Revenge, I’m Coming! - Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
Blake Lu memang tumbuh bersama Mitchell Shao dari kecil, tetapi Mitchell Shao sebenarnya baru mulai mengenal Blake Lu ketika mereka sama-sama tinggal dalam kamp tentara. Saat itu, sejak baru bisa berjalan, Mitchell Shao langsung dimasukkan kakeknya ke sekolah tentara. Blake Lu tumbuh menjadi anak yang dimanja dan sering bolos latihan di sekolah itu. Setelah kakek meninggal, karena harus meneruskan bisnis kakek, Mitchell Shao keluar dari tentara.
Jadi hubungan Blake Lu dan Mitchell Shao tidak bisa dibilang terlalu akrab.
“Mitchell Shao, semua yang aku katakan adalah fakta. Kamu akan menyesal telah memercayai wanita ini.”
“Itu urusan keluarga Shao.” Wajah Mitchell Shao dingin, “Kejadian hari ini akan aku ceritakan sedetil-detilnya pada kakek. Aku akan beritahu dia bawah keluarga Lu tidak pernah mau berteman baik dengan keluarga Shao, jadi kita tidak perlu memaksakan pertemanan.”
“Mitchell Shao......”
“Kenapa diam saja?” Mitchell Shao memotong kata-kata Blake Lu, ia menatap Caroline Ye dan bertanya, “Kamu mau diam saja menunggu dicekik orang sampai mati?”
Blake Lu ternganga diam.
Caroline Ye melepaskan cengkeramannya dari kerah Black Lu. Meskipun ia tidak mengucapkan sepatah kata apa pun, tetapi ia tetap menatap pria itu dengan tajam. Tatapan ini sangat garang, bahkan lebih garang dari tatapannya yang biasa.
Hari sudah malam. Ketika masuk mobil, Mitchell Shao langsung menyuruh supir mengantar mereka ke rumah sakit.
“Tidak perlu.” Caroline Ye melambaikan tangan tanda menolak, suaranya serak, “Nanti pulang pakaikan obat tidak apa-apa kok, ini tidak parah.”
Ajudan Xun menunggu jawaban dari Mitchell Shao. Setelah mendapat persetujuan pria itu, ia langsung berkata pada supir, “Tidak perlu ke rumah sakit, antar Tuan dan Nyonya pulang.”
Di luar mobil lampu gedung-gedung pencakar langit berkelap-kelip. Suasana di dalam mobil agak tegang. Caroline Ye menatap Mitchell Shao, “Kamu bagaimana bisa tiba-tiba datang tadi?”
Ia tahu Mitchell Shao selalu berhati-hati kalau keluar rumah. Pria itu sangat jarang pergi ke tempat yang ramai.
Mitchell Shao memberi jawaban yang tidak berhubungan, “Kalau aku tidak datang kamu memang mau bagaimana?”
“Hah?” Caroline Ye berpikir keras, “Harusnya, harusnya akan ada pekerja yang mendengar teriakanku dan mendatangiku. Mungkin ia akan sedikit terlambat dan tidak segesit kamu, tetapi ia tetap akan menyelamatkanku.”
“Kalau tidak ada yang mendengar?”
“Ya aku mati sajalah.”
Caroline Ye mengedipkan sebelah mata. Ia mengucapkan kalimat tadi dengan sangat santai. Ia menyandarkan punggungnya ke jok mobil, lalu dengan puas berkata, “Kalau Blake Lu benar-benar membunuhku, ia tidak akan bisa kabur. Aku akan menukar nyawanya dengan nyawaku, itu cukup sebanding.”
Ia pernah mati sekali. Meskipun ia menghargai nyawanya, tetapi ia selalu ingat apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Ketika momennya tiba, ia akan membuat Blake Lu mati untuk membalaskan dendam ayahnya.
“Tidak sebanding.” Dua kata ini terdengar lembut namun penuh amarah. Suasana mobil kini seperti membeku.
Caroline Ye menatap Mitchell Shao bingung, “Apa kamu bilang?”
“Aku bilang tidak sebanding.” Mitchell Shao menundukkan kepala, “Nyawa Blake Lu ditukar nyawamu, menurutku itu tidak sebanding.”
Caroline Ye tercengang cukup lama. Ia kemudian berkata, “Kamu tenang saja, aku sangat menghargai nyawaku. Aku tadi hanya asal bicara saking dendamnya. Kalau pun aku mengorbankan nyawaku untuk menukarnya dengan nyawa Blake Lu, hubungan kerjasama kita tidak akan terhenti hanya gara-gara itu.”
Dua kalimat pertama sebenarnya sudah membuat Mitchell Shao tenang, tetapi kalimat terakhir membuat wajahnya kembali masam layaknya hujan petir yang datang tiba-tiba.
Caroline Ye tidak berpikir macam-macam. Ia larut dalam pikirannya sambil melihat pemandangan luar.
Blake Lu kini sudah tahu dirinya sengaja berseberangan dengannya. Lain kali, ketika mereka bertemu, pria itu pasti tidak akan menunjukkan belas kasihan sedikit pun.
Tetapi ia tidak terlalu khawatir, toh kekacauan yang ada di depan mata Blake Lu sudah cukup menghabiskan waktu dan tenaganya.
Tengah malam.
Di kompleks vila Kota Nan, sebuah mobil BMW hitam berhenti di depan bangunan vila bergaya Barat.
Seorang pria berkarisma masuk ke dalam vila. Sebelum sempat ganti sepatu, ia langsung bertanya, “Jacqueline He mana?”
Asisten rumah tangga menjawab gugup, “Nona He langsung naik ke atas dan istirahat setibanya di rumah tadi. Raut wajahnya terlihat tidak begitu baik.”
“Raut wajahnya tidak baik? Menurut saya hatinya yang tidak baik, sampai saya ingin mempermainkannya.”
Blake Lu melempar sebuah vas bunga ke lantai, lalu menginjak pecahan-pecahannya dan naik ke lantai atas.
Lampu kamar lantai dua remang-remang. Mendengar langkah kaki, wanita yang ada di kamar itu langsung buru-buru turun dari ranjang dan mengurai rambutnya hingga ke bahu. Ia kemudian melepaskan sendal dan dengan kaki telanjang masuk ke kamar mandi. Ia mengubah penampilannya seperti orang yang baru selesai mandi.
Pintu terbuka, wanita itu berpura-pura panik, “CEO Lu?”
Tubuh wanita itu hanya dilapisi handuk putih. Bahunya yang halus dan kakinya yang panjang terlihat jelas.
Blake Lu melirik sekilas tubuh itu. Kemarahan di wajahnya agak pudar, tetapi ia tetap bersikap dingin: “Kamu ternyata pulang lebih awal. Aku baru berbicara sebentar dengan orang-orang, namun kamu sudah tidak ada.”
“Mereka memfitnahku dengan begitu sadis, untuk apa aku tetap diam di sana?” Wajah Jacqueline He merasa bersalah, matanya merah dan berkaca-kaca, “CEO Lu, kamu percaya dengan karakterku kan?”
Jacqueline He kemudian maju beberapa langkah, lalu kakinya tiba-tiba tersandung. Ia jatuh ke dada Blake Lu, dan handuk yang menutupi tubuhnya kini jatuh ke lantai.
“Ah......” Ia sibuk menahan pinggang Blake Lu, “Jangan lihat.”
Menghadapi serangan aroma tubuh yang wangi dan cantik, semua pria tidak akan bisa melawan. Blake Lu selalu masuk ke jaringnya, jadi ia hampir pasti selalu menang dengan strategi ini.
Raut wajah Blake Lu seketika berubah. Ia mendorong wanita itu ke atas ranjang.
Seorang wanita cantik dengan lekukan tubuh yang indah seperti ombak tersipu malu, siapa yang bisa tahan dengan ini semua?
Blake Lu melepas ikat pinggang, lalu membaringkan tubuhnya di atas Jacqueline He. Nada bicaranya masih agak emosi, tetapi nafsu birahi telah menguasai dirinya. Ia bertanya, “Kamu pakai cara ini untuk menggodaku, memang kamu tidak takut aku terpancing?”
Jacqueline He merangkul leher Blake Lu. Matanya nakal, “Aku takut, wanita di sekitarmu sangat banyak, aku takut suatu hari kamu akan melupakanku karena aku tidak berusaha sebaik mungkin mempercantik diri.”
Semua pria tinggi hati. Ketika menghadapi wanita yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan dirinya, pria itu di luar pasti menyalahkan wanita itu, tetapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa bahagia dan bangga, khususnya Blake Lu yang sangat peduli dengan nama besarnya itu. Jadi, ketika Jacqueline He mengucapkan kata-kata ini, ia sebenarnya sudah memaafkan wanita itu. Kekesalan yang masih tersisa sedikit di dalam hatinya akan ia lampiaskan di ranjang.
Ia memegang pinggang Jacqueline He, membuka selangkangannya, lalu memasukan penisnya ke dalam vagina wanita itu. Ketika wanita itu berteriak kesakitan, ia mencapai puncak kepuasaannya.
“CEO Lu, aku benar-benar salah. Aku mohon lepaskan aku, aku benar-benar tidak tahan......”
“......”
Vila Blake Lu hanya berjarak satu jalan dengan villa yang sangat sejuk ini.
Evelyn An sedang menggerakan ayunan berisi anaknya yang sedang tertidur dengan satu tangannya, sementara satu tangannya yang lain sedang memegang ponsel. Ia menonton ulang siaran langsung hari itu. Ketika melihat topik “Jacqueline He melakukan penjiplakan” di bagian pencarian, ia tersenyum dingin. Wajahnya terlihat seperti sedang mencemooh.
Nampaknya serigala itu hanya alat. Ia tidak percaya setelah kejadian memalukan ini Blake Lu akan tetap mau berada di samping serigala itu.
Tidak lama kemudian, pintu rumah diketuk kencang. Seorang pembantu rumah tangga datang dengan wajah panik, “Nyonya, Tuan Muda...... Tuan Muda bermalam di sana.”
“Apa?”
Evelyn An dengan kasar bangkit berdiri. Ia hampir tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMenaklukkan Suami CEO
Red MapleJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Tapi Diam-Diam
RossieWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Yang Dalam
Kim YongyiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending