Revenge, I’m Coming! - Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku

"Pak Ketua, Anda jangan tidur kemalaman, selamat beristirahat, aku pulang ke area militer dulu, aku jemput Anda besok pagi."

Setelah Ajudan Xun berpamitan, ia meninggalkan kamar Mitchell Shao.

Karena Caroline sedang tidak berada di rumah, kaki Mitchell Shao tidak dapat berjalan tanpa bantuan, oleh karena itu tiap malam sebelum tidur ia membutuhkan "bantuan"dari orang lain, dan sebelum Caroline Ye bebas dari penjara, biasanya Ajudan Xun lah yang datang setiap pagi dan malam untuk berpura-pura membantunya.

Setelah Ajudan Xun pergi, pembantu mengetukkan pintu dan mengantarkan secangkir teh untuk Mitchell Shao, kemudian ia menaruhkan gelas tersebut di meja kecil di samping ranjang kemudian ia pergi, dikarenakan sifat Mitchell Shao yang susah ditebak itu, pembantu di rumah biasanya tidak berani mendekatinya, sehingga kamar tidurnya pun tiba-tiba menjadi sunyi senyap.

Sudah memasuki tengah malam, Mitchell Shao melihat jam yang tergantung di dinding, jam tersebut tepat menunjukkan jam setengah 2 di tengah malam.

Sudut mata ia melihat sekilas ke arah bantal warna merah muda yang berada di samping, bantal dan seprai dengan bau yang akrab, sentuhan aroma bunga melati, merupakan aroma unik yang terdapat pada wanita itu.

Sebenarnya mulai dari hari dimana Caroline Ye terbebaskan dari penjara dan pulang ke rumah Shao, dia sudah tahu bahwa jika membiarkan Caroline Ye tinggal di kamar ini, suatu hari rahasia kakinya yang tidak mengalami kecacatan itu akan ketahuan, namun jika tidak meminta Caroline Ye untuk tinggal, maka Ibunya juga akan mengatur orang lain yang masuk, daripada membiarkan seseorang yang dapat diatur oleh Ibu dengan sepenuhnya, mending ia meminta Caroline Ye yang tinggal saja.

Bahkan jika suatu hari Caroline Ye akan mengetahui masalah yang seharusnya dia tidak tahu pun, masalah tersebut tetap dapat ditanganin.

Sejak kecil dia sudah berada di lingkungan militer, saat umur 17 tahun, dia sudah mengikuti tim tentara khusus dalam pertaruan dengan peluru di daerah perbatasan wilayah, nyawa seorang manusia awam dibanding dengan angan-angan politiknya yang luas itu, baginya tidaklah seberapa bermakna.

Semalam dia benar-benar memiliki tekad untuk membunuh, namun saat ia mencekik lehernya, ia tidak mampu menahan diri untuk terpikir wajahnya yang lucu, mata yang berbinar sangat tertawa, wajahnya yang polos itu membuat ia merasa dirinya sangat kejam.

Kemudian masalah tersebut berkembang ke arah yang tidak dapat terkendali.

"Kak, kalau begitu aku pulang yah, Kakak juga jangan pulang terlalu malam, cepat pulang dan istirahatlah."

"Iya, baik, hati-hati di jalan."

Asisten Caroline Ye si Dylan sudah pulang dari kantor, dalam Departemen Perancangan Hiasan di Shao’s Corp yang besar itu, hanya tertinggal lampu di ruangan Caroline Ye yang masih nyala.

Dia menguap, mengambil cangkir untuk menuangkan air minum, dia meninggalkan ruangannya yang penuh dengan kamera dokumentasi tersebut.

Saat berada di ruang istirahat, sebuah bayangan hitam menutupinya dari belakang.

Dia sangat mengantuk hingga berat rasanya untuk membuka mata, saat berbalik badan dengan membawa secangkir minum, dia hampir menabrak orang tersebut.

"aaaa…….."

Suara teriakan kaget tersebut tertutup oleh tangan pria di mulutnya, dia membuka mata dengan lebar dan melihat orang yang sedang berdiri di depannya, ternyata adalah Mitchell Shao.

Mengenakan pakaian hitam, saking hitamnya, dia akan dikira bayangan jika ia terdampar di dalam gelapnya malam, dia menggunakan baju sweater dengan topi hitam yang menutupi wajah, saat ia mengangkatkan kepala, wajah yang tangguh tersebut baru terlihat.

"Jangan berbicara, kedipkan mata jika kamu paham."

Caroline Ye dengan cepat mengedipkan mata.

Setelah tangan tersebut lepas darinya, Caroline menghela nafas dengan lega, mengerutkan keningnya dan berkata "Kamu ingin menakuti aku di tengah malam gini? 007? Pasangan Agent Smith? Atau Mission Impossible?

"Kamu kebanyakan nonton flim. "Dengan wajah yang berekspresi datar, Mitchell Shao melihatnya dan berkata, "Aku mencari kamu karena ada urusan lain."

Urusan yang lain?

Caroline Ye berpikir di dalam hati, buru-buru menutupi leher sendiri dengan tangan, tiba-tiba tatapannya menjadi takut.

Kamu datang bukan ingin membunuh aku agar melenyapkan bukti kan ya?

Dengan wajah yang kasihan itu, ia berkata,

"Bukannya sudah sesuai dengan janji? Aku tidak akan memberitahu ke orang lain tentang kaki mu yang tidak mengalami kecacatan itu, kamu sendiri yang menyamperi aku kesini, kalau ketahuan orang lain kamu jangan nyalahin aku loh."

"Caroline Ye."

Mitchell Shao hampir tidak bisa berkata-kata, dengan marah namun lembut ia berkata, "Di matamu aku ini mesin pembunuh atau zombie?"

Caroline menelan ludah, dengan santai ia berkata, "Oh bukan datang untuk membunuh ya, bilang dong daritadi, kamu mau ngobrol di ruangan aku sembari minum teh?"

Sehabis dia selesai berbicara, ia tiba-tiba terpikir kamera dokumentasi yang memenuhi ruangannya, sepertinya kurang cocok apabila Mitchell Shao muncul disana, kemudian ia berkata,

"Gini, demi keselamatan mu, lebih baik lain kali saja, kamu cari aku ada masalah apa? Sudah larut malam seperti ini, bagaimana cara kamu masuk ke dalam gedung?"

Sebelumnya Mitchell Shao selalu duduk di atas kursi roda, dia tidak pernah dengan jelas merasakan seberapa besar tekanan tinggi badan seorang pria, tanpa persiapan apapun, pria ini tiba-tiba berdiri di depannya, Sebaliknya, ia hanyalah wanita lemah yang tidak memilik kekuatan untuk melawan, sepenuhnya membiarkan orang lain membantainya.

Bagaimana badan sebesar ini dapat melewati Bapak Satpam dan masuk ke dalam gedung?

"Kenapa tiba-tiba kamu tidak pulang ke rumah?"

Tiba-tiba Mitchell Shao bertanya, dia tidak sempat meresponnya, termenung beberapa saat, dia baru menjawab dengan suara kecil,

"Aku lagi melakukan syuting, bukannya kamu juga melihatnya?"

Mitchell Shao tidak percaya, ia terus bertanya, "Bukan karena masalah semalam?"

Caroline Ye mulai canggung dengan mukanya yang merah, karena lampu di ruang istirahat kurang terang sehingga tidak begitu terlihat, dia menjawab dengan suara yang kurang jelas, berkata,

"Tentu bukan, itu, kejadian semalam itu aku paham, kamu tidak perlu menyimpannya di dalam hati, aku tahu kalau kamu diberi obat oleh orang lain, kita juga sudah dewasa, kita juga berstatus suami istri secara hukum, kejadian seperti semalam itu hanya menunggu waktu saja, bukanlah masalah yang besar."

"Bukan masalah yang besar?"

Mitchell Shao mengulangi kalimat tersebut dengan serius dan terdengar tidak senang.

Dikarenakan masalah yang terjadi semalam, ia sudah seharian tidak fokus, bahkan memberanikan diri untuk datang kepadanya secara pribadi, dan Caroline Ye hanya memberikan ia sepatah kalimat ‘bukanlah masalah besar? ‘Dan menyuruhkan untuk tidak perlu simpan di hati?

"Maksudnya, bagi kamu hal-hal seperti ini tidak penting sama sekali?"

"Kita merupakan orang dewasa, seorang pria dan seorang wanita yang sedang kesepian, kadang hal-hal seperti ini tidak dapat dihindari, mungkin juga karena kamu sudah lama tinggal di wilaya militer sehingga menjadi lebih tertutup, hal-hal seperti ini sebenarnya sudah sangat umum di masyarakat saat ini. Tidak ada perasaan khusus di antara kedua orang pun, namun demi kebutuhan fisiologis masing-masing jadi…"

"Jadi hal-hal seperti ini kedepannya boleh sering terjadi?"

"ha?"

Caroline Ye termenung, spontan mengangkat kepalanya dan melihat Mitchell Shao dengan tatapan yang sulit dipecaya.

"Kalau kamu merasa ini tidak ada apa-apanya, jadi selanjutnya kejadian seperti ini boleh sering terjadi?"

"Mak... maksud aku bukan seperti ini."

Caroline Ye merasa otaknya tiba-tiba membeku, masalah semalam belum dicerna dengan baik, karya rancangan hari ini juga berantakan, bahkan Dylan saja sudah malas melihatnya dan tidak ingin menghabiskan waktu bersamanya, tetapi dia belum selesai mencerna semua ini dengan baik, Mitchell Shao malah tiba-tiba menemuinnya di kantor.

Saat pembicaraan sedang berlangsung, tiba-tiba ada suara yang datang dari luar.

"Perancang Ye kemana?"

"Kurang tau juga, Aku tadi ke kamar kecil jadi tidak memperhatikan kamera cctv."

"Cepat pergi carinya, peraturan kompetisi ini menetapkan bahwa kita wajib mengikut perancangan dan mendokumentasikannya selama 24 jam, nanti harus mengumpulkan hasil dokumentasi kita, ayo segera mencarinya."

"……"

Suara orang tersebut semakin jauh, terdengar suara rencah dari gudang di belakang ruang istirahat itu berkata, "Mereka sudah pergi."

Caroline Ye bernafas dengan lega.

"Apa yang membuatmu gugup?"

"Bukannya kamu tidak orang lain mengetahui masalah yang ini? "sambil berkata, Caroline Ye melihat kakinya dan mengerutkan kening,

"Bukankah sangat sial jika nanti kita ketahuan sedang disini, begini saja, nanti aku keluar dan coba aku mengarahkan mereka ke tempat lain, apapun masalah kamu nanti, kita bicarakan saat aku sudah menyelesaikan lomba dan tiba di rumah, kamu jangan khawatir, aku pasti akan menyimpan rahasia mu."

Sambil berbicara, dia mengintip kondisi luar dari pintu gudang.

Mitchell Shao melihat punggung dia, dalam gudang kecil yang bahkan susah untuk menemukan tempat untuk berdiri ini, hati dia tiba-tiba merasakan kehangatan, perasaan yang sudah lama tidak menumbuh di hatinya.

"Sudah aman tidak ada orang, Mitchell Shao, nanti kamu......"

Caroline Ye belum selesai berbicara, baru berbalik badan langsung tertabrak bayangannya, meletakkan kedua tangan di wajah Caroline Ye, dia sudah tidak sempat melakukan apa-apa, dalam kondisi kaget, ia menyambut sebuah ciuman dari Mitchell Shao.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu