Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
Ketika Sella Ye mendengar perkataannya, dia segera mengibas rambutnya, berbalik dengan marah, dan berhenti berbicara dengannya. Dia mengambil sandwich yang tersisa di atas meja dan memasukkannya ke mulut. Ia merasa niat baiknya tidak berbalas. Bagaimana mungkin pria itu menghubungkan segalanya dengan seks? Bahkan jika ia memikirkan itu, perlukah dia mengucapkannya? Sangat mengesalkan!
Bobby Shen melirik dan berhenti menggodanya. Dia mengambil sandwich dari tangannya dan menyuruhnya untuk pergi bekerja.
Ketika sedang di mobil, Sella Ye tidak senang. Dia menutup mulutnya rapat-rapat dan memandang ke luar jendela dengan diam.
Segera Bobby Shen meraih tangannya dengan senyum, memegangnya dengan lembut dan berkata, "Apakah kamu masih marah?"
Sella Ye mendengus, yang kurang lebih membenarkan pertanyaan barusan.
Bobby Shen tersenyum lebih dalam dan berkata: "Jangan marah, aku tahu kamu bukan menginginkanku membuatmu tidak mampu turun dari tempat tidur setiap hari, kamu hanya ingin melihatku setiap hari. Benarkah itu?"
Sella Ye mengangguk dan membuat senyum mantap.
Tetapi Bobby Shen tiba-tiba berkata, "Tetapi apakah menurutmu kedua hal ini berbeda? Kapan pernah kita bertemu tanpa melakukan hal yang lebih?"
Sella Ye tahu bahwa ketika berhadapan dengan pria ini, dia tidak begitu cepat senang. Bahkan jika ia telah mengucapkan sesuatu yang mengenakkan hati, pria itu akan segera menghubungkannya kembali dengan penyebab kekesalannya.
Dia sangat kesal hingga tidak mampu bersuara, tidak satu pun kata terlewat di otaknya. Karena pada kenyataannya, apa yang dikatakannya benar. Setiap kali mereka bertemu berduaan, bahkan dalam situasi yang tidak nyaman, dia selalu bisa menemukan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tak terlukiskan padanya. Dan bahkan di alam bawah sadarnya, dia tanpa sadar menyetujui berbagai perilakunya yang berlebihan.
Jadi dia tidak menyalahkannya karena telah mengintimidasi dirinya sendiri. Bahkan, kadang-kadang dia sendiri tidak bisa menahannya dan mengambil inisiatif untuk melakukannya. Ketika dia memikirkan hal ini, dia merasa malu. Namun, dalam beberapa tahun, ia telah berubah dari seorang gadis yang tidak mengetahui hal-hal seperti ini menjadi seorang wanita dewasa yang berani menghadapi keinginannya sendiri dan bahkan secara aktif mengambil inisiatif ketika diperlukan.
Semua perubahan ini terjadi hanya dalam beberapa tahun, dan semua perubahannya benar-benar berkat tuan Bobby Shen.
Sella Ye berkata dengan marah, "Ya, tidak ada perbedaan diantara kedua kondisi itu. Yang ada adalah perbedaan antara orang yang menyerang dan yang diserang."
Bobby Shen berkata dengan santai sambil mengemudi: "Apakah ada perbedaan antara diserang atau menyerang jika pada akhirnya kamu sama-sama tidak bisa bangun dari tempat tidur?"
"Kamu!"
"Apakah ada yang salah?" Bobby Shen menjadi semakin arogan dan puas diri. "Setiap kali kamu berakhir, bukankah kamu jatuh ke pelukanku? Bukannya aku akan memelukmu, Sella Ye. Tidak akan ada pria lain yang memperlakukan kamu seperti aku."
Mendengar pertanyaan yang semakin lama semakin kelewatan, Sella Ye hanya bisa berhenti berbicara. Dia meraih ponselnya, dan melihat pesan Whatsapp dari Hartini Shi. Dia bertanya apakah dia telah tiba di perusahaan. Sella Ye segera membalas pesannya.
Bobby Shen meliriknya dan langsung menginjak rem di sisi jalan. Sella Ye terhentak seketika dan sempat mengira bahwa telah terjadi kecelakaan. Belum sempat bertanya apa yang terjadi, bahunya kini telah dipegang oleh Bobby Shen.
Saat dia mendekatinya, Sella Ye merasakan udara panas mendekat, dan mencium aroma unik pria di ujung hidungnya. Bobby Shen mengucapkan kata demi kata, dengan peringatan yang berisikan : "Jangan sampai aku melihat atau mendengar kamu dan Rio Lu berhubungan lagi. Oke?"
Sella Ye terkejut sejenak, sebelum menertawakan Rio Lu. Baru saja, dia berpikir bahwa dia ada sesuatu yang benar-benar penting yang harus diucapkannya, namun ternyata hanya itu yang diucapkannya. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Aku tidak sedang bertukar pesan dengan Rio Lu."
"Begitu pula kedepannya, mengerti?"
Sella Ye tidak bisa menahan tawa, jadi dia mengangguk dan berkata, "Aku tahu."
"Selain itu, jangan menemuinya lagi. Kamu harus menghindarinya."
"Oh." Sella Ye menjawab dan berkata, "tapi aku masih harus menemuinya untuk yang terakhir kalinya. Bobby, ada beberapa hal yang tidak bisa diabaikan. Dia menyelamatkanku. Lagi pula, aku harus berterima kasih padanya, bukankah begitu?"
Bobby Shen tidak mengatakan apa-apa saat ini. Dia baru saja menyalakan mobil dan melaju ke arah perusahaan. Dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Sella Ye tidak tahu apakah dia marah atau apakah dia sudah mati.
Ketika mereka sampai di jalan depan perusahaan, Sella Ye dengan hati-hati mengusulkan untuk turun duluan. Bobby Shen tidak setuju dan mengendarai mobil langsung ke tempat parkir bawah tanah perusahaan. Untungnya, jam masih pagi, dan tidak ada seorang pun di tempat parkir. Sebelum Sella Ye turun, dia menoleh kiri dan kanan untuk menunggu dan memastikan bahwa tidak ada kenalan di sekitar mereka.
Bobby Shen melihat bahwa dia sangat berhati-hati dan memegang pinggangnya. Seolah-olah sengaja ingin membuatnya gugup. Dia langsung menarik Sella Ye ke dalam lengannya, sambil mengatakan kata yang nakal di telinganya, yang membuat hati Sella Ye melompat-lompat. Dia juga mencoba meniupkan udara ke telinganya, yang membuatnya gemetar. Saat itu, ada suara mobil datang dari tidak jauh. Sella Ye buru-buru mendorong Bobby Shen, melarikan diri dari tempat parkir.
Bobby Shen berdiri di tempat yang sama dan memandangi wanita yang lebih cepat dari kelinci itu. Diia tidak bisa menahan kepuasannya dan tersenyum.
...
Sella Ye berjalan ke kantor dengan wajah merah. Apa yang dikatakan Bobby Shen kepadanya sekarang teringat kembali. Perkataan seperti itu tidak seharusnya membuatnya tersipu. Tetapi entah mengapa ia merasa malu ketika memikirkannya.
Bobby Shen hanya menekankan padanya apa yang harus dilakukan malam ini. Dia berkata: "Tidak ada apa-apa di rumah yang baru kamu sewa malam ini. Jangan pergi ke sana dan pergi ke kamar hotel tadi malam. Aku akan memandikan dan memanjakanmu hingga kamu terlelap, sama seperti kemarin malam."
Memikirkannya lagi, Sella Ye kini tersipu kembali. Tiba-tiba, seseorang mengulurkan tangan di belakangnya dan menepuk pundaknya, Sella Ye terkejut. Melihat ke belakang, itu adalah Hartini Shi.
Hartini Shi berkata sambil tersenyum, "Aku baru saja memanggilmu, bukankah kamu mengatakan kamu masih di jalan? Bagaimana mungkin kamu bisa sampai secepat ini?"
Sella Ye memberi tahu hartini Shi bahwa dia akan berjalan jauh ke perusahaan, tetapi Bobby Shen membawanya langsung ke perusahaan, jadi dia hanya bisa tersenyum dan berkata, "Ya, aku juga tidak menyangka akan tiba secepat ini."
"Apakah kamu menyukai rumahmu?" Hartini Shi dengan cepat mengubah topik, "Harganya tidak mahal, aku pikir itu cukup baik. Satu-satunya hal yang buruk adalah jauh dari perusahaan. Kedepannya, kamu harus keluar setengah jam lebih awal untuk bekerja. Jika kamu terkena jam sibuk, kamu mungkin harus keluar satu jam sebelumnya. Tidak bisa begadang di malam hari. "
Sehubungan dengan analisis hartini Shi, Sella Ye telah mempertimbangkan semua masalah yang mungkin terjadi sejak dia pertama kali melihat rumah tadi malam. Namun, seperti kata pepatah, tidak ada hal yang sempurna di dunia, jadi bukankah dia hanya bisa memilih pilihan terbaik?
Sella Ye tahu semua resiko itu dengan sangat baik, jadi dia hanya bisa menyesuaikan diri dengan kondisi. Ketika dia tidak tahu bagaimana membuat pilihan, dia akan mengikuti pikirannya sendiri dan memilih yang paling disukai hatinya. Dengan ini dia tidak akan menyesal.
"Sebenarnya, tidur lebih awal adalah kebiasaan yang baik." kata Sella Ye sambil tersenyum.
Hartini Shi meraih pergelangan tangannya dan tersenyum, "Selama kamu menyukainya." Lalu dia berbisik di telinganya, "Aku berkencan dengan Tanu si gendut tadi malam!"
"Betulkah?" Sella Ye menatapnya dengan cerah. "Seberapa jauh hubungan kalian?"
Hartini Shi melihat sekeliling dan setelah memastikan tidak ada orang di sekitar mereka, ia berbisik, "Dia pergi ke rumahku untuk minum kopi tadi malam!"
"Ah?" Sella Ye berpikir, apakah ini seperti cerita di film seri? Pemeran utama berpura-pura pergi ke rumah sang gadis untuk minum kopi, lalu mereka tidur bersama?
Jawaban Hartini Shi dengan cepat mengkonfirmasi dugaan Sella Ye, "Aku tidak berencana untuk melakukannya begitu cepat, tetapi dia memintaku untuk mengundangnya minum kopi, dan aku akhirnya membiarkannya naik ..."
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMy Lifetime
DevinaThe Gravity between Us
Vella PinkyMata Superman
BrickPria Misteriusku
LylyCinta Dan Rahasia
JesslynPrecious Moment
Louise LeeAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang