Revenge, I’m Coming! - Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
"Pak Ketua, Anda jangan tidur kemalaman, selamat beristirahat, aku pulang ke area militer dulu, aku jemput Anda besok pagi."
Setelah Ajudan Xun berpamitan, ia meninggalkan kamar Mitchell Shao.
Karena Caroline sedang tidak berada di rumah, kaki Mitchell Shao tidak dapat berjalan tanpa bantuan, oleh karena itu tiap malam sebelum tidur ia membutuhkan "bantuan"dari orang lain, dan sebelum Caroline Ye bebas dari penjara, biasanya Ajudan Xun lah yang datang setiap pagi dan malam untuk berpura-pura membantunya.
Setelah Ajudan Xun pergi, pembantu mengetukkan pintu dan mengantarkan secangkir teh untuk Mitchell Shao, kemudian ia menaruhkan gelas tersebut di meja kecil di samping ranjang kemudian ia pergi, dikarenakan sifat Mitchell Shao yang susah ditebak itu, pembantu di rumah biasanya tidak berani mendekatinya, sehingga kamar tidurnya pun tiba-tiba menjadi sunyi senyap.
Sudah memasuki tengah malam, Mitchell Shao melihat jam yang tergantung di dinding, jam tersebut tepat menunjukkan jam setengah 2 di tengah malam.
Sudut mata ia melihat sekilas ke arah bantal warna merah muda yang berada di samping, bantal dan seprai dengan bau yang akrab, sentuhan aroma bunga melati, merupakan aroma unik yang terdapat pada wanita itu.
Sebenarnya mulai dari hari dimana Caroline Ye terbebaskan dari penjara dan pulang ke rumah Shao, dia sudah tahu bahwa jika membiarkan Caroline Ye tinggal di kamar ini, suatu hari rahasia kakinya yang tidak mengalami kecacatan itu akan ketahuan, namun jika tidak meminta Caroline Ye untuk tinggal, maka Ibunya juga akan mengatur orang lain yang masuk, daripada membiarkan seseorang yang dapat diatur oleh Ibu dengan sepenuhnya, mending ia meminta Caroline Ye yang tinggal saja.
Bahkan jika suatu hari Caroline Ye akan mengetahui masalah yang seharusnya dia tidak tahu pun, masalah tersebut tetap dapat ditanganin.
Sejak kecil dia sudah berada di lingkungan militer, saat umur 17 tahun, dia sudah mengikuti tim tentara khusus dalam pertaruan dengan peluru di daerah perbatasan wilayah, nyawa seorang manusia awam dibanding dengan angan-angan politiknya yang luas itu, baginya tidaklah seberapa bermakna.
Semalam dia benar-benar memiliki tekad untuk membunuh, namun saat ia mencekik lehernya, ia tidak mampu menahan diri untuk terpikir wajahnya yang lucu, mata yang berbinar sangat tertawa, wajahnya yang polos itu membuat ia merasa dirinya sangat kejam.
Kemudian masalah tersebut berkembang ke arah yang tidak dapat terkendali.
"Kak, kalau begitu aku pulang yah, Kakak juga jangan pulang terlalu malam, cepat pulang dan istirahatlah."
"Iya, baik, hati-hati di jalan."
Asisten Caroline Ye si Dylan sudah pulang dari kantor, dalam Departemen Perancangan Hiasan di Shao’s Corp yang besar itu, hanya tertinggal lampu di ruangan Caroline Ye yang masih nyala.
Dia menguap, mengambil cangkir untuk menuangkan air minum, dia meninggalkan ruangannya yang penuh dengan kamera dokumentasi tersebut.
Saat berada di ruang istirahat, sebuah bayangan hitam menutupinya dari belakang.
Dia sangat mengantuk hingga berat rasanya untuk membuka mata, saat berbalik badan dengan membawa secangkir minum, dia hampir menabrak orang tersebut.
"aaaa…….."
Suara teriakan kaget tersebut tertutup oleh tangan pria di mulutnya, dia membuka mata dengan lebar dan melihat orang yang sedang berdiri di depannya, ternyata adalah Mitchell Shao.
Mengenakan pakaian hitam, saking hitamnya, dia akan dikira bayangan jika ia terdampar di dalam gelapnya malam, dia menggunakan baju sweater dengan topi hitam yang menutupi wajah, saat ia mengangkatkan kepala, wajah yang tangguh tersebut baru terlihat.
"Jangan berbicara, kedipkan mata jika kamu paham."
Caroline Ye dengan cepat mengedipkan mata.
Setelah tangan tersebut lepas darinya, Caroline menghela nafas dengan lega, mengerutkan keningnya dan berkata "Kamu ingin menakuti aku di tengah malam gini? 007? Pasangan Agent Smith? Atau Mission Impossible?
"Kamu kebanyakan nonton flim. "Dengan wajah yang berekspresi datar, Mitchell Shao melihatnya dan berkata, "Aku mencari kamu karena ada urusan lain."
Urusan yang lain?
Caroline Ye berpikir di dalam hati, buru-buru menutupi leher sendiri dengan tangan, tiba-tiba tatapannya menjadi takut.
Kamu datang bukan ingin membunuh aku agar melenyapkan bukti kan ya?
Dengan wajah yang kasihan itu, ia berkata,
"Bukannya sudah sesuai dengan janji? Aku tidak akan memberitahu ke orang lain tentang kaki mu yang tidak mengalami kecacatan itu, kamu sendiri yang menyamperi aku kesini, kalau ketahuan orang lain kamu jangan nyalahin aku loh."
"Caroline Ye."
Mitchell Shao hampir tidak bisa berkata-kata, dengan marah namun lembut ia berkata, "Di matamu aku ini mesin pembunuh atau zombie?"
Caroline menelan ludah, dengan santai ia berkata, "Oh bukan datang untuk membunuh ya, bilang dong daritadi, kamu mau ngobrol di ruangan aku sembari minum teh?"
Sehabis dia selesai berbicara, ia tiba-tiba terpikir kamera dokumentasi yang memenuhi ruangannya, sepertinya kurang cocok apabila Mitchell Shao muncul disana, kemudian ia berkata,
"Gini, demi keselamatan mu, lebih baik lain kali saja, kamu cari aku ada masalah apa? Sudah larut malam seperti ini, bagaimana cara kamu masuk ke dalam gedung?"
Sebelumnya Mitchell Shao selalu duduk di atas kursi roda, dia tidak pernah dengan jelas merasakan seberapa besar tekanan tinggi badan seorang pria, tanpa persiapan apapun, pria ini tiba-tiba berdiri di depannya, Sebaliknya, ia hanyalah wanita lemah yang tidak memilik kekuatan untuk melawan, sepenuhnya membiarkan orang lain membantainya.
Bagaimana badan sebesar ini dapat melewati Bapak Satpam dan masuk ke dalam gedung?
"Kenapa tiba-tiba kamu tidak pulang ke rumah?"
Tiba-tiba Mitchell Shao bertanya, dia tidak sempat meresponnya, termenung beberapa saat, dia baru menjawab dengan suara kecil,
"Aku lagi melakukan syuting, bukannya kamu juga melihatnya?"
Mitchell Shao tidak percaya, ia terus bertanya, "Bukan karena masalah semalam?"
Caroline Ye mulai canggung dengan mukanya yang merah, karena lampu di ruang istirahat kurang terang sehingga tidak begitu terlihat, dia menjawab dengan suara yang kurang jelas, berkata,
"Tentu bukan, itu, kejadian semalam itu aku paham, kamu tidak perlu menyimpannya di dalam hati, aku tahu kalau kamu diberi obat oleh orang lain, kita juga sudah dewasa, kita juga berstatus suami istri secara hukum, kejadian seperti semalam itu hanya menunggu waktu saja, bukanlah masalah yang besar."
"Bukan masalah yang besar?"
Mitchell Shao mengulangi kalimat tersebut dengan serius dan terdengar tidak senang.
Dikarenakan masalah yang terjadi semalam, ia sudah seharian tidak fokus, bahkan memberanikan diri untuk datang kepadanya secara pribadi, dan Caroline Ye hanya memberikan ia sepatah kalimat ‘bukanlah masalah besar? ‘Dan menyuruhkan untuk tidak perlu simpan di hati?
"Maksudnya, bagi kamu hal-hal seperti ini tidak penting sama sekali?"
"Kita merupakan orang dewasa, seorang pria dan seorang wanita yang sedang kesepian, kadang hal-hal seperti ini tidak dapat dihindari, mungkin juga karena kamu sudah lama tinggal di wilaya militer sehingga menjadi lebih tertutup, hal-hal seperti ini sebenarnya sudah sangat umum di masyarakat saat ini. Tidak ada perasaan khusus di antara kedua orang pun, namun demi kebutuhan fisiologis masing-masing jadi…"
"Jadi hal-hal seperti ini kedepannya boleh sering terjadi?"
"ha?"
Caroline Ye termenung, spontan mengangkat kepalanya dan melihat Mitchell Shao dengan tatapan yang sulit dipecaya.
"Kalau kamu merasa ini tidak ada apa-apanya, jadi selanjutnya kejadian seperti ini boleh sering terjadi?"
"Mak... maksud aku bukan seperti ini."
Caroline Ye merasa otaknya tiba-tiba membeku, masalah semalam belum dicerna dengan baik, karya rancangan hari ini juga berantakan, bahkan Dylan saja sudah malas melihatnya dan tidak ingin menghabiskan waktu bersamanya, tetapi dia belum selesai mencerna semua ini dengan baik, Mitchell Shao malah tiba-tiba menemuinnya di kantor.
Saat pembicaraan sedang berlangsung, tiba-tiba ada suara yang datang dari luar.
"Perancang Ye kemana?"
"Kurang tau juga, Aku tadi ke kamar kecil jadi tidak memperhatikan kamera cctv."
"Cepat pergi carinya, peraturan kompetisi ini menetapkan bahwa kita wajib mengikut perancangan dan mendokumentasikannya selama 24 jam, nanti harus mengumpulkan hasil dokumentasi kita, ayo segera mencarinya."
"……"
Suara orang tersebut semakin jauh, terdengar suara rencah dari gudang di belakang ruang istirahat itu berkata, "Mereka sudah pergi."
Caroline Ye bernafas dengan lega.
"Apa yang membuatmu gugup?"
"Bukannya kamu tidak orang lain mengetahui masalah yang ini? "sambil berkata, Caroline Ye melihat kakinya dan mengerutkan kening,
"Bukankah sangat sial jika nanti kita ketahuan sedang disini, begini saja, nanti aku keluar dan coba aku mengarahkan mereka ke tempat lain, apapun masalah kamu nanti, kita bicarakan saat aku sudah menyelesaikan lomba dan tiba di rumah, kamu jangan khawatir, aku pasti akan menyimpan rahasia mu."
Sambil berbicara, dia mengintip kondisi luar dari pintu gudang.
Mitchell Shao melihat punggung dia, dalam gudang kecil yang bahkan susah untuk menemukan tempat untuk berdiri ini, hati dia tiba-tiba merasakan kehangatan, perasaan yang sudah lama tidak menumbuh di hatinya.
"Sudah aman tidak ada orang, Mitchell Shao, nanti kamu......"
Caroline Ye belum selesai berbicara, baru berbalik badan langsung tertabrak bayangannya, meletakkan kedua tangan di wajah Caroline Ye, dia sudah tidak sempat melakukan apa-apa, dalam kondisi kaget, ia menyambut sebuah ciuman dari Mitchell Shao.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPernikahan Kontrak
JennyEverything i know about love
Shinta CharityKisah Si Dewa Perang
Daron JayRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending