Revenge, I’m Coming! - Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
"Kakak ipar dapat memotong sayur dengan sangat indah, keterampilan memasaknya kakak ipar pasti tidak buruk,"
Robert Shao mengatakan kata-kata mematikan, setara dengan mengikat Caroline Ye pada tempat yang tinggi, bahkan jika dia ingin menyangkalnya, sudah terlambat.
Setelah mengenakan celemek, Caroline Ye sedikit kewalahan di dapur.
Biasanya semua kerjaan ini dilakukan oleh Mitchell Shao, dia hanya melihat secara garis besar, jika benar-benar melakukannya, apakah betapa mudah?
Buka gas dulu atau masukkan minyak ke panci dulu?
Harusnya memasukan minyak dulu, jika tidak ada apa-apa di panci bagaimana mau memasak?
Caroline Ye merasa bahwa dia penuh dengan logika. Setelah memasukan minyak kemudian membuka kompor gas, sama sekali tidak memperhatikan mata Mitchell Shao memperhatikannya dari ruang tamu dengan ekspresi rumit.
Hasil dari meletakkan minyak dulu adalah uap air yang masih ada di kuali bercampur dengan minyak panas menghasilkan ledakan di kuali, Plak Plak meledak dengan sangat hebat, Caroline Ye sambil berteriak sambil memegang tutup kuali mundur ke tembok belakang, menunggu panci untuk tenang. Dia memandang kedepan ke arah Robert Shao yang sedang memandang nya dengan curiga.
"Hari ini ... Kuali ini sedikit bermasalah hari ini?"
"Lain kali aku datang, aku akan membawa kuali yang bagus untuk kakak ipar," Robert Shao menyusun papan catur di ruang tamu. "Kakak, papan catur sudah disusun, mari kita lanjutkan."
Carolune Ye memegang tutup kuali, melihat keluar dan tidak menemukan orang yang akan membantunya. Setelah beberapa saat dia menyelinap mengeluarkan ponselnya keluar dan mencari resep sayur.
Jika mengikuti resep, makanan yang di hasilkan jika tidak enak, tapi setidaknya tidak jauh berbeda dari resepkan.
Namun faktanya adalah,
Takarannya?
Berapa takarannya?
Sesuai dengan selera orang apa maksudnya?
Apa itu air amilum?
Setelah setengah jam berlalu, Caroline Ye duduk di sebelah sisi Mitchell Shao, dengan sungkan dan 'merendahkan diri'.
"Masakanku ini baru ku pelajari. Jika tidak terlalu baik, tidak terlalu enak, kamu makan sedikit saja."
Robert Shao melihat hidangan yang menggiurkan di atas meja, sedikit tersenyum.
"Kakak terlalu merendahkan diri, jika cara memotong saja bagus, maka keahlian memasak juga pasti tidak buruk."
Setelah berkata demikian, dia mengambil sepotong timun yang di masak dengan telur kemudian memasukannya ke mulut, senyum di wajahnya berangsur-angsur membeku.
“Bagaimana?” Caroline Ye memegang sumpit dan melihatnya dengan penuh harap.
Ekspresi wajah Robert Shao terlihat rumit, dengan sangat susah menelannya, "Berapa banyak garam yang kamu masukkan?"
"Hanya sedikit," Caroline Ye mengedipkan matanya, "Selera mulutmu tidak menjadi tawarkan?"
"Selera mulutku jadi tawar? Mungkin begitu." Robert Shao ekspresinya menjadi kaku, dan mencicipi hidangan lainnya, iga babi asam manis.
Iga babi asam manis yang dipanggang oleh bawang cincang berwarna menarik dan terlihat sangat menggugah selera.
"Bagaimana?"
Robert Shao dengan ekspresi rumit mengigitnya, sambil mengunyah sambil bertanya-tanya ketika, "Kenapa rasanya aneh?"
"Ya, kenapa kamu berdarah?"
Carolien Ye berseru dan menunjuk ke bibir Robert Shao.
Dia melihat ke bawah, dan tampak terkejut saat ini juga.
Darimana darah dirinya sendiri, itu adalah darah dari daging iganya yang belum matang.
Robert Shao segera pergi ke kamar mandi untuk berkumur, Ketika dia kembali, dia menatap Caroline Ye, sambil menimbang-nimbang dan berkata.
"Kakak ipar, keterampilan mu memasak, sayur-sayur ini aku ragu kamu yang memotongnya, kamu bukannya tidak ingin membiarkan aku makan di sini, sehingga sengaja menyembunyikan keterampilan memasakmu kan?"
“Siapa yang menyembunyikan keterampilan memasakku?” Caroline Ye sudah lelah dari tadi menyiapkan makanan ini. Ketika dia melihat ekspresi muka Robert Shao yang tidak puas. Alisnya menjadi segaris, dengan tidak sungkan berkata.
"Siapa yang menentukan bahwa jika dapat memotong sayuran dengan baik maka keterampilan memasaknya juga baik. Kami tidak tahu apa yang dulu kulakukan?"
Caroline Ye dulu adalah seorang dokter klinik, dan tekniknya cukup baik dalam membedah berbagai jenis hewan, keahlian tangannya sangat baik.
Wajah Robert Shao lebih jelek lagi, beberapa, matanya beralih ke arah lain.
"Bukannya aku tidak berbicara kata-kata yang buruk, tapi Kakakku kondisi badannya sedang tidak baik. tidak bisa sering memakan ini."
Dia berhenti sejenak, "Kalau tidak aku bisa membantu kalian mencari juru masak wanita, dan juga seorang asisten rumah tangga, sehingga kakak ipar bisa memiliki waktu untuk bersantai, lagi pula kamu menikah dengan anggota keluarga kami bukan menjadi pelayan."
"Tidak perlu," Mitchell Shao sudah lama tidak berbicara, nada bicaranya tenang. "Aku tidak terlalu memperhatikan makanku, jika di rumah orang dikit maka rumah akan lebih bersih."
"Kakak, bisakah kamu makan hidangan yang di buat oleh kakak ipar? Sampai-sampai kamu tidak mau mempekerjakan seorang pelayan," Robert Shao tertawa ringan, sengaja bertanya dengan santai.
"Kamu tidak memiliki sesuatu yang tidak ingin di ketahui orang luar bukan?"
Mitchell Shao melihatnya sebentar, mengambil sepotong telur memasukkannya ke mulut, ekspresinya tidak berubah sama sekali.
Tidak peduli Robert Shao, atau bahkan Caroline Ye mewakili dia berkeringat.
Dia tahu betapa asinnya makanan itu. Lagipula, lagi pula itu adalah hidangan yang dibuatnya sendiri. Dia bahkan mencicipinya dua kali sebelum dia hidangkan. Dia tidak bermaksud membiarkan Mitchell Shao memakannya, tapi dia ingin membalas dendam pada Robert Shao.
Siapa yang tahu saat dia makan dia tidak mengubah ekspresinya? Ini membuatnya bertanya-tanya apakah makanannya tidak seburuk itu
Dari ekspresi Mitchell Shao tidak ada tanda-tanda ingin memuntahkan makanan tersebut. Mata Robert Shao jatuh pada Caroline Ye. tapi dia bereaksi dengan sangat cepat, "Aku sedang diet, jadi akhir-akhir ini tidak makan banyak. Kalian kakak beradik makanlah lebih banyak."
Robert Shao tidak bisa berkata-kata lagi, dan tidak mengungkit pembicara mengenai pelayan lagi.
Setelah makan siang, Robert Shao mengusulkan untuk pergi memancing didanau terdekat.
"Kakak dan kakak ipar memilih tempat ini memiliki pamandangan yang baik. Dekat gunung sebelah air, cocok untuk melepas penat di akhir pekan. Jika dapat menangkap ikan, nanti malam bisa makan ikan bakar."
"Kamu nanti malam mau makan disini lagi?"
Caroline Ye menatapnya dengan heran.
Memikirkan makanan barusan, perut Robert Shao seketika sakit, dan mulutnya berdenyut, "Uhuk, uhuk, tidak perlu, malam ini aku ada urusan."
Ketika mendengar ini, Caroline Ye merasa lega, "Jika kamu memiliki urusan, lebih baik dengan cepat di selesaikan, kamu juga tahu bahwa kondisi badan Mitchell juga tidak baik, aktivitas di luar rumah tidak terlalu baik baginya."
Mitchell Shao malah berkata, "Memancing hanya perlu duduk, tidak perlu memutar otak dan mengeluarkan tenaga, dan lagi bersama denganku, kenapa kakak ipar tidak tenang?"
Hati Caroline Ye berdetak dengan kencang, oleh karena bersama dirimu sehingga tidak tenang.
“Tidak masalah, keluar berjalan-jalan.” Mitchell Shao menjawab.
Sebelum pergi, Caroline Ye menemaninya ke atas untuk berganti pakaian.
Sampai di danau, pemandangan indah.
Hari ini tepat musim panas baru berlalu, cuaca semakin dingin dan angin di danau sangat nyaman.
Ketika Caroline Ye tiba di danau dia langsung mengambil sebuah batu, lupa diri langsung melempar ke arah air.
Melihat batu yang terlempar di atas permukaan air, seakan-akan suasana hatinya juga meningkatkan.
"Aku akan ke sana untuk melihat-lihat,"
Di sisi lain, Mitchell Shao dan Robert Shao mereka duduk di pinggiran danau sambil memegang pancingan, yang satu duduk di kursi roda dan yang satu duduk di kursi lipat.
"Kakakku, sepertinya aku untuk pertama kalinya pergi bersama denganmu berdua saja. Kamu tahu, aku dulu sangat berharap bisa keluar berduaan denganmu, sama seperti saudara-saudara keluarga lainnya."
Robert Shao membenarkan pancingannya, matanya menunjukkan senyuman.
Pancingan ikan Mitchell Shao sudah di atur dengan baik, kedua tangannya di letakan dilututbya, ekspresi wajahnya tenang.
"Dulu aku jarang pulang, tapi kudengar temanmu cukup banyak, seharusnya tidak kekurangan orang untuk menemanimu bermain keluar."
"Itu semua teman untuk minum-minum saja, bagaimana bisa di bandingkan dengan saudara kandung?"
Robert Shao berkata, tetapi sudut matanya melihat ke dalam hutan di belakangnya.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCEO Daddy
TantoJalan Kembali Hidupku
Devan HardiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSuami Misterius
LauraThe Winner Of Your Heart
ShintaRevenge, I’m Coming!×
- Bab 1 “Terlahir Kembali”
- Bab 2 Gangguan Robert Shao
- Bab 3 Mitchell Shao Muncul !
- Bab 4 Kalau Begitu Dia Seharusnya Tidur Dimana?
- Bab 5 Kehidupan Masa Lalunya – Beatrice Gu
- Bab 6 Otak Saya Sudah Menjadi Bodoh
- Bab 7 Melihat Sebuah Adegan Yang Menggoda!
- Bab 8 Bantu Melayani Saya Mandi
- Bab 9 Trikmu Buruk Sekali
- Bab 10 Aku Mau Tidur Di Ranjangmu
- Bab 11 Pelayan Itu Adalah Pembantu Marry?
- Bab 12 Terima Kasih Bu
- Bab 13 Mari Kita Melakukan Transaksi
- Bab 14 Blake Lu, Kita Berjumpa Lagi
- Bab 15 Mencuri Gambar Beatrice Gu
- Bab 16 Ini Barang Palsu?
- Bab 17 Konflik
- Bab 18 Love Of The City
- Bab 19 Siapa Kamu sebenarnya?
- Bab 20 Cara Main Yang Menyenangkan Ini?
- Bab 21 Kalau Tidak Ingin Mati, Tutup Mulutmu
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (1)
- Bab 22 Aku Mohon Padamu, Bantulah Aku (2)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks?(1)
- Bab 23 Apakah Kamu Mengira Aku Haus Akan Seks? (2)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke (1)
- Bab 24 Apakah Kemanjuran Masih Oke? (2)
- Bab 25 Apakah Bibir Ini Pernah Bercahaya (1)
- Bab 25 Apakak Bibir Ini Pernah bercahaya (2)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(1)
- Bab 26 Mengapa Pergi Ke Acara Pelelangan(2)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (1)
- Bab 27 Bersikeras Berebut Denganku! (2)
- Bab 28 Apakah Kamu Mengenali Beatrice Gu? (1)
- Bab 28 Apakah Kamu Kenal Dengan Beatrice Gu? (2)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (1)
- Bab 29 Apa Yang Kau Inginkan? (2)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (1)
- Bab 30 Jangan Saling Membongkar (2)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang pun yang Baik (1)
- Bab 31 Tidak Ada Seorang Pun Yang Baik (2)
- Bab 42 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (1)
- Bab 32 Pengalaman Kamu Di Ranjang Terlalu Sedikit (2)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (1)
- Bab 33 Harus Maju Dan Mundur Bersama (2)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Brengsek (1)
- Bab 34 Tiga Pertanyaan Pria Bengsek (2)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (1)
- Bab 35 Akhirnya Keceplosan (2)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(1)
- Bab 36 Tidak Belajar Tentang Ini Ketika Belajar Kedokteran(2)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa (1)
- Bab 37 Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa(2)
- Bab 38 Kapan bisa Hamil? (1)
- Bab 32 Kapan bisa Hamil? (2)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (1)
- Bab 39 Panjang Umur Untuk Pertemanan Kita! (2)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (1)
- Bab 40 Ngapain Curi Lihat Surat Orang Lain (2)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (1)
- Bab 41 Melompat Ke Dalam Lubang Yang Digali Sendiri (2)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (1)
- Bab 42 Betul, Aku Menyukai Orang Lain (2)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(1)
- Bab 43 Bom Yang Tersembunyi(2)
- Bab 44 Orang Berkuasa Mengancam Orang Yang Lemah(1)
- Bab 44 Orang Berkuasa Menindas Orang Yang Lemah(2)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(1)
- Bab 45 Perubahan Apa Yang Bisa Terjadi Di Dalam Perut(2)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (1)
- Bab 46 Membujuk Orang Untuk Belajar Kedokteran Adalah Sesuatu Yang Sangat Mustahil (2)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Menganggap Dirimu Adalah Dewa (2)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (1)
- Chapter 48 Benarkah? Sudah pasti dia? (2)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (1)
- Chapter 49 Hanya Beatrice Yang Tahu (2)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia(1)
- Chapter 50 Sepertinya Bukan Dia (2)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (1)
- Bab 51 Kamu Tidak Berencana Untuk Berterima Kasih Kepadaku (2)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam(1)
- Bab 52 Caramu Mengatasinya Cukup Cekat Dan Kejam (2)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (1)
- Bab 53 Untung Saja Kamu Melindungiku (2)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (1)
- Bab 54 Dari Kecil Dia Sudah Konyol (2)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (1)
- Bab 55 Bertindak sebagai Perantara (2)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (1)
- Bab 56 Jangan Salahkan Dia Membela Diri (2)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (1)
- Bab 57 Anggap Aku Tidak Pernah Mengatakannya (2)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (1)
- Chapter 58 Aku Telah Menjadi Mucikari? (2)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (1)
- Chapter 59 Pertanyaan Dari Para Tetua (2)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (1)
- Bab 60 Mari Kita Berdiskusi (2)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (1)
- Bab 61 Tidak Dapat Mencapai Kesepakatan (2)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (1)
- Bab 62 Tetapi Apakah Kamu Dapat Melakukannya? (2)
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya
- Bab 63 Ini Bukanlah Desain Saya (2)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan(1)
- Bab 64 Biarkan Dia Yang Menggantikanku Untuk Disalahkan (2)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (1)
- Bab 65 Bukan Aku Yang Membunuh Orang Itu (2)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (1)
- Bab 66 Aku Menunggu Panggilanmu Setiap Saat (2)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(1)
- Bab 67 Sup Kacang Hijau Ini Terasa Tidak Beres(2)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (1)
- Bab 68 Orang Meninggal Tidak Bisa Hidup Kembali (2)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (1)
- Bab 69 Naik Ke Atas, Ada Pertanyaan Yang Perlu Kutanyakan Padamu (2)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun (1)
- Bab 70 Pemberitahuan kematian hampir turun(2)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (1)
- Bab 71 Bagaimana Mungkin (2)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (1)
- Bab 72 Berharap Kamu Bisa Menyukainya (2)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (1)
- Bab 73 Awalnya, Aku Tidak Menganggapnya Serius (2)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (1)
- Bab 74 Kenapa kamu sangat melindunginya? (2)
- Bab 75 Aku bisa membantu kamu (1)
- Bab 75 Aku bisa bantu kamu (2)
- Bab 76 Kamu selalu membohongiku (1)
- Bab 76 Kamu Selalu Membohongiku(2)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Dengan Maksimal (1)
- Bab 77 Saya Akan Berusaha Maksimal (2)
- Bab 78 Jujur Sedikit, Kakak Ipar (1)
- Bab 78 Jangan Bermacam-macam, Kakak Ipar (2)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa(1)
- Bab 79 Aku Bilang, Dia Pasti Bisa (2)
- Bab 80 Aku Yang Menemani Dia Pergi (1)
- Bab 80 Aku Temani Dia Pergi (2)
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapiku
- Bab 81 Tidak Usah Memikirkan Cara Menghadapi Aku (2)
- Bab 82 Apa yang akan Kamu Lakukan?
- Bab 83 Suami Istri yang Sehati
- Bab 84 Bentuk Badan Pria Club Lebih Bagus dari Aku?
- Bab 85: Apakah Pacar Masa Kecil?
- Bab 86 Dia Telah Kehilangan Banyak Berat Badan
- Bab 87 Aku Tidak Begitu Bodoh
- Bab 88 Tapi Dia Pernah Dipenjara
- Bab 89 Kaki dia baik-baik saja
- Bab 90 Kamu Sudah Gila?
- Bab 91 Tinggalkan, Jangan Dibereskan
- Bab 92 Saya Tidak Tertarik Untuk Mengetahui Hal-hal Ini
- Bab 93 Tengah Malam Seperti Ini Kamu Ingin Menakuti Aku
- Bab 94 Seharusnya Tidak Beracun
- Bab 95 Apakah Saya Datang Dalam Waktu Yang Tidak Tepat
- Bab 96 Saya Biasanya Suka Menyimpan Senjata Terakhir
- Bab 97 Ular dan Tikus dalam Satu Kandang yang Sama
- Bab 98 Dasar Kamu Pemfitnah
- Bab 99 CEO Lu, Apakah Kamu Pernah Membunuh Orang?
- Bab 100 Tuan Muda Bermalam di Sana
- Chapter 101 Rasa Penasaran Bisa Membunuh Diri Sendiri.
- Chapter 102 Aku Mengira Kamu Tidak Bisa Tertawa Lagi
- Chapter 103 Memiliki Kebiasaan Memeluk Sewaktu Tidur
- Chapter 104 Halaman Belakang Pasti Terbakar
- Bab 105 Kamu Tahu Apa Yang Paling Penting Bagiku
- Bab 106 Sepertinya Aku Tidak Terlalu Pantas Untuk Pergi
- Bab 107 Kamu Sebenarnya Bukanlah Caroline Ye
- Chapter 108 Seberapa besar pun pengorbanan itu sangat layak
- Chapter 109 Kamu Tidak Perlu Untuk Berakting Lagi
- Chapter 110 Apakah Terasa Panas
- Chapter 111 Harus Melakukan Kewajiban Mu Sebagai Seorang Istri
- Chapter 112 Demi Melindungi Keluarga Nya Itu
- Bab 113 Terlihat Mesum Dari Mana-mana
- Bab 114 Beri Kamu Kelas Tambahan Tidak Perlu Menyalakan Lampu
- Bab 115 Pertama Kalinya Membawa Kakak Ipar Kemari
- Bab 116 Bertemu Dengan Teman Sekelas
- Bab 117 Giok Punya Manfaat Baik Untuk Seseorang, Sangat Cocok Dengan Mu
- Bab 118 Aku Benar-Benar Tidak Mengenalmu
- Bab 119 Hati-Hati Dalam Melakukan Sesuatu
- Bab 120 Atas Dasar Apa Aku Harus Membantumu
- Bab 121 Semuanya Adalah Si Egois
- Bab 122 Nyonya Seperti Menang Dalam Sebuah Peperangan
- Bab 123 Biarkan Es Batunya di Mulutmu
- Chapter 124 Sudah Lama Melihatnya Dan Sudah Terbiasa
- Chapter 125 Untungnya Masih Ada Yang Peduli
- Chapter 126 Apakah Kamu Sedang Jatuh Cinta?
- Chapter 127 Wanita Seperti Itu,Tidak Bisa Di Harapkan Lagi
- Chapter 128 Masih Belum Siap Untuk Memiliki Seorang Anak
- Chapter 129 Apakah Kamu Merindukan Dia Lagi
- Chapter 130 Pastinya,Pilihan Ku Sangatlah Bagus
- Bab 131 Aku Adalah Bajingan, Jika Aku Berbohong Kepadamu.
- Bab 132 Nafsu Tidak Membedakan Lelaki dan Wanita
- Bab 133 Keluarga Ini Sangat Mencurigakan
- Bab 134 Seseorang menginginkan hidupnya
- Bab 135 Aku tidak berani pergi denganmu.
- Bab 136 Tidak menjelaskan kebohongan?
- Bab 137 Pembunuhan yang Disengaja
- Bab 138 Apakah Kamu Berani Mengatakan Kalau Kamu Cinta Dia?
- Bab 139 Seperti orang asing
- Bab 140 Menyuruh Pembantu Perempuan Mandi Bersama?
- Bab 141 Aku Suka Lihat Kamu Cemburu
- Bab 142 Hati dan Orangnya, Aku Menginginkan Semuanya
- Bab 143 Lain Kali Tidak perlu Menyiapkan Obat
- Bab 144 Bagaimana Kalau Aku Menebak?
- Bab 145 Lebih Baik Anda Pulang Saja
- Bab 146 Mengeluarkan Uang Empat Miliar Dalam Tiga Hari
- Bab 147 Wanita Ini Adalah Orang Gila
- Bab 148 Masih Bisa Bersabar Dan Tidak Melakukan Apapun?
- Bab 149 Dia Tampak Seperti Mengetahui Segalanya
- Bab 150 Salah Memukul Orang
- Bab 151 Aku Tidak Percaya Dengan Hantu Dan Arwah
- Bab 152 Memangnya Kamu Ini Apa
- Bab 153 Caroline Ye, Kau Sudah Melewati Batas
- Bab 154 Kau Ingin Aku Tidur di Kamar Sebelah?
- Bab 155 Kemungkinan Seratus Persen
- Bab 156 Beribu-Ribu Macam Kesedihan
- Bab 157 Tuan Muda, Kabulkan Permintaanku Sekali ini Saja
- Bab 158 Kau Adalah Seorang Master Negosiasi
- Bab 159 Bersedia Tertipu
- Bab 160 Anak Kecil, Kau Mau Melawanku?
- Bab 161 Tidak Boleh Minum Alkohol Lagi
- Bab 162 Kau Kira Semalam Kau Tidur dengan Siapa
- Bab 163 Beritahu Aku, Siapa Gerald Si?
- Bab 164 Kenapa Harus Pindah?
- Bab 165 Balas Dendam Ini Sangat Dalam
- Bab 166 Kamu Merasa Sangat Memalukan?
- Bab 167 Melihat Kejadian Itu Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 168 Keahlian Memasak Yang Buruk.
- Bab 169 Tolong.
- Bab 170 Takutnya Bukan Meragukan.
- bab 171 Di dunia ini apa benar benar ada hantu?
- Bab 172 Cuma tidak membenci saja
- Bab 173 Cuma menyisakan beberapa jalan saja
- Bab 174 Apakah Beatrice Gu sebenarnya tidak meninggal
- Bab 175 Kamu mengerjai orang lain
- Bab 176 Apakah pria bisa diandalkan?
- Bab 177 Masuk Perangkap
- Bab 178 Tuan, orang-orang sudah gila
- Bab 179 CEO Ye, CEO Ye, skandal mengenai Anda telah menjadi headline
- Bab 180 Jangan khawatir tentang itu?
- Bab 181 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 182 Ending