sedikit panas, menarik kerah, sambil membalikkan lembar koran, berkata,
“Dia sekarang adalah juru bicara Shao Jewel, ada pria yg menemaninya, kamu tidak perlu khawatir.”
“Katanya sih begitu, tapi ini tidak terlalu baik," Caroline Ye tidak berniat untuk meminta saran darinya, katanya dia sudah pergi ke pintu kamar. "Aku akan kembali nanti, jika kamu butuh sesuatu langsung panggil pelayan saja?”
Mitchell Shao tidak bisa melompat untuk mencegahnya, dia sangat tidak ada sopan santun.
Berjalan menuju pintu, dia menarik pintu tapi tidak bisa dibuka,
“Aneh, apa yang terjadi?”
Pintu seperti kunci mati, dan pegangan pintu tidak bisa ditekan, apalagi membuka pintu.
“Ada apa dengan pintu ini” Dia secara tidak sadar bertanya pada Mitchell Shao, “Apakah kamu tahu cara membuka pintu ini? Bukannya tadi baik-baik saja, kenapa sekarang tidak bisa dibuka ?”
Mitchel bingung, baru saja mau bilang, tiba-tiba perut bagian panas, dan wajahnya berubah dengan sekejap.
“Kamu kenapa?” Caroline Ye ada yang tidak benar, jalan dengan wajah penuh kebingungan ,”Kenapa wajah kamu sangat merah ?”
“Jangan kemari.”
Mitchell Shao mendengus, koran yang di tangan digulung menjadi gulungan, jatuh di atas karpet.
Caroline Ye terkejut akan gerakan tangan, berdiri diam di tempat yang sama.
Saat melihat baju, dia menyadari sesuatu,
“Kamu tidak mungkin, kamu tidak mungkin… …”
Mitchell Shao melihat matanya, kelopak matanya merah,” jebakan buruk, sudah disangka.”
“Apa?” Caroline Ye dibuat terkejut bodoh olehnya, tidak mengerti maksudnya, tapi seiring pandangannya mengarah pintu yang tidak bisa dibuka tiba-tiba menyadarinya,”Kamu bilang adakah orang yang menjebak kita?”
Mitchell Shao menganggukan kepala, menyadari dia sudah mulai tidak sadar.
“bukan, kenapa?siapa orang yang kurang moral? Dan lagi kamu kapan diberi obat, kamu bukannya hanya minum dua gelas anggur?
Banyak pertanyaan ditanya keluar, Caroline Ye menyadari sesuatu,
“Ibu, Ibu yang memberikan kamu minum dua gelas anggur itu?”
Tadi saat bersulang dengan keluarga Mo, Marry Li sendiri yang memberikan anggurnya.
Dikarenakan biasanya Marry Li yang mengurus Mitchell Shao dengan berhati-hati, jadi mereka tidak mungkin curiga kalau dia yang memberikannya, gelas anggur itu dia langsung minum, apalagi dia langsung minum dua gelas.
Sejenak, Caroline Ye tampak tak berdaya, "Apa yang harus aku lakukan?"
Mitchell Shao memegang sandaran tangan sofa, tampak dia sangat kesulitan, lama-kelamaan jatuh dari sofa dan tampak sangat kasar.
“Hai, hai… … Kamu tidak apa-apa kan ?”
Caroline ingin mendekatinya tapi takut, ujung mata melihat kursi roda, tunduk ke bawah sambil gigit gigi, menepuk bahunya dan bertanya,
“Kamu bagaimana? Mau aku panggil ambulans?”
“Tidak boleh.”
Mitchell Shao mengenggam pergelengan tangannya, mengangkat kepala dengan mata merah seperti darah, seperti mata ingin keluar terlihat sangat menakutkan.
Dalam kepanikan, Caroline Ye ingin melepaskannya, tetapi tak disangka jongkok ke lantai, diapun terjatuh.
Mitchell Shao tiba-tiba membalikkan tubuh, seakan menjepit dirinya di lantai, tangan yang posisi dari bahunya, merobek bajunya.
Terlihat dalaman hitam yang berenda menutupi tubuhnya yang mungil, lengannya terdapat luka merah akibat robekan tadi, luar dari dugaan.
Caroline dengan terkejut berteriak, bangkit, “ah… …”
Obat bereaksi, pria kehilangan control, keinginan lama hilang mendominasi seluruh tubuhnya, dengan sepasang tangan besar memegang bahu telanjang wanita itu dan sisi lain membuka kancing tali pinggang.
“Bah", suara yang menyenangkan terdengar dalam ruangan.
“Mitchell Shao, kamu tenang sedikit, berhenti.”
Wajah Caroline Ye penuh dengan ketakutan, tidak menunggu perlawanannya, tubuhnya sudah dingin, pakaian dalamnya sobek tergantung di paha, tangan yang tidak puas menggosok kulitnya, meninggalkan getaran, kemudian dengan paksa memisahkan kakinya dan meraba.
"Ah ..." Dia menjerit dan menggeliat, berusaha menghindari segala sesuatu di bawah panas.
Dan Dean Shao, seperti binatang buas yang kehilangan akal sehat, tiba-tiba menjadi gila, bau hormon laki-laki menyebar sedikit di ruangan itu, dia meraih kedua tangannya, menekannya di atas kepala, lalu mengangkatnya satu kaki,.
Tidak ada penutup di bawahnya, dia berlutut di tanah, tetapi dia masih berposisi seperti raja.
Caroline Ye tiba-tiba menyadari bahwa kakinya tidak lumpuh.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusPengantin Baruku
FebiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelSi Menantu Buta
DeddyBehind The Lie
Fiona LeeCinta Dan Rahasia
JesslynMata Superman
BrickRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending